Prodi Farmasi UNIPMA Definisi • Istilah parut atau skar berasal dari bahasa Yunani yaitu Eschara yang berarti keropeng • Secara klinis parut merupakan cacat alami yang ditinggalkan akibat proses penyembuhan luka • Didapatkan perubahan struktur dari kulit berupa hilangnya pori, rambut, dan kelenjar yang disertai perubahan warna kulit hipopigmentasi atau hiperpigmentasi • Luka yang terjadi hanya terbatas pada lapisan dermis cenderung tidak menimbulkan parut karena masih terdapat komponen epithelial dari kelenjar keringat, kelenjar sebaseus, dan folikel rambut sehingga memungkinkan terjadinya penyembuhan luka tanpa parut • Luka tersebut dalam waktu yang relatif singkat akan tertutup epitel dan bias dikatakan sembuh secara sederhana • Pada luka yang melewati/lebih dalam dari seluruh ketebalan kulit (full thickness) akan sembuh dengan disertai jaringan parut Epidemiologi • Di Negara berkembang setiap tahunnya terdapat 100 juta penderita dengan keluhan parut • Sekitar 55 juta kasus parut terjadi akibat luka pembedahan elektif dan 25 juta kasus parut terjadi pada pembedahan kasus trauma • Diperkirakan terdapat 11 juta kasus keloid karena berbagai sebab dan 4 juta parut luka bakar • Hingga saat ini diperkirakan 15-20% orang Negro, Hispanik dan Asia menderita keloid • Timbulnya parut yang jelek membuat gangguan pada penderitanya menyangkut masalah fisik, estetik, psikis serta sosial ekonomi Proses Terjadinya Jaringan Parut • Parut adalah cacat alami yang ditinggalkan akibat proses penyembuhan luka • Penyembuhan luka adalah suatu proses untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi • Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel epitel • Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen Lanjutan… • Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami beberapa fase seperti dibawah ini: 1. Fase Inflamasi 2.Fase proliferasi 3.Fase remodelling atau maturasi Fase Inflamasi • Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima • Segera setelah luka, pembuluh darah yang putus akan mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis karena agregasi trombosit bersama fibrin-fibrin membekukan darah • Komponen hemostasis akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang berperan untuk terjadinya kemotaksis neutrofil, makrofag, sel mast, sel endotel dan fibroblast • Pada fase ini terjadi proses inflamasi Fase Proliferasi • Fase ini dimulai pada akhir fase inflamasi • Pada fase ini fibroblast sangat menonjol peranannya • Fibroblast mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen • Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka • TGF-β1 mempunyai peran yang paling utama dalam penyembuhan luka dan terjadinya fibrosis • Adanya TGF-β1 akan mengaktifasi fibroblast untuk mensintesis kolagen dan berperan pada pembentukan jaringan parut • Keadaan ini menyebabkan resiko terjadinya parut yang abnormal seperti parut hipertrofik atau keloid menjadi lebih tinggi Fase Remodelling atau Maturasi • Fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka terjadi pada masa ini • Fase ini merupakan proses yang dinamis berupa remodeling kolagen dan terbentuknya parut yang matang • Terjadi keseimbangan aktivitas sintesis dan degradasi kolagen • Proses sintesis kolagen memerlukan enzim prolin hidroksilase dan proses degradasi kolagen ditentukan oleh enzim kolagenase • Kolagen pada proses penyembuhan luka sudah tampak setelah lima hari • Sintesis kolagen pada parut normal dapat terjadi selama 6 bulan hingga 20 tahun setelah luka • Pada proses penyembuhan luka, kolagen berperan sebagai bahan untuk kekuatan integritas jaringan yang luka • Kolagenase adalah enzim proteolitik yang bekerja mendegradasi kolagen untuk mengontrol jumlah kolagen supaya tidak berlebihan • Aktifitas kolagenase masih tampak selama 20 tahun setelah luka • Fase remodelling ini bisa berlangsung lebih dari 6-12 bulan dan selesai setelah lebih dari setahun pasca cedera • Kekuatan yang ada pada parut hanya mencapai 70-80% kekuatan pertautan (tensile strength) kulit normal • Jaringan parut lebih mudah terjadi cedera dibanding jaringan normal Lanjutan.. • Tiga fase diatas berjalan normal selama tidak ada gangguan baik faktor luar maupun dalam • Parut hipertrofik dan keloid merupakan bentuk parut yang tidak normal yang dapat terjadi akibat adanya gangguan selama proses penyembuhan luka yang akan mempengaruhi aktifitas sintesis maupun degradasi kolagen Klasifikasi Jaringan Parut International Clinical recommendation on Scar manageme mengklasifikasikan parut dalam beberapa bentuk: • Parut matur Parut yang telah melalui fase remodelling penyembuhan luka ditandai dengan eritema yang telah berkurang menjadi lebih keputihan, rata, lunak serta tidak ada lagi keluhan gatal atau nyeri • Parut imatur Parut masih dalam proses penyembuhan fase remodelling. Luka secara klinis didapatkan kondisi eritema, tidak elastis, elevasi ke atas permukaan kulit, tebal disertai rasa gatal atau nyeri • Parut hipertrofik linier Parut yang menebal berbentuk garis berwarna kemerahan/eritema, gatal, biasanya terjadi pada luka pembedahan atau trauma. Muncul beberapa hari setelah pembedahan yang kemudian akan meninggi sekitar 3-6 bulan. Kemudian terjadi regresi yang bisa berlangsung sampai 2 tahun • Parut hipertrofik difus Parut lebar yang tersebar biasanya terjadi pada kasus luka bakar berwarna kemerahan/eritema disertai gatal tapi parut terbatas pada daerah yang terkena trauma luka bakar Lanjutan.. • Keloid minor Parut abnormal yang meninggi dengan ukuran yang kecil, berkembang setelah satu tahun pasca cedera, tidak terjadi regresi. Pembedahan sering menimbulkan rekurensi. Lokasi khas pada lobulus telinga • Keloid mayor Keloid yang meninggi >0,5 cm, disertai dengan rasa nyeri dan gatal melewati batas luka sampai area normal. Sering disebabkan karena trauma kecil. Bisa makin membesar dengan perjalanan waktu Timbulnya parut abnormal pasca pembedahan bukan hal yang sederhana tetapi menyangkut pula berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu sebagai berikut: • Tension Parut hipertrofik dan keloid sering muncul pada daerah tension. Luka yang melawan garis lipatan atau relax skin tension lines (RSTLs) mempunyai kekuatan regangan 2 kali lipat • Ras Orang kulit berwarna lebih gelap kemungkinan terjadinya keloid 5-18 kali dibandingkan orang kulit putih • Lokasi Lebih sering muncul pada daerah kulit tebal, banyak bergerak dan teregang seperti daerah deltoid, presternal dan punggung atas. Keoid dan parut hipertrofik jarang ditemukan pada daerah kelopak mata,genitalia, telapak tangan dan kaki • Umur 88% pada usia dibawah 30 tahun, kulitnya relatif lebih tension dan sintesis kolagen lebih tinggi • Genetik Sering kali ditemukan keloid berkaitan dengan riwayat keluarga yang mempunyai keloid. Ditemukan insiden keloid yang lebih tinggi pada penderita dengan HLA-B14, HLA-B21, HLA-BW16, HLA-Bw35, HLADR5, HLA-DQW3, golongan darah A dan Rubenstein-Taybi Syndrome Terima Kasih