Anda di halaman 1dari 11

DOKUMEN

RENCANA PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM UNTUK
PENGURANGAN RISIKO BENCANA

DESA SUMENGKO KEC. KWADUNGAN


KABUPATEN NGAWI

Forum Pengurangan Risiko Bencana


“GASTANA”
Desa Sumengko
2019
DOKUMEN POLA PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA
DESA SUMENGKO, KEC. KWADUNGAN, NGAWI

PENDAHULUAN

Dalam teori penanggulangan bencana, dikenal isilah cross cutting isyue, yang secara
sederhana berarti isyu berlapis sanding, maknanya bahwa penanggulangan bencana tidak
dapat dilepaskan dari isyu-isyu tersebut. Salah satu isyu itu adalah pengelolaan lingkungan
atau sumber daya alam. Sama juga dengan bohong jika melakukan penanggulangan bencana
namun lingkungan atau sumber daya alam tidak dikelola secara bijak.

Dewasa ini banyak bencana yang sering dikaitkan dengan permasalahan kerusakan
lingkungan, gradasi lahan, hutan gundul, penambangan, konversi lahan dianggap sebagai
sedikit dari pemicu yang menyebabkan bencana semakin besar potensi terjadinya.

Mengingat hal tersebut, Desa Sumengko menyadari dari berbagai ancaman yang ada di
desanya semua erat dengan lingkungan, sehingga dianggap perlu untuk menata lingkungan
lewat pengelolaan sumber daya alam yang berperspektif Pengurangan Risiko Bencana/PRB

TUJUAN DARI PENYUSUNAN

Penyusunan dokumen Pengelolaan Sumber daya alam desa Sumengko ini bertujuan antara
lain;

 Mengetahui potensi sumberdaya alam di Desa Sumengko


 Identifikasi penyebab kerusakan sumber daya alam di Desa Sumengko
 Menemukan konsep pengelolaan lingkungan yang berperspektif pengurangan risiko
bencana

PROFIL WILAYAH
Letak Geografis, Administrasi dan Luas Wilayah
Desa Sumengko salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kwadungan Kab. Ngawi
yang merupakan kecamatan yang sudah berbatasan dengan kabupaten Magetan dan Madiun
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan sungai Madiun
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa Desa Ngelang Kab. Magetan
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tirak Kec. Kwadungan
- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Simo Kec. kwadungan

Dengan letak geografis seperti itu desa Sumengko dipengaruhi oleh iklim tropis sehingga
iklim didesa Sumengko dapat dibedakan ;
- Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai dengan September.
- Musim hujan terjadi padi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.
- Musim perubahan / pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan terjadi pada
bulan Oktober sampai dengan Nopember.
- Sedangakan musim peralaihan dari musim penghujan ke musim kemarau terjadi pada
bulan April sampai dengan Mei.

Luas wilayah daratan Desa Sumengko mencapai 1400 ha. yang dipilah menurut penggunaan
untuk pemukiman , persawahan, perkebunan, pekarangan, pemakaman, perkantoran dan
fasiltas umum. Secara administratif wilayah desa Sumengko dibagi dalam 3 dusun / Blok,
18 RT dengan rincan sebagai berikut;
- Blok A terdiri 6 RT
- Blok B terdiri 6 RT
- Blok C terdiri 6 RT

Kependudukan
Jumlah penduduk desa Sumengko sesuai dengan data desa tahun 2018 adalah 460 KK 1.423
jiwa dengan rincian ;
- Laki-laki 647 jiwa
- Perempuan 777 jiwa

Jarak dan Waktu Tempuh


Waktu tempuh dari Desa Sumengko ke Ibukota kecamatan tidak lebih dari 10 menit dengan
jarak tempuh sekitar 3 km. dengan jalan beraspal dan juga ada kendaraan umum. Sedangkan
untuk ke ibukota kabupaten berjarak 20 km. yang dapat ditempuh dengan kendaraan
bermotor (mobil maupun sepeda motor) dengan waktu 30 menit. Untuk jarak dengan pusat
pemerintahan propinsi kurang lebih 100 km yang dapat ditempuh dengan waktu 4 jam
dengan kendaraan bermotor.

Bentang alam
Desa Sumengko merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Ngawi yang berada
bantaran sungai /bengawan Madiun yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian
wilayah rata-rata 20 - 25 m dpl. Dengan kondisi tersebut desa ini merupakan daerah yang
subur untuk sektor pertanian. namun disisi lain juga merupakan desa yang mempunyai
ancaman banjir bandang dari sungai yang melintasi desa juga ancaman angin ribut dan
kekeringan.

Pemerintahan dan Kelembagaan Desa


Pemerintahan desa Sumengko di pimpin oleh seorang Kepala desa yang dibantu oleh
perangkat desa yaitu Sekdes, kaur umum, kaur pemerintahan, kaur kesra dan kasi, dan
dimasing-masing ada kepala dusun yang dibantu oleh Ketua RT dan Ketua RW.
Sarana dan prasarana pemerintahan desa adalah adanya kantor desa, Balai desa dan kantor
dari masing-masing lembaga desa yang ada, pelayanan pemerintahan desa buka setiap hari
kerja.

Lembaga yang ada di desa Sumengko antara lain ;


- LPMD
- BPD
- PKK
- Karang Taruna
- BUMDES
- Linmas
- LMDH
- Kelompok Tani
- Kelompok Keagamaan
- Koperasi
- NU
- IPNU dan IPPNU
- GP Ansor

Kondisi sosial, budaya, dan politik


Jumlah penduduk desa Sumengko yang lebih dari 1.400 jiwa dan model perkampungan yang
padat menjadikan hubungan antara masyarakat sangat dekat. Kehidupan budaya masyarakat
sangat kental dengan budaya jawa dan islam. Seni budaya yang sampai saat ini masih ada dan
berkembang dimasyarakat antara lain ;
- Seni hadrah
- Samroh (rebana)
- Pencak silat
- Yasin dan tahlil
- Istighosah dan mejelis ta’lim

Kondisi Ekonomi
Bersadarkan data jumlah penduduk menurut mata pencaharian masyarakat Desa Sumengko
mayoritas berkerja disektor pertanian dan perdagangan. dengan rincian sebagai berikut :
No. Mata Pencaharian Tetap Jumlah Keterangan
1 Pegawai Negeri Sipil 66
2 TNI/POLRI 9
3 Wiraswasta dan Pedagang 38
4 Petani / pekebun 719
5 Buruh tani / buruh harian lepas 445
6 Perawat / bidan 1
7 Karyawan swasta 386
8 Peternak / buruh ternak 1
9 Sopir 1
10 Pembantu rumah tangga 7
11 Tukang jahit dan tukang batu 2
12 Perangkat desa 7
Sumber ; Buku Profil Desa Tahun 2018
Akses warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari biasa berbelanja kepasar desa yang ada
Blok A, yang buka setiap hari selain kepasar masyarakat biasa belanja ke warung-warung
maupun toko-toko disekitar rumah yang banyak diusahakan oleh warga desa.
Sedangkan untuk berbelanja yang lebih besar lagi biasa dilakukan ke kota Ngawi yang
transportasinya sudah lancar baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan
umum.

Layanan Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada didesa Sumengko adalah pos kesehatan desa dengan seorang
bidan sebagai tenaga medinya, untuk pelayanan kesehatan lanjutan ke puskesmas yang ada di
Desa Kwadungan dan klinik kesehatan swasta yang ada di desa Simo. Untuk rujukan rawat
inap rumah sakit terdekat ada di kota Ngawi baik RSUD maupun rumah sakit swasta.

Sarana dan prasarana Pendidikan


Sarana pendidikan di desa Sumengko sudah sangat memadahi bagi warga desa mulai
pendidikan untuk anak usia dini PAUD sampai dengan SD, selain pendidikan umum juga
tersedia madrasah Diniyah, TPQ dan juga pesantren. Untuk sekolah lanjutan ada SMPN di
desa Simo dan MTS di desa Tirak sedangkan untuk SLTA ada SMA Kwadungan yang ada di
desa Tirak.

Profil Kebencanaan
a. Sejarah Kebencanaan
Kejadian bencana yang ada di wilayah desa Sumengko. didominasi oleh bencana banjir,
hampir setiap tahun wilayah desa Sumengko digenangi banjir. Dalam sekali musim bahkan
terjadi lebih dari 2 sampai dengan 3 kali banjir yang menggenangi sebagian perkampungan
maupun dipersawahan yang mengakibatkan gagal panen.
Beberapa kejadian bencana yang dapat diingat dan tercatat oleh masyarakat sebagai berikut :
- Banjir tahun 2008 yang menggenangi seluruh wilayah desa
- Banjir tahun 2019 menggenangi seluruh wilayah desa selama 4 hari
-
b. Kegiatan Penanggulangan Bencana
Sebagai desa yang menjadi langganan banjir desa Sumengko berupaya untuk melakukan
kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh pemerintah desa maupun oleh warga
masyarakat secara mandiri baik yang bersifat mitigasi maupun kesiapsiagaan walaupun
belum disusun rencana penanggulangan bencana desa yang berdasarkan atas kajian risiko
bencana.
Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan antara lain ;
- Pelatihan LINMAS untuk penanganan keadaan darurat bencana
- Pembentukan kampung siaga bencana
- Tahun 2019 pembentukan desa tangguh bersama dengan BPBD Kab. Ngawi

METODE UNTUK MENYUSUN DOKUMEN

Proses penyusunan dokumen Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Pengurangan Risiko
Bencana (Pengelolaan SDA untuk PRB) meliputi beberapa tahapan, yakni ;

a. Pendekatan umum

Bahwa kajian ini meski dilakukan dalam rentang waktu terbatas, namun berusaha
dilakukan dalam koridor membangun partisipatif warga, mengingat warga adalah
pihak yang paling mengetahui kondisi desanya.

Prosesnya lewat pertemuan yang diikuti perwakilan warga dari berbagai unsur yang
ada di komunitas, dengan memperhatikan keterwakilan wilayah, keterwakilan gender,
keterwakilan unsur pemerintahan desa, keterwakilan elemen warga.

Pertemuan ini selalu diawali dengan paparan tentang konteks yang akan dibahas,
perlunya menyusun dokumen serta diskusi penyusunan bahan dokumen. Meski
terbatas, dalam proses ini klarifikasi bahan dokumen sudah dilakukan.

b. Proses penyusunan dokumen

Melalui beberapa tahapan, yakni

1. Memahami dan indentifikasi sumber daya alam yang ada

Yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah segala sesuatu yang sifatnya
alami dan ciptaan Tuhan yang dikelola untuk kemaslahatan umat

2. Memahami dan idenifikasi masalah dalam pengelolaan sumber daya alam

Yang dimasud dengan masalah dalam konteks ini adalah segala gangguan atas
keseimbangan sumber daya alam yang dikelola, sehingga mengganggu siapapun
baik yang menggunakan langsung maupun warga secara umum. Gangguan juga
bisa terjadi saat itu juga atau tidak dirasakan saat itu

3. Memahami dan mengidenifikasi pola pengelolaan yang berspektif PRB

Yang harus ditekankan bahwa sumber daya alam itu harus dimanfaakan untuk
kebaikan, bukan untuk pribadi, namun untuk semua, bukan hanya untuk saat
sekarang namun juga untuk masa mendatang. Sehingga pemahamannya bukan
lantas tidak boleh dimanfaatkan, namun bagaimana cara memanfaatkan.

Berkenaan dengan pengelolaan yang berperspektif PRB, harapannya pengelolaan


bisa mengurangi risiko, jika sumber daya alam tersebut dikelola dengan salah maka
akan muncul kerugian, proses ini mendorong warga menemukan bagaimana cara
mengelola yang justru tidak menimbulkan kerugian.

c. Isi dokumen

1. Potensi sumber daya alam di Desa Sumengko

Dari identifikasi yang dilakukan, beberapa sumber daya yang ada dan dimanfaakan
warga Desa Sumengko adalah :

 Sungai

Bagaimana mengelola
Apa Dimana
Siapa Cara Nilai
potensinya lokasinya Waktu
pengelola ambil ekonomi
Air untuk Dusun Bacak HIPA Pembagia Bergiliran Untk
irigasi n lewat pengarian
DAM air sawah/padi
Pasir Dusun Bacak Warga Manual Setelah Dipakai
mengguna banjir sendiri dan
kan cikrak juga dijual
Rp.
100.000/m3
Ikan Dusun Bacak Warga Memancin Setiap saat Untuk lauk
g, dan sendiri

 Mata air

Bagaimana mengelola
Apa Dimana
Siapa
potensinya lokasinya Cara ambil Waktu Nilai ekonomi
pengelola
Air untuk Bacak Masyarakat Membuat Setiap Sawah bisa
pengairan Bibitan tanggul saat/hari panen 3 kali
sawah setahun
Air untuk Sukosari Masyarakat Memakai Seiap Mencukupi
konsumsi Kopenan selang saat/hari kebutuhan
sehari-hari
Air untuk usaha Sukosari Masyarakat Memakai Setiap Mencukupi
(pengrajin batu Blimbing selang/pipa saat/produ produksi
bata) ksi

 Sawah

Bagaimana mengelola
Dimana
Apa potensinya Siapa
lokasinya Cara ambil Waktu Nilai ekonomi
pengelola
Untuk Seluruh petani Pengolaha Gabah
menaman padi wilayah desa n semi 4500/kg
Sumengko tradisional
Untuk Warak petani Pengelolaa
menanam n
sayuran (cabe, tradisional
ketela, ketimun,
tomat)

 Ladang
Bagaimana mengelola
Dimana
Apa potensinya Siapa
lokasinya Cara ambil Waktu Nilai ekonomi
pengelola
Kayu Desa Warga 5 tahunan Dijual
Sumengko
Tanaman Desa warga Tahunan / Dijual
pangan Sumengko musiman
(telo/singkong,
buah)

2. Permasalahan dalam pengelolaan sumber daya alam

Beberapa masalah yang atas pengelolaan SDA alam yang justru menimbulkan
risiko berupa kerugian pada warga di Desa Sumengko antara lain :

 Sungai

Siapa
Mengapa di Sejak kapan Langkah yang
Apa masalahnya yang
anggap masalah muncul di ambil
dirugikan
Banjir / sungai Dapat merusak petani Sejak dulu Mengatur debit
meluap tanggul dan juga air
persawahan
Debit air Tidak cukup untuk petani Mengubah sawah
berkurang pada mengairi sawah menjadi ladang
sat musim
kemarau

 Mata air

Siapa
Mengapa di Sejak kapan Langkah yang
Apa masalahnya yang
anggap masalah muncul di ambil
dirugikan
Debit air mulai Tidak mencukupi warga 3-4 tahun yang Reboisasi
berkurang kebutuhan lalu

 Sawah

Apa masalahnya Mengapa di Siapa Sejak kapan Langkah yang di


anggap masalah yang muncul ambil
dirugikan
Bencana banjir Merusak lahan Petani Penataan irigasi
sawah
Bencan longsor Merusak lahan petani Penataan
sawah/menimbun trap/teras siring

 Ladang

Apa masalahnya Mengapa di Siapa Sejak kapan Langkah yang di


anggap masalah yang muncul ambil
dirugikan
Mulai ada hama Tanaman mati, warga Diberi obat
untuk kayu pertumbuhan tidak
sengon normal

3. Pola pengelolaan sumber daya alam yang berperspekif PRB


Pola pengelolaan SDA seperti dibawah ini harapannya mampu memberikan
manfaat tanpa menimbulkan kerugian.

 Sungai

Bagaimana
Mengapa Bagaimana tata
Pola untuk PRB memastikan
bermanfaat kelolanya
berjalan
Membangun tanggul Irigasi dan - Membersihkan Kontrol DAM
atau dam mengurangi saluran air secara dan saluran
risiko banjir ke rutin. secara berkala
sawah - Mendalamkan
DAM
Pembuatan pintu air Mengatur - Diatur oleh - Adanya
untuk keperluan irigasi penggunaan air kelompok HIPA penjadwalan
sawah penggunaan
air.
- Ada petugas
yang
mengelola

 Mata air

Bagaimana
Mengapa Bagaimana tata
Pola untuk PRB memastikan
bermanfaat kelolanya
berjalan
Melakukan reboisasi Menambah debit Bekerja sama dengan Pengecekan
air dari mata air gapoktan secara berkala
Membuat Mengurangi air Warga membuat Adanya
penampungan yang terbuang secara pribad, pertemuan rutin
sia-sia Ada kas lingkungan untuk membahas
untuk perbaikan penggunaan air
saluran

 Sawah

Bagaimana
Mengapa Bagaimana tata
Pola untuk PRB memastikan
bermanfaat kelolanya
berjalan
Penataan irigasi Pengairan teratur Bergiliran Gapoktan

Penataan tanah / teras Mengurangi berkala Gotong royong


siring longsor
Pemupukan yang Menjaga tanah Kelompok tani
berimbang/tepat agar tetap subur menentukan jenis
pupuk yang
digunakan
Ganti jenis tanaman Menjaga tanah Petani mementukan
untuk mengistirahatkan agar tetap subur pola tanamnya
tanah

 Ladang

Bagaimana
Mengapa Bagaimana tata
Pola untuk PRB memastikan
bermanfaat kelolanya
berjalan
Dibuatkan Tidak terjadi Dilakukan warga di Sering dikontrol
selokan/saluran air agar longsor kebun masing-masing dan dibenahi
tidak terjadi genangan
d. Verifikasi dan klarifikasi dokumen

Dokumen yang dihasilkan perlu mendapat masukan dari warga yang lebih banyak,
karena tidaklah bijaksana bahwa urusan kebencanaan di tingkat desa hanya
diserahkan kepada 30 orang yang terlibat langsung dalam penyusunan dokumen ini.
Proses ini dilakukan lewat berbagai cara yang dikelola oleh Forum PRB Desa
Sumengko, misalnya diskusi terfokus forum pengurangan risiko bencana, diskusi oleh
pemerintah desa, diskusi dengan kelompok warga, misalnya karang taruna, PKK,
Kader Posyandu, Kelompok Tani, termasuk dengan para pihak yang terlibat dalam
jejaring dan lain-lain. Tujuan dari proses ini adalah masukan, pembenahan dan
tambahan bagi dokumen.

e. Sosialisasi dokumen

Proses ini bertujuan agar dokumen menjadi kesepakatan bersama, yang diketahui
semua warga, karena sebagus apapun dokumen jika tidak dipahami seluruh warga
maka akan sia-sia. Prosesnya melalui berbagai pertemuan di tingkat warga, dimana
anggota dan pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana bersama Pemerintah Desa
Sumengko melakukan penyebaran informasi tentang perlunya pengelolaan
sumberdaya alam yang lestari, adil dan berperspektif pengurangan risiko bencana dan
kesepakatan yang sudah terjalin. Penyebaran informasi atas dokumen ini dapat juga
dilakukan dengan pemasangan poster dan penyebaran leaflet kepada warga.

KESIMPULAN

Dari penyusunan dokumen Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Pengurangan Risiko
Bencana (SDA untuk PRB) ini dapat disimpulkan bahwa :

 Di Desa Sumengko banyak terdapat potensi SDA yang telah sejak lama dimanfaatkan
oleh warga
 Pola pengelolaan yang selama ini dilakukan disadari memiliki kekurangan, setidaknya
dari perspektif PRB
 Pola pengelolaan SDA yang berperspektif PRB hendaknya selalu disosialisasikan,
dengan menekankan bahwa SDA yang ada harus dimanfaatkan, namun jangan justru
menimbulkan kerugian

PENUTUP
Bahwa dokumen ini masih perlu penyempurnaan adalah sesuatu yang kita yakini bersama,
Sumengkorna secara dokumen dan diketahui semua masyarakat sebagai sebuah kesepakatan,
maka kedepan akan selalu ada upaya untuk menyempurnakan dan menyebarkan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada anggota dan pengurus forum
Pengurangan Risiko Bencana desa Sumengko yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga
guna menyusun dokumen ini, semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

Terakhir, semoga dokumen ini menjadi bagian dari ikhtiar kita sebagai warga yang berada di
kawasan rawan bencana, khusunya banjir untuk bisa hidup selaras bersama ancaman.

Desa Sumengko, April 2019

Kepala Desa Sumengko

Anda mungkin juga menyukai