Anda di halaman 1dari 12

HUKUM AGRARIA

M. SYUKRAN YAMIN LUBIS, SH., M.Kn.


HP: 081273526335
Email: muhammadsyukran@umsu.ac.id
PENGANTAR HUKUM AGRARIA
PENGERTIAN AGRARIA

Boedi Harsono membedakan pengertian agraria dalam tiga


perspektif, yakni agraria dalam arti umum, Administrasi
Pemerintahan dan pengertian agraria berdasarkan Undang-undang
Pokok Agraria (UUPA).
 Dalam Arti Umum kata Agraria berasal dari Bahasa
Yunani “Ager”, yang berarti ladang/tanah, Bahasa Latin
“Agrarius”, yaitu apa-apa yang berhubungan dengan
masalah tanah, Bahasa Belanda “Akker”, yang berarti
ladang, tanah pertanian, Bahasa Inggris “Land”, yang
berarti tanah / ladang . Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pengertian Agraria adalah Urusan Pertanian/
Tanah Pertanian, Urusan Pemilikan Tanah
 Dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan
sebutan agraria dipakai dalam arti tanah, baik tanah
pertanian maupun non pertanian.
 Pengertian agraria dalam UUPA dipakai dalam arti
yang sangat luas, meliputi : Bumi, Air, Kekayaan Alam,
Ruang Angkasa
PENGERTIAN BUMI

Pengertian bumi menurut


Pasal 1 ayat (4) UUPA adalah
permukaan bumi, termasuk
pula tubuh bumi di bawahnya
serta yang berada di bawah
air.
Permukaan bumi menurut
Pasal 1 ayat (4) UUPA adalah
“TANAH”.
PENGERTIAN
HUKUM AGRARIA

1. Keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik yang


tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
Agraria (Soedikno Mertokusumo)
2. Kumpulan/himpunan petunjuk-petunjuk/kaedah
berupa perintah dan larangan tertulis maupun
tidak tertulis mengatur tata tertib hubungan
dengan bumi (tanah, air, dan ruang angkasa
serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya)
1. Hukum Agraria Perdata (Keperdataan)
adalah keseluruhan dari ketentuan hukum yang
bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum
meliputi yang memperbolehkan, mewajibkan, melarang
diperlakukan perbuatan hukum yang berhubungan
dengan tanah (objeknya).
Contoh: jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan hutang (Hak
Tanggungan), pewarisan.

PEMBIDANGAN
DAN POKOK
BAHASAN HUKUM
AGRARIA

2. Hukum Agraria Administrasi (Administratif)


adalah keseluruhan dari ketentuan hukum
yang memberi wewenang kepada pejabat
meliputi
dalam menjalankan praktek hukum Negara dan
mengambil tindakan dari masalah-masalah
agraria yang timbul.
Contoh: pendaftaran tanah, pengadaan tanah,
pencabutan hak atas tanah.
SUMBER HUKUM AGRARIA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, khususnya dalam Pasal
33 ayat (3).
2. Undang-undang Pokok Agraria (UUPA).
Undang-undang ini dimuat dalam Undang-
undang Nomor : 5 Tahun 1960 tentang :
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria,
tertanggal 24 September 1960 diundangkan dan
dimuat dalam Lembaran Negara tahun 1960-
104, dan penjelasannya dimuat dalam
Tambahan Lembaran Negara nomor 2043.
3. Peraturan pelaksanaan UUPA
4. Peraturan lama, tetapi dengan syarat tertentu
berdasarkan peraturan/Pasal Peralihan, masih
berlaku.
SEJARAH UUPA

Hukum Perdata
Barat (BW)

HUKUM UUPA No. 5/1960


TANAH

Ketentuan
Hukum Adat
Agraris wet

Domeinverklaring
PERATURAN-
PERATURAN Koninlijk Besluit
YANG Buku II KUHPerdata
DICABUT sepanjang yang mengenai
bumi air serta kekayaan

UUPA alam yang terkandung di


dalamnya, kecuali
ketentuan-ketentuan
mengenai hypotheek yang
masih berlaku pada mulai
berlakunya undang-undang
ini.
TUJUAN UUPA

1. Meletakan dasar-dasar bagi penyusunan


hukum agraria nasional.

2. Meletakan dasar-dasar untuk mengadakan


satuan dan kesederhanaan dalam hukum
tanah.

3. Meletakan dasar-dasar untuk memberikan


kepastian hukum mengenai hak-hak atas
tanah bagi rakyat seluruhnya.
DASAR-DASAR DARI HUKUM AGRARIA NASIONAL DALAM UUPA
(Penjelasan UUPA)

1. Asas kebangsaan (Ps 1 (1), (2), (3) )


2. Hak Menguasasi dari Negara (Ps 2)
3. Pengakuan hak ulayat (Ps 3)
4. Asas fungsi sosial Hak Atas Tanah (Ps 6)
5. Hanya WNI yang dapat mempunyai Hubungan dengan
Bumi, Air dan Ruang Angkasa (Ps 9 (1) )
6. Persamaan antara laki-laki dan wanita (Ps 9 (2) )
7. Asas landreform (Ps 10)
8. Asas tata guna tanah (Ps 14)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai