Final - PPT Safeguard Flores 200623
Final - PPT Safeguard Flores 200623
Untuk memberikan panduan bagi pelaksana kegiatan PTPR, Badan Pelaksana Otorita, dan
Pemerintah Daerah terkait pentingnya melihat aspek-aspek perlindungan sosial dan lingkungan
dalam konteks pengembangan daerah tujuan wisata, termasuk upaya- upaya mitigasi potensi konflik
agraria yang diakibatkan oleh karakteristik kondisi sosial dan budaya, serta lingkungan masyarakat
setempat.
Analisis Risiko Sosial dan Lingkungan
Keanekaragaman hayati
Kondisi Demografis
Aksesibilitas Transportasi
Batas Desa
Di Beo Tere (Kab. Manggarai) penyerahan tanah adat untuk kepentingan umum melalui musyawarah adat (Lonto
Leok), kemudian di Wongko Kigit (Kab. Manggarai Timur) penyerahan tanah adat untuk kepentingan umum
melalui musyawarah yang disebut “ni’ing bere bese sama” antara Pengurus Adat
Keberadaan tanah-tanah adat tersebut berpotensi menimbulkan risiko berupa kemunculan tuntutan dari
masyarakat adat terkait pengakuan negara/pemerintah atas masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya
seperti hak ulayat, mekanisme pendaftaran tanah dan penatausahaan tanah adat, dsb
Analisis Risiko Sosial dan Lingkungan
Potensi wisata dan peran perempuan
Keberadaan tempat-tempat wisata memberikan peluang dan pemberdayaan bagi perempuan dan
pengembangan ekonomi lokal. Berbagai kelompok perempuan berperan serta sebagai pelaku usaha
yang mendukung pengembangan kawasan destinasi pariwisata, baik sebagai pengelola destinasi
pariwisata, pekerja pendukung sektor pariwisata, pelaku UMKM
Ende
Pemilihan lokasi:
01 Desa Poco Lia 01 Desa Wolo Gai
• Keberadaan Masy.
H u ku m Adat (MHA)
• Kelembagaan adat
• Posisi dan peran
02 Desa Golo perempuan dalam adat 02 Desa Nuamuri
• Risiko sosial dan
lingkungan
Manggarai Timur
Kajian Perlindungan Sosial di Manggarai Timur & Ende
Pengurus adat
berkeinginan untuk Perda tentang pengakuan
mensertipikatkan tanah tanah adat
adat
Penilaian perempuan
Persepsi pengurus adat
tentang aturan pembagian
tentang sertipikat tanah
tanah adat
01 02 03 04