NORMAL
D R . A B A R H A M M A R TA D I A N S YA H , S P. O G , S U B S P. K F M
DEFINISI
Asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta
upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia,
dan asfiksia bayi baru lahir.
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan,
berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.
Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37 – 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam
kondisi sehat.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
1
TANDA INPARTU
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
2. Pada pemeriksaan dalam adanya penipisan dan pembukaan serviks
3. Bloody show (keluar lendir disertai darah dari jalan lahir)
4. Dapat disertai ketuban pecah dini
2
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
● Power : kekuatan yang mendorong janin untuk lahir berupa kontraksi uterus dan tenaga
mengejan.
● Passage : ukuran dan bentuk panggul ibu.
● Passanger : faktor janin yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus), serta
jumlah janin.
● Penolong : petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dan kompetensi dalam pertolongan
persalinan, menangani kegawataruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan
● Psikologis
3
7 CARDINAL
MOVEMENTS
1. Engagement
2. Descent
3. Flexion
4. Internal rotation
5. Extension
6. External rotation
7. Expulsion
4
FASE-FASE PERSALINAN NORMAL
Kala I
Kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup
untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif.
Fase Laten:
Awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap, berlangsung ± 8 jam,
dimana pembukaan serviks terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran kurang dari 4 cm. Kontraksi
mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik dan tidak terlalu nyeri.
Fase Aktif:
a. Kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit
b. Lamanya 40 detik atau lebih dan lebih nyeri
c. Pembukaan 4 cm hingga lengkap 10 cm.
d. Kecepatan pembukaan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau primipara) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara)
e. Penurunan bagian terendah janin
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Suprapti dan Mansur, H. 2018. Praktik Klinik Kebidanan II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
5
Indonesia
FASE-FASE PERSALINAN NORMAL
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Suprapti dan Mansur, H. 2018. Praktik Klinik Kebidanan II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
6
Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
7
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial, termasuk
mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan memasukan alat suntik sekali pakai ke dalam
wadah partus set.
3. Menggunakan baju penutup atau memakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5. Menggunakan sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam unit kedalam tabung suntik (dengan memakai sarung
tagan steril) dan meletakkan kembali partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril
tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
8
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air disinfeksi tingkat tinggi,
dengan gerakan dari vulva ke perineum. Mengganti sarung tangan bila terkontaminasi.
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa pembukaan. Apabila
pembukaan sudah lengkap namun ketuban belum pecah, lakukan amniotomi.
9. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarungan tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120–
160x/menit).
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya ada partograf
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
9
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran. Menjelaskan pada keluarga bagaimana cara membantu ibu.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
• Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
• Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
• Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang
lama)
• Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
• Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
• Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
• Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
• Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam)meneran (multigravida).
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
10
Gambar: Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
11
8
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
VI. Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 –
6 cm, melindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi
dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan.
19. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi
dengan kasa steril.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Gambar: Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
12
9
Republik Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Lahir Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang masing-masing sisi muka
bayi. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu anterior muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
posterior.
23. Setelah bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
24. Setelah badan dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
13
10
Gambar: Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Melakukan penilaian pada bayi (dalam 30 detik)
26. Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan tubuh bayi dan biarkan
kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Gambar: Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
14
11
Republik Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Oksitosin
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
15
12
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
VIII. Manajemen Aktif Kala III
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30 - 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Gambar: Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik 16
13
Indonesia
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
● Berikan dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
● Lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
● Minta keluarga menyiapkan rujukan
● Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
17
14
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan steril dan memeriksa
vagina dan serviks ibu dengan seksama,. Menggunakan jari-jari
tangan atau klem atau forceps steril untuk melepaskan bagian selaput
yang tertinggal.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
18
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Pemijatan Uterus
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
19
15
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
IX. Menilai Perdarahan
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
20
16
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
X. Melakukan Prosedur Pascapersalinan
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling
tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5
%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian
kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
21
17
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
22
18
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, membalikkan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
23
19
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Dokumentasi
60. Melengkapi
partograf.
Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Gambar: Suprapti dan Mansur, H. 2018. Praktik Klinik Kebidanan II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
24
20
Indonesia
TERIMAKASIH