Sampling Lemeshow
Sampling Lemeshow
Sumber :
Adequacy of Sample Size in Health Studies
Lemeshow et al., 1997
Definisi
Satu Dua
Populasi Populasi
Pengujian
Hipotesis
Tanpa Ada Tanpa Ada Tanpa Ada Tanpa Ada Tanpa Ada Untuk
Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis Insidensi
Dua
Populasi
2
z1 / 2 P(1 P)
n 2
d
Seorang kepala dinas kesehatan kota ingin mengetahui proporsi anak
di kab. Yg menerima imunisasi lengkap.
•Perlu diingat bahwa P(1-P) akan memberikan berbagai nilai
untuk nilai P yang berbeda.
P P(1-P)
0.5 0.25
0.4 0.24
0.3 0.21
0.2 0.16
0.1 0.09
2 (1 P)
nz 1 / 2 2
εP
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pendugaan
proporsi populasi adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
P proporsi (prevalensi) yg diduga
d presisi absolut
presisi relatif
CONTOH SOAL PENDUGAAN PROPORSI
POPULASI
n
z 1 Po (1 Po ) z1 Pa (1 Pa )
2
Pa Po 2
•Jika ingin membuktikan hipotesis bahwa
proporsi populasi yg diduga akan berbeda
dari proporsi populasi pada penelitian
sebelumnya, tanpa menentukan lebih
besar atau lebih kecil (Hipotesis alternatif
dua arah), maka hipotesis yg akan diuji:
H0: P = P0
Ha: P P0
Rumus perhitungan sampel untuk pengujian
hipotesis proporsi populasi tunggal, dengan
hipotesis alternatif dua arah, adalah:
n
z 1 / 2 Po (1 Po ) z1 Pa (1 Pa )
2
Pa Po
2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
untuk proporsi populasi tunggal adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- kekuatan penelitian
Z1- angka galat baku normal untuk , pada hipotesis
alternatif satu arah.
Z1-/2 angka galat baku normal untuk , pada hipotesis
alternatif dua arah.
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
P0 proporsi populasi berdasarkan penelitian pendahuluan
Pa proporsi populasi yg diduga
Contoh soal perhitungan sampel untuk
pengujian hipotesis proporsi populasi tunggal
z 2
1 / 2
P1 1P1 P2 1P2
n 2
d
Bila menginginkan n2 proporsional dengan n1
(misalnya n2=kn1), maka rumus perhitungan
jumlah sampel untuk pendugaan beda dua
proporsi populasi berubah menjadi:
2
z1 / 2 kP1 1P1 P2 1P2
n 2
kd
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pendugaan perbedaan
dua proporsi adalah:
Simbol Definisi
n Besar sampel untuk salah satu populasi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
P1 proporsi populasi kelompok 1, berasal dari literatur
atau sampel percobaan
P2 proporsi populasi kelompok 2, berasal dari literatur
atau sampel percobaan
d presisi absolut
k rasio jumlah sampel yg diinginkan antara kelompok 1
dan kelompok 2
HAL PENTING DALAM
PEMAHAMAN BESAR SAMPEL 2
PROPORSI
P1 = proporsi pada kelompok pertama (sampel pertama)
P2 = proporsi pada kelompok kedua (sampel kedua)
Melihat kekuatan uji yang diinginkan (power of the test/ beta (β)).
Melihat tingkat kemaknaan (α).
BESAR SAMPEL 2
PROPORSI
Biasa digunakan dalam penelitian dengan desain eksperimen.
Penelitian kohort
Penelitian cross sectional.
P1 DAN P2 PADA EKSPERIMEN,
KOHORT & CROSS-SECTIONAL
P1 = a/(a+b)
P2 = c/(c+d)
Keluaran
Sebab + - Total
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
KETERANGAN
P1 = Proporsi kelompok sakit pada yang terpajan
P2 = Proporsi kelompok sakit pada yang tidak terpajan
α = misalkan 0.05 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
Zα = misalkan 1.96 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
ß = misalkan 0.20 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
P1 DAN P2 PADA CASE CONTROL
P1 = a/(a+c)
P2 = b/(b+d)
Keluaran
Sebab + - Total
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
KETERANGAN
P1 = Proporsi subjek yang terpajan pada kelompok yang sakit
P2 = Proporsi subjek yang terpajan pada kelompok yang tidak sakit
α = misalkan 0.05 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
Zα = misalkan 1.96 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
ß = misalkan 0.20 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
Contoh soal perhitungan sampel untuk
pendugaan perbedaan dua proporsi
populasi
sebesar 0,40 dan 0,32. Dengan menggunakan presisi 5% dan CI 95% berapa
n
z1
2 P 1 P z1 P1 1 P1 P2 1 P2
2
P1 P2 2
P (P1 P2 ) / 2
•Jika ingin membuktikan hipotesis bahwa
proporsi populasi kelompok 1 berbeda
dari proporsi populasi kelompok 2
(Hipotesis alternatif dua arah), maka
hipotesis yg akan diuji:
H0: P1 = P2
Ha: P1 P2
Rumus perhitungan sampel untuk pengujian
hipotesis beda dua proporsi populasi, dengan
hipotesis alternatif dua arah, adalah:
2
z1 / 2 2 P(1 P) z1 P1 1 P1 P2 1 P2
n
P1P2 2
P (P1 P2 ) / 2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian
hipotesis untuk dua proporsi populasi adalah:
Simbol Definisi
n Besar sampel untuk salah satu populasi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1- angka galat baku normal untuk , pada
hipotesis alternatif satu arah.
Z1-/2 angka galat baku normal untuk , pada
hipotesis alternatif dua arah.
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
P1 proporsi populasi kelompok 1
P2 proporsi populasi kelompok 2
Contoh soal perhitungan sampel untuk
pengujian hipotesis dua proporsi
populasi
Diperkirakan angka karies gigi pd anak sekolah di
suatu kabupaten adalah 800 per 1000 dan di kabupaten
lain 600 per 1000.
Berapa murid yg hrs diambil dari tiap kabupaten untuk
menentukan apakah perbedaan ini bermakna pd
tingkat kemaknaan 10% jika kita menginginkan untuk
mendapatkan 80% kemungkinan untuk mendeteksi
perbedaan jika perbedaan ini nyata?
Diketahui:
p1 = 0,8
P2 = 0,6
P = (P1 + P2) / 2 = (0,80 + 0,60)/2 = 0,70
α= 0,10 →Z1-α = 1,28 (satu sisi)
1-β = 0,80 → Z1-β = 0,842
n=
z 1- 2 P(1 - P ) + z1- P1 (1 - P1 ) + P 2 (1 - P 2 )
2
2
( P1 - P 2 )
n= 47
Jumlah minimal sampel yg dibutuhkan tiap kabupaten adalah
47 org tab 6h, hal 129
MENCARI N DENGAN TABEL
CONTOH 2
Nyeri pd 80% pasien osteoartritis dpt dihilangkan dg obat A, dan 50% dg
paracetamol. Ingin diuji apakah obat A lebih efektif dr paracetamol?. Brp
besar sampel yg dibutuhkan jika peneliti menetapkan derajat kemaknaan 1%
dan kekuatan uji 80%?
Diketahui:
p1 = 0,8
P2 = 0,5
P = (P1 + P2) / 2 = (0,80 + 0,50)/2 = 0,65
α= 0,01 →Z1-α = 2,33 (satu sisi)
1-β = 0,80 → Z1-β = 0,842
n=
z 1- 2 P(1 - P ) + z1- P1 (1 - P1 ) + P 2 (1 - P 2 )
2
2
( P1 - P 2 )
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
2
( P1 P2 )
• Z1-α/2 = angka galat baku normal untuk , pada hipotesis
alternatif dua arah
CONTOH 1
Dalam sebuah survei pendahuluan, seorang ahli epidemiologi membandingkan
sebuah sampel terdiri dari 50 subjek dewasa yang menderita suatu penyakit
neurologik dan sampel lainnya terdiri dari 50 subjek sebagai pembanding
yang tidak mengalami penyakit tersebut.
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
( P1 P2 ) 2
{1,960 2(0,55)(0,45) 1,282 (0,6)(0,4) (0,5)(0,5) }2
n
(0,6 0,5) 2
n= 518,19
Jumlah minimal sampel yg dibutuhkan adalah 519 orang tiap kelompok
tab 7d, hal 134
Krn dlm survey pendahuluan telah diperiksa 50 subyek, maka diperlukan tambahan
469 subyek dlm tiap kelompok.
MENCARI N DENGAN TABEL
CONTOH 2
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
( P1 P2 ) 2
n= 41,97
Jadi dibutuhkan 42 orang tiap kelompok tab 7e, hal 135
MENCARI N DENGAN TABEL
PENGUJIAN HIPOTESIS TERHADAP
ODDS RATIO
Dua populasi, variabel outcome kategorik (proporsi), ada
hipotesis, desain studi kasus kontrol
2
z
1 / 2
2 P2* 1 P2* z1 * * * *
P1 1 P1 P2 1 P2
n
* *
2
P P
1 2
*
(OR) P2
*
P1
* 1 P*
(OR) P2 2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
terhadap odds ratio adalah:
Simbol Definisi
n Besar sampel untuk populasi kasus
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- Kekuatan penelitian yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
P1* proporsi terpajan pada kasus
P2* proporsi terpajan pada kontrol, berasal dari literatur atau
penelitian sebelumnya
OR besar Odds Ratio yg dianggap bermakna (dapat diperoleh
juga dari penelitian sebelumnya)
Contoh soal perhitungan sampel untuk
pengujian hipotesis terhadap Odds Ratio
2
z z
1 / 2 2 P 1 P 1 P1 1 P1 P2 1 P2
n
P P
2
1 2
P1 (RR) P2
P1 P2
P
2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
risiko relatif populasi adalah:
Simbol Definisi
n Besar sampel untuk populasi terpajan
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- Kekuatan penelitian yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
P1 proporsi penyakit pada kelompok terpajan
P2 proporsi penyakit pada kelompok tidak terpajan,
berasal dari literatur atau penelitian sebelumnya
RR besar Risiko Relatif yg dianggap bermakna (dapat
diperoleh juga dari penelitian sebelumnya)
Contoh soal perhitungan sampel untuk
pengujian hipotesis Risiko Relatif populasi
λ 2 0.1
20
Pada contoh pengamatan terhadap 5 orang
tersebut, waktu penelitian adalah selama 5
tahun, dan baru terdapat 2 orang yg
mengalami peristiwa penyakit yg diteliti,
sedangkan 3 orang lainnya belum. Setiap
pengamatan yg dihentikan sebelum peristiwa
itu terjadi disebut censored
n z1 / 2 /ε 2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam
pendugaan insidensi populasi adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
presisi relatif
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pendugaan insidensi populasi
n
z1 / 2 λ o z1 λ a
2
λo λa 2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian
hipotesis insidensi populasi tunggal adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- kekuatan penelitian
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
0 insidensi populasi berdasarkan penelitian sebelumnya
a insidensi populasi yg diduga
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pengujian hipotesis insidensi
populasi tunggal
Sudah dilaporkan sec meluas bhw hazard yg
disebabkan oleh pemaparan bahan kimia
tertentu di suatu industri adalah sebesar 0.20,
tetapi akhir2 ini dengan digunakannya teknik
produksi yg baru, hazard tersebut telah
berubah sebesar 25%.
Berapa orang yg hrs diikuti untuk menguji H0:
0=0.20 melawan Ha: a=0.15 atau 0.25 pd
tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 80%?
PENGUJIAN HIPOTESIS UNTUK INSIDENSI
DUA POPULASI
Dua populasi, variabel outcome orang-waktu (insidensi), ada hipotesis
λ λ1 λ 2 / 2
Jika akan diambil besar sampel (n1 dan n2) yg tidak
sama, maka rumus perhitungan sampelnya adalah:
2
z1 / 2 1 k λ z1 kλ1 λ 2
2 2 2
n
k λ1 λ 2 2
λ1 kλ 2
λ
1 k
Apabila waktu pengamatan dilakukan pembatasan
yaitu selama T tahun, maka penelitian perlu
memperhitungkan observasi yg censored.
n
z1 / 2σ
2 2
2
d
Apabila menginginkan penduga rata-rata
populasi jatuh dlm jarak 10% dari nilai rata-rata
populasi yg sebenarnya, maka presisi yg
digunakan adalah presisi relatif ().
n
z1 / 2σ
2 2
2 2
ε μ
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pendugaan
rata-rata populasi adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
simpangan baku, berasal dari penelitian
pendahuluan atau sumber lain yang tersedia
d presisi absolut
presisi relatif
Rata-rata populasi yang sesungguhnya
berdasarkan survei pendahuluan
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pendugaan rata-rata populasi
n
2 2
σ 2 z1 z1 2
μo μa 2
•Jika ingin membuktikan hipotesis bahwa rata-rata
populasi yg diduga berbeda dari rata-rata populasi
pada penelitian sebelumnya (Hipotesis alternatif
dua arah), maka hipotesis yg akan diuji:
H0: = 0
Ha: 0
n
2 2
2 2
σ z1 / 2 z1
μo μa 2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
rata-rata satu populasi adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- kekuatan penelitian
Z1-
1- angka galat baku normal untuk , pada hipotesis alternatif
satu arah.
Z1-/2 angka galat baku normal untuk , pada hipotesis alternatif
dua arah
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
simpangan baku, berasal dari penelitian pendahuluan
atau sumber lain yang tersedia
0 rata-rata populasi berdasarkan penelitian pendahuluan
a rata-rata populasi yg diduga
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pengujian hipotesis rata-rata
satu populasi
Suatu survei mengungkapkan rata-rata berat
badan pria usia >55 tahun yg didiagnose sakit
jantung adalah 90 kg. Ada kecurigaan terjadi
penurunan berat badan pria dengan ciri2
tersebut.
Pd tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan 90%,
berapa besar sampel yg diperlukan untuk
menguji hipotesis bhw rata-rata berat badan
telah turun dari 90 kg menjadi 85 kg dengan
simpangan baku 20 kg?
PENDUGAAN PERBEDAAN ANTARA
DUA RATA-RATA POPULASI
Dua populasi, variabel outcome kontinyu (rata-rata), tanpa hipotesis
n
z12 / 2 2 σ2
d2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pendugaan
perbedaan dua rata-rata populasi adalah:
Simbol Definisi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
Z1-/2 angka galat baku normal untuk
simpangan baku, berasal dari penelitian
pendahuluan atau sumber lain yang
tersedia
d presisi absolut
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pendugaan perbedaan dua
rata-rata
Sekelompok ahli gizi ingin mengetahui perbedaan
pemasukan kalori siswa di sekolah yg
menyelenggarakan prog makan siang dan siswa di
sekolah yg menyelenggarakan. Dari penelitian2
gizi lain, diduga simpangan baku pemasukan kalori
pd anak sekolah dasar adalah 75 kalori, dan
peneliti menginginkan penduga yg berjarak 20
kalori dari perbedaan yg sebenarnya, dengan
kepercayaan 95%.
Berapa jumlah sampel yg diperlukan?
PENGUJIAN HIPOTESIS
UNTUK DUA RATA-RATA POPULASI
Dua populasi, variabel outcome kontinyu (rata-rata), ada hipotesis
n
2
2 σ z1 z1
2
μ1 μ 2
2
•Jika ingin membuktikan hipotesis bahwa rata-rata
populasi pada kelompok 1 berbeda dari rata-rata
populasi pd kelompok 2 (Hipotesis alternatif dua
arah), maka hipotesis yg akan diuji:
H0: 1 = 2
Ha: 1 2
n
2
2 σ z1 / 2 z1
2
μ1 μ 2
2
Hal2 yg perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
untuk dua rata-rata populasi adalah:
Simbol Definisi
n Besar sampel untuk salah satu populasi
tingkat kemaknaan yg diinginkan
1- kekuatan penelitian
Z1-
1- angka galat baku normal untuk , pada hipotesis alternatif
satu arah
Z1-
1-/2 angka galat baku normal untuk , pada hipotesis alternatif
dua arah
Z1- angka galat baku normal untuk 1-
simpangan baku, berasal dari penelitian pendahuluan
atau sumber lain yang tersedia
1 rata-rata populasi kelompok 1
2 rata-rata populasi kelompok 2
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pengujian hipotesis dua
rata-rata populasi
Suatu penelitian sedang direncanakan untuk
membuktikan bhw Pemberian Makanan
Tambahan pd wanita hamil akan meningkatkan
berat badan bayi yg akan dilahirkan. Satu
kelompok ibu2 akan menerima PMT dan
kelompok lainnya akan menerima penyuluhan gizi
yg biasa dilakukan.
Dari penelitian pendahuluan diketahui simpangan
baku berat badan bayi adalah 500 gr dan
diasumsikan sama untuk kedua kelompok
Contoh soal perhitungan sampel
untuk pengujian hipotesis dua
rata-rata populasi
(lanjutan)
Definisi:
Pengambilan sampel dimana setiap
sampel dari sejumlah sampel
mempunyai kesempatan yg sama
untuk terpilih
N = jumlah populasi n jumlah sampel
P = proporsi pada populasi P proporsi pada sampel
= rata-rata populasi X rata- rata pada sampel
= variansi populasi s varians pada sampel
Dari sejumlah n yg terpilih sebagai sampel;
proporsi populasi, rata-rata populasi , dan
variansi populasi dapat diduga dengan p, x,
dan s2.
(Systematic sampling)
Contoh: sampel n dari kartu rekam medis pasien diperlukan
untuk survei pemasukan gizi. Dengan sampel sistematik,
diperoleh cara membuat n daerah yg masing2 terdiri dari k
rekam medis (k=N/n). Dalam daerah pertama pilih satu
angka acak antara 1 dan k yg merupakan unsur kartu
pertama yg terpilih. Rekam medis berikutnya ditentukan
dengan menambahkan konstanta k pada angka acak awal i.
k k k k k
i i+k i + 2k i + 3k i + (n-1)k
Keuntungan pengambilan sampel
sistematik
1. Dapat dilakukan pd situasi dimana pengambilan sampel
acak sederhana sulit dilakukan.
Contoh: audit terhadap kartu rekam medis, jumlah
populasi (N) tdk diketahui. Jika jumlah populasi dapat
diperkirakan dan diketahui berapa jumlah sampel (n) yg
diperlukan, maka sampel “1 dalam k” dapat dipilih, dimana
k=N/n
2. Sampel yg terpilih cenderung lebih tersebar dlm
keseluruhan populasi sehingga mungkin lebih mewakili
dibanding sampel acak sederhana
3. Dlm sebagian besar macam situasi, rumus pengambilan
sampel acak sederhana dapat digunakan dalam sampel
sistematik
Kelemahan pengambilan sampel
sistematik
1.Hasil menjadi bias jika kerangka sampel disusun sec siklus dan
k adalah panjangnya siklus.
Contoh:
Penelitian tentang kunjungan ke UGD suatu RS. Jika
kunjungan hari minggu yg paling ramai dan hari rabu yg paling
sepi, maka siklusnya adalah 7 hari. Jika diperoleh daerah
dengan panjang 7, maka hasil yg tidak menguntungkan akan
terjadi seperti berikut ini.
MSSRKJS / MSSRKJS ... / MSSRKJS
1 2 k
Definisi:
Proses pemilahan populasi ke dalam
beberapa strata, pemilihan sampel sec
acak dari tiap-tiap strata, dan akhirnya
menjadikan sampel tersebut untuk
menduga parameter populasi
Jika populasi kumpulan RS disuatu daerah diambil
sampelnya sec acak sederhana, sec kebetulan RS
besar mungkin saja terlewatkan, terlalu banyak,
atau terlalu sedikit yg terpilih dalam sampel
Strata adalah subpopulasi dari populasi awal.
Dalam hal Rumah Sakit, strata bisa dibentuk
berdasar jenis RS, jumlah tempat tidur, jumlah
dokter, dsb.
Untuk memperoleh presisi yg paling tinggi, elemen
dalam tiap strata harus sehomogen mungkin,
sedangkan variasi dari satu strata ke strata lainnya
relatif besar
Cara pengambilan sampel
stratifikasi
1. Alokasi Sampel
Cara yg paling sederhana
Pemilihan jumlah sampel yg sama dari tiap
strata. Perhitungannya adalah:
nh=n/L
nh=(Nh)(n/N)