Paparan NTT Irjen
Paparan NTT Irjen
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 hingga Maret 2023 dengan luasan
total terpetakan 129.675,19 Hektar. Kegiatan ini menggunaka aplikasi mobile SiPetik
dan Geoportal Tematik, tanpa dilakukan penetapan batas dan Penetapan Hak.
Jumlah Persentase
13.25% Tanah dikuasai dan dikelola sendiri oleh
bukan pemilik tanah (pihak lain).
No Penguasaan Tanah Skala Besar Luas (Ha)
Bidang (Luas) Jumlah Bidang Luas
Penguasaan Tanah oleh Pemilik Cara penguasaan tanah di Lokasi AoI Pulau Flores - Nusa
2
Masyarakat Hukum Adat (Ulayat)
785 17.861,67 13,79% Tenggara Timur terbanyak dengan Sewa (17.200 bidang), Izin/ Konsesi
disusul dengan Cara Lainnya (10.144) bidang dan
Penguasaan Tanah oleh Bukan Penggarapan (4.764 bidang).
3
Pemilik Perorangan
32.088 16.538,48 12,76% Gadai
8
Penguasaan Tanah oleh Bukan Pemilik
183 603,52 0,47% Legenda:
Kelompok Masyarakat
492
Belum Terdaftar Tanah Negara Status Kawasan
1
Non Hutan (APL)
181.660 91.716,84 70,78% Hak Pengelolaan 232
2 Terdaftar dengan Hak Milik Perorangan 63.451 16.902,20 13,04% Status Tanah Belum Terdaftar:
Hak Milik Wakaf 18
Jumlah (Bidang)
7 Terdaftar dengan Hak Pengelolaan Instansi Pemerintah 197 126,32 0,10% Tanah Ulayat 27
Jumlah (Bidang)
8 Terdaftar dengan Hak Milik Badan Hukum 17 113,53 0,09% Visualisasi Penguasaan Tanah:
9 Terdaftar dengan Hak Guna Bangunan Perorangan 167 96,33 0,07%
12 Terdaftar dengan Hak Pakai Badan Keagamaan dan Sosial 14 13,51 0,01%
Hiburan
kebijakan pertimbangan, analisis, dan pengambilan Pemanfaatan Pertanian Tanaman Musiman 6390 3.278,76 2,53%
keputusan. Pemanfaatan Sarana Umum/Sosial Lainnya 7459 2.856,36 2,20%
Dari tabel disamping dapat dilihat bahwa masih bahwa masih Pemanfaatan Produksi Garam 671 1.020,63 0,79%
Pertanian Properti Hiburan Kesehatan banyak bidang tanah yang belum dimanfaatkan secara Pemanfaatan Sarana Pendidikan 642 503,78 0,39%
Kesehatan maksimal. Pemanfaatan Sarana Jasa Transportasi 78 184,30 0,14%
0.2%
Sedangkan dari diagram dapat dilihat bahwa pemanfaatan Pemanfaatan Sarana Peribadatan 339 178,62 0,14%
terbanyak adalah pertanian, baik tanaman keras, musiman, Pemanfaatan Jasa Lainnya 1652 136,97 0,11%
Properti dan lain-lain. setelah itu adalah properti, baik kontrakan, kost, Pemanfaatan Sosial Kemasyarakatan 391 123,28 0,10%
34.3%
dan tempat tinggal, Pemanfaatan Sarana Perhotelan/Penginapan 316 117,79 0,09%
Umum, Fasilitas Sosial dan pemanfaatan tanah lainnya. Pemanfaatan Sarana Penunjang Pertanian 45 83,62 0,06%
Contoh :
Apabila seseorang hendak mendirikan
bangunan dengan sewa, ataupun
mengurus ganti rugi lahan yang akan
dikembangkan, jika bidang tersebut
dikuasai oleh pemilik, akan
mempersingkat waktu, dan biaya (karena
tidak perlu melalui pihak ketiga).
Sengketa Pemilikan Tanah
Pada atribut pemilikan tanah, bidang yang memiliki indikasi sengketa diberikan keterangan “/” (contoh: Budi/Ani), yang menandakan bahwa bidang tersebut masih
belum clear pemilikannya dan harus dilakukan konfirmasi dan penanganan lebih lanjut,
Selain dari atribut pemilikan, sengketa juga dapat dilihat dari atribut Klaster (CK), yang merupakan klasifikasi keterangan pemilikan tanah serta keterangan
mengenai Sengketa, Konflik dan Perkara (SKP), serta dapat dideteksi subjek dari yang bersengketa.
Pada sengketa penguasaan (bisa terjadi pada penggunan tanah yang masih berupa kebun atau tidak ada bangunan diatasnya).
Penggunaan Tanah Pemanfaatan Tanah
Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia
Pemanfaatan Tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya
Memetakan Potensi Wisata
Mengetahui sebaran dari lokasi wisata, sehingga untuk sector pariwisata dapat
mempertimbangkan infrasturktur mana yang harus diperbaiki guna mencapai lokasi
wisata tersebut (pengembangan lebih lanjut).
Luas Hasil Pemetaan per Kabupaten:
Hasil dari kegiatan ini adalah data hasil inventarisasi lapangan untuk penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan bidang tanah masyarakat di 7 Kabupaten dengan rincian sebagai berikut:
1. Kabupaten Manggarai Barat, dengan hasil luas pemetaan 17.564,977 Ha atau sejumlah 55.084 bidang
2. Kabupaten Manggarai, dengan hasil luas pemetaan 9.477,85 Ha atau sejumlah 45.083 bidang
3. Kabupaten Manggarai Timur, dengan hasil luas pemetaan 11.543,62 Ha atau sejumlah 30.497 bidang
4. Kabupaten Ngada, dengan hasil luas pemetaan 16.294,06 Ha atau sejumlah 18.063 bidang
5. Kabupaten Nagekeo, dengan hasil luas pemetaan 27.220,86 Ha atau sejumlah 16.778 bidang
6. Kabupaten Sikka, dengan hasil luas pemetaan 36.121,52 Ha atau sejumlah 59.752 bidang
7. Kabupaten Ende, dengan hasil luas pemetaan 10.511,39 Ha atau sejumlah 20.771 bidang