Anda di halaman 1dari 9

AKTA PERJANJIAN KREDIT

Dr. Imelda Mardayanti, SH.,M.Kn


A. Pengertian Akta Perjanjian Kredit

Lembaga Perbankan mempunyai fungsi utama yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
atau kredit.
Filosofi pemberian kredit : di dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di dalam pemberian kredit, lembaga perbankan/kreditor harus mengadakan hubungan hukum dengan
pihak debitur. Hubungan hukum itu dituangkan dalam sebuah akta, yang disebut akta perjanjian kredit
(deed of credit agreement/akte van kredit-overeenkomst).
Akta perjanjian kredit yang meliputi :
1. Akta (dikonstruksikan sebagai bukti tertulis)
2. Perjanjian (dikonstrujsikan sebagai persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing
berjanji akan menaati apa yang disebutkan dalam persetujuan)
3. Kredit (Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga). Pasal 1 angka 12
UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No, 7 tahun 1992 Tentang perbankan.
Ada 4 (empat) unsur kredit, yaitu ;
1. Kesepakatan
2. Subjek Hukum (Bank dan pihak lainnya)
3. Objek Hukum (penyediaan uang atau tagihan)
4. Hak dan Kewajiban (Hak dari Bank yaitu menerima pokok dan bunga,
sedangkan kewajiban pihak lain yaitu membayar poko dan bunga).
B. Landasan Hukum Akta Perjanjian
Kredit
1. Instruksi Presiden Kabinet No. 15/EKA/10/96 (Bank-Bank wajib
mempergunakan “Akad perjanjian kredit”.
2. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Jo UU No. 10 Tahun 1998.
3. UU No, 23 Thun 1999 Tentang Bank Indonesia Jo. UU No. 3 Tahun 2002 tentang
perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 1999 tentang Ban Indonesia.
4. UU RI No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
5. RUU tentang Perkreditan Perbankan.
C. Jenis-jenis Akta Perjanjian Kredit

Ada 2 bentuk Perjanjian Kredit yang dibuat Lembaga Perbankan dengan Debitur,
yaitu ;
1. Perjanjian kredit yang dituangkan dalam bentuk akta di bawah tangan.
Merupakan perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur, tanpa
adanya keterlibatan pari pihak notaris ataupun pejabat berwenang. Memuat
klausula-klausula kredit yang sangat singkat dan jumlah kredit yang diberikan
kepada nasabah relatif kecil.

2. Perjanjian kredit yang dituangkan dalam bentuk akta perjanjian kredit.


Merupakan akta yang dibuatn di muka dan dihadapan Notaris atau pejabat
yang berwenang, yang mengatur dan memuat hak dan kewajiban antara
lembaga perbankan atau kreditur dengan debitur. Jumlah kredit yang
dberikan relatif besar.
D. Subjek dan Objek Perjanjian Kredit

Subjek dalam perjanjian kredit bank dibagi menjadi :


1. Kreditur (Orang atau Badan Hukum yang diberkeduduksn sebagai pihak yang
berpiutang dalam suatu hubungan utang piutang tertentu. Pihak Berpiutang
dibagi dua yaitu :
- a. Orang
- B. Badan Hukum.
2. Debitur (Pihak yang berutang dalam suatu hubungan utang piutang tertentu.
Debitur dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Orang.
b. Badan Hukum.
Objek dalam perjanjian kredit bank yaitu :
1. Kredit (Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
Ada 6 (enam) unsur kredit, yaitu :
a. Penyediaan uang atau tagihan b. Adanya perstujuan atau
kesepakatan
c. Adanya subjek hukum d. Adanya hak dan
kewajiban
e. Adanya jangka waktu tertentu f. Adanya bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.

2. Bunga/Interest (Balas jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar
bersamaan dengan pokok pinjaman. Kewajiban ini dibebankan kepada debitur.
E. Struktur Akta Perjanjian Kredit
Struktur akta Perjanjian Kredit terdiri dari :
1. Cover Akta Perjanjian Kredit.
2. Judul Akta Perjanjian Kredit ( PERJANJIAN KREDIT)
3. Pembukaan Akta Perjanjian Kredit ( Waktu/jam, hari, tanggal, tahun akta ditanda tangani)
4. Komparisi Akta Perjanjian Kredit ( nama lengkap, titel kesarjanaan, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,
jabatan, domisili, nomor KTP).
5. Substansi akta Perjanjian Kredit (memuat tentang jumlah kredit yang dipinjam oleh debitur, dan besarnya bunga
kredit, serta hak dan kewajiban dari para
pihak).
6. Syarat-syarat akta Perjanjian Kredit, ada 14 hal yang tercantum dalam syarat-syarat baku yang dimuat dalam akta
perjanjian kredit, yaitu :
a. Kuasa mendebet rekening b. Syarat penarikan pinjaman
c. Pernyataan dan jaminan d. Hal-hal yang diwajibkan
e. Hal-hal yang dilarang f. Perlindungan terhadap penghasilan bank.
g. Jaminan atas pemberian kredit h. Eksekusi jaminan dan hasil eksekusi
i. Asuransi barang jamian j. Kompensasi
k. Pengalihan hak l. Peristiwa kelalaian
m. Ketentuan tambahan n. Ketentuan penutup
7. Penutup akta Perjanjian Kredit
8. Tanda tangan Akta Perjanjian Kredit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai