Anda di halaman 1dari 39

ANESTESIA VETERINER

drh. Nofan Rickyawan, M.Sc.

Bidang Ilmu Bedah dan Radiologi


Lab. Klinik Hewan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya
There are no safe anesthetic agents, there are no safe
anesthetic procedures. There are only safe anesthetists.
(Robert Smith)
ANESTESIA
• Hilangnya keseluruhan sensasi pada sebagian tubuh atau seluruh tubuh, yang
diinduksi oleh obat atau kombinasi obat yang menekan aktivitas jaringan syaraf
perifer (anestesi lokal dan regional) atau sistem syaraf pusat (anestesi umum).
• Anestesia dan restraint kimia bersifat reversibel
• Tujuan :
• Imobilisisasi
• Meminimalkan stress
• Meminimalkan rasa sakit
• Memfasilitasi prosedur lain seperti bedah, tagging, general check up dll.
ANESTESIA
• Hilangnya keseluruhan sensasi pada sebagian tubuh atau seluruh tubuh, yang
diinduksi oleh obat atau kombinasi obat yang menekan aktivitas jaringan syaraf
perifer (anestesi lokal dan regional) atau sistem syaraf pusat (anestesi umum).
• Anestesia dan restraint kimia bersifat reversibel
• Tujuan :
• Imobilisisasi
• Meminimalkan stress
• Meminimalkan rasa sakit
• Memfasilitasi prosedur lain seperti bedah, tagging, general check up
ANESTETIKA LOKAL DAN REGIONAL

• Obat untuk mencegah atau menghilangkan nyeri pada daerah tertentu dari
tubuh.

• Obat berikatan dengan voltage-gated Na channel pada syaraf perifer, memblok


perpindahan Na melalui Na channel, sehingga memblok konduksi neuron
MEKANISME KERJA

• AL secara reversibel berikatan dengan voltage-gated sodium channels, memblok


perpindahan Na+ melalui channel sehingga memblok action potential dan
konduksi neuron.

• Pada dosis yang mencukupi, AL menghambat konduksi seluruh neuron secara


reversibel.
FARMAKOKINETIK

• Injeksi AL ke daerah serabut syaraf yang akan di blok akan diikuti dengan absorbsi
AL ke dalam darah.

• AL yang berkaitan dengan ester akan dihidrolisis dengan cepat oleh


butyrylcholinesterase dalam darah.

• AL yang berkaitan dengan amide akan didistribusikan luas melalui sirkulasi dan
dihidrolisis oleh enzim mikrosomal liver ----waktu paruhnya lebih lama dan
toksisitas dapat terjadi pada pasien dengan gangguan liver
FARMAKOKINETIK

• Absorbsi AL dipengaruhi oleh dosis, sisi injeksi, ikatan obat pada jaringan, dan
adanya obat vasokonstriksi.

• Adanya obat vasokonstriksi seperti epinephrin dapat meningkatkan kontraksi


pembuluh darah lokal sehingga mempersempit diameter pembuluh darah,
meningkatkan konsentrasi obat lokal, menurunkan absorpsi AL, memperlama
efek AL, menurunkan level anestetika darah
ANESTETIKA LOKAL DAN REGIONAL

• Anestesia topikal
• Absorpsi obat pada permukaan kulit
• Ex : pemasangan IV cath, pengambilan sampel darah, pengobatan luka luar

• Anestesia loka (infiltrasi)


• Obat injeksi pada area yang akan dianestesi
• Ex : penjahitan luka
ANESTETIKA LOKAL DAN REGIONAL

• Anestesia regional atau blokade (plexus) syaraf


• Injeksi pada batang (plexus) syaraf yang menginervasi syaraf pada area yang akan
akan dihilangkan fungsi sensoris dan motoris
• Ex : operasi hewan besar (paravertebral anestesia) pada operasi sesar atau
rumenotomi, prosedur dental

• Anestesia neuroaxial
• Obat injeksi pada epidural dengan tujuan menghilangkan fungsi sensoris dan
motoris di area yang diinervasi oleh akar syaraf dari epidural
• Ex : sesar pada hewan kecil
ANESTETIKA LOKAL DAN REGIONAL

• Anestesia intravena regional


• Obat via vena perifer. Pada area yang akan diinjeksi, dipasang torniquet. Obat
akan terakumulasi di area distal dari toniques sehingga anestesi terlokalisir di
area tsb.
• Ex : prosedur pada hewan besar (kuda) untuk penanganan ekstremitas
TOKSISITAS ANESTETIKA LOKAL
• Sistem syaraf pusat
• Tremor otot
• Konvulsi
• Mendepres repsirasi
• Mendepres SSP

• Sistem kardiovaskular
• Mendepres kontraktilitas miokardium
• Bradikardia
• Hipotensi
• methemoglobinemia
TOKSISITAS ANESTETIKA LOKAL
• Alergi
• Metabolit ester

• Toksik jaringan
• Infeksi (tidak steril)
• Kerusakan jaringan injeksi
• Kerusakan syaraf
ANESTETIKA UMUM
• Anestetika parenteral
• Injeksi

• Anestetika inhalasi
• Mesin anestesi inhalasi
ANESTETIKA PARENTERAL
• Premedikasi
• Induksi
• Maintenance
• analgesika
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• Tujuan :
• Restrain kimia pada pasien sebelum anestesi
• Mengurangi ansietas
• Menurunkan total dosis anestetika (tergantung jenis obat yang digunakan)
• Analgesika (apabila menggunakan obat yang dapat menghilangkan nyeri)
• Relaksasi muskulus
• Mengurangi hipersalivasi dan sekresi saluran nafas
PROTOKOL PREMEDIKASI
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• ACEPROMAZINE
• Golongan : Phenotiazine transquilizer
• Mekanisme kerja : Antiadrenergik, antikolinergik, antihistmain, antidopaminergik
• Onset lambat (10 – 20 menit)
• Durasi kerja (3 – 6 jam)
• Efek : Sedasi tanpa analgesi
• Efek samping : Vasodilatator → hipotensi
Antithermoregulasi → hipotermia
mendepres respirasi dan kardiovaskular
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM
• Golongan : Benzodiazepin
• Mekanisme kerja : aktivasi reseptor benzodiazepin pada SSP , meningkatkan
inhibisi neurotrasnmiter
• Durasi kerja (< 20 menit)
• Efek : sedasi tanpa analgesi, menenangkan dan rileks, antikonvulsan, efek
kardiorespirasi minimal
• Efek samping : hepatotoksik
PREMEDIKASI = PREANESTESI
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• XYLAZINE
• Golongan : Agonist alpha-2 adrenergik dan beberapa alpha-1 adrenergik
• Mekanisme kerja : aktivasi reseptor alpha 2 pada SSP yang akan menghambat
pelepasan neurotransmiter dalam otak
• Durasi kerja (1 – 2 jam)
• Efek : sedasi, analgesi, muskulorelaksan,
• Efek samping : bradikardi, hipotensi, mendepres pernafasan, hipoksia
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• MEDETOMIDINE
• Golongan : Agonist alpha-2 adrenergik (lebih poten daripada xylazine)
• Mekanisme kerja : aktivasi reseptor alpha 2 pada SSP yang akan menghambat
pelepasan neurotransmiter dalam otak
• Dosis lebih kecil daripada xylazine
• Durasi kerja (1 – 2 jam)
• Efek : sedasi, analgesi, muskulorelaksan,
• Efek samping : bradikardi, hipotensi, mendepres pernafasan, hipoksia, reflek
muntah
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• ATROPINE SULFATE dan GLIKOPIROLAT
• Golongan : Antimuskarinik, antikolinergik
• Mekanisme kerja : blokade kompetitif reseptor muskarinik/kolinergik
• Durasi kerja (1 – 1,5jam)
• Efek : meningkatkan denyut jantung, menurunkan sekresi salivasi dilatasi pupil,
gastrointestinal stasis, bronkodilatasi
• Efek samping : takikardia, aritmia
PREMEDIKASI = PREANESTESI
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• BUTORPHANOL
• Golongan : opioid
• Mekanisme kerja : aktivasi (K) dan blokade (u) reseptor opioid pada otak dan
korda spinalis
• Durasi kerja (1 Jam)
• Efek : analgesi kuat dan sedasi
• Efek samping : mendepres respirasi, bradikardi, defekasi, hipotermia
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• FENTANYL
• Golongan : opioid
• Mekanisme kerja : aktivasi (u) reseptor opioid pada otak dan korda spinalis
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : analgesi kuat dan sedasi
• Efek samping : mendepres respirasi, bradikardi, defekasi, hipotermia
PREMEDIKASI = PREANESTESI
• PETHYDINE
• Golongan : opioid
• Mekanisme kerja : aktivasi (u) reseptor opioid pada otak dan korda spinalis
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : analgesi kuat dan sedasi, antikolinergik
• Efek samping : bradikardia
ANESTETIKA DISOSIATIVA
• KETAMINE HCl
• Golongan : anestetik disosiativa
• Mekanisme kerja : menghambat GABA dan memblokade serotoninm
norepinefrin dan dopamin pada SSP, menmhambat reseptor NMDA yang
mengontrol rasa sakit,
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : anestesi, analgesika kuat, meningkatkan tonus muskular, meningkatkan HR,
• Efek samping : konvulsi, peningkatan tekanan intrakranial dan intraokular,
hipotermia
ANESTETIKA DISOSIATIVA
• TILETAMINE – ZOLAZEPAM (Kombinasi)
• Golongan : anestetik disosiativa dan benzodiazepine
• Mekanisme kerja : menghambat GABA dan memblokade serotoninm
norepinefrin dan dopamin pada SSP, menmhambat reseptor NMDA yang
mengontrol rasa sakit,
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : anestesi, analgesika kuat, meningkatkan tonus muskular, meningkatkan HR,
• Efek samping : konvulsi, peningkatan tekanan intrakranial dan intraokular,
hipotermia
• Tetapi efek samping ditekan oleh zolazepam selaku benzodiazepine
ANESTETIKA NON DISOSIATIVA
• PROPOFOL (IV)
• Golongan : Alkyl phenol
• Mekanisme kerja : sedasi/hipnotik, mendepres SSP (aktivitas GABA) pada otak
• Durasi kerja (< 15 menit) → ultra short anestetika → induksi → anestesi inhalasi
• Efek : sedasi, muskulorelaksan
• Efek samping : mendepres respirasi, mendepres miokardium
ANESTETIKA NON DISOSIATIVA
• ALFAXALONE
• Golongan : molekul neuroaktif steroid
• Mekanisme kerja : memodulasi membran sel syaraf yang bekerja pada transport
ion Cl yang diibduksi karena adanya ikatan alfaxalone dengan reseptor GABA
pada otak.
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : anestesi, analgesika
• Efek samping : mendepres respirasi, aritimia
ANESTETIKA NON DISOSIATIVA
• ETOMIDATE (IV)
• Golongan : Imidazole
• Mekanisme kerja : hipnotik-sedasi non barbiturate
• Durasi kerja (< 10 menit)
• Efek : anestesi, minimal kardiopulmonari depresan
• Efek samping : rasa sakit pada area injkeis, muntah, mendepres fungsi adrenal
ANESTETIKA NON DISOSIATIVA
• ETORPHINE (M-99) – not for human
• Golongan : opioid
• Mekanisme kerja : aktivasi reseptor opioid pada otak (80 – 1000n x lebih poten
daripada morfin)
• Durasi kerja (1 – 2jam)
• Efek : anestesi, analgesika
• Efek samping : mendepres respirasi, bradikardia, hipertensi
ANESTETIKA INHALASI
• Agen anestetika
• Halotan
• Isoflurane
• Sevoflurane

• Mesin anestesia
• Oksigen
• Flowmeter
• Vaporizer
• dll
ANESTETIKA INHALASI
• HALOTHANE
• Golongan : anestetika inhalasi fluorinat hidrokarbon
• Mekanisme kerja : depresi pada SSP yang bersifat reversibel
• Durasi kerja - cepat
• Efek : anestesi, analgesika, muskulorelaksan
• Efek samping : mendepres kardiopulmonari, aritmia
• Jarang digunakan karena dapat mengiritasi sistem pernafasan
• Digunakan untuk hewan besar
ANESTETIKA INHALASI
• ISOFLURANE
• Golongan : anestetika inhalasi Methyl eter
• Mekanisme kerja : depresi pada SSP yang bersifat reversibel
• Durasi kerja - cepat
• Efek : anestesi, analgesika, muskulorelaksan
• Efek samping : mendepres kardiopulmonari, aritmia

Anda mungkin juga menyukai