Anda di halaman 1dari 3

KONDISI PEREKONOMIAN DESA HILISEBUA

Abstrak

Kepuluan Nias merupakan daerah yang memiliki potensi


sumberdaya alam yang melimpah namun dalam pengelolaan
masih belum maksimal dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
masih rendah,sumbangsih dari daerah yang lebih lokal sangat
menetukan potensi daerah seperti daerah kecamatan hingga
daerah pedesaan, Salah satu Desa di kabupaten nias yang
menadi sorotan penulis yaitu desa hilisebua yang mayoritas
penduduk berprofesi petani, hal yang unik yang di temui penulis
yaitu kegiatan perekonomian yang masih tradisional,dan masih
belum tersentuh teknologi yang memadai hingga pengengolaan
hasil pertaniaanya masih tradisional hingga saat ini.

A. Pendahuluan
Desa Hilisebua merupaka salah dari 21 desa di kecamatan
gido,berdasarkan historis pembentukkan desa terbentuk sekitar 100tahun yang
lalu dari sisi makna kata hilisebua berarti bukit besar yang artinya desa ini terletak
pertama di perbukittan keil dan diharapkan menjadi desa yang besar, masyarakat
yang terdiri dari marga lawolo yang bermigrasi dari desa idanogawo dilihat dari
sisi perjalanan keturunan yang tertua di desa. Setelah adanya pernikahan dari
berbagai desa lain kemudian penduduk saat ini di semakin banyak dan berbagai
marga,

Pengelolaan Pemerintahan dipimpin oleh kepala desa, kepemimpinan desa


ditentukan berdasarkan demokrasi dimana dipilih melalui pemilihan secara umum
dan dipilih dengan masa jabatan tahun sekali. Kepemimpinan desa saat ini
dipimpin oleh Yaatulo Waruwu dan jajaran desa yang di bawahi oleh kepala desa.

Penduduk desa yang mayoritas petani menggabarkan kondisi wilayah yang


subur dan cocok untuk lahan dan kawasan pertanian hal ini dikarenakan daerah
kepaluan nias Menurut data Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG)Stasiun Meteorologi Binaka Gunungsitoli,rata-rata urah hujan 221,9 mm
dan banyak hari hujan dalam setahun 240 hari atau rata-rata 20 hari perbulan ,
kondisi alam menjadi sangat lembab dan basah.Keadaan suhu udara berkisar 18,1
- 31,3֯ dengan kelembaban udara sekitar 89-92 persen dan kecepatan angina antara
56 knot/jam dan curah hujan yang tinggi.
B. Potensi Desa

Perekonomian Desa
Pendapatan asli desa masih belum ada namun jika dinilai dari tingkat
kesuburan tanah dan iklim yang cocok untuk lahan pertanian. Hal ini di karenakan
masih belum ada sarana yang mengelola potensi desa baik dari pemerintah desa
maupun dari desa sendiri. Potensi yang bisa dikebangkang yaitu lahan pertanian
yang luas dan subur, kecenderungan masyarakat yang masih minim terhadap
teknologi dan pengelolaan lahan pertanian yang masih tradisional.

Dalam lingkungan desa keterbatasan usaha yang dimiliki oleh masyarakat


dimana perekonomian terpatok pada pemenuhan kebutuhan primer yaitu
perkebunan dan peternakan sehingga komoditas produk di hasilkan masyarakat
lebih banyak karet,beras. Untuk memenuhi lainnya masyarakat desa berbelaja di
pasar tradisional yang dibuka sekali seminggu. UMKM di desa hilisebua masih
belum memadai , seharusnya dengan ada UMKM dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat, hal ini kerena program pemerintah desa masih belum
ada untuk memfasilitasi pengembangan UMKM.

Pengolahan hasil produk pertanian seperti karet masih dalam bentuk barang
baku, dan dijual ke pada satu pembeli saja sehingga harga karet yang selalu
mengalami perubahan naik turun sangat berdapak kepada masyarakat dan penentu
harga adalah pembeli atau konsumen,sebab itu pendapatan masyarakat tidak
menentu, Kemudian pengolahan komoditas beras juga masih setengah jadi
sehingga pendistribusian beras di desa hanya sebatas konsumsi yang akan datang.
Oleh karena itu terkadang kualitas beras yang di tumpuk cenderung menurun dan
harga turun.

Tenaga kerja dan Tingkat Pengangguran


Rata-rata penduduk di usia bekerja di desa lebih condong ikut bertani
sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk usia keraja kebanyakan berprofesi
sebagai petani, sebagian juga ada yang merantau di luar daerah. Lahan yang luas
dan penduduk yang tidak padat sehingga mendorong masyarakat untuk berprofesi
sebagai petani dan mengolah lahan sendiri.

C. Sosial Budaya
Masyakat desa hilisebua yang berbahasa Nias, atau Li Niha dalam bahasa
aslinya, adalah bahasa yang dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik di
dunia karena setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Bahasa Nias
mengenal enam huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o dan ditambah dengan ö (dibaca
dengan “e” seperti dalam penyebutan “enam” dan “pepaya”). Abjad Bahasa Nias
huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut :
Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Őő, Pp, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww,
Ŵŵ, Yy, Zz,
Kegiatan adat yang masih popular saat ini ada pada adat pernikahan
disebut Falowa dimana umumnya kegiatan ada ini diadakan saat salah satu
keluarga akan menikahkan anaknya dimana sudah menjadi tradisi adat Nias sejak
lama. Hal yang unik pada kegiatan adat ini dimana keluarga yang melangsungkan
pernikahan akan mengundang semua masyakat dilingkungan desa mulai dari awal
acara hingga selesai kegitan ini bisa mencapai satu minggu dimana partisipasi
masyakat dan rasa gotongroyong terjalin, semua penduduk desa akan ikut
berkolaborasi dalam berbagai kegiatan adat,tanpa mengharapkan imbalan.
Kerukunan antara masyarakat sangat baik sehingga gambaran keamanan dan
ketentraman desa sangat baik dan kriminalitas di desa hilisebua sangat aman.

D. Kesimpulan dan Saran

Dengan kekayaan alam yang melimpah seharusnya desa hilisebua mampu


menjadi desa yang mandiri dan madani, namun karena kurangnya
sumberdaya manusia yang memadai belum mampu mengelola sumberdaya
alam yang melimpah tersebut, oleh karena itu peran pemerintah dalam
meningkatkan UMKM dapat mendorong perekonomian masyarakat,
Pengadaan fasilitas penyuluhan bagi penduduk desa dalam pemanfaattan
tekonologi dalam memaksimalkan pengolahan produksi juga dapat
menambah komoditas barang jadi dan harga dapat meningkat serta
menambah nilai jual barang-barang produksi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai