DAMPAK PERKEMBANGAN DESA WISATA TERHADAP SEKTOR PERTANIAN
DI DESA PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian adalah sebuah sektor yang memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan perekonomian suatu wilayah di negara berkembang seperti Indonesia (Mardikanto, 2007). Hal ini diakibatkan karena pada negara berkembang sektor pertanian menjadi sumber penyedia bahan makanan dan bahan mentah. Sektor pertanian dapat memiliki efek sebaran baik ke depan (forward linkage) maupun efek ke belakang (backward linkage), dimana pertanian akan menjadi salah satu sektor yang memberikan sumbangan terbesar di perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya (Adisasmita, 2013). Dengan adanya kemajuan di sektor pertanian akan menjadi penunjang penyedia bahan pangan masyarakat, penunjang bahan mentah di sektor industri, serta sebagai penyumbang devisa dalam mengimpor barang-barang modal. Di Sumatera Barat yang merupakan bagian dari wilayah Negara Indonesia yang masih berkembang ini, tentunya sektor pertanian akan memiliki peran penting dalam perekonomian daerah tersebut. Hal ini terbukti dengan hasil pendapatan regional bruto daerah Sumatera Barat yang sebagian besar diperoleh dari hasil pertanian. Namun demikian, berdasarkan data statistik tahun 2016 pendapatan regional bruto daerah Sumatera Barat yang berasal dari sektor pertanian hanya sebanyak 24,06%. Pendapatan ini menurun dari tahun 2012 yang mencapai angka perolehan sebesar 25,02%. Pada kenyataannya, saat itu perekonomian Sumatera Barat sedang mengalami pertumbuhan sekitar 5% per tahunnya. Itu berarti, dari tahun ke tahun pertumbuhan sektor pertanian Sumatera Barat mengalami penyusutan daripada pertumbuhan sektor yang lain. Pada tahun 2016 sektor pertanian Sumatera Barat hanya mengalami pertumbuhan 1,96%, sedangkan di tahun 2001 sektor pertanian mengalami pertumbuhan 7,86% (BPS Sumbar, 2016). Pemerintah daerah saat ini sedang mengkhawatirkan kondisi sektor pertanian yang semakin lama semakin mengalami perlambatan atau penurunan akan ada dampaknya pada bidang lain, seperti kemampuan daerah dalam menyediakan lapangan kerja, kemampuan sebagai penyedia pangan, penghasil devisa, dan sebagai supply bahan baku sektor ekonomi lainnya. Salah satu sektor yang pertumbuhannya menyaingi sektor pertanian Sumatera Barat pada saat ini adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang pada saat ini mengalami perkembangan yang cepat dan dinilai sangat menjanjikan bagi pendapatan negara terutama di daerah-daerah dengan sumber daya alam dan budaya yang melimpah seperti Sumatera Barat. Salah satu sektor pariwisata yang saat ini dalam tahapan pengembangan di Sumatera Barat adalah Desa Wisata. Desa Wisata merupakan kawasan pedesaan yang mempunyai potensi untuk dijadikan tempat wisata dengan kearifan lokal yang dimilikinya. Kearifan lokal yang bisa menjadi daya tarik wisatawan adalah seperti adat-istiadat dari suatu desa, budaya, dan kekayaan alam yang dimiliki dengan keunikan dan keaslian yang mencerminkan suasana pedesaan. Suatu desa yang dijadikan desa wisata biasanya memiliki beberapa daya tarik wisatawan tidak hanya satu, seperti adanya agrowisata, wisata budaya, dan ecotourism dalam satu desa. Kabupaten Tanah Datar atau biasa disebut Luhak Nan Tuo adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang terkenal karena adat dan budayanya yang masih kental yang menarik bagi wisatawan mancanegara. Saat ini Kabupaten Tanah Datar memiliki sangat banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata alam, budaya, sejarah dan buatan. Dari sekian banyak objek wisata yang ada di Tanah Datar, yang dikenal dan menarik wisatawan diantaranya ada objek wisata Istano Basa Pagaruyung yang merupakan salah satu objek budaya dari Minangkabau, Lembah Anai, Panorama Tabek Patah, Puncak Pato, dan Danau Singkarak yang merupakan sebagian dari objek wisata alam yang ada, dan masih banyak lagi objek wisata lainnya. Dari sekian banyak destinasi yang disuguhkan Tanah Datar, salah satu yang menarik dan sedang ramai diperbincangkan saat ini adalah destinasi Desa Wisata Nagari Tuo Pariangan. Nagari Pariangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Desa Pariangan merupakan desa yang berada di lereng gunung Merapi yang masih aktif yang berada di Kecamatan Pariangan. Desa Pariangan merupakan desa yang memiliki adat dan budaya Minangkabau yang masih sangat kental. Desa pariangan terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa dan adat budaya Minangkabau yang masih dijaga kelestariannya. Menurut masyarakat Minangkabau, desa Pariangan merupakan desa yang menjadi cikal bakal berdirinya pemerintahan khas suku Minangkabau di Sumatera Barat. Jika dikaji dari sejarah suku Minangkabau di Sumatera Barat, menurut tambo Desa Pariangan adalah desa asal suku Minangkabau atau dikenal sebagai “Tampuak Tungkai Alam Minangkabau”. Itu berarti desa Pariangan diyakini oleh masyarakat suku Minangkabau sebagai daerah pertama munculnya kehidupan di alam minangkabau ratusan tahun silam. Sejarah Minangkabau tidak mungkin dibuat asal-asalan tanpa adanya bukti yang mendukung pernyataan tersebut. Di desa Pariangan yang diyakini masyarakat suku Minangkabau sebagai cikal bakal suku mereka, terdapat bukti-bukti peninggalan sejarah yang ada hubungannya dengan terbentuknya suku Minangkabau. Bukti-bukti tersebut diantaranya ada prasasti batu, menhir, dan rumah adat sebagai bukti sejarah, serta masjid Ishlah yang merupakan masjid tertua di Minangkabau yang dibangun dengan gaya arsitektur Dongson ala dataran tinggi Tibet. ( Menurut Ampera Salim Pati Marajo, Sejarah Alam Minangkabau). Sebagai desa yang menjadi cikal bakal terbentuknya sebuah suku yang besar, tentunya desa Pariangan masih menjaga adat istiadat mereka, budaya minangkabau itu sendiri, dan potensi lain yang dimiliki desa dengan keindahan alam yang masih asri yang belum tercemar oleh poLusi udara, rumah gadang yang masih berbanjar dengan rapi dan berdiri dengan kokoh serta masyarakat yang ramah. Saat ini desa Pariangan dikenal oleh banyak orang karena pesona desa di lereng gunung yang luar biasa serta adat istiadat yang dimiliki desa sebagaimana yang dikenalkan oleh Media pariwisata dari New York, Amerika, (Travel Budget, 2012) yang menetapkan Desa Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia, seperti Niagara on The Lake di Kanada, Cesky Krumlov di RepubLik Ceko, Wengen di Swiss, Shirakawa-go di Jepang, dan Eze di Prancis(https://www.budgettraveI.com/articIe/worIds-most-beautifuI-towns_8359). Sejak di nobatkannya Desa Pariangan menjadi desa terindah di dunia versi majalah Travel Budget inilah yang membuat wisatawan yang mengunjungi Desa Pariangan menjadi semakin ramai. Baik penduduk lokal maupun pengunjung dari luar daerah sudah banyak yang berdatangan untuk melihat keindahan alam dan budaya Minangkabau dari desa Pariangan ini. Dengan semakin ramainya wisatawan yang mendatangi desa Pariangan, hal tersebut membuat sebagian dari penduduk desa mulai memanfaatkan hal tersebut untuk membuka peluang bisnis seperti membuka warung atau tempat makan yang menyediakan makanan khas Minangkabau dan membuat tempat berfoto dengan latar hamparan sawah yang indah. Selain itu, penduduk juga sudah mulai membuka usaha penginapan untuk wisatawan yang berkunjung. Selain unggul di sektor pariwisata, Nagari Tuo Pariangan memiliki potensi berupa kawasan pertanian dan persawahan yang didukung dengan letak geografis desa yang berada di kaki gunung merapi yang masih aktif. Penduduk desa biasanya mayoritas bekerja di sawah sebagai petani dan memanfaatkan hasil pertanian mereka untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun semenjak dikenalnya desa Pariangan sebagai Desa Wisata, sudah banyak penduduk yang memanfaatkan hal tersebut dan beralih peran dari petani menjadi pengusaha kecil-kecilan dan pedagang. Selain itu, karena ramainya pengunjung yang berwisata, beberapa sawah di desa ini juga dialih fungsikan oleh pemiliknya untuk dibangun menjadi tempat makan dan penginapan, serta beberapa lahan dialihfungsikan untuk dibangun rumah. Dengan adanya perkembangan sektor pariwisata di desa Pariangan tentu akan memiliki dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif bagi desa Pariangan itu sendiri. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Sumatera Barat sebagai wilayah yang berada di negara yang masih berkembang, masih sangat menggantungkan pendapatan daerah merkeka pada sektor pertanian. Lalu apakah yang akan terjadi jika sektor pertanian terus mengalami penyusutan. Apakah sektor pariwisata akan menggantikan kedudukan sektor pertanian sebagai sektor utama penyumbang terbesar bagi pendapatan daerah. Untuk mengetahui tentang hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dampak perkembangan sektor pariwisata terhadap pertanian di desa Pariangan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : a) Bagaimanakah kondisi pertanian di desa Pariangan sebelum adanya Desa Wisata Pariangan itu sendiri? b) Perubahan apa yang terjadi setelah dikenalnya desa Pariangan sebagai Desa Wisata? c) Bagaimana kondisi perekonomian penduduk sekitar Desa Wisata setalah adanya peningkatan di sektor pariwisata tersebut? d) Apakah dengan adanya perkembangan Desa Wisata memberikan dampak terhadap sektor pertanian di desa Pariangan?