Anda di halaman 1dari 48

KD 3.

2 INTERAKSI
KERUANGAN DESA
DAN KOTA
POLA KERUANGAN DESA

Pola
Pengertian Unsur-unsur
Unsur-unsur Ciri-ciri
Keruangan

Perkembangan Pola
Tipe Desa
Desa Kebudayaan

PETA KONSEP
PENGERTIAN DESA
 Secara Etimologi
Desa berasal dari bahasa sansekerta yaitu deshi yang
berarti tanah kelahiran atau tanah tumpah darah.

 Menurut UU no.22 tahun 1984


Desa adalah suatu daerah yang terdapat satu atau
beberapa dusun yang memiliki tempat cukup untuk
menjadi daerah otonom yang mengatur rumah
tangganya sendiri.
 Secara Umum

Desa adalah kesatuan wilayah yang


berpenduduk berpenghasilan,
berpemerintah dan berlokasi jauh dari
pusat kegiatan pemerintah tingkat pusat.
 Menurut Rosyid
Istilah desa hanya dipakai di Jawa, Madura, dan Bali Banjar, sedangkan
untuk daerah lain dipakai istilah lama seperti :
 Dusun di Sumatra Selatan
 Gampong di Aceh
 Nagari di Minangkabau
 Negara di Maluku
 Wanna di Minahaso
 Mentawai di Bugis

Selain itu terdapat istilah lainnya juga seperti :


 Huta di Tapanuli
 Babagan di Jawa Barat
 Gaukong di Makasar
 Matoa di Bugis
 Umbul di Lampung
 Marga di Sumatra
 Dusundati di Maluku
 Wanus di Sulawesi Utara
 Perbedaan desa dengan kelurahan

Desa Kelurahan

Merupakan unit pemerintahan Tidak merupakan unit yang


yang bersifat otonom bersifat otonom

Dipimpin kades Dipimpin oleh lurah

Sistem penggajian bengkok Sistem gaji (PNS)

Dipilih masyarakat desa Dipilih pemerintah

Aspirasi dari masyarakat Aspirasi dari camat


UNSUR – UNSUR DESA
a. Daerah / Wilayah / Tempat
Permukaan bumi yang memiliki batas – batas
administratif tertentu yang umumnya tidak begitu luas
dilengkapi dengan wilayah pemukiman termasuk lahan
pekarangan dan pertanian.
b. Penduduk
Orang yang menempati wilayah tersebut dengan segala
macam permasalahannya, meliputi : jumlah, pertumbuhan,
kepadatan, penyebaran, mata pencaharian, pendidikan.
c. Tata kehidupan
usaha manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraan.

BACK
CIRI – CIRI DESA
 Ciri – ciri Wilayah desa (ciri Fisik) :
1.Lingkungan fisik
2.Banyak tanah – tanah lapang
3.Penggunaan lahan
4.Sarana prasarana
5. Banyak areal persawahan
6. Adanya surau atau langgar
7. Masih banyak jalan setapak
8. Udara masih relatif bersih
9. Banyak tumbuhan yang masih hijau
10. Relief realatif masih kasar
 Ciri-ciri Masyarakat Desa ( Ciri
Sosial) :
a) Mata Pencaharian
b) Ukuran Komunitas
c) Kepadatan Penduduk
d) Lingkungan
e) Diferensiasi Sosial
f) Stratifikasi Sosial
g) Mobilitas Sosial
h) Interaksi Sosial
i) Solidaritas Sosial
j) Kontrol Sosial
k) Tradisi Sosial
POLA KERUANGAN DESA
 Desa Terpusat
 Desa Menyusur Sepanjang

Pantai
 Desa linier di Dataran Rendah
 Desa mengelilingi Fasilitas

Tertentu
Tipe Lingkungan Fisik Desa
 Desa Pegunungan
 Desa dan Kelurahan

Perbukitan
 Desa dan kelurahan Dataran
 Desa dan kelurahan

pesisir/Pantai
 Desa di Pulau-pulau Kecil
KLASIFIKASI DESA/PERKEMBANGAN
DESA
1. Berdasarkan Perkembangannya
a. Desa tradisional :

suatu desa yang banyak terdapat pada suku bangsa


terasing dimana seluruh kehidupan masyarakat
termasuk teknologi bercocok tanam, cara pemeliharaan
kesehatan dan cara memasak tergantung pada
pemberian alam sekeliling.
Ciri – cirinya :
 Sangat bergantung pada alam di sekitar
 Penduduk cenderung tertutup atau kurang komunikasi
dengan daerah lain
 Sistem perhubungan dan pengangkutan tidak berkembang
 Bersifat primitif
B. Desa swadaya
Suatu desa yang memiliki kondisi yang relatif statis tradisional,
masyarakatnya sangat tergantung pada ketrampilan dalam
kemempuan pengembangan kehidupan masyarakat pada faktor
alam yang belum diolah dan dimanfaatkan secara baik.

Ciri – ciri :
1. Penduduk jarang
2. Masih terikat oleh kebiasaan – kebiasaan adat
3. Hanya mempunyai lembaga – lembaga yang masih sederhana
4. Tingkat pendidikan masyarakat rendah
5. Produktifitas tanah rendah
6. Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh keadaan alam
7. Daerahnya bergunung – gunung / perbukitan
8. Lokasinya terpencil
9. Pendapatan rendah
10. Sebagian besar penduduk hidup bertani
11. Kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan sebdiri dan kebutuhan sehari – hari
12. Masyarakat masih homogen
c. Desa Swakarya

Suatu desa yang mulai disentuh oleh unsur-


unsur dari luar berupa adanya pembaharuan
yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.
CIRI-CIRI DESA SWAKARYA/SWAKARSA:

Adanya istiadat masyarakatnya sedang mengalami perubahan


(transisi).
Pengaruh dari luar mulai masuk ke dalam masyarakat desa dan
mengakibatkan perubahan cara berfikir.
Mata pencahariannya mulai baragam jenisnya,tidak hanya sektor
agraris.
Lapangan kerja bertambah dan produktifitas meningkat
diimbangi dengan makin bertambahnya prasarana desa.
Swadaya masyarakat dengan cara gotong-royong telah mulai
efektif dan tumbuh kesadaran serta tanggung jawab masyarakat
untuk membangun desanya.
Roda pemerintah desa mulai berkembang baik dalam tugas
maupun fungsinya.
Bantuan pemerintah hanya bersifat sebagai stimulasi saja.
D. DESA SWASEMBADA
Suatu desa yang masyarakatnya telah maju,sudah
mengenal modernisasi pertanian dan teknologi ilmiah
telah mulai digunakan selalu berubah-ubah sesuai
dengan perkembangan norma-norma penilaian sudah
dihubungkan dengan kemampuan dan keterampilan
seseorang.
Ciri-ciri desa Swasembada:
 Kebanyakan desa swasembada berlokasi di sekitar ibu kota
kecamatan,di sekitar ibu kota kabupaten,dan di sekitar ibu kota
provinsi,yang tidak termasuk ke dalam wilayah kelurahan.
 Semua keperluan hidup pokok desa swasembada telah tersedia
dan dapat disediakan oleh desa tersebut.
 Alat-alat teknis yang digunakan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sudah lebih modern dibandingkan dengan
alat-alat yang digunakan penduduk desa swakarya dan swadaya.
 Ikata adat dan kebiasaan-kebiasaan adat yang berkaitan dengan
perekonomian sudah tidak berpengaruh lagi pada kehidupan
masyarakat,lembaga-lembaga ekonomi dianggap lebih modern.
 Lembaga-lembaga sosial,ekonomi,dan kebudayaan yang ada
sudah dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
 Mata pencaharian penduduknya sudah beranekaragam ,sebagian
besar penduduknya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
POTENSI DESA
Potensi Desa ialah berbagai sumber daya
alam (fisik) dan sumber daya manusia
(nonfisik) yang tersimpan dan terdapat di
suatu desa,yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kelangsungan dan
perkembangan desa.
JENIS – JENIS POTENSI DESA
 POTENSI FISIK DESA
1. Tanah meliputi berbagai sumber tambang
dan mineral,lahan untuk tumbuhnya
tanaman.
2. Air untuk irigasi,pertanian dan kebutuhan
hidup sehari-hari.
3. Ternak,sebagai sumber tenaga,bahan
makan,dan pendapatan.
4. Manusia,sebagai tenaga kerja potensial.
1. Masyarakat desa hidup bergotong royong.
2. Lembaga-lembaga social,yaitu lembaga-lembaga
pendidikan dan organisasi-organisasi social yang
dapat memberikan bantuan social dan bimbingan
terhadap masyarakat.
3. Aparatur atau pamong desa,untuk menjaga
ketertiban dari keamanan demi kelancaran
jalannya pemerintahan desa.
Indikator Potensi Desa
Indikator
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Sumber Daya alam Bahan galian
Sumber daya air
Kualitas lingkungan
Taman
Wisata
Indikator Potensi Fisik
Indikator
Usia
Jumlah
pendidikan
Sumber Daya Mata pencaharian
Manusia Agama
Kewarganegaraan
Etnis/suku bangsa
Mental atau cacat
Tenaga kerja
Indikator Potensi Desa
Indikator
Kelurahan
Parpol
Organisasi Profesi
Lembaga adat
SumberDaya Lembaga pendidikan
Kelembagaan
Lembaga keamanan
ketertiban
Indikator Potensi Desa
Indikator
Transfortasi
Informasi dan
komunikasi
Prasarana ibadah
Sarana dan Prasarana
Prasarana olah raga
Prasarana pendidikan
Prasarana kesehatan
Prasarana air bersih
dll
FUNGSI DESA
 Sebagai hinterland yaitu daerah penyokong atau penyuplai
kebutuhan masyarakat kota
 Dari segi potensi ekonomi desa berfungsi sebagai penghasil
bahan mentah untuk industri dan tenaga kerja
 Dari segi kegiatan kerja desa dapat berfungsi sebagai desa
agraris, desa industri, desa nelayan dan sebagainya
 Sebagai bentuk pemerintahan terendah artinya desa diharapkan
mampu menjalankan kebijakan – kebijakan yang digariskan
oleh pemerintah yang lebih tinggi

BACK
BAGAN POLA KERUANGAN KOTA

PENGERTIAN CIRI - CIRI STRUKTUR SEJARAH

STRUKTUR
TAHAP TEORI RUANG KOTA
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN DAN DESA

PETA KONSEP
Pengertian Kota
Peraturan Mendagri No.2 Tahun 1987
Kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk
yang mempunyai batas administrasi yang diatur dalam
perundang-undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar
lokal.

Arnold Toynbe
Kota selain merupakan pemukiman juga merupakan
suatu kekomplekan yang khusus dan tiap kota
menunjukkan pribadinya masing-masing.
Ciri – ciri Kota
 Menurut Bintarto, ada 2 macam ciri yaitu:
a. Ciri Fisis
1. Terdapatnya sarana perekonomian seperti pasar dan
supermarket
2. Adanya tempat parkir yang memadai
3. Adanya tempat rekreasi dan olahraga
4. Terdapat alun-alun
5. Adanya gedung-gedung pemerintahan
b. Ciri Sosial
1. Masyarakatnya heterogen
2. Bersifat individualistis dan materialistis
3. Mata pencaharian masyarakat kota nonagraris
4. Norma-norma keagamaan tidak begitu ketat
5. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional

BACK
Struktur Tata Ruang Kota
Strukturruang kota adalah cara mengatur
pemanfaatan ruang atau lahan untuk
keperluan tertentu sehingga tidak terjadi
pemanfaatan yang tumpang tindih.

Terdiridari dua bagian :


Terencana, misalnya jalan, air, listrik.
Tidak terencana, merupakan bagian
yang tidak termasuk sarana pokok,
misalnya perumahan.

BACK
Klasifikasi kota Berdasarkan jumlah
penduduknya :
1. Kota kecil : 20.000 – 50.000 orang
2. Kota sedang : 50.000 – 100.000 orang
3. Kota besar : 100.000 – 1.000.000 orang
4. Kota metropolitan : 1.000.000 – 5.000.000
orang
5. Kota megapolitan : > 5.000.000 orang

BACK
Klasifikasi kota berdasarkan Menurut Lewis Munford:
a. Tingkat Eopolis : suatu desa yang berkembang dan telah
menunjukkan ciri-ciri kehidupan perkotaan atau yang
berkembang menjadi kota baru.
b. Tingkat Polis : suatu kota yang masih memiliki ciri-ciri sifat
agraris.
c. Tingkat Metropolis : kota besar yang perekonomiannya sudah
mengarah ke industri.
d. Tingkat Megapolis : wilayah perkotaan yang terdiri dari
beberapa kota metropolis yang berdekatan lokasinya sehingga
membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.
e. Tingkat Tyranopolis : kota yang kehidupannya sudah dikuasai,
baik yang berupa kemacetan lalu lintas, tingkat kriminalitas
yang tinggi, penurunan pelayanan umum, dsb.
f. Tingkat Nekropolis : suatu kota yang berkembang menuju
keruntuhan.
Tahap Perkembangan Kota menurut Griffth Taylor

a) Stadium Infantile : tidak terlihat batas yang jelas


antara daerah pemukiman dan daerah perdagangan,
antara daerah miskin dan daerah kaya.
b) Stadium Juvenile : perumahan tua sudah mulai
terdesak oleh kelompok perumahan baru, terlihat
pula pemisah antara darah perusahaan dengan
daerah perumahan.
c) Stadium Mature : banyak timbul-timbul daerah
baru.
d) Stadium Senile : terjadi kemunduran-kemunduran
karena adanya pemeliharaan yang dapat disebabkan
oleh faktor ekonomi dan politik.
BACK
Teori-teori Perkembangan Kota
Teori Konsentris Ernest W. Buergess
Daerah perkotaan dibedakan 5 wilayah:
 Pusat daerah kegiatan disebut juga CBD (Central Business District)
 Wilayah transisi
 Wilayah pemukiman yang berpendapatan rendah
 Wilayah pemukiman masyarakat berpenghasilan menengah

 Wilayah pemukiman masyarakat berpenghasilan tinggi

Asumsi teori ini :


Kota dibangun di dataran rendah
Sistem transportasi tidak rumit, muirah, mudah, dan cepat ke segala
arah
Nilai tanah tertinggi terletak di pusat kota dan nilai tanahnya menurun
apabila semakin jauh dari pusat kota
Bangunan tua berada di dekat pusat kota
Penduduk miskin harus tetap tinggal di dekat pusat kota
Tidak terjadi konsentrasi industri
Teori Sektoral Homer Hoyt
Hoyt berpendapat bahwa :
 Daerah-daerah yang memiliki harga tanah atau
sewa tanah tinggi biasanya terletak di luar kota
 Daerah-daerah yang memiliki harga tanah atau
sewa tanah rendah merupakan jalur-jalur yang
bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah
perbatasan
 Zona pusat berupa Pusat Daerah Kegiatan (PDK)
Teori Inti Ganda (Ullman dan Hariss)

1. Inti Kota (core of city) : wilayah kegiatan, ekonomi,


pemerintahan, dan kebudayaan.
2. Selaput inti kota : wilayah yang terletak di luar inti
kota sebagai akibat dari tidak tertampungnya
kegiatan di dalam kota.
3. Kota satelit : suatu daerah yang memiliki sifat
perkotaan dan pusat kegiatan industri.
4. Suburban satelit : daerah di sekitar pusat kota yang
berfungsi sebagai daerah pemukiman.

BACK
Perkembangan Struktur Ruang di `
Pedesaan dan Perkotaan
Pedesaan Perkotaan
1. Kondisi tata guna lahan 1. Kondisi tata guna lahan
masih memberikan sangat unik.
peluang yang cukup luas 2. Peranan transportasi dan
bagi perluasan wilayah komunikasi sangat besar.
pemukiman. 3. Mempunyai kegiatan
2. Peranan transportasi dan tunggal maupun ganda.
komunikasi masih kurang. 4. Latar belakang lingkungan
3. Latar belakang lingkungan tidak begitu berperan.
mempunyai peranan
besar.
4. Tidak mempunyai
kegiatan yang permanen
baik tunggal maupun
ganda.
BACK
POLA DAN FAKTOR
INTERAKSI WILAYAH

DESA DAN KOTA


PENGERTIAN INTERAKSI

 Suatu hubungan timbal balik yang saling


berpengaruh antardua wilayah atau lebih
yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan maupun permasalahan baru
 Interaksi wilayah dapat terjadi antara
desa dan desa, kota dan desa, kota dan
kota, daerah industri dan daerah
pemasaran dsb.
Dalam hubungan timbal balik ini terdapat
proses pergerakan :

 Pergerakan manusia (mobilitas)


 Pergerakan / perpindahan gagasan dan
informasi komunikasi
 Pergerakan materi atau benda yang
dinamakan transportasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi
(Edward Ullman):

 Regional complementary (adanya


wilayah yang saling melengkapi)
 Intervening opportunity (adanya
kesempatan untuk berintervensi)
 Space transfer ability (adanya
kemudahan transfer atau pemindahan
dalam ruang)
Regional Complementary/Hubungan Saling
Melengkapi
Wilayah A Wilayah B
Surplus sumber daya X Surplus sumber daya Y
Minus Sumber daya Y Minus Sumber daya X
Minus sumber daya Z Minus sumber daya Z

Wilayah C
Surplus sumber daya Z
Minus Sumber daya Y
Minus sumber daya X
Intervening
Opportunity/Adanya Kesempatan
untuk Berintervensi
Wilayah A Wilayah B
Minus sumber daya X Minus sumber daya Y

Wilayah C
Surplus sumber daya X
Surplus Sumber daya Y
Spatial transfer ability, dipengaruhi
oleh:
 Jarak antar wilayah
 Biaya angkut / transpor
 Kelancaran transportasi antar
wilayah
Pengaruh interaksi

 Peningkatan tingkat pengetahuan dan wawasan


penduduk
 Makin terbukanya suatu wilayah, sehingga
meningkatkan taraf perekonomian penduduk
 Masuknya teknologi ke pedesaan
 Masuknya tenaga ahli, dpt menciptakan peluang
 Tercipta hubungan saling menguntungkan di
bidang ekonomi.
KOTA MENGUBAH/ MEMENGARUHI DESA
Secara teoritis, kota mengubah atau memengaruhi desa melalui
beberapa cara berikut:
• Ekspansi desa ke kota, atau perluasan kawasan perkotaan
dengan mengubah atau mengambil kawasan pedesaan.
• Invansi kota, pembangunan kota baru, misalnya batam dan
kota – kota baru sekitar jakarta.
• Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, perilaku, nilai
kekotaan ke desa.
• Ko- operasi kota desa, pada umumnya berupa pengangkutan
produk yang bersifat kedesaan ke kota.
PERPINDAHAN PENDUDUK DARI
DESA KE KOTA
• Sebab – sebab terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke
kota
• Bertambanya penduduk sehingga tidak seimbang dengan
persedian lahan pertanian
• Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri
modern
• Adat istiadat yang mengikat penduduk desa terutama kaum
muda.
• Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu
pengetahuan
• Hasil panen yang tidak menentu sehingga memaksa
penduduk desa untuk mencari penghidupan lain di kota.
Dampak Negatif

 Kenakalan remaja
 Polusi
 Desa kehilangan tenaga muda
 Rusaknya lingkungan

Anda mungkin juga menyukai