Materi Mngajar Di Psik Ulm, 9-9-2019
Materi Mngajar Di Psik Ulm, 9-9-2019
Sutoto.KARS 2
CURICULUM VITAE: H. Akhmad Zarkasi S.Kep Ners,M.Kes
JABATAN SEKARANG:
• Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS )
• Pengurus HIPEGI Pusat (himpunan Perawat Endoskopi Gastrointestinal
Indonesia)
• Pengurus HIPPII Cabang KalSel (Himpunan Perawat Pencegah dan
Pengendalian Infeksi Indonesia)
• Asesor Penguji kompetensi perawat
• Dosen UNISM
• Board Member of ASQua (Asia Society for Quality in Health Care),
PENGALAMAN KERJA/ ORGANISASI
• Perawat Bangsal Internist dan Ruang PIV , Perawat Endoskopi 25 tahun an
• Pengurus HIPEGI , Pengurus HIPPII Cabang KalSel
• Surveior Rumah Sakit ,Penyusun naskah /Buku Pedoman kerja,Modul & silabus
• Penguji kompetensi
KARS Perawat Endoskopi Indonesia
Email : Akhmadzarkasiyahya@gmail.com
Akhmad Zarkasi
Surveior KARS
Asesor Internal RS
Konsultan Rumah Sakit
OUTLINE
Bahan Kajian :
Peran perawat yang bekerja di tatanan rumah sakit
• Pencegahan dan Penurunan Kejadian Tidak Diharapkan / KTD
(Medical Error )
• Menjelaskan peningkatan kesehatan pasien dan budaya
kesehatan pasien dirumah sakit dan tatanan YanKes
CapaianPembelajaran (Tujuan)
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan
mampu menjelaskan PeranPerawat dalam prinsip patient safety
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Pengertian patient safety
Lingkup keamanan dan keselamatan pasien
Komponen pasien safety
Sasaran pasien safety
Prinsip & Implikasi pasien safety dalam praktik keperawatan
HIPPOCRATES’S TENET
(460-335 BC)
Manajemen Risiko
Identifikasi dan kajian terhadap Pencegahan terhadap kerugian
kerugian potensial
Manajemen Mutu
Komponen Kunci
Patient Safety
SISTEM
Assesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan
Pelaporan dan analisis insiden
Tindak lanjut
Implementasi solusi
06/21/2023
Mengapa perawat perlu menerapkan budaya safety?
• Jumlah perawat 50-60% dari ketenagaan di rumah sakit
• Kontak perawat-pasien terlama
• Kegiatan keperawatan banyak ke pasien
• Kontak psikologis perawat-pasien sering
06/21/2023
KESALAHAN KLINIS/MEDIS YANG SERING TERJADI
(Swanburg, 1991)
1. Patient Safety merupakan isu serius global pelayan kesehatan,beberapa
tahun terakhir ini beberapa negara meningkatkan pengenalan tentang
pentingnya meningkatkan Patient Safety.
6.Beberapa negara, proporsi pemberian suntikan dengan syringe atau jarum pakai ulang
tanpa sterilisasi sebanyak 70%.Jutaan orang terpapar infeksi.
Setiap tahun suntikan tidak aman menyebabkan 1.3 juta , kematian umumnya karena
transmisi blood-borne patogen seperti HBV, HCV dan HIV
7. Operasi merupakan salah satu tindakan yang paling kompleks. Lebih dari 100 jt orang
memerlukan tindakan operasi setiap tahun untuk alasan medikal yang berbeda.
Masalah yang berhubungan dengan surgical safety di negara maju 50 % dari kejadian
yang tidak diharapkan dapat dihindari yang berakibat kematian atau kecacatan
10.Pengalaman pasien dalam kesehatannya merupakan jantung dari gerakan Patient Safety.
The World Alliance for Patient Safety bekerja sama dengan 40 champions yang pernah
mengalami penderitaan karena lemahnya tindakan patient safety, membantu membuat
patient safety diseluruh dunia
Bad man
Kompetensi kurang
Jumlah tenaga kurang
HAM kurang baik
Tidak peduli
Bad machine
Jumlah alat kurang atau tidak ada
Pemeliharaan dan kalibrasi kurang atau tidak ada
Fasilitas alat tidak ada
Bad Method
SOP tdk ada, tidak jelas, tidak dipahami
Uraian tugas tidak ada atau tidak dipahami
Bad Money
Ingat: insiden
• Tidak berdiri tunggal
• Saling terhubung dengan sistem di mana staf bekerja
06/21/2023
Pengertian Patient Safety
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system
yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman.
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety
adalah tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena
kecelakaan
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dair
cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat
perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Keselamatan pasien (patient safety;;) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
TUJUAN PATIENT SAFETY
Tujuan “Patient safety” adalah
Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan
masyarakat;
Menurunnya KTD di RS
Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi
pengulangan KTD.
LINGKUP KEAMANAN DAN KESELAMATAN
PASIEN
Dalam pencegahan infeksi, desain lingkungan perawatan pasien
harus memenuhi persyaratan aman, perawatan berkualitas
tinggi dengan mempertimbangkan hal berikut (The Comission
on Patient Safety and Quality Assurance of Irlandia, 2008):
(The Comission on Patient Safety and Quality Assurance
of Irlandia, 2008):
Memaksimalkan kenyamanan dan martabat pasien.
Menjamin kemudahan pelaksanaan perawatan profesional.
Membuat ketentuan yang sesuai untuk anggota keluarga dan pengunjung.
Meminimalkan risiko infeksi.
Meminimalkan risiko efek samping lain seperti jatuh atau kesalahan
pengobatan.
Mengelola transportasi pasien.
Memungkinkan untuk fleksibilitas penggunaan dari waktu ke waktu dan
persyaratan perencanaan pelayanan selanjutnya.
Standar keselamatan pasien terdiri dari
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident)
Setiap kejadian atau situasi yg dpt mengakibatkan / berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacad,
Juni 2010
kematian dll) yg tdk seharusnya terjadi.
SALAH PASIEN
SALAH OBAT
SALAH DOSIS/KEKUATAN/FREKUENSI
SALAH FORMULASI/FREKUENSI
SALAH RUTE PEMBERIAN
SALAH JUMLAH/KUANTITAS
SALAH DISPENSING LABEL
KONTRAINDIKASI
SALAH PENYIMPANAN OBAT KADALUARSA
DLL
9.darah/produk darah
10.Gizi/nutrisi
11.oxigen/gas medis
12.perilaku pasien
13.Pasien jatuh
14.sumber daya/ manajemen
15.administrasi klinis
Standar SKP 1
• Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait
intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakukan sebelum
memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis,
pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi
terhadap pasien koma.
KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN
1. Identifikasi pasien:
1. harus mengikuti pasien kemanapun (gelang identitas)
2. tak mudah/bisa berubah.
2. Identifikasi Pasien : menggunakan dua identitas dari minimal
tiga identitas
1. nama pasien ( e KTP) Permenkes No 11 tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien,
2. tanggal lahir atau Lampiran Hal 35.
GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate
47
SPO
SAAT PEMASANGAN GELANG OLEH PETUGAS
Sutoto.KARS 48
SPO CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Visual pasien koma, pasien sdh dilakukan verbal sebelumnya, kecuali ganti petugas
49
MENINGKATKAN KOMUIKASI YANG EFEKTIF
STANDAR SKP 2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau
komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi asuhan
(PPA).
Maksud dan tujuan S KP 2
Pemeriksaan diagnostik kritis termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a) pemeriksaaan laboratorium;
b) pemeriksaan radiologi;
c) pemeriksaan kedokteran nuklir;
d) prosedur ultrasonografi;
e) magnetic resonance imaging;
f) diagnostik jantung;
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti
hasil tanda-tanda vital, portable radiographs, bedside ultrasound, atau
transesophageal echocardiograms.
Maksud dan tujuan S KP 2
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik
tidak mungkin dilakukan maka harus ditetapkan panduannya meliputi permintaan
pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi dan
penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa
hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap
permintaan atau hasil pemeriksaaan oleh penerima informasi, penerima membaca
kembali permintaan atau hasil pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi atas
apa yang telah ditulis secara akurat
Maksud dan tujuan S KP 2
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (P P A) seperti antara staf medis dan
staf medis, antara staf medis dan staf keperawatan atau dengan staf
klinis lainnya, atau antara P P A dan P P A lainnya pada saat
pertukaran sif (shift);
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti
jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit
darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan
seperti radiologi atau unit terapi fisik.
Komunikasi Efektif
Pedoman Komunikasi Efektif
Komunikasi dengan masyarakat (MKE 1 , MKE 1.1)
Komunikasi dengan pasien dan keluarga (MKE 2, MK3 3)
Komunikasi dalam RS termasuk “urgen” (MKE 4)
Komunikasi antar PPA (MKE 5) LENGKAPI
Edukasi (MKE 6,MKE 7,MKE 8, MKE 9, MKE 10, MKE 11,MKE 12)
Dr DPJP
SBAR
Memberikan perintah
pengobatan/tindakan
TULBAKON
KARS
Standar SKP 2.1
Sutoto.KARS 61
CONTOH EWS (Early Warning Score)
PELAPORAN NILAI KRITIS
Tabel pelaporan nilai kritis RSUD Gunugjati 2018
JAM LAB LAPOR TTD
IDENTITAS PASIEN TGL NILAI KRITIS JAM PRWT JAM HASIL JAM VALIDASI KETERANGAN
LAPOR DIAMBIL
PETUGAS
NAMA LAB NAMA PRWT RUANGAN PETUGAS LAB
LAPORAN NILAI KRITIS LAB LAPORAN KETIDAK SESUAIN NILAI KRITIS LAB DENGAN KLINIS
15 menit pertama : petugas lab lapor ke petugas ruangan 15 menit pertama : perawat lapor ke petugas lab
15 menit ke dua : perawat lapor ke DPJP 15 menit ke dua : petugas lab memutuskan kirim sampel ulang/ tidak
15 menit ke tiga : bukti fisik hasil lab diambil/ harus di print 15 menit ke tigs : hasil dilaporkan/ di print
Pemberi Operan Penerima Operan Pemberi Operan Penerima Operan Pemberi Operan Penerima Operan
(………………………) (…………………………) (………………………) (…………………………) (………………………) (…………………………)
MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
Standar S KP 3
Sutoto.KARS 79
NORUM & LASA
• hidralazine • hidroxyzine
• celebrex
• cerebyx
• vincristine
• vinblastine
• chlorpromazine
• chlorpropamide • glyburide
• glipizide • doxorubicine
• daunorubicine
Sutoto.KARS 80
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)
1 ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
2 ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
3 ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)
4 CARDIOPLEGIC SOLUTION
5 CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL HIGH
6 DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH ALERT
7 DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8 OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL
9 GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10 HIPOGLIKEMIK ORAL
11 OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12 LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13 MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)
14 MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)
15 ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and sustained released
Formulation)
16 NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)
17 RADIO CONTRAS AGENT IV
81
18 THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh:Sutoto.KARS
Tenecteplace)
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
ALERT
OBAT SPESIFIK
1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin 82
Sutoto.KARS
Standar S K P 3.1
HIGH ALERT
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. natrium/sodium klorida > 0.9% !
4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 85
Look alike
LASA
Sutoto.KARS 89
LASA
LASA
Sutoto.KARS 90
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL
INFUS
Sutoto.KARS 93
TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-
PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar S KP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
melaksanakan proses memastikan Tepat- Lokasi,
Tepat-Prosedur dan Tepat-Pasien yang menjalani
tindakan dan prosedur.
Maksud dan tujuan S K P 4
Sutoto.KARS 98
PANDUAN
Sebelum Induksi Anestesi:
Sutoto.KARS 99
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI
Sutoto.KARS 100
PENJELASAN PADA PMK 11 / 2017 TTG
KESELAMATAN PASIEN RS
BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK
MEMERLUKAN PENANDAAN:
Sutoto.KARS 102
CONTOH PENANDAAN
Sutoto.KARS
103
Standar S K P 4.1
Sutoto.KARS 106
PANDUAN
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI
U T
N O
Sutoto.KARS IG 107
• Donald Church, 49 tahun, operasin tumor abdomen di University of Washington
Medical Center di Seattle pada Juni 2000.
• Bukan kejadian yang pertama terjadi di klinik itu. Empat kasus yang sama pernah
terjadi di klinik yang sama antara tahun 1997 dan 2000.
• Klinik tersebut akhirnya setuju membayar Church sebesar US $97.000 (1 miliar
rupiah) sebagai kompensasinya.
• Penyebabnya sign out tidak dilakukan
DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar S KP 5
KARS
PEMAKAIAN
SARUNG TANGAN STERIL
• Prosedur bedah
• Pemeriksaan vagina
• prosedur radiologi invasif
• melakukan akses vaskular dan prosedur (central
line)
• Menyiapkan/mencampur total parenteral
nutrition
• Menyiapkan/mecampur kemoterapi.
KARS
(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , WHEN?)
MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH
Standar S K P 6
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New York. 2009.
Sutoto.KARS 124
Intrinsik (berhubungan dengan kondisi Ekstrinsik (berhubungan dengan lingkungan)
pasien)
Dapat di antisipasi Riwayat jatuh sebelumnya Lantai basah/silau, ruang berantakan,
(Physiological antisipated fall) Inkontinensia pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas
Gangguan kognitif/psikologis Alas kaki tidak pas
Gangguan keseimbangan/mobilitas Dudukan toilet yang rendah
Usia > 65 tahun Kursi atau tempat tidur beroda
Osteoporosis Rawat inap berkepanjangan
Status kesehatan yang buruk Peralatan yang tidak aman
Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi
tinggi
Sutoto.KARS 126
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR
No/low risk: < 45
– Pencegahan jatuh akibat kecelakaan
– Pastikan lingkungan aman
– Edukasi pasien dan keluarga
High risk: > 45
– Strategi proteksi dari jatuh:
• Monitoring
• Proteksi jatuh dari tempat tidur/kursi
• Proteksi dari lingkungan berbahaya
• Proteksi dari cedera
– Strategi pencegahan jatuh
• Tranfer pasien dengan aman
• Cegah kencing yang urgen
• Evaluasi kemampuan komunikasi
• Latihan /exercise keseimbangan
• Optimalisasi kondisi fisik
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New York. 2009.
Sutoto.KARS 129
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
sedang LANGKAH Tgl/
jam
1.Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2.Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3.Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur
pasien
4.Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan
dan terang
5.Pastikan lorong bebas hambatan
6.Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam
jangkauan pasien
7.Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak
aman, dan segera laporkan untuk perbaikan
Sutoto.KARS 130
CONTOH LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH
TINGGI
1.Pasang Bedside rel
2.Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
3.Pasang Bedside rel
4.Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
5. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang
mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
6. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat
di daerah diagnostik atau terapi
7. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat
tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang
8. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota
keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah
jatuh
9. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan
Sutoto.KARS
Langkah-Langkah Patient Safety
Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS yaitu (Daud, 2007)
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS sebagai panduan
bagi staf Rumah Sakit (DepKes RI, 2006)
Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS yaitu (Daud,
2007)
Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medication names).
Pastikan identifikasi pasien
Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
Kendalikan cairan elektrolit pekat.
Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
Hindari salah kateter dan salah sambung slang.
Gunakan alat injeksi sekali pakai
Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
KKP RS
Dalam konteks PATIENT SAFETY
PERAWAT :
Jumlah tenaga kesehatan terbesar (40-60%) di RS
Anggota tim kesehatan (inti)
Aktifitas 24 jam di RS
Tenaga profesi, mellaui pelayanan keperawatan mencapai
kemandirian pasien
Pelayanan keperawatan bagian integral dari
pelayananKesehatan
Nursing Leadership
memegang nilai- nilai moral etik. Karena dalam nilai itu ada
kejujuran, keikhlasan dan kecermatan. Bila perawat sudah
memegang nilai moral maka ia tidak akan bertindak
sembarangan
Contoh Indikator Keselamatan Pasien
NO INDIKATOR STANDAR
1 Pasien Jtuh < o.4 %
2 Medication Error < 0.6 %
3 Dekubitus <4%
4 Plebitis < 3.5 %
5 Infeksi Luka Operasi <3.5 %
PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN EVIDENCE BASE PRACTICE
KEPERAWATAN TERHADAP PATIENT SAFETY DALAM KEPERAWATAN ANAK
Memperbaiki
REFERENSI
Hasting G. 2006. Service Redesign: Eight steps to better patient safety. Health Service
Journal.http://www.goodmanagement-hsj.co.uk/patientsafety
Departemen Kesehatan R.I(2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit. utamakan
keselamatan pasien. Bakit Husada
Depertemen Kesehatan R.I (2006). Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. (konsep dasar dan
prinsip). Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta.
Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan.
Kozier, B. Erb, G. & Blais, K. (1997) Professional nursing practice concept, and prespective . California:
Addison Wesley Logman, Inc.
Lestari, Trisasi. Konteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah Untuk
Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
Nursalam, (2002). Manajemen keperawatan. aplikasi dalam praktik keperawatan profesional . Salemba
Medika. Jakarta.
PERSI – KARS, KKP-RS. (2006). Membangun budaya keselamatan pasien rumah sakit. Lokakarya
program KP-RS. 17 Nopember 2006
TERIMA KASIH
APAKAH ADA PERTANYAAN ?????