Anda di halaman 1dari 12

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Saluran Irigasi Madya – Level 5
Kualifikasi : Teknisi/Analis Jenjang 5
Nama Asesi : Nurrohman
FOTO ASESI NIK Asesi : 3209291203810005
Tgl. Asesmen : 12 Mei 2023
TUK : PT. Denicont Anugerah Pratama
Kab. Cirebon
Nama Asesor :
PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi Madya – Level 5
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Penerapan SMK3-L dan Komunikasi di tempat kerja
• Melaksanakan survei lapangan
• Melaksanakan pengukuran, pematokan dan pemasangan bowplank profil
saluran
• Melaksanakan pekerjaan tanah
• Melaksanakan pekerjaan saluran
• Melaksanakan pengendalia Biaya, Mutu dan Waktu (BMW)
• Melaksanakan Uji Coba Aliran (Running Test)
• Melaksanakan pekerjaan akhir Saluran Irigasi
Pekerjaan Persiapan

Pengukuran Pematokan

Pemasangan bowplank
Pekerjaan Tanah dan Saluran

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan Saluran
Pengendalian Waktu
Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan
pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu
dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk
melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap
item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu
penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol
setiap periodenya
Pengendalian Biaya
Biaya-biaya konstruksi proyek perlu dikelompokkan agar dalam
analisa perhitungan earned value. Menurut Asiyanto (2005), Biaya
konstruksi memiliki unsur utama dan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam kegiatan pengendalian. Unsur utama dari
biaya konstruksi adalah biaya material, biaya upah dan biaya alat.
Pengendalian Mutu

Manajemen merupakan kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan


dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 09 tahun 2009). Peran Sistem Manajemen
Mutu dalam kerangka ini antara lain seperti menentukan masukan
berupa spesifikasi material yang sesuai, membuat perancanaan dan
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar mencapai
sasaran. Kebijakan mutu diatas ditentukan berdasarkan empat jenis
kegiatan dalam manajemen mutu, antara lain :
1. Perencanaan Mutu (Quality Plan)
2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
3. Pengendalian Mutu (Quality Control)
4. Perbaikan Mutu (Quality Improvement)
Pekerjaan Uji Coba Saluran (Running Test)
Pelaksanaan Uji Pengaliran (Running Test) sistem jaringan irigasi dilaksanakan setelah
selesainya pekerjaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi
Tahapan-tahapan dari pelaksanaan Uji Pengaliran ( Running Test) antara lain :
1. Persiapan Lapangan
Persiapan lapangan dimaksudkan untuk mengkoordinasikan semua hal dalam rangka
persiapan akhir Pelaksanaan Uji Pengaliran yang dipimpin oleh Ketua Teknis untuk
memastikan kesiapan di lapangan.

2. Sosialisasi Kepada :Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan


Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan Induk perkumpulan petani pemakai air
(IP3A)
Sosialisasi kepada P3A/GP3A/IP3A terkait pelaksanaan uji pengaliran sangat di perlukan
agar mereka dapat membantu atau berpartisipasi dengan ikut mengamati, memberikan
informasi koordinasi dan fungsi  jaringan irigasi terkait pelaksanaan Uji Pengaliran Sistem
Irigasi dan penyesuaian terhadap manual Operasi Dan Pemeliharaan ( OP).

3. Pelaksanaan Uji Pengaliran


Untuk Pelaksanaan Uji Pengaliran sistem irigasi berguna untuk mengetahui bagaimana
fungsi Hidrolis dan kekuatan struktur konstruksi dari suatu jaringan irigasi setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, Peningkatan atau Rehabilitasi Jaringan Irigasi.
Penerapan K3
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.9 Tahun 2008 dikatakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah pemberian perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja. Sedangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi (Peraturan
Menteri PU No.5/PRT/M/2014).
Penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam konstruksi dapat dikelompokkan
menjadi 4 (empat) faktor yaitu pekerja itu sendiri, faktor metode konstruksi,
faktor peralatan dan faktor manajemen. Hambatan pelaksanaan K3 berdasarkan
sisi pekerja adalah tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar dan banyak
pekerja yang tidak menuntut jaminan K3 dikarenakan SDM yang masih rendah.
Sedangkan hambatan pelaksanaan K3 berdasarkan sisi perusahan adalah
perusahaan yang lebih menekankan biaya produksi atau opersional, memilih
meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-
besarnya, kurangnya pengetahuan tentang penerapan program K3 dari pihak
perusahaan dan kurangnya pengawasan dan sangsi dari pemerintah kepada
perusahaan yang bersangkuta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai