Anda di halaman 1dari 22

Resume

Peta Tematik Pertanahan dan Ruang


(PTPR) dalam Rangka Mendukung
Pengembangan Infrastruktur di
Kawasan Super Prioritas di Labuan
Bajo-Flores, NTT
--
Dukungan ATR/BPN
Untuk menunjang potensi dikembangkannya kawasan ini menjadi industri pariwisata
kelas dunia serta menjadi penggerak ekonomi yang kuat yang memiliki sumber daya
alam dan sumber daya budaya yang menakjubkan diperlukan informasi geospasial
yang lengkap dan dapat digunakan sebagai basic layer berbagai pemangku
kepentingan.

memberikan informasi terkait situasi pertanahan berupa Penguasaan, Pemilikan,


Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah sebagai masukan untuk membantu investasi
dan pengembangan wilayah, di tujuh (7) Kabupaten di Pulau Flores yang masing-
masing memiliki daya tarik pariwisata yang menakjubkan.

Menmotret kondisi eksisting aksesibilitas (sarana/prasarana) serta fasilitas umum dan


atau fasilitas sosial dari lokasi potensi wisata yang ada di Flores.

Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 hingga Maret 2023 dengan luasan
total terpetakan 129.675,19 Hektar. Kegiatan ini menggunaka aplikasi mobile SiPetik
dan Geoportal Tematik, tanpa dilakukan penetapan batas dan Penetapan Hak.

7 KABUPATEN 191 Desa 20 Kecamatan


PENDAHULUAN
Transformasi Ekonomi yang merupakan salah satu Misi Nawacita
Presiden Joko Widodo untuk tahun 2020-2024.
Labuan Bajo – Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu
diantara sepuluh (10) Destinasi Pariwisata Prioritas berdasarkan RPJMN
2020-2024.

Tujuh arahan Presiden mengenai transformasi Labuan Bajo sebagai


Destinasi Pariwisata Super Prioritas diantaranya adalah :
1. Penataan Kawasan;
2. Peningkatan Infrastruktur
3. Penyiapan SDM, partisipasi usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM), serta penguatan konten local.;
4. Penanganan Sampah;
5. Ketersediaan air baku;
6. Keamanan wisatawan dan;
7. Promosi terintegrasi.

Pembangunan infrastruktur dan penataan Kawasan merupakan


Langkah awal dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi
pariwisata berkelas dunia. Sekretariat Kabinet:
https://setkab.go.id/tujuh-arahan-presiden-dan-transformasi-labuan-bajo-sebagai-destinasi-
pariwisata-super-prioritas/
DASAR PELAKSANAAN

Surat Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan


Bajo Flores, Kementeran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
06.SRT.034/BPOLBF/I/2022 tanggal 27 Januari 2022
perihal Rekomendasi Area of Interest (AoI) Pemetaan
Tematik Pertanahan dan Ruang TA 2022 DPSP Labuan
Bajo Flores.
Area of Interest PTPR Labuan Bajo – Flores NTT

Melayani, Profesional dan Terpercaya


Hasil Peta Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR)
dalam Rangka Mendukung Pengembangan Infrastruktur di Kawasan Super
Prioritas di Labuan Bajo-Flores, NTT

Melayani, Profesional dan Terpercaya


Insight Penguasaan Tanah:
Gambaran Rincian:
Penguasaan oleh Pemilik
Penguasaan Tanah di Lokasi AoI
Penguasaan tanah merupakan hubungan hukum antara (subjek)
86.75% Tanah dikuasai dan dikelola sendiri oleh
pemilik tanah.

Penguasaan oleh Bukan Pemilik


orang per orang, kelompok orang, atau badan hukum dengan tanah.

Jumlah Persentase
13.25% Tanah dikuasai dan dikelola sendiri oleh
bukan pemilik tanah (pihak lain).
No Penguasaan Tanah Skala Besar Luas (Ha)
Bidang (Luas) Jumlah Bidang Luas

*persentase berdasar bidang


Sewa
Penguasaan Tanah oleh Pemilik
1
Perorangan
202.251 74.528,37 57,52%
Cara Penguasaan Tanah:
Penggarapan

Penguasaan Tanah oleh Pemilik Cara penguasaan tanah di Lokasi AoI Pulau Flores - Nusa
2
Masyarakat Hukum Adat (Ulayat)
785 17.861,67 13,79% Tenggara Timur terbanyak dengan Sewa (17.200 bidang), Izin/ Konsesi
disusul dengan Cara Lainnya (10.144) bidang dan
Penguasaan Tanah oleh Bukan Penggarapan (4.764 bidang).
3
Pemilik Perorangan
32.088 16.538,48 12,76% Gadai

Atribut penguasaan dapat memotret Subjek Penguasa


Penguasaan Tanah oleh Pemilik Instansi
yang ada di dalam AoI berserta cara menguasainya Pinjam Pakai
4 10.589 11.097,91 8,57% (pada atribut penguasaan tanah skala Rinci).
Pemerintah
Visualisasi Penguasaan Tanah: Cara Lainnya
Penguasaan Tanah oleh Pemilik
5 739 5.838,57 4,51%
Kelompok Masyarakat 0 5,000 10,000 15,000 20,000

Penguasaan Tanah Oleh Bukan Pemilik


6 188 1.603,91 1,24%
Instansi Pemerintah

Penguasaan Tanah oleh Pemilik Badan


7 878 948,05 0,73%
Hukum

8
Penguasaan Tanah oleh Bukan Pemilik
183 603,52 0,47% Legenda:
Kelompok Masyarakat

Penguasaan Tanah oleh Bukan Pemilik


9 106 321,30 0,25%
Masyarakat Hukum Adat (Ulayat)

Penguasaan Tanah Oleh Bukan Pemilik


10 322 230,43 0,18%
Badan Hukum

TOTAL 248.129 129.572,22 100,00%


Gambaran Rincian: Pemilikan Tanah:
Bidang Terdaftar
Pemilikan Tanah di Lokasi AoI
Pemilikan tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, atau badan hukum
yang dilengkapi dengan bukti kepemilikan baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.
25.28% Jenis Hak pada Bidang Tanah Terdaftar:

0 20000 40000 60000

Bidang Belum Terdaftar Hak Milik 63648

No Pemilikan Tanah Skala Rinci


Jumlah
Bidang
Luas (Ha)
Persentase
(Luas) 73.72% Hak Pakai

Hak Guna Bangunan


807

492
Belum Terdaftar Tanah Negara Status Kawasan
1
Non Hutan (APL)
181.660 91.716,84 70,78% Hak Pengelolaan 232

2 Terdaftar dengan Hak Milik Perorangan 63.451 16.902,20 13,04% Status Tanah Belum Terdaftar:
Hak Milik Wakaf 18
Jumlah (Bidang)

0 50000 100000 150000


3 Belum Terdaftar Tanah Milik Adat 1.009 16.187,19 12,49%
Tanah Negara Status Kawasan Non Hutan (APL) 181660

4 Terdaftar dengan Hak Pakai Instansi Pemerintah 753 2.394,53 1,85%


Tanah Milik Adat 1009
5 Terdaftar dengan Hak Guna Bangunan Badan Hukum 236 1.485,22 1,15%

Tanah Negara Status Kawasan Hutan 236


6 Belum Terdaftar Tanah Negara Status Kawasan Hutan 232 375,10 0,29%

7 Terdaftar dengan Hak Pengelolaan Instansi Pemerintah 197 126,32 0,10% Tanah Ulayat 27
Jumlah (Bidang)

8 Terdaftar dengan Hak Milik Badan Hukum 17 113,53 0,09% Visualisasi Penguasaan Tanah:
9 Terdaftar dengan Hak Guna Bangunan Perorangan 167 96,33 0,07%

10 Belum Terdaftar Tanah Ulayat 27 71,49 0,06%

11 Terdaftar dengan Hak Pakai Badan Hukum 308 59,60 0,05%

12 Terdaftar dengan Hak Pakai Badan Keagamaan dan Sosial 14 13,51 0,01%

13 Terdaftar dengan Hak Guna Usaha Badan Hukum 22 11,32 0,01%

14 Terdaftar dengan Hak Milik Wakaf Perorangan 17 9,91 0,01%

15 Terdaftar dengan Hak Pakai Perorangan 18 9,13 0,01%

16 Terdaftar dengan Hak Milik Wakaf Badan Hukum 1 0,02 0,00%

Jumlah 248.129 129.572,22 100,00%


Persentase
Pemanfaatan Tanah Skala Rinci Jumlah Bidang Luas
Gambaran Rincian: (Luas)

Tidak Ada Pemanfaatan 35,72%


Pemanfaatan Tanah di Lokasi AoI
48023 46.282,50

Pemanfaatan Produksi Pertanian Lainnya 48244 34.780,88 26,84%


Pemanfaatan Tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah Pemanfaatan Pertanian Tanah Kering 29860 18.319,52 14,14%
wujud fisik penggunaan tanahnya.
Dengan atribut pemanfaatan tanah dapat diketahui sebaran Pemanfaatan Pertanian Tanah Basah 25642 9.650,38 7,45%
Kesehatan
serta variasi dari Pemanfaatan Tanah berdasarkan bidang dan Tempat Tinggal 63445 6.464,79 4,99%
luasan, sehingga dapat membantu dalam pengambilan Pemanfaatan Pertanian Tanaman Keras 12530 4.994,21 3,85%

Hiburan
kebijakan pertimbangan, analisis, dan pengambilan Pemanfaatan Pertanian Tanaman Musiman 6390 3.278,76 2,53%
keputusan. Pemanfaatan Sarana Umum/Sosial Lainnya 7459 2.856,36 2,20%

Dari tabel disamping dapat dilihat bahwa masih bahwa masih Pemanfaatan Produksi Garam 671 1.020,63 0,79%
Pertanian Properti Hiburan Kesehatan banyak bidang tanah yang belum dimanfaatkan secara Pemanfaatan Sarana Pendidikan 642 503,78 0,39%
Kesehatan maksimal. Pemanfaatan Sarana Jasa Transportasi 78 184,30 0,14%
0.2%

Sedangkan dari diagram dapat dilihat bahwa pemanfaatan Pemanfaatan Sarana Peribadatan 339 178,62 0,14%

terbanyak adalah pertanian, baik tanaman keras, musiman, Pemanfaatan Jasa Lainnya 1652 136,97 0,11%
Properti dan lain-lain. setelah itu adalah properti, baik kontrakan, kost, Pemanfaatan Sosial Kemasyarakatan 391 123,28 0,10%
34.3%
dan tempat tinggal, Pemanfaatan Sarana Perhotelan/Penginapan 316 117,79 0,09%

Pemanfaatan Sarana Industri


Untuk areal wisata, PTPR memotret pemanfaatan Fasilitas 254 117,67 0,09%

Umum, Fasilitas Sosial dan pemanfaatan tanah lainnya. Pemanfaatan Sarana Penunjang Pertanian 45 83,62 0,06%

Pemanfaatan Pembibitan/Penangkaran Ikan 70 82,84 0,06%

Pemanfaatan Sarana Perkantoran 264 66,21 0,05%

Pemanfaatan Pembibitan/Penangkaran Ternak 192 54,69 0,04%


Pertanian
65.5% Pemanfaatan Sarana Hiburan 50 51,76 0,04%

Pemanfaatan Sarana Kesehatan 284 47,91 0,04%

Pemanfaatan Sarana Olahraga 94 42,61 0,03%

Visualisasi Penguasaan Tanah: Pemanfaatan Sarana Kost/Kontrakan 472 27,99 0,02%

Pemanfaatan Sarana Pergudangan 154 23,89 0,02%

Pemanfaatan Sarana Jasa Lainnya 94 17,08 0,01%

Pemanfaatan Sarana Rekreasi 28 12,41 0,01%

Pemanfaatan Sarana Perbengkelan 126 11,20 0,01%

Pemanfaatan Sarana Telekomunikasi 66 10,99 0,01%

Pemanfaatan Sarana Jasa Profesi 78 8,71 0,01%

Pemanfaatan Sarana Jasa Keuangan 92 7,73 0,01%

Pemanfaatan Sarana Jasa Kesehatan 26 6,78 0,01%

Pemanfaatan Produksi Kerajinan 19 2,52 0,00%

Pemanfaatan Produksi Peternakan Lainnya 34 2,52 0,00%

Pemanfaatan Pengolahan Hasil Perikanan 5 0,32 0,00%

TOTAL 248129 129.572,22 100,00%


Gambaran Rincian:

Penggunaan Tanah di Lokasi AoI


Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami
maupun buatan manusia.

44,98 % 25,40 % 7,45 % 5,66% 5,23%


Kebun Padang Sawah Hutan Permukiman
*persentase berdasarkan luas Penggunaan Tanah Skala Menengah

Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan, penggunaan tanah adalah


Jalan Arteri 115,05 Ha
Jalan Jalan Kolektor 251,91 Ha
kebun sebanyak 88.877 bidang dengan luas 58.276,30 Ha, diikuti
dengan Padang, Sawah, Hutan dan Permukiman. Jalan Lingkungan 451,23 Ha
Jalan Lokal 1.222,24 Ha

Dari Penggunaan Tanah bisa


didapatkan kelas jalan dari
atribut penggunaan tanah
(informasi infrasturktur dasar
(pada Atribut Penggunaan
Tanah Skala RInci 1:5.000)
Korelasi antara Penguasaan dan Pemilikan Tanah
Tanah yang dimiliki oleh Perorangan namun
dikuasai oleh orang lain.

Korelasi antara Penguasaan dengan


pemilikan tanah dapat menjadi deteksi dini
konflik dimasa mendatang.

Untuk melakukan Kerjasama, lebih mudah


dilakukan di lahan/bidang tanah yang dikuasai
secara langsung oleh pemiliknya. Terlebih untuk
bidang terdaftar, karena lebih terjamin
legalitasnya dan meminimalisir resiko sengketa.

Contoh :
Apabila seseorang hendak mendirikan
bangunan dengan sewa, ataupun
mengurus ganti rugi lahan yang akan
dikembangkan, jika bidang tersebut
dikuasai oleh pemilik, akan
mempersingkat waktu, dan biaya (karena
tidak perlu melalui pihak ketiga).
Sengketa Pemilikan Tanah

Pada atribut pemilikan tanah, bidang yang memiliki indikasi sengketa diberikan keterangan “/” (contoh: Budi/Ani), yang menandakan bahwa bidang tersebut masih
belum clear pemilikannya dan harus dilakukan konfirmasi dan penanganan lebih lanjut,
Selain dari atribut pemilikan, sengketa juga dapat dilihat dari atribut Klaster (CK), yang merupakan klasifikasi keterangan pemilikan tanah serta keterangan
mengenai Sengketa, Konflik dan Perkara (SKP), serta dapat dideteksi subjek dari yang bersengketa.

Pada sengketa penguasaan (bisa terjadi pada penggunan tanah yang masih berupa kebun atau tidak ada bangunan diatasnya).
Penggunaan Tanah Pemanfaatan Tanah

Untuk areal wisata, PTPR


memotret pemanfaatan
Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial
dan pemanfaatan tanah lainnya.

Diketahui sebaran atau variasi Bisa didapatkan kelas jalan


dari penggunaan tanah dari atribut penggunaan
berdasarkan bidang dan luasan, tanah (informasi infrasturktur
sehingga dapat membentu dasar).
dalam pengambilan kebijakan
atau pertimbangan analisis
pengambilan keputusan.

Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia
Pemanfaatan Tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya
Memetakan Potensi Wisata

Mengetahui sebaran dari lokasi wisata, sehingga untuk sector pariwisata dapat
mempertimbangkan infrasturktur mana yang harus diperbaiki guna mencapai lokasi
wisata tersebut (pengembangan lebih lanjut).
Luas Hasil Pemetaan per Kabupaten:

Hasil dari kegiatan ini adalah data hasil inventarisasi lapangan untuk penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan bidang tanah masyarakat di 7 Kabupaten dengan rincian sebagai berikut:
1. Kabupaten Manggarai Barat, dengan hasil luas pemetaan 17.564,977 Ha atau sejumlah 55.084 bidang
2. Kabupaten Manggarai, dengan hasil luas pemetaan 9.477,85 Ha atau sejumlah 45.083 bidang
3. Kabupaten Manggarai Timur, dengan hasil luas pemetaan 11.543,62 Ha atau sejumlah 30.497 bidang
4. Kabupaten Ngada, dengan hasil luas pemetaan 16.294,06 Ha atau sejumlah 18.063 bidang
5. Kabupaten Nagekeo, dengan hasil luas pemetaan 27.220,86 Ha atau sejumlah 16.778 bidang
6. Kabupaten Sikka, dengan hasil luas pemetaan 36.121,52 Ha atau sejumlah 59.752 bidang
7. Kabupaten Ende, dengan hasil luas pemetaan 10.511,39 Ha atau sejumlah 20.771 bidang

Melayani, Profesional dan Terpercaya


Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai Timur
Kabupaten Nagekeo
Kabupaten Ende
Kabupaten Sikka
Capaian Bidang PTPR NTT
Data diluar data dasar (Jalan, Sungai, Saluran, dll)

No Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Target (Bidang) Realisasi (Bidang)

Pilot Project Pengembangan Peta Tematik Pertanahan Dan Ruang


1 (PTPR) dalam rangka Mendukung Kawasan Super Prioritas Labuan Manggarai Barat 47.495 51.540
Bajo-Flores Prov. NTT Paket 1 Kab. Manggarai Barat

Pilot Project Pengembangan Peta Tematik Pertanahan Dan Ruang


(PTPR) dalam rangka Mendukung Kawasan Super Prioritas Labuan
2 Manggarai 41.170 44.120
Bajo-Flores Prov. NTT Paket 2
Kab. Manggarai

Pilot Project Pengembangan Peta Tematik Pertanahan Dan Ruang


(PTPR) dalam rangka Mendukung Kawasan Super Prioritas Labuan Manggarai Timur, Nagekeo
3 58.370 64.498
Bajo-Flores Prov. NTT Paket 3 Kab. Manggarai Timur, Kab. Ngada, dan Ngada
dan Kab. Nagekeo

Pilot Project Pengembangan Peta Tematik Pertanahan Dan Ruang


(PTPR) dalam rangka Mendukung Kawasan Super Prioritas Labuan
4 Ende dan Sikka 71.930 76.058
Bajo-Flores Prov. NTT Paket 4
Kab.Ende dan Kab. Sikka

Melayani, Profesional dan Terpercaya

Anda mungkin juga menyukai