SKILLS LAB
A. Pendahuluan
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan dan
meliputi pengumpulan, organisasi, dan analisis informasi. Dalam keperawatan
kesehatan Jiwa, proses ini sering disebut sebagai pengkajian psikososial, yang
meliputi pemeriksaan status mental. Tujuan pengkajian ini adalah untuk
membangun gambaran status emosional klien saat ini, kafasitas mental, dan fungsi
perilakunya.
C. Petunjuk pengkajian
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan
klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM (lihat RM)
3. Alamat
4. Pekerjaan
5. Mahasiswa menuliskan sumber data/ informan.
3. Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
4. Bagaimana hasilnya ?
➢ Riwayat Psikososial
1. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Beri tanda
sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan
atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda pada kotak pertama. Isi usia
saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah mengalami pelaku dan
jelas tentang kejadian yang dialami klien
2. Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan baik bio,
psiko, sosio, kultural, spiritual seperti (kegagalan, kehilangan/ perpisahan/
kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien
Tahun ajaran 2020/2021 Genap
Mental Health of Nursing, 2020
VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
2. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga, contoh :
45
Keterangan :
: Perempuan : pisah
: Laki-laki : stillbirth/ aborsi
: cerai : konflik
: meninggal : sangat dekat
: orang tinggal
serumah : dekat
: perkawinan : distant/ berjarak
: klien : proyeksi
45
: umur : cut off/ menghindar
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di
masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang:
- Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
norma budaya dan agama yang dianut
- Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jia
b. Kegiatan ibadah, tanyakan tentang:
- Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
- Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
Nama:
NIM :
➢ Riwayat Psikososial
1. Tanyakan pada klien apakah klien pernah
melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal. Tanyakan
pengalaman masa lalu lain yang tidak
menyenangkan baik bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual seperti (kegagalan, kehilangan/
perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh
45
Keterangan :
: Perempuan : pisah
: Laki-laki : stillbirth/
aborsi
: cerai : konflik
: meninggal : sangat dekat
: orang tinggal
serumah : dekat
: perkawinan : distant/
berjarak
: klien : proyeksi
klien kenal
c. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang
diikuti dalam masyarakat ?
d. Tanyakan pada klien kegiatan atau aktivitas
kelompok apa saja yang diikutinya selama dirawat
di RS
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
TERAPI KOGNITIF
A. Pendahuluan
Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat
klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat
bertindak lebih produktif. Bagian Keperawatan Jiwa FIK, UI menyatakan bahwa
terapi kognitif adalah terapi jangka pendek teratur, yang memberikan dasar
berpikir pada klien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya, memahami
masalahnya serta mampu mengatasi perasaan negatifnya dan mampu memecahkan
masalah tersebut (Draft Modul Terapi FK UI, 2011).
Terapi kognitif bukanlah terapi baru dan terapi ini sudah dikembangkan
sejak tahun 1860-an, sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi depresi. Terapi
ini berdasarkan pada satu prinip bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi mood.
Melalui terapi ini individu diajarkan atau dilatih untuk mengontrol distorsi
pikiran/gagasan/ide dengan benar-benar mempertimbangkan faktor dalam
berkembangnya dan menetapnya gangguan mood. Seseorang yang mengalami
distorsi pikiran/gagasan/ide biasanya memiliki cara pandang terhadap dirinya yang
bersifat negatif dimana ia tidak mampu mengenal kemampuan atau aspek positif
dirinya sendiri. Kondisi ini biasanya dialami klien dengan harga diri rendah,
ketidakberdayaan, keputusasaan, dan lain-lain (Draft Modul Terapi FK UI, 2011).
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan kepada individu yang
mengalami distorsi negatif dan menunjukkan perilaku negatif adalah dengan
membantu individu memeriksa peneilaian kognitif dirinya terhadap situasi yang
berhubungan dengan perasaan untuk membantu pasien dalam meningkatkan
penghayatan diri dan kemudian melakukan tindakan untuk mengubah perilaku.
Pendekatan penyelesaian masalah dalam kondisi ini berupa meluaskan kesadaran
diri, eksplorasi diri, evaluasi diri, perencanaan yang realistik dan komitmen
terhadap tindakan (Stuart & Laraia, 2005)
Intervensi keperawatan lanjut yang dapat diberikan adalah pemberian terapi-
terapi spesialistik yang tertuju untuk individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat
dimana salah satu dari terapi individu adalah terapi kognitif, yaitu suatu bentuk
psikoterapi yang dapat melatih pasien untuk mengubah cara pasien menafsirkan
dan memandang segala sesuatu pada saat pasien mengalami kekecewaan, sehingga
pasien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif. Terapi kognitif
bertujuan untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui penyebab
perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri dan pencegahan
serta pertumbuhan pribad (Burn, 1980). Dengan pemberian terapi kognitif ini
diharapkan pasien dapat merubah pikiran-pikiran negatifnya, mampu beradaptasi
dan produktif sesuai dengan kondisi kesehatannya dengan meningkatkan
kepercayaan dirinya (Draft Modul Terapi FK UI, 2011).
1. Pengertian
Terapi kognitif merupakan salah satu jenis psikoterapi yang menekankan
dan meningkatkan kemampuan berfikir yang diinginkan (positif) dan merubah
pikiran-pikiran yang negatif (Boyd & Nihart, 1998). Menurut Granfa (2007), terapi
kognitif adalah suatu proses proses mengidentifikasi atau mengenali pemikiran-
pemikiran yang negatif dan merusak yang dapat mendorong ke arah rendahnya
harga diri dan depresi yang menetap. Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek
yang teratur, yang memberikan dasar berpikir pada klien untuk mengekspresikan
perasaan negatif, memahami masalahnya, serta mampu mengatasi perasaan
negatifnya dan mampu memecahkan masalah tersebut (Arnold S, 2010).
`Terapi kognitif bukanlah suatu cara bagaimana memecahkan masalah pasien,
namun suatu cara membantu pasien untuk mengembangkan cara-cara baru dengan
melihat kembali pengalaman-pengalaman di masa lalu dan mencari alternatif
penyelesaian masalahnya sendiri (Boyd & Nihart, 1998). Dengan demikian maka,
terapi kognitif merupakan suatu bentuk terapi yang dapat melatih pasien untuk
mengubah cara berfikir yang negatif karena mengalami kekecewaan, kegagalan
dan ketidakberdayaan, sehingga pasien dapat menjadi lebih baik dan dapat kembali
produktif.
2. Tujuan
Terapi kognitif bertujuan untuk mengubah pikiran negatif menjadi possitif,
mengetahui penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan
diri dan pencegahan serta pertumbuhan pribadi (Burn, 1980). Menurut Copel
Tahun ajaran 2020/2021 Genap
Mental Health of Nursing, 2020
5. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan terapi kognitif mengutamakan privasi pasien, dapat
dengan menggunakan ruangan khusus (tertutup) dan atau ruangan yang tenang
sehingga proses pelaksanaan terapi kognitif dapat berjalan lancar tanpa adanya
gangguan dari lingkungan sekitar dan privasi pasien terjaga.
e) Perawat meminta pasien untuk mencatat semua pikiran negatif pada buku
catatan harian pasien. Perawat mengklasifikasikan bentuk distorsi kognitif
dari pikiran negatif pasien dalam buku perawat.
f) Perawat membantu pasien menentukan 1 pikiran negatif yang paling
mengganggu
g) Mendiskusikan cara melawan pikiran negatif dengan memunculkan
pikiran positif berupa aspek-aspek positif yang dimiliki pasien dan minta
pasien untuk mencatatnya dalam lembar tanggapan rasional/ cara
melawan aku
h) Perawat melatih pasien melawan pikiran-pikiran negatif dengan cara :
▪ Minta pasien untuk mengingat dan mengatakan pikiran negatif
▪ Minta pasien untuk menyampaikan aspek positif yang dimilikinya
untuk melawan pikiran negatif
▪ Lakukan point a) dan b) minimal 3 kali
▪ Evaluasi perasaan pasien setelah melakukan latihan ini
i) Menanyakan rencana tindakan pasien untuk mengatasi pikiran negatif
j) Motivasi pasien untuk berlatih melawan pikiran negatif yang lain
k) Berikan reinforcement positif terhadap keberhasilan pasien.
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi
▪ Perawat menanyakan perasaan pasien setelah menjalani terapi
▪ Perawat memberikan pujian yang sesuai
b) Tindak Lanjut
▪ Perawat menganjurkan pasien untuk latihan melawan pikiran negatif
dengan cara menggunakan aspek-aspek positif yang dimiliki pasien dan
melakukan rencana tindakan pasien untuk mengatasi pikiran negatif
▪ Perawat menganjurkan pasien untuk menilai dan mencatat pikiran
negatif (masih muncul/ tidak, waktu/ situasi)
▪ Perawat menganjurkan pasien untuk mencatat pikiran negatif lain yang
belum diidentifikasi
▪ Perawat menganjurkan pasien menilai aspek positif lainnya untuk
melawan pikiran negatif yang belum teridentifikasi dan mencatatnya
dalam buku hariannya.
c) Kontrak akan datang
Hari/
No Daftar Pikiran Negatif
Tanggal
1 ............ 1)
2)
3)
Nama Mahasiswa :
NIM :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Persiapan
1. a. Mempersiapkan alat (buku terapi, alat tulis) dan tempat
yang kondusif (tenang dan pencahaayaan cukup)
b. Cuci tangan
Tahap Orientasi
2. a. Salam terapeutik dan berjabat tangan
b. Memperkenalkan nama perawat
c. Menanyakan nama dan nama panggilan kesukaan pasien
d. Perawat menanyakan perasaan pasien saat ini
e. Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lama pertemuan kepada
pasien
Tahap Kerja
Perawat menanyakan masalah yang dihadapi pasien saat ini
Perawat menanyakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan
untuk mengatasi perasaan dan masalahnya
Perawat bersama pasien mendiskusikan perasaan pasien saat
ini
Perawat bersama pasien mendiskusikan sumber masalah dan
penyebab timbulnya masalah pasien
Perawat bersama pasien mendiskusikan pikiran-pikiran negatif
tentang dirinya akibat dari masalah yang dirasakannya saat ini
Perawat mencatat dan mendaftar semua pikiran negatif pasien
pada buku terapi pasien.
Perawat membantu pasien menentukan 1 pikiran negatif yang
paling mengganggu dari daftar pikiran negatif pasien saat ini
Perawat bersama pasien mendiskusikan cara melawan pikiran
negatif dengan memunculkan pikiran positif berupa aspek-
Tahap Terminasi
a. Tanyakan perasaan pasien setelah menjalani terapi
b. Berikan pujian yang sesuai
c. Anjurkan pasien untuk latihan melawan pikiran negatif
dengan cara menggunakan aspek-aspek positif yang dimiliki
pasien dan melakukan rencana tindakan pasien untuk
mengatasi pikiran negatif
d. Jelaskan kontrak pertemuan selanjutnya (topik, waktu dan
tempat)
e. Akhiri kegiatan dengan memberi salam dan berjabat tangan
f. Cuci tangan
Dokumentasi
Perawat mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan secara lengkap (kemampuan dan perasaan pasien
mengatasi pikiran negatif)
TOTAL
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan Jumlah yang didapat
X100%
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna Nilai =
Jumlah aspek yang dinilai
2 = Dilakukan dengan sempurna