Anda di halaman 1dari 9

Kecamatan Tanjung Raya

     Tanjung Raya adalah sebuah kecamatan yang terletak pada kabupaten Agam,
provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Dengan pusat pemerintahan kecamatan ini
berada di Nagari Maninjau. Pada kecamatan ini terdapat objek wista terkenal
Danau Maninjau, dan wilayah kecamatan Tanjung Raya meliputi daerah sekeliling
danau Maninjau ini. Di Kecamatan Tanjung raya ini terdapat 9 nagari yaitu Nagari
Maninjau, Nagari Tanjung Sani, Nagari Bayua, Nagari Sungai Batang, Nagari
Koto Malintang, Nagari Duo Koto, Nagari Koto Gadang Anam Koto, Nagari Koto
Kaciak, dan Nagari Paninjauan. Luas kecamatan Tanjung Raya 244,03 KM2 / sq
KM
Potensi Wisata Maninjau di Kecamatan. Tanjung Raya Kabupaten Agam.
Kecamatan Tanjung Raya memiliki potensi pariwisata yang sangat banyak.
Apalagi dengan melihat letak yang startegis dari ke 9 nagari yang dikelilingi oleh
Danau Maninjau. Semakin takjub akan keindahan alam dan budaya dari tiap-tiap
nagari. Namun banyak hal yang mengakibatkan kemunduran pariwisata yang
terajadi di Danau Manijau. Salah satunya Usaha Keramba Jaring Apung (KJA)
yang membuat air Danau Maninjau tercemar. Dikarenakan pengetahuan
masyarakat yang kurang terhadap lingkungan Danau Maninjau. Sehingga air
Danau maninjau saat ini bau dan banyak kotoran yang ada di pinggiran danau.
Dulunya Danau Maninjau banyak pengunjung yang datang dan terkadang mandi
ke Danau Maninjau. Namun pada saat ini Danau Maninjau hanya tampak
keindahannya saja  dan sepi pengunjung. Bukan hanya keindahan alam saja yang
ada di Kecamatan Tanjung Raya berbagai hal yang dapat dikembangkan menjadi
destinasi wisata, seperti halnya wisata sejarah Museum Buya Hamka yang saat ini
masih maju namun masih terjadi masalah. Dimana kurangnya bantuan dari pihak
Pemerintah Daerah akan dana untuk mengurus Museum Buya Hamka. Tidak
kemungkinan berbagai hal dapat dijadikan destinasi wisata di dearah ini.
Pariwisata Kecamatan Tanjung Raya ini akan maju apabila terjadi kerjasama antar
masyarakat dengan pihak pemerintah agar pemanfaatan wisata di ke 9 nagari tidak
hanya sebagai penambah pemasukan daerah tapi juga bermanfaat dan memiliki arti
penting bagi masyarakat Danau Maninjau. Dalam Kuliah Lapangan ini kami
mencari data dengan melakukan Observasi Partisipatif, (Genologi riwayat hidup)
dan Wawancara Mendalam.  
Sitem Mata Pencarian dan Keadaan Alam (Iklim)
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sawah dan
petani ikan, selain itu ada yang bekerja sebagai pedagang dan pegawai serta juga
pemilik restauran dan penginapan karena Kecamatan Tanjung Raya terutama
Maninjau sebagai daerah parawisata. Namun sebanyak 2.126 KK penduduk di
Kecamatan Tanjung Raya masih dikategorikan miskin karena belum meratanya
sistem pembangunan juga pendapatan yang minim. Lokasi Kecamatan Tanjung
Raya meliputi 9 (sembilan) Nagari 53 jorong dengan potensi alam yang dominan
danau,  persawahan dan perbukitan. Sebagai penunjang perekonomian masyarakat
Kecamatan Tanjung Raya, mata pencaharian penduduk adalah Pertanian (Usaha
Karamba, Bercocok Tanam, Berkebun), Pedagang, dan Pegawai. Kecamatan
Tanjung Raya di kelilingi dengan Danau Maninjau yang merupakan bekas letusan
gunug setinjau yang pada saat ini telah menjadi Danau. Iklim yang tropis mebuat
wilayah daerah ini seamakin sejuk dan dikelilingi perpohonan. Selain itu juga
danau maninjau di manfaatkan sebagai PLTA yang terletak di Nagari Koto
Malintang. Disekitar danau manijau terdapat banyak tanaman sayur-sayuran dan
sawah yang merupakan mata pencarian masayarakat setempat. Dengan curah hujan
yang cukup mebuat wilayah ini subur. Namun pada saat ini  Keramba Jaring
Apung (KJA) membuat Air di Danau Maninjau Mulai tercemari akibat kurangnya
pengetahuan dalam masyarakat.

Wisata Bahari
Asal mula danau maninjau adalah dulu namanya gunung tinjau dan karena
adanya bencana alam gunung tinjau meletus, maka terjadilah danau, dimana yang
bisa kita lihat sekarang ini danau yang seperti  adanya 2 gunung yang bentuknya
bersatu padahal sebenarnya gunung itu tidak bersatu malah terpisah, maka
terbentuklah sebuah danau maninaju. Itu di sebabkan akibat meletusnya gunung
tinjau. Mengenali potensi daerah yang ada di maninjau salah satunya adalah wisata
alam yaitu danau maninjau. Awal mula perkembangan danau maninjau ini adalah
pada tahun 70 an, berbagai macam turis dan masyarakat lokal datang untuk
mengunjungi danau ini. Dulu danau ini sangat indah dan sangat cocok untuk
liburan  keluarga, dan dengan adanya danau ini membuka peluang yang sangat
besar sekali untuk masyarakat yang tinggal disekitar danau untuk membuka usaha
dalam perekonomian. Mulai dari makanan khas  maninjau  yaitu rinuak, yang
diolah dengan berbagai macam oleh-oleh yang dapat kita nikmati disana, yaitu,
palai rinuak,rakik rinuak,pragede rinuak dan lain-lain. Pada tahun 70-an maninjau
indah( talago biru) sangat  pesat berkembang, dulu adanya fasilitas seperti 
penginapan, taraiking,restoran, spid bot, sky, perahu dayung dan lain-lain. Tidak
seperti saat ini turist mulai sedikit berkunjung akibat danau manijau tidak seindah
yang seperti dulu. Dulunya setiap pinggiran danau merupakan tempat wisata
namun saat ini hanya sekedar tempat tinggal para turis yang hanya home stay di
sebuah penginapan. Banyak kita lihat di sekitar pinggiran dananu Maninjau sebuah
keramba yang membuat para pendatang  yang kurang tertarik terhadap fasilitas
danau maninjau, dan air danau juga berbau  dan sangat kotor juga mudah sekali
mendatangkan berbagai penyakit. Membuat suasana dipantai tidak sejuk dan  tidak
nyaman  untuk bersantai, maka itu membuat pendatang  semakin berkurang. Pada
tahun 2000 an pengunjung mulai merosot akibat usaha Keramba Jaring Apung
(KJA) yang telah banyak berserakan dan membuat bau tak sedap terhadap
lingkungan. Anggapan masyarakat keramba merupakan mata pencarian utama
dalam masyarakat dengan sitem investasi kepada pemilik rumah yang berada
dipinggir danau. Sehingga lambat laun keramba semakin berkembang di danau
maninjau yang mengakibatkan tidak terkodinir dengan baik. Tidak hanya itu
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap lingkungan sehingga KJA ini
semakin mencemari air di Danau Maninjau. Sehingga pemerintah berusaha untuk
mengatur peletakan keramba. Sehingga memberikan keputusan dimana para petani
ikan ( pemilik keramba ) harus mengosongkan satu meter ke arah penginapan, tapi
pemilik keramba merasa keberatan. Karena hal itu akan menyebabkan kerugian 
yang signifikan, sedangkan keramba merupakan mata pencarian utama petani.
Sehingga peluang untuk dijadikan tempat pariwisata menjadi berkurang. Namun
tidak hanya itu 3 nagari yang dulunya banyak pengunjung seperti nagari
manuinjau, nagari bayo, dan nagari sungai batang yang saat ini hanya sebagai
tempat penginapan saja bagi turis.  

Kecamatan Tanjung Raya ibukotanya Maninjau

 Anggaran dan Realisasi Belanja


 Anggaran : 2.483.025.481
 Realisasi : 2.394.041360
 Penduduk
 Penduduk 35.548 jiwa
 Laju pertumbuhan per tahun 2018-2019 : 0,72%
 Presentase Penduduk : 7,24
 Kepadatan penduduk per km2 : 146
 Rasio jenis kelamin : 99
 Laki-laki 17.671
 Perempuan 17.877
 Pendidikan (jumlah sekolah)
 Negeri (2018/2019) : -
 Negeri (2019/2020) : -
 Swasta (2018/2019) : 38
 Swasta (2019/2020) : 28
 Jumlah (2018/2019) : 38
 Jumlah (2018/2019) : 28
 Fasilitas sekolah menurut tingkat pendidikan 2014-2019
 SD : (2014=9), (2018=10), (2019=10)
 SMP : (2014=7), (2018=7), (2019=7)
 SMA : (2014=4), (2018=4), (2019=4)
 SMK : (2014=1), (2018=2), (2019=2)
 Perguruan Tinggi : (2014= -), (2018= -), (2019= -)
 Kesehatan
 Rumah sakit 2014-2019 : -
 Rumah sakit bersalin 2014-2019 : -
 Poliklinik 2014-2018 : - , 2019 : 1
 Puskesmas 2014 : 2, 2018 : 2, 2019 : 2
 Puskesmas pembantu 2014 : 8, 2018 : 8, 2019 : 8
 Apotek 2014-2019 : -
 Jumlah tenaga kesehatan 2019
 Dokter umum (PNS) : 5
 Dokter gigi (PNS) : 3
 Sarjana kesehatan masyarakat : 0
 Sarjana farmasi : -
 Sarjana kesehatan (S2) : 1
 Ahli gizi : 2
 Sarjana non kesehatan : -
 Dokter umum (non PNS) : 1
 Dokter gigi (non PNS) : -
 Perwawat kesehatan : 10
 Sanitarian : 2
 Bidan CPNS : 22
 Bidan (non PNS) : 3
 Jumlah sarana kesehatan Tahun 2019
 Rumah sakit umum : -
 Rumah sakit khusus (inpres) : 2
 Rumah sakit khusus (non inpres) : -
 Rumah sakit pembantu : 16
 Puskesmas : 4
 Poskesri : 2
 Polindes : 6
 Jumlah tempat praktek dokter dan Bidan serta Apotek Tahun 2019
 Tempat praktek dokter : 4
 Tempat praktek bidan : 5
 Apotek : 2
 Jumlah sasaran ibu melahirkan dan jumlah kematian ibu Tahun 2019
 Sasaran ibu melahirkan : 713
 Jumlah kematian ibu hamil : -
 Jumlah kematian ibu bersalin : -
 Jumlah kematian ibu nifas : -
 Jumlah bayi lahir dan jumlah kematian bayi Tahum 2019
 Jumlah lahir hidup : 545
 Jumlah kematian 0-7 hari : 3
 Jumlah kematian 8-28 hari : 0
 Jumlah kematian 29 hari-11 bl : 3
 Jumlah kematian bayi (0-7 hari) menurut penyebab kematian Tahun 2019
 Trauma lahir : -
 Afiksia : 1
 BBLR : 2
 Premature : -
 Infeksi : -
 Diare : -
 Icterus : -
 Kelainan bawaan : -
 Aspirasi asi : -
 Demam kejang : -
 Kecelakaan : -
 Lain-lain : -
 Jumlah kematian bayi (8-28 hari) menurut penyebab kematian Tahun 2019
 Asfiksia : -
 BBLR : -
 Infeksi : -
 Diare : -
 Demam : -
 Kecelakaan : -
 Aspirasi : -
 Kelainan bawaan : -
 Lainnya : -
 Jumlah kematian bayi (0-1 tahun) menurut penyebab kematian Tahun 2019
 Asfiksia : 1
 BBLR : 2
 Infeksi : -
 Diare : -
 Demam : 1
 Kecelakaan :-
 Aspirasi : -
 Kelainan bawaan : 1
 Jumlah kasus keguguran (Abortus), lahir mati dan kematian 0-7 hari Tahun
2019
 Keguguran : 26
 Lahir mati : 6
 Kematian perinatal (0-7) : 3
 Jumlah kematian balita (usia 0-5 Tahun) Tahun 2019
 Bayi (<1 Th) : 6
 1-5 Th : 1
 Penyebab kematian anak balita usia 1-5 tahun Tahun 2019
 Asfiksia : -
 BBLR : -
 Infeksi : -
 Diare : -
 Demam : -
 Kecelakaan : -
 Lainnya : 1
 Cakupan pelayanan kesehatan bayi Tahun 2019
 Jumlah bayi laki-laki : 297
 Jumlah bayi perempuan : 248
 Cakupan pelayanan kesehatan :
1) Laki-laki 297
2) Perempuan 248
 Jumlah posyandu menurut strata Tahun 2019
 Pratama : -
 Madya : -
 Purnama : 30
 Mandiri : -
 Jumlah posyandu : -
 Posyandu aktif : -
 Jumlah imunisasi bayi menurut jenis Tahun 2019
 Sasaran bayi (imunisasi) : 644
 DPT-1 : 161
 Presentase : 25
 DPT-3 : 485
 Presentase : 75,3
 Sasaran bayi (polio) : 644
 Bayi dengan imunisasi polio I : 520
 Presentase : 80,7
 Bayi dengan imunisasi polio IV : 493
 Pressentase : 76,5
 Status gizi balita Tahun 2019 (presentase status berat badan menurut umur)
 BB lebih : 1.43
 Normal : 87.60
 Kurang : 9.73
 Sangat kurang : 1.23
 Normal 80.53
 Pendek : 13.65
 Sangat pendek : 5.77
 Gemuk : 4.19
 Normal : 88.13
 Kurus : 6.01
 Sangat kurus : 1.65
 Jumlah kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin Tahun 2019
 Laki-laki (kasus diare) : 381
 Perempuan : 582
 Laki-laki (ditangani) : 381
 Perempuan : 582
 Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin Tahun
2019
 Laki-laki (kasus DBD) : 18
 Perempuan : 11
 Laki-laki (DBD ditangani) : 18
 Perempuan : 11
 Jumlah klinik KB, klinik pembantu, pos KB dan sub pos KB
 Klinik KB : -
 Klinik pembantu : 16
 Pos KB : 53
 Sub. Pos KB : 34
 Banyaknya daerah (titik) bencana alam menurut jenis kejadian Tahun 2019
 Bamjir : 8
 Kebakaran : -
 Topan/angina kencang : 13
 Longsor : 5
 Gempa : -
 Abrasi pantai : -
 Jumlah perkara menurut koondisi dan wilayah hokum tahun 2019
 Diterima : 1
 Diputuskan : 97
 Dicabut : 90
 Ditolak : 3
 Ditolak : 2
 Gugur : 1
 Sisa : -

 Luas paanen tanaman sayuran menurut jenis tanaman 2018 & 2019
 Bawang merah : (2018 = 43,00), (2019 = 72,00)
 Cabai : (2018 = 92,00), (2019 = 239,00)
 Kentang : (2018 = - ), (2019 = - )
 Kubis : (2018 = -), (2019 = -)
 Petai : (2018 = -), (2019 = -)
 Tomat : (2018 = -), (2019 = -)
 Bawang putih : (2018 = -), (2019 = 3,00)

Anda mungkin juga menyukai