Anda di halaman 1dari 76

PERTOLONGAN PERTAMA PADA

PASIEN CARDIAC ARREST

Yunita Azizatu N.I, S.Kep.Ns.,Msi


introduction

Whats in your
mind ???
Sudden cardiac arrest

• Sudden cardiac arest (SCA) merupakan suatu kondisi dimana


jantung berhenti secara mendadak disertai hemodinamik yang
kollaps
• Jika kemudian intervensi yang diberikan berhasil mengembaikan
sirkulasi  SCA
• Namun jika koreksi gagal dilakukan, SCA kemudian berlanjut
kepada kematian, dan disebut sebagai Sudden Cardiac Death
(SCD) dimana tidak ada tanda ROSC 1jam setelah onset kejadian
• Onsetnya cepat
• Moratalitas sangat tinggi
• Penyebab kematian pada kasus penyakit jantung (50%)
• 80% is Out of hospitals case, overall incidence is 1-2 per 1000 each
year
• Angka kehidupan rata-rata SCA di luar rmah sakit < 10% - 20%
• lebih dari 2/3 pasien yang meninggal akibat serangan jantung adalah
orang-orang golongan resiko rendah dan atau tidak diketahui resiko
penyakit jantung sebelumnya.
Faktor predisposisi

• Laki2 > wanita


• Usia > 40Th
• Penyakit arteri koroner: 80%
• Non iskemik cardimipati
• Reaksi inflamasi,gangguan pada katub2 jantung
• Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan jantung
• Gangguan listrik jantung
Tanda dan Gejala

1. Unresponsif
• Pasien akan kehilangan kesadaran dalam 15 detik pertama
2. Gasping
• Agonal gasping akan muncul sekitar 60 detik setelah sirkulasi kolaps.
• Mungkin muncul kejang sebagai dampak penurunan sirkulasi ke otak.
3. Pulseless
• Nadi karotis tak teraba selama 5 menit
Gelaja peyerta lainnya :
Angina,fatigue, palpitasi, dyspnea,
Jenis aritmia yang sering menjadi
pemicu cardiac arrest

• Ventrikel fibrilasi (VF)


• Ventrikel Takikardi (VT)
• Asystole
• PEA ( Pulseless Electrical Takikardi )
Penyebab lainnya

• 5H • 5T
• HIPOVOLEMIA • Tamponade jantung
• Hip natremia • Toxin
• Hipoxia • Tension pneumothorax
• Hipo- hiperkalemia • Trombosis coronary
• Hidrogen sdibb • Tombosis pulmonary
• Peyakit arteri koroner dengan miokardial infark
merupakan kondisi paling umum yang menjadi
predisposisi terjadinya cardiac arrest
Apa yang harus dilakukan ????

• Mengembalikan fungsi jantung secepatnya.


• Berikan bantuan hidup dasar yang berkualitas
• Waktu diantara onset serangan dan tindakan resusitasi sangat
mempengaruhi keberhasilan

• Terjadi kerusakan permanen pada otak


setelah jantung berhenti lebih dari 5 mnt
INITIAL ASSESSMENT
Initial assesment

• Pastikan lingkungan aman sebelum anda


memberikan bantuan kepada korban
• Kata kunci pada asesmen awal adalah
memastikan apakah korban dalam keadaan sadar
atau tidak sadar
• Jika korban dalam keadaan tidak sadar, maka mulailah
aloritma BLS dan lanjutkan dengan algoritma ACLS
• Jika korban dalam keadaan sadar, mulailah dengan
menggunakan algoritma ACLS
BASIC LIFE SUPPORT
THE CHAIN OF SURVIVAL

• Dalam BLS, inisiasi yang dilakukan dengan segera


menunjukkan bahwa ada peningkatan kemungkinan
hidup pada korban yang mengalami cardiac arrest
EARLY CALL EMS

Sebelum melakukan pertolongan, pastikan :


Be Safe
• Tempatkan pasien pada lingkungan yang aman
• Pastikan penolong aman

Periksa Korban
• Goyang/ tepuk bahu pasien, panggil dg suara keras
• Periksa nafas
1. EARLY EMS
• Minta orang disekitar anda untuk menghubungi faskes
• Jika anda sendiri, telepon 911 sambil memeriksa nafas dan nadi
2. EARLY CPR
• Periksa nadi
• Mulai kompresi - ventilasi
3. EARLY DEFIBRILATION
• Gunakan AED jika ada
4. EARLY ADVANCE CARDIAC CARE
• Bawa ke RS untuk perawatan cardio lanjutan
EARLY EMS

• Hubungi petugas Rumah Sakit terdekat


• Jika ada orang lain, mintalah tolong pada orang tsb. Jika anda
sendirian
• Berikan informasi degan jelas siapa nama anda, dimana anda
berada, apa yang terjadi danapa yang anda lakukan.
• Berikan nomor Hp anda kepada petugas
EARLY CPR - BLS GUIDELINES 2015

• Perubahan dari sekuen ABC ( Airway, Breathing,


Compressions) menjadi CAB ( Compressions, Airway,
Breathing)
• Keuntungan dari melakukan kompresi dada secara dini tanpa
menunda asesmen pada airway dan rescue breathing akan
memberikan hasil yang lebih baik
BLS Guidelines ...

• Kompresi dada dengan kecepatan 100 -120 x/m


• Kedalaman kompresi dada sekitar 5-6 cm
• Berikan kesempatan untukful recoil diantara 2 kompresi dada untuk
memungkinkan cardiac filling
• Minimalkan interupsi selama kompresi
BLS Guidelines ...

• Rasio kompresi : ventilasi adalah 30:2


• Pada korban dengan advance airway , maka kompresi dilakukan
secara kontinyu, dengan hitungan ventilasi terpisah setiap 6 detik
• Segera gunakan defibrilator
• Jika membutuhkan vasopressor, maka penggunaan dosis epineprin
adalah 1mg setiap 3-5 mnt
Unresponsive : no
Simple Adult breathing / only Gasping
BLS Algorithme

Activate Emergency
Response

Get AED and


Start CPR

Monitor Rythm, Shock if


needed, Repeat after 2 min
Langkah-langkah melakukan CPR

1. Periksa nadi carotis, maximal 10 dtk. Jika


anda merasa tidak yakin segera mulai CPR
2. Tentukan landmark, yaitu pada ½ sternum
bagan bawah ( midle of sternum) dan gunakan
tumit tangan dominan sebagai tumpuan
3. Luruskaan lengan dan mulai tekan secara
tegak lurus ke bawah.
4. Kompresi dengan kedalaman 5-6 cm dan dg
kecepatan 100-120 x/m.
5. Give full recoil
Kompresi dada efektif

• Tekanan pada dada  meningkatkan


tekanan intrathoracic dan langsung
kopresi jantung
• Menghasilkan ¼ - aliran darah ke
otak dan miokardium.
CPR Steps cont ....

5. Setelah 30 kompresi dada, berhenti  open airway


dengan teknik head tilt chin lift
6. Pada kasus curiga cedera leher gunakan teknik jaw
trust
7. Berikan tiupan nafas sambil melihat gerakan
pengembangan dinding dada. Lakukan sebanyak 2x.
Satu tiupan nafas = 1 detik
8. Selesaikan kompresi dada dan rescue breathing
dengan cepat dengan meminimalkan interupsi.
Rescue Breathing

1. Berikan bantuan nafas dengan cara :


a. Mouth to mouth :
• · Pastikan hidung korban terpencet rapat
           

• · Ambil nafas seperti biasa (jangan terelalu dalam)


           

• · Buat keadaan mulut ke mulut yang serapat mungkin


           

• · Berikan satu ventilasi tiap satu detik


           

• · Kembali ke langkah ambil nafas hingga berikan nafas


           

kedua selama satu detik.


Rescue Breathing
2. Melalui bag mask:
 Gunakan  bag mask dewasa dengan volume 1-2
 Berikan ventilasi yang memenuhi volume tidal ± 600 ml
3. Jika sudah terpasang advance airway maka ventilasi
dilakukan dengan frekuensi 6 detik/ventilasi atau sekitar 10
nafas/menit dan kompresi dada dapat dilakukan tanpa
interupsi.
EARLY DEFIBRILATION
AED Cont ...

• Segera lakukan Defibrilasi


• Gunakan AED jika tersedia
• Diberikan jika penyebabnya adalah VF atau VT tanpa nadi
Prinsip early defibrilation

• Ketika sebuah aritmia yang fatal muncul, CPR dapat


menegembalikan sejumlah aliran darahkembali ke jantung
dan otak, akan tetapi tidak mampu mengembalikan secara
langsung ritme jantung
• Defibrilasi dapat memutus chaotic rhythm dan membuat
pacemaker jantung kembali memproduksi aktivitas listrik
jantung yang efektif
• Shock akan mendepolarisasi seluruh otot jantung pada
satu waktu, mencoba mengatur aktivitas listriknya kembali
AED

• Letakkan padle pada dada kanan


atas, dan satu padle lainnya pada
dada kiri bawah
• Jika padle diletakkan dg benar,
maka AED akan menampilkan irama
jantung korban
• Irama jantung akan dianalisa, dan
AED akan menginstruksikan anda
untuk shock jika ada indikasi
AED cont ...

• Korban yang tidak berespon terhadap panggilan ataupun


pada saat digoyang bahunya
• Korban yang tidak bernafas atau gasping
• Nadi karotis tidak teraba
Shockable rhiythms

Ventrikel fibrilation

Ventricular Tachicardia
(tanpa nadi)
UN-Shockable Rhythms
Shock energy

1. Bhipasic
• Lebih efektif daripada jenis monphasic. Dosis inisial
mulai 120 sd 200 joule (sesuai rekomendasi pabrik)
• Jika kondisi tdk diketahui/ tidak yakin, maka gunakan
dosis maksimal yang disediakan oleh alat.
• Dosis pada shock kedua dan selanjutnya harus setara
atau lebih tinggi
2. Monophasic
• 360 joule
Tersedia
AED
EARLY ADVANCE CARDIAC CARE

• Defibrilasi seringkali dapat mengembalikan ritme


jantung.
• Tetapi dukungan terhadap sirkulasi tetap
dibutuhkan.
• BHD ditambah dg BHL bertujuan agar jantung
berdenyut kembali dan mencapai curah jantung
yang adekuat.
EARLY ADVANCE CARDIAC CARE

• Pengamanan jalan nafas menggunakan alat bantu


• Ventilasi yang adekuat
• Jalur intravena
• Ekg
• Obat-obatan sesuai indikasi
EARLY ADVANCE CARDIAC CARE

RETURN OF SPONTANEOUS CIRCULATION (ROSC)


Kembalinya denyut nadi dan tekanan darah
Meningkatnya tekanan parsial CO2 ≥ 40mmHg
Muncul gelombang tekanan arteri secara spontan
ADVANCED AIRWAY
Intubasi
 RR : 8-10 x/m dengan kompresi dada scr kontinyu
 tekanan parsial O2 ≥ 95mmHg
Algoritme BLS
pada dewasa 1 & 2
penolong
Algoritme BLS
pada pediatric 1
penolong
Algoritme BLS
pada pediatric 2
penolong
Sampai kapan melakukan BLS

• Didapatkan tanda-tanda kematian, lebam mayat,


asistole > 10 menit
• Pasien sadar, bernafas normal, atau Terdapat tanda-
tanda Return of Spontaneous Circulaton (ROSC)
• Bantuan datang (Petugas yg terlatih dengan AED)
Posisi Recovery (recovery position)
• Miring ke kiri spt memeluk guling
Penatalaksanaan
Kardiovaskular Emergency
untuk pasien dengan covid-19
Latar Belakang

• Sekitar 12-19% pasien covid-19 memerlukan perawatan di RS dan


sekitar 3-6% dalam kondisi kritis
• Petugas kesehatan rawan tertular
• Tindakan resusitasi membawa resiko tambahan bagi petugas
karena berbagai alasan :
1. Tindakan RJP melibatkan dilakukan prosedur yg menghasilkan aerosol
2. Pertikel virus dapat melayang diudara dengan paruh waktu sekitar 1 jam
3. Upaya resusitasi melibatkan banyak SDM yang saling bekerja berdekatan
4. Kebutuhan pasien harus segera dipenuhi
Tujuan

1. Menjelaskan cara mengurangi paparan tenakes terhadap covid-19


2. Menjelaskan bagaimana memprioritaskan oksigenasi dan ventilasi
dengan resiko aerosolisasi yang rendah
3. Menjelaskan bagaimana Pertimbangan untukmemulai dan
melanjutkan resusitasi
4. Menjelaskan bagaimana menerapkan pedoman AHA untuk
tatalaksana henti jantung pada pasien covid-19
1. Prinsip Umum Resusitasi pada
pasien covid-19

1. Menjelaskan cara mengurangi paparan tenakes


terhadap covid-19
2. Menjelaskan bagaimana memprioritaskan oksigenasi
dan ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang rendah
3. Menjelaskan bagaimana Pertimbangan untuk memulai
dan melanjutkan resusitasi
mengurangi paparan tenakes
terhadap covid-19

• Sebelum memasuki lokasi, semua penolng harus memakai APD


1. Hand hygiene
2. Gunakan gown
3. Kenakan masker
4. Pakai google atau pelingdung wajah
5. Pakai sarung tangan
mengurangi paparan tenakes
terhadap covid-19

• Batasi jumlah petugas hanya


untuk yang berkepentingan dalam
perawatan pasien
• Jika memungkinkan, gunakan
perangkat RJP mekanik sbg
penggantikompresi manual
• Komunikasikan secara jelas
kepada petugas lain sebelum
kedatangan di lokasi atau sebelum
menerima pasien saat mentrasfer.
Strategi untuk memprioritaskan oksigenasi dan
ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang rendah

• Rasional: jika px di intubasi dengan pipa ETT yang memiliki cuff


dan dihubungkan dengan ventilator dengan filter high eficiency
particulate air (HEPA), pada jalur keluar udara yang dihembuskan
dan kateter suction, sirkuit tertutup tsb akan menurunkan resiko
aerosolsasi.
Strategi untuk memprioritaskan oksigenasi dan
ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang
rendah

Pasang hepa filter pada perangkat ventilasi manual di


jalur keluar udara yang dihembuskan
Strategi untuk memprioritaskan oksigenasi dan
ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang
rendah

• Minimalkan kemungkinan upaya intubasi yang gagal


• Menjeda kompresi dada saat dilakukan intubasi
• Gunakan video laringoskop (hindari yg tradisional)
• Jika intubasi tertunda  ventilasi manual dengan mengganaka LMA
atau BVM dengan filter hepa
• Pastikan tidak ada kebocoran, hembusan udara pasien keluar
melalui hepa filter.
• Minimalkan diskoneksi pada sirkuit tertutup
Pertimbangan untuk memulai dan
melanjutkan resusitasi

• Rasional : untuk mempertimbangkan usia, komorbid dan keparahan


penyakit dalam menentukan kelayakan resusitasi, dan
mempertimbangkan kemungkinan keberhasilan resusitasi dengan
resiko penolong.
• CPR bukanlah GOAL  pertimbangkan perawatan selanjutnya
setelah dilakukan CPR (perawatan ICU, penggunaan ventilator, dll)
2. Pertimbangan situasi dan kondisi
khusus

1. Henti jantung di luar rumah sakit (Out of Hospital Cardiac


Arrest /OHCA)
Penolong awam
Layanan medis darurat
2. Henti jantung di dalam rumah sakit (IntraHospital Cardiac Arrest
/IHCA)
3. Pertimbangan maternal dan neonatal
 resusitasi neonatal
Resusitasi maternal
Henti jantung di luar rumah sakit (Out of Hospital
Cardiac Arrest /OHCA);
Penolong Awam

• Penolong di ingkungan masyarakat sulit mendapat akses APD


lengkap  resiko terpajan covid-19
• Langkah melakukaan CPR
1. Pastikan tanda cardiac arrest; lalu panggil bantuan
2. Penolong menggunakan masker, pasien juga dipasangkan masker/ kain
3. Lakukan Hands Only CPR ..... Kompresi dada saja
4. Gunakan AED jika tersedia
• Pada pasien anak2, bisa dipertimbangkan untuk dilakukan ventilasi,
mengingat probabilitas cvid-19 pada anak tergolong rendah.
Henti jantung di luar rumah sakit (Out of Hospital
Cardiac Arrest /OHCA);
layanan Medis Darurat
• Transportasi pasien ke RS
• Anggota keluarga dan kontak lainnya tidak boleh ikut
naik ambulan bersama pasien.
• Jika ROSC belum tercapai dengan usaha maksimal,
pertimbangkan untuk tidak mengirim px ke IGD,
tetapi lagsung ke kamar jenazah.
• Kapan upaya resusitasi dihetikan ??
• Pertimbangannya adl setelah 3x pemberian epinefrin
(6 x siklus) atau sekitar 10-15 menit
• Di dalam ambulan durasi bisa dipertimbangkan untuk
diperpendek
Henti jantung di dalam rumah sakit (IntraHospital Cardiac
Arrest /IHCA)

• Pra henti jantung :


• Semua px gawat, pertimbangkan arah tujuan perawatan lanjutan
• Gunakan EWS
• Ruang khusus dengan tekanan negatif
• Pasien yang di intubasi saat henti jantung :
• Ventilator mekanik dg hepa filter
• Setting Ventilasi asinkron
• Pasien pada posisi prone pada saat henti jantung
Henti jantung di dalam rumah sakit (IntraHospital Cardiac
Arrest /IHCA)

PASIEN PADA POSISI PRONE PADA SAAT HENTI JANTUNG


1. Tanpa Advance Airway 2. Tanpa Advance Airway
• Kembalikan pada posisi • Hindari membalikkan pasien
pada posisi supine
supine untuk resusitasi
• Pasang PAD AED pada posisi
lanjutan
antero-posterior
• Lakukan CPR dengan tetap
pada posisi prone
• Kompresi dengan meletakkan
tumit tangan pada vertebrae T7-
T10
Pasca henti jantung

• Konsultasikan dengan tim PPI untuk trasnportasi setelah resusitasi


menuju ruang perawatan
• Penggunaan brankar khusus
• Melalui jalur khusus
Pertimbangan maternal dan neonatal;
Resusitasi Neonatal

Jika ibu dicurigai/ terkonfirmasi covid-19 perawatan BBL tetap menggunakan APD
1. Langkah awal
Langkah awal pertolongan BBL tdk menghasilkan aerosol
2. Suction
Pasti menghasilkan aerosol
Tidak boleh dilakukan scr kontinyu pada bayi dengan ketuban yang jernih atau dengan sedikit
mekonial
3. Obat endotrakeal
Menghasilkan aerosol  pertimbangkan memberikan obat (mis.epineprin,dll) mll kateter iv
umbilikalis
4. Inkubator tertutup
Untuk perawatan maupun transport
Pertimbangan maternal dan neonatal;
Resusitasi Meternal

• Posisi miring 30o kiri


• Resiko mengalami Dekompensasi akut sangat besar
• Pertimbangan untuk segera melakukan SC segera setelah 4 menit
pertama resusitasi, untuk menyelamatkan bayinya.
3. Pembaharuan Algoritma AHA
untuk pasien covid-19
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai