Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yesika Sabsani

NIM : 205040101113010
Kelas : Agribisnis KB

Rencana judul penelitian :

DAMPAK PERKEMBANGAN DESA WISATA TERHADAP SEKTOR PERTANIAN


DI DESA PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian adalah sebuah sektor yang memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan
perekonomian suatu wilayah di negara berkembang seperti Indonesia (Mardikanto,
2007). Hal ini diakibatkan karena pada negara berkembang sektor pertanian menjadi
sumber penyedia bahan makanan dan bahan mentah. Sektor pertanian dapat memiliki
efek sebaran baik ke depan (forward linkage) maupun efek ke belakang (backward
linkage), dimana pertanian akan menjadi salah satu sektor yang memberikan sumbangan
terbesar di perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya (Adisasmita, 2013). Dengan
adanya kemajuan di sektor pertanian akan menjadi penunjang penyedia bahan pangan
masyarakat, penunjang bahan mentah di sektor industri, serta sebagai penyumbang devisa
dalam mengimpor barang-barang modal.
Di Sumatera Barat yang merupakan bagian dari wilayah Negara Indonesia yang
masih berkembang ini, tentunya sektor pertanian akan memiliki peran penting dalam
perekonomian daerah tersebut. Hal ini terbukti dengan hasil pendapatan regional bruto
daerah Sumatera Barat yang sebagian besar diperoleh dari hasil pertanian. Namun
demikian, berdasarkan data statistik tahun 2016 pendapatan regional bruto daerah
Sumatera Barat yang berasal dari sektor pertanian hanya sebanyak 24,06%. Pendapatan
ini menurun dari tahun 2012 yang mencapai angka perolehan sebesar 25,02%. Pada
kenyataannya, saat itu perekonomian Sumatera Barat sedang mengalami pertumbuhan
sekitar 5% per tahunnya. Itu berarti, dari tahun ke tahun pertumbuhan sektor pertanian
Sumatera Barat mengalami penyusutan daripada pertumbuhan sektor yang lain. Pada
tahun 2016 sektor pertanian Sumatera Barat hanya mengalami pertumbuhan 1,96%,
sedangkan di tahun 2001 sektor pertanian mengalami pertumbuhan 7,86% (BPS Sumbar,
2016). Pemerintah daerah saat ini sedang mengkhawatirkan kondisi sektor pertanian yang
semakin lama semakin mengalami perlambatan atau penurunan akan ada dampaknya
pada bidang lain, seperti kemampuan daerah dalam menyediakan lapangan kerja,
kemampuan sebagai penyedia pangan, penghasil devisa, dan sebagai supply bahan baku
sektor ekonomi lainnya.
Salah satu sektor yang pertumbuhannya menyaingi sektor pertanian Sumatera
Barat pada saat ini adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu
sektor yang pada saat ini mengalami perkembangan yang cepat dan dinilai sangat
menjanjikan bagi pendapatan negara terutama di daerah-daerah dengan sumber daya alam
dan budaya yang melimpah seperti Sumatera Barat. Salah satu sektor pariwisata yang
saat ini dalam tahapan pengembangan di Sumatera Barat adalah Desa Wisata. Desa
Wisata merupakan kawasan pedesaan yang mempunyai potensi untuk dijadikan tempat
wisata dengan kearifan lokal yang dimilikinya. Kearifan lokal yang bisa menjadi daya
tarik wisatawan adalah seperti adat-istiadat dari suatu desa, budaya, dan kekayaan alam
yang dimiliki dengan keunikan dan keaslian yang mencerminkan suasana pedesaan.
Suatu desa yang dijadikan desa wisata biasanya memiliki beberapa daya tarik wisatawan
tidak hanya satu, seperti adanya agrowisata, wisata budaya, dan ecotourism dalam satu
desa.
Kabupaten Tanah Datar atau biasa disebut Luhak Nan Tuo adalah salah satu
kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang terkenal karena adat dan budayanya
yang masih kental yang menarik bagi wisatawan mancanegara. Saat ini Kabupaten Tanah
Datar memiliki sangat banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi objek
wisata alam, budaya, sejarah dan buatan. Dari sekian banyak objek wisata yang ada di
Tanah Datar, yang dikenal dan menarik wisatawan diantaranya ada objek wisata Istano
Basa Pagaruyung yang merupakan salah satu objek budaya dari Minangkabau, Lembah
Anai, Panorama Tabek Patah, Puncak Pato, dan Danau Singkarak yang merupakan
sebagian dari objek wisata alam yang ada, dan masih banyak lagi objek wisata lainnya.
Dari sekian banyak destinasi yang disuguhkan Tanah Datar, salah satu yang menarik dan
sedang ramai diperbincangkan saat ini adalah destinasi Desa Wisata Nagari Tuo
Pariangan. Nagari Pariangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Desa Pariangan
merupakan desa yang berada di lereng gunung Merapi yang masih aktif yang berada di
Kecamatan Pariangan. Desa Pariangan merupakan desa yang memiliki adat dan budaya
Minangkabau yang masih sangat kental. Desa pariangan terkenal dengan keindahan
alamnya yang luar biasa dan adat budaya Minangkabau yang masih dijaga kelestariannya.
Menurut masyarakat Minangkabau, desa Pariangan merupakan desa yang menjadi cikal
bakal berdirinya pemerintahan khas suku Minangkabau di Sumatera Barat. Jika dikaji
dari sejarah suku Minangkabau di Sumatera Barat, menurut tambo Desa Pariangan adalah
desa asal suku Minangkabau atau dikenal sebagai “Tampuak Tungkai Alam
Minangkabau”. Itu berarti desa Pariangan diyakini oleh masyarakat suku Minangkabau
sebagai daerah pertama munculnya kehidupan di alam minangkabau ratusan tahun silam.
Sejarah Minangkabau tidak mungkin dibuat asal-asalan tanpa adanya bukti yang
mendukung pernyataan tersebut. Di desa Pariangan yang diyakini masyarakat suku
Minangkabau sebagai cikal bakal suku mereka, terdapat bukti-bukti peninggalan sejarah
yang ada hubungannya dengan terbentuknya suku Minangkabau. Bukti-bukti tersebut
diantaranya ada prasasti batu, menhir, dan rumah adat sebagai bukti sejarah, serta masjid
Ishlah yang merupakan masjid tertua di Minangkabau yang dibangun dengan gaya
arsitektur Dongson ala dataran tinggi Tibet. ( Menurut Ampera Salim Pati Marajo,
Sejarah Alam Minangkabau).
Sebagai desa yang menjadi cikal bakal terbentuknya sebuah suku yang besar,
tentunya desa Pariangan masih menjaga adat istiadat mereka, budaya minangkabau itu
sendiri, dan potensi lain yang dimiliki desa dengan keindahan alam yang masih asri yang
belum tercemar oleh poLusi udara, rumah gadang yang masih berbanjar dengan rapi dan
berdiri dengan kokoh serta masyarakat yang ramah. Saat ini desa Pariangan dikenal oleh
banyak orang karena pesona desa di lereng gunung yang luar biasa serta adat istiadat
yang dimiliki desa sebagaimana yang dikenalkan oleh Media pariwisata dari New York,
Amerika, (Travel Budget, 2012) yang menetapkan Desa Pariangan sebagai desa terindah
di dunia bersama desa lainnya di dunia, seperti Niagara on The Lake di Kanada, Cesky
Krumlov di RepubLik Ceko, Wengen di Swiss, Shirakawa-go di Jepang, dan Eze di
Prancis(https://www.budgettraveI.com/articIe/worIds-most-beautifuI-towns_8359). Sejak
di nobatkannya Desa Pariangan menjadi desa terindah di dunia versi majalah Travel
Budget inilah yang membuat wisatawan yang mengunjungi Desa Pariangan menjadi
semakin ramai. Baik penduduk lokal maupun pengunjung dari luar daerah sudah banyak
yang berdatangan untuk melihat keindahan alam dan budaya Minangkabau dari desa
Pariangan ini. Dengan semakin ramainya wisatawan yang mendatangi desa Pariangan,
hal tersebut membuat sebagian dari penduduk desa mulai memanfaatkan hal tersebut
untuk membuka peluang bisnis seperti membuka warung atau tempat makan yang
menyediakan makanan khas Minangkabau dan membuat tempat berfoto dengan latar
hamparan sawah yang indah. Selain itu, penduduk juga sudah mulai membuka usaha
penginapan untuk wisatawan yang berkunjung.
Selain unggul di sektor pariwisata, Nagari Tuo Pariangan memiliki potensi berupa
kawasan pertanian dan persawahan yang didukung dengan letak geografis desa yang
berada di kaki gunung merapi yang masih aktif. Penduduk desa biasanya mayoritas
bekerja di sawah sebagai petani dan memanfaatkan hasil pertanian mereka untuk
digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun semenjak dikenalnya
desa Pariangan sebagai Desa Wisata, sudah banyak penduduk yang memanfaatkan hal
tersebut dan beralih peran dari petani menjadi pengusaha kecil-kecilan dan pedagang.
Selain itu, karena ramainya pengunjung yang berwisata, beberapa sawah di desa ini juga
dialih fungsikan oleh pemiliknya untuk dibangun menjadi tempat makan dan penginapan,
serta beberapa lahan dialihfungsikan untuk dibangun rumah.
Dengan adanya perkembangan sektor pariwisata di desa Pariangan tentu akan
memiliki dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif bagi desa Pariangan itu
sendiri. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Sumatera Barat sebagai wilayah yang
berada di negara yang masih berkembang, masih sangat menggantungkan pendapatan
daerah merkeka pada sektor pertanian. Lalu apakah yang akan terjadi jika sektor
pertanian terus mengalami penyusutan. Apakah sektor pariwisata akan menggantikan
kedudukan sektor pertanian sebagai sektor utama penyumbang terbesar bagi pendapatan
daerah. Untuk mengetahui tentang hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terkait dampak perkembangan sektor pariwisata terhadap pertanian di desa
Pariangan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil masalah pokok yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
a) Bagaimanakah kondisi pertanian di desa Pariangan sebelum adanya Desa Wisata
Pariangan itu sendiri?
b) Perubahan apa yang terjadi setelah dikenalnya desa Pariangan sebagai Desa Wisata?
c) Bagaimana kondisi perekonomian penduduk sekitar Desa Wisata setalah adanya
peningkatan di sektor pariwisata tersebut?
d) Apakah dengan adanya perkembangan Desa Wisata memberikan dampak terhadap
sektor pertanian di desa Pariangan?

Anda mungkin juga menyukai