Anda di halaman 1dari 28

PEMETAAN AKAR MASALAH

SENGKETA, KONFLIK DAN PERKARA PERTANAHAN


Disampaikan Oleh:

M. ARFATH SATYA, A. Ptnh.


(Kepala Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Aceh)

Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kasus Pertanahan


Hermes Palace Hotel, 4 November 2021
I. INVENTARISASI
SENGKETA

JUMLAH SENGKETA , KONFLIK


Tahun 2015 – 2021

SENGKETA/KONFLIK : 13.224 kasus Luas Tanah:

PERKARA : 14.110 kasus Luas Tanah:

Total kasus : 27.334 Total Luas :


SEBARAN SENGKETA/KONFLIK PERKARA BERDASARKAN TIPOLOGI
TAHUN 2015 - 2021
No Tipologi Jumlah Kasus Prosentase
2015 - 2021
Batas/Letak Bidang Tanah 2158
1 16,32
Masalah Prosedur Penetapan
3711 4500
2 Hak dan Pendaftaran Tanah 28,06
4000 4239
Penguasaan dan Pemilikan 4239
3 32,06 3500 3711
Pendaftaran Peralihan Hak 819 3000
4 6,19
2500
Masalah Pelaksanaan Putusan
763
5 Pengadilan 5,77 2000 2158
1500
40
6 Masalah Tanah Obyek LR 0,30 1000
957
Tanah Adat 957 500 819 763
7 7,24 447
0 79
79 40 1 10
8 Pengadaan Tanah 0,60
Sengketa Penetapan Tanah 1
9 Terlantar 0,01
Masalah Ganti Rugi Tanah ex
10
10 Partikelir 0,08
Blanks 447
11 3,38
13.224
Jumlah
SEBARAN SENGKETA KONFLIK BERDASARKAN TIPOLOGI
Berdasarkan data di atas di peroleh gambaran bahwa:
1. Sengketa Penguasaan Pemilikan Tanah 4.239 kasus (32,6 %) terbanyak urutan I
Jumlah sengketa/konflik terbesar adalah tipologi sengketa/konflik Penguasaan Pemilikan Tanah dengan jumlah 4.239 kasus atau
32,6 %. Sengketa Penguasaan Pemilikan tanah ini adalah perbedaan persepsi/pendapat/kepentingan antara 2 pihak atau lebih
mengenai status penguasaan tanah dengan dasar tertentu, atau status pemilikan tanah dengan dasar tertentu. Dapat terjadi antara
dasar penguasaan tanah tertentu dengan dasar penguasaan tanah tertentu, ataupun dasar penguasaan tanah tertentu dengan
dasar pemilikan tertentu.
Misalnya:
a. Girik VS Girik, (ada putusan pengadilan memenangkan salah satu girik)
b. Girik VS sertipikat.
c. Surat Keterangan Garapan Vs Surat Keterangan Garapan (Putusan Pengadilan)
d. Surat Keterangan Garapan VS Sertipikat,
e. Eigendom Vs sertipikat;
f. Eigendom Vs Eigendom, Vs Girik, VS surat keterangan garap VS Ijin Lokasi/SIPPT
g. SK Redis tribusi VS Sertipikat
h. Ijin Lokasi/HGU VS IUP, VS Kawasan Hutan
i. Kawasan Industri (Hutan) VS Kawasan Hutan
j. Erfpacht/Eigendom VS Kawasan Hutan
Berlaku juga keadaan di atas untuk daerah lain yang menggunakan Surat Keterangan Tanah (SKT), surat Perwatasan, Hak Eiegdnom
(Hak Barat), pemberian kesultanan (swapraja)
k. Transmigrasi dengan warga masyarakat
l. Transmigrasi dengan HGU
m. Peserta Transmigrasi dengan warga yang menguasai lahan Transmigrasi
SEBARAN SENGKETA KONFLIK BERDASARKAN TIPOLOGI
2. Sengketa pengukuran batas bidang ; 2.158 ( 16 %) terbanyak urutan III
Jumlah sengketa pengukuran /batas bidang cukup besar yaitu 16 % atau 2158 kasus. Sengketa Pengukuran batas bidang ini adalah
perbedaan persepsi/pendapat mengenai status keabsahan batas bidang tanah yang dipunyai antara dua pihak atau lebih, misalnya:
a. Surat Ukur Vs Surat Ukur (putusan pengadilan)
b. Surat ukur Vs Sertipikat
c. Sertipikat Vs Sertipikat
d. Surat penunjukan penjual/ketua adat Vs surat penunjukan penjual/ketua adat Vs sertipikat asal dari penunjukan ketua adat
3. Sengketa Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah 3.711 kasus (28,6 %) , terbanyak urutan II
Sengketa penetapan hak dan pendaftaran tanah adalah perbedaan persepsi/pendapat/kepentingan antara 2 pihak atau lebih
mengenai status penetapan hak dan atau pendaftaran tanah pertama kali yang diterbitkan oleh Kantor BPN atas bidang tanah tertentu.
Meliputi:
a. Clear n clean menyangkut proses penetapan haknya/pendaftaran haknya (P3MB, Prk5, Keppres No. 32/1979, konversi/pengakuan
hak, pemberian hak);
b. Clear n clean menyangkut status tanah yang ditetapkan haknya dan didaftarkan (tanah Negara/garapan, tanah bekas hak milik adat,
tanah ulayat, tanah hak, dan kepentingan pihak lain perorangan, badan hukum , BUMN, instansi pemerintah , Kawasan hutan yang
belum diselesaikan)
c. Clean n clean dasar perolehannya (jual beli, pembebasan/pelepasan hak, tukar menukar, in breng) , apakah penjual pihak yang
berhak menjual/melepaskan.
c. Clear n clean menyangkut subyek yang ditetapkan sebagai pemegang haknya dan didaftarkan (perorangan WNI/WNA, komunal,
perorangan, badan hukum ,instansi pemerintah, BUMN);
d. Clear n clean dari penguasaan/pemanfaatan pihak lain.
SEBARAN SENGKETA KONFLIK BERDASARKAN TIPOLOGI

4. Sengketa Pendaftaran Peralihan Hak sebanyak 819 (6,9 %) , terbanyak urutan V


Sengketa pendaftaran peralihan hak adalah perbedaan persepsi/pendapat/kepentingan antara 2 pihak atau lebih mengenai keabsahan status
pendaftaran peralihan hak atau status peralihan haknya atas bidang tanah tertentu.
Meliputi:
a. Clear n clean menyangkut keabsahan proses jual belinya ( akta di bawah tangan, akta otentik );
1) di hadiri pada pihak, ditanda tangani di hadapan PPAT, telah diperiksa keabsahan obyek jual belinya, tidak ada sita dll
b. Clear n clean menyangkut SUBYEK yang melakukan perbuatan hukumnya;
1) dilakukan oleh penjual yang berhak/berwenang, dilakukan oleh pembeli yang menenuhi syarat, dilakukan dihadapan Notaris
PPAT yang memenuhi syarat
c. Clean n clean tanah yang menjadi obyek jual beli.
1) tidak dalam sengketa, sita, tidak ada hak pihak lain
d. Clear n clean batas wilayah administrative penerbitan sertipikat HAT

5. Masalah Pelaksanaan Putusan Pengadilan sebanyak 763 kasus (5, 77 %), urutan VI.
Sengketa pelaksanaan putusan pengadilan adalah perbedaan pendapat/persepsi mengenai dapat atau tidak dapatnya, atau menyangkut putusan
mana yang akan akan dilaksanakan, atau bagaimana seharusnya melaksanakan putusan pengadilan.
meliputi:
b. adanya lebih dari satu putusan yang memeriksa kasus yang sama pada obyek yang sama dengan subyek yang berbeda maupun pihak yang
sama;
c. Ada lebih dari satu putusan yang memeriksa kasus yang sama dari kamar yang berbeda;
d. Tafsiran mengenai bunyi amar Putusan pengadilan;
e. Putusan pengadilan menyangkut aset instansi pemerintah atau BUMN
f. Obyek eksekusi berbeda dengan obyek perkara
SEBARAN SENGKETA KONFLIK BERDASARKAN TIPOLOGI

6 Sengketa Tanah Adat/Ulayat sebanyak 957 (7, 24 %) terbanyak urutan IV


Sengketa tanah adat/ulayat adalah perbedaan persepsi/pendapat/kepentingan antara 2 pihak atau lebih mengenai keabsahan status
klaim tanah ulayat dalam bengtuk ganti rugi/recognisi atau pengembalian tanah pada kelompok masyarakat tertentu.
Meliputi:
a. Keberadaan /kebenaran tanah ulayat (letak, luas, batas)
b. Keberadaan/kebenaran masyarakat hukum adat/ulayat
c. Keberadaan/status tanah bekas ulayat yang telah diterbitkan haknya.

7. Sengketa tanah obyek LR sebanyak 40 kasus (0,30 %) urutan VII


Sengketa tanah obyek LR adalah perbedaan pendapat/persepsi mengenai keabsahan status tanah yang ditetapkan sebagai obyek LR
yang telah atau belum dilakukan redistribusi tanahnya.
meliputi:
b. Subyak dalam SK redis tidak sesuai dengan pihak yang menguasai atau memanfaatjan tanahnya;
c. Tuntutan bekas pemilik untuk dikembalikan tanahnya, karena penerima redis telah menjual Kembali tanah obyek redistribusinya;
d. Tuntutan pembatalan sertipikat redis, karena penerima redis bukan orang yang memenuhi syarat menerima redistribusi tanah;
e. Tanah obyek LR ada dalam Kawasan hutan;
f. Tanah obyek LR VS PRONA VS HGU
SEBARAN SENGKETA KONFLIK BERDASARKAN TIPOLOGI

6 Sengketa Tanah Bekas Partikelir 40 kasus (0,08 %) urutan VIII


Sengketa tanah bekas partikelir adalah perbedaan persepsi/pendapat/kepentingan antara 2 pihak atau lebih mengenai status SK
kesediaan pemerintah ganti rugi tanah partikelir yang belum dibatalkan, dan Keabsahan hak atas tanah yang terbit di atas tanah bekas
Eigendom Partikelir.
Meliputi:
Tuntutan pelaksanaan pemberian hak atas tanah atau ganti rugi tanah atau uang atas SK kesediaan pemerintah untuk memberikan ganti
rugi berupa tanah atau uang atas tanah parteikelir yang ditegaskan menjadi tanah Negara.

7. Sengketa Pengadaan tanah IX


Sengketa tanah pengadaan tanah perbedaan pendapat/persepsi mengenai keabsahan status tanah yang ditetapkan sebagai obyek
pengadaan, status subyek ganti rugi atas tanah yang menjadi obyek pengadaan tanah.
Sengketa Konflik Berdasarkan Subjek dengan Tipologi

Pendafta Lak Ganti


Penguasaan
Batas/ Prosedur ran Tus Rugi
No Pihak dalam Masalah dan TOL ADAT Datan Tante Blanks
letak Bid Tnh PHPT Peralihan Pengad Tanah ex
Pemilikan
Hak ilan Partikelir

1 Antar Kel. Masy. 211 0 0 0 0 0 8 0 0 1 0


2 BH dengan BH 35 21 337 0 6 0 5 1 0 0 0
3 BH dengan Inst. Pem. 8 64 76 5 8 0 2 1 0 0 0
4 BH dengan Kel. Masy. 39 23 9 3 5 8 228 1 0 0 1
5 Inst. Pem. dengan Inst. Pem. 4 189 35 12 5 0 0 2 0 0 0
6 Inst. Pem dengan Kel. Masy. 8 11 3 0 1 4 7 0 0 0 0

7 Kel. Masy. dgn Kel. Masy. 3 38 9 3 2 1 6 4 1 0 0


8 Masy dengan BUMN 0 7 2 0 0 1 0 2 0 0 0
9 Masy dengan Pem. 18 4 2 0 0 1 8 0 0 0 0
10 Masy. dgn Pem/BUMN 34 35 10 1 8 1 10 1 0 1 0
11 Org dengan Badan Hukum 268 147 351 1 25 5 308 5 0 2 8
12 Org dgn Inst. Pem 64 595 688 74 98 4 29 21 0 0 7
13 Org dgn Kel. Masy. 29 413 144 30 19 0 28 18 0 0 1
14 Org dgn Org 1414 75 7 3 4 11 651 1 0 4 30
15 Blanks 213 2334 2092 602 517 6 70 17 0 2 400
Dilihat dari subyeknya :
Berdasarkan table di atas, diketahui ternyata sengketa/konflik terbanyak jumlahnya adalah antara
1) warga/masyarakat VS instansi pemerintah, BUMN sebanyak 1. 771 kasus (13%)
2) perorangan/masyarakat VS Badan Hukum 1.340 kasus (10%)
3) Badan Hukum VS Badan Hukum : 405 Kasus (3%) dan
4) kelompok masyarakat VS kelompok masyarakat sebanyak 278 kasus (2%)
1. Dilihat dari tipologi kasusnya:
I. Perorangan /warga masyarakat dengan instansi Pemerintah /BUM yang berbanyak adalah menyangkut:
a. Penguasaan Pemilikan Tanah : 705 kasus (43%)
b. PHPT : 625 kasus (39%)
c. Letak Batas Luas : 124 Kasus (7,7%)
d. tanah Adat/Ulayat : 49 kasus (3%)
e. Pelaksanaan Putusan Pengadilan : 106 kasus (6.6%)

II . Perorangan/warga msy dg Badan Hukum :


a. Penguasaan Pemilikan Tanah : 370 kasus (34%)
b. Tanah Adat/Ulayat : 536 kasus (50%)
c. PHPT: 170 kasus (16%)

III. Badan Hukum VS Badan hukum : 405 kasus


IV. Antar masyarakat/perorangan :
a, sengketa batas : 1 .414 kasus (57%)
b. Penguasaan Pemilikan : 351 kasus (14%)
c. Perorangan dengan ulayat : 651 kasus (26%)
d. Obyek Landrefor : 11 kasus (0,4%)
e. Pelaksanaan Putusan Pengadilan: 23 kasus (0,9%)
SEBARAN SENGKETA/KONFLIK PERKARA BERDASARKAN TIPOLOGI
TAHUN 2015 - 2021
No Tipologi Jumlah Kasus Prosentase
2015 - 2021
Batas/Letak Bidang Tanah 2158
1 16,32
Masalah Prosedur Penetapan
3711 4500
2 Hak dan Pendaftaran Tanah 28,06
4000 4239
Penguasaan dan Pemilikan 4239
3 32,06 3500 3711
Pendaftaran Peralihan Hak 819 3000
4 6,19
2500
Masalah Pelaksanaan Putusan
763
5 Pengadilan 5,77 2000 2158
1500
40
6 Masalah Tanah Obyek LR 0,30 1000
957
Tanah Adat 957 500 819 763
7 7,24 447
0 79
79 40 1 10
8 Pengadaan Tanah 0,60
Sengketa Penetapan Tanah 1
9 Terlantar 0,01
Masalah Ganti Rugi Tanah ex
10
10 Partikelir 0,08
Blanks 447
11 3,38
13.224
Jumlah
Tipologi Berdasarkan Wilayah 2015 - 2020
Ganti
Penguasaa Pendaftaran Pelaksanaan Rugi
Wilayah Prosed Tanah
No Administrasi Bts/Ltk ur n dan Peralihan Putusan TOL Adat Datan Tante ex Blanks Jumlah
Bid Tnh PHPT Pemilikan Hak Pengadilan Partikel
ir
1 Aceh 39 55 7 7 6 0 3 1 0 0 1 119
2 Sumatera Utara 66 231 223 103 104 3 49 4 0 2 11 796
3 Sumatera Barat 4 89 45 0 33 0 247 2 0 0 7 427
4 Sumatera Selatan 29 32 8 2 3 0 5 1 0 0 0 80
5 Riau 65 91 67 10 4 0 3 1 0 1 6 248
6 Jambi 73 72 24 3 19 1 14 2 0 0 2 210
7 Bengkulu 33 17 31 5 2 0 3 1 0 0 1 93
8 Lampung 44 68 41 10 5 3 41 2 0 0 1 215
9 DKI Jakarta 52 394 85 124 90 1 25 5 0 0 71 847
10 Jawa Barat 178 134 437 73 7 2 107 7 0 1 4 950
11 Jawa Tengah 195 191 666 106 25 3 101 0 0 1 57 1345
12 Jawa Timur 66 110 155 58 30 6 40 8 0 0 20 493
13 D.I. Yogyakarta 24 29 62 13 14 0 1 1 0 0 1 145
14 Kalimantan Barat 86 50 25 4 3 0 9 0 0 0 0 177
Kalimantan
15 63 31 81 4 0 3 12 3 0 0 0 197
Tengah
Ganti
Wilayah Prosed Penguasaa Pendaftaran Pelaksanaan Tanah Rugi
No Administrasi Bts/Ltk ur n dan Peralihan Putusan TOL Adat Datan Tante ex Blanks Jumlah
Bid Tnh Pemilikan Hak Pengadilan Partikel
PHPT ir
16 Kalimantan Timur 82 37 41 8 3 2 2 4 0 1 7 187
17 Kalimantan 47 31 13 3 1 0 1 1 0 1 1 99
Selatan
18 Sulawesi Utara 27 60 101 9 51 1 14 1 0 0 6 270
19 Sulawesi Tengah 52 44 55 5 3 0 0 3 0 0 12 174
20 Sulawesi Selatan 88 292 161 53 80 1 28 6 0 0 5 714
21 Sulawesi 24 31 29 2 1 0 4 0 0 0 3 94
Tenggara
22 Bali 35 93 40 37 41 1 8 0 0 0 5 260
Nusa Tenggara
23 Barat 38 72 155 6 42 10 31 2 0 0 24 380

24 Nusa Tenggara 91 197 77 12 11 1 30 2 0 0 11 432


Timur
25 Maluku 20 23 58 2 4 2 30 1 0 1 4 145
26 Papua 13 37 0 2 4 1 10 0 0 0 1 68
27 Maluku Utara 16 24 28 6 5 0 0 0 0 0 2 81
Ganti
Penguasaa Pendaftaran Pelaksanaan Rugi
No Wilayah Bts/Ltk Prosed n dan Peralihan Putusan TOL Tanah Datan Tante ex Blanks Jumlah
Administrasi ur Adat
Bid Tnh PHPT Pemilikan Hak Pengadilan Partikel
ir
28 Banten 76 53 261 16 30 1 47 6 0 2 2 494
29 Bangka Belitung 29 24 12 1 0 0 4 1 0 0 0 71
30 Gorontalo 2 103 1 12 3 1 1 0 0 0 5 128
31 Sulawesi Barat 10 21 31 0 7 0 0 0 0 0 2 71
32 Kepulauan Riau 35 54 23 7 1 0 1 0 0 0 6 127
33 Papua Barat 17 14 20 1 1 0 13 1 0 0 15 82
Jumlah 1719 2804 3063 704 633 43 884 66 0 10 293
PENANGANAN PERKARA 2015-2021

PENANGANAN PERKARA DI Perdata TUN


PENGADILAN NEGERI DAN PTUN TAHUN Total
Jumlah Total
(seluruh
PERKARA
3500 perkara)
Jumlah % Jumlah %

3000

2015 637 78% 121 15% 758 818


2500
2016 1265 80% 213 14% 1478 1573

2000 2017 1918 80% 321 13% 2239 2406

2018 2655 81% 415 13% 3070 3268


1500

2019 2952 82% 403 11% 3355 3612


1000
2020 1954 83% 239 10% 2193 2353

500 2021 71 89% 7 9% 78 80

0 11452 81% 1719 12% 13171 14110


2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Grand
Total
2015-2021
1200
Badan
Masyarakat Perorangan
Antar
TAHUN Kelompok Hukum dengan dengan Perorangan
dengan dengan Jumlah
PERKARA Masyarakat Badan Pemerintah/ Badan Perorangan 1000
BUMN Hukum
Hukum 971

870
800

2015 110 18,8% 10 1,7% 215 36,7% 160 27,3% 91 15,5% 586
600
2016 208 15,9% 19 1,5% 538 41,2% 340 26,0% 201 15,4% 1306
538
514 502
2017 276 13,8% 31 1,5% 971 48,4% 514 25,6% 214 10,7% 2006
400

2018 276 14,6% 34 1,8% 870 45,9% 502 26,5% 213 11,2% 1895 340
276 276
2019 0  0,0%  0 0,0% 15 71,4% 3 14,3% 3 14,3% 21 200 215 208 214 213
201
160
2021  0 0,0%  0 0,0%  0 0,0% 0  0,0%  0 0,0% 0 110 91
0 19 31 34
10
2015 2016 2017 2018 15 3 3
0 02019 0 02020
0 0 0
Grand
Total 870 15,0% 94 1,6% 2609 44,9% 1519 26,1% 722 12,4% 5814
Antar Kel Masy BH dgn BH Masy dgn Pem/BUMN
Orng dgn BH Org dgn Org
SUBYEK DENGAN TIPOLOGI PERKARA
Dilihat dari table di atas , dapat terlihat:
1. Pihak yang berpekara, terbanyak adalah masyarakat dengan instansi pemerintah : 2069 kasus (49
%), Perorangan dengan Badan Hukum : 1.219 Kasus (26,1 %),
2. Menunjukan bahwa :
a. Tanah instansi pemerintah tidak terjaga dengan baik
b. Bidang tanah terdaftar kurang
c. Dasar perolehan yang tidak sah
d. Masyarakat tidak dapat memperoleh keadilan tanpa melalui pengadilan atas
tanahnya yang terhisap kedalam tanah instansi pemerintah;
e. “Pihak pihak tertentu” yang memanfaatkan tidak tertibnya pemeliharaan tanah pemerintah
untuk digugat di pengadilan.
3. Hal yang diuraikan di atas tampak, dari perkara yang terbanyak menyangkut tipologi penguasaan
pemilikan tanah sebanyak 6.452 kasus.

1. kl
JUMLAH PERKARA BERDASARKAN TIPOLOGI
2,500

2,000

1,500

1,000

500
Axis Title

-
h
eli
r n h n h rm at k
ana k dila ana ilika ana fo lay Ha
T r ti ga T m T r e U an
ng xP
a n an Pe an d
na
h la ih
da Pe da n ar Lan r
i e n a a ft Ta Pe
kB na
h sa en
g d
nd
a
ye
k h n
eta Ta utu P a an e b ala ra
s/
L gi P lah as P O as a
ta an gu an na
h M aft
a Ru na asa n k d a nd
B nti sa M Pe Ha
T P e
Ga le ak la ah n alah
P as pa as
a h M e ta M
al Pe
n
as r
M du
ose
Pr
la ah
as
M
574 56 799 352 6.452 2.885 29 1.021 1.942
PROSENTASE PERKARA BERDASARKAN TIPOLOGI

Pendaftaran Peralihan Hak

Masalah Tanah Ulayat

Masalah Tanah Obyek Landreform

Masalah Prosedur Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah

Masalah Penguasaan dan Pemilikan

Masalah Pengadaan Tanah

Masalah Pelaksanaan Putusan Pengadilan

Ganti Rugi Tanah ex Partikelir

Batas/Letak Bidang Tanah

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%
Tipologi dan akar masalah

•1 1. Tidak ada sarana control keabsahan girik. Buku C Desa, tidak terpelihara ,
sementara Dirjen Pajak telah menegaskan tidak lagi mengeluarkan Riwayat girik;
2. Pengadilan menerima Girik sebagai bukti hak;
3. Masyarakat, APH, Hakim menerima surat keterangan Garapan (yang sejenis)
sebagai bukti alas hak;
4. Masyarakat masih menerima SK Redis yang lama, sebagai bukti pemberian hak
dan dapat diwaris turun temurun;
5. Penerbitan ijin di bidang pertanahan diterbitkan oleh instansi yang berbeda beda
(Ijin Lokasi oleh Bupati, IUP oleh Gubernur),
Penguasaan 6. Rencana Tata Ruang dan Planologi tidak sinkron;
Pemilikan Tanah 7. Perbedaan data status tanah di BPN dan LHK
8. Kemendes : Transmigrasi yang telah terbit HPL tidak dimanfaatkan (dikuasasi
masyarakat diperjual belikan) terbit HGU;
9. Tidak ada kejelasan status tanah yang telah diterbitkan sertipikat dan
ditinggalkan pemegang haknya.
10. Dinas Transmigrasi membatalkan nama peserta trans, Ketika sertipikat telah
diterbitkan dan diserahkan.
11. Dasar perolehan tanah instansi pemerintah tidak jelas, tidak terdapat dokumen
perolehan tanahnya.
Tipologi dan akar masalah

•2

1. Persepsi bahwa SU bukan produk hukum, tanda bukti hak;


Sengkegta Letak, 2. Infra struktur (peta pendaftaran) sebagai sarana control
Batas dan Luas tidak tersedia
3. Petugas ukur tidak kelapangan dan atau;
4. Delimitasi kontradiktur tidak dilakukan
Tipologi dan akar masalah

•3

1. Panitya A/B/C tidak teliti, tidak menggambarkan kondisi yang


Penetapan hak
dan Pendaftaran
sebenarnya;
tanah 2. SK Pemberian Hak diberikan dengan bersyarat
3. Keliru penerapan UU
Tipologi dan akar masalah

•4

1. Jual beli tidak dilakukan di hadapan PPAT;


Pendaftaran 2. Surat Kuasa Jual palsu;
Peralihan Hak 3. Para pihak tidak di informasikan adanya sengketa/perkara;
4. Penjual/pembeli/Notaris hanya merupakan figure;
5. Ada perkara, sita tidak dicatat dalam buku tanah
Tipologi dan akar masalah

5.

1. Tidak adanya sarana control dipengadilan untuk mencegah


tumpang tindih putusan;
Pelakksanaan
Putusan
2. Semua badan peradilan dapat menangani perkara
Pengadilan pertanahan;
3. Lokasi eksekusi tidak sama dengan lokasi obyek perkara;
4. Obyek putusan/eksekusi adalah tanah yang diklaim sebagai
tanah instansi pemerintah/tercatat dalam SIMAK BMN0
Tipologi dan akar masalah

6.

1. Tanah Adat/Ulayat tidak terpetakan/tidak terdaftar;


Sengketa Tanah 2. Belum dibuat perda menyangkut ulayat;
Adat/Ulayat 3. Klaim ulyat di dasarkan pada pemilikan perorangan
4. Tanah ulayat telah dilepaskan untuk kepentingan HGU
5. Beberapa kelompok mengklaim tanah yang sama atas dasar
ulayatnya
Tipologi dan akar masalah

7.

Sengketa Bekas 1. SK Kesediaan Pemerintah Untuk Ganti Rugi Tanah Bekas


Tanah Partikelir Partikelir yang telah lewat waktu tidak dicabut;
2. SK Tanah partikelir telah menjadi sengketa dipoengadilan
dan dinyatakan penggugat sebagai yang berhak atas tanah
berdasarkan SK Tanah Partikelir
Tipologi dan akar masalah

8.
1. SK Penegasan TOL yang belum dilaksanakan dilaksanakan
dengan memindahkan tempat ke lokasi lain (Kawasan
hutan);
2. Penerima Redistribusi fiktif;
3. Penerima Redis, tidak menerima SK Redis, melainkan
Sengketa Tanah dipergang oleh Kades dan bekas pemilik sertipkat;
Obyek Landreform 4. Pemilik tanah kelebihan yang diambil pemerintan belum
(TOL)
dibayar ganti rugi, tetapi tanah telah di redistribusi.
5. Tanah redistribusi di alihkan kepada bekas pihak lain yang
tidak memenuhi syarat sebagai penerima redis.
6. Redistribusi diajukan keberatan oleh pihak lain yang merasa
lebih berhak menerima tanah Redistribusi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai