NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA?
Oleh : Lidya Almeyda (19-074) Luthfia Nur Arifah (19-090) Nada Shofiyah (19-137)
Fakultas Kedokteran Gigi
A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI INTEGRASI NASIONAL 1. Makna Integrasi Nasional Secara etimologi, integrasi nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional. Integrasi : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat Nasional : bersifat kebangsaan SECARA TERMINOLOGI Pengertian dari pakar asing
Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas
bersama di antara warga negara. Dapat disimpulkan bahwa :
Integrasi dapat berarti penyatuan, pembauran, keterpaduan, sebagai
kebulatan dari unsur atau aspek aspeknya 2. JENIS INTEGRASI Menurut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010), integrasi politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni a) integrasi bangsa, b) integrasi wilayah, c) integrasi nilai, d) integrasi elit-massa, dan e) integrasi tingkah laku (perilaku integratif) A) INTEGRASI BANGSA Menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional. B) INTEGRASI WILAYAH Menurut KBBI, integrasi wilayah adalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat atas unit-unit atau wilayah politik yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan kelompok budaya atau sosial tertentu. C) INTEGRASI NILAI Menunjuk pada adanya konsensus (kesepakatan bersama) terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial D) INTEGRASI ELIT MASSA Menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. E) INTEGRASI TINGKAH LAKU Menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama. Menurut Suroyo (2002), integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. ASPEK INTEGRASI NASIONAL Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik (integrasi politik), ekonomi (integrasi ekonomi), dan sosial budaya (integrasi sosial budaya) 1) INTEGRASI POLITIK Terdapat dua dimensi: 1. Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya 2. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia. 2) INTEGRASI EKONOMI Memiliki ketergantungan antar daerah dengan berbagai latar dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat dengan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis 3) INTEGRASI SOSIAL BUDAYA Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda (ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dll) dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. 3. PENTINGNYA INTEGRASI NASIONAL Tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan bekerja bersama. Maka dari itu diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai dan politik yang disepakati dengan integrasi politik. Membangun integrasi menjadi tugas penting di Indonesia, karena: 1. Pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. 2. Indonesia merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) dengan keragaman etnik dan ikatan primordial PENTINGNYA INTEGRASI Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitasidentitas baru yang diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya. 4. INTEGRASI VERSUS DISINTEGRASI Disintegrasi merupakan kebalikan dari integrasi yang berarti ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur yang ada dengan berakibat munculnya konflik atau perseturuan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan contohnya seperti adanya Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. FAKTOR PENYEBAB DISINTEGRASI 1. Maraknya Penyebaran Ideologi Selain Pancasila 2. Ketimpangan di Bidang Demografi 3. Kesenjangan Kekayaan Alam di Antara Daerah 4. Iklim Politik yang Kurang Sehat 5. Lambannya Kemajuan Ekonomi 6. Menurunnya Tingkat Toleransi di Tengah Masyarakat B. MENANYA ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN INTEGRASI NASIONAL Ketika kita sudah mencari pengertian, konsep, definisi-definisi serta jenis-jenis yang berkaitan dengan integrasi sosial ada kalanya kita ingin mengetahui sebuah pemahaman dari integrasi nasional sehingga kita bisa mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut.
Berikut adalah contoh pertanyaan yang bisa diajukan:
Apakah integrasi bisa berarti pembauran atau penyatuan? Apakah istilah nasional bisa disamakan dengan istilah bangsa? Dalam hal integrasi bangsa, sebenarnya hal-hal apakah yang diintegrasikan itu? Mengapa setiap bangsa memerlukan integrasi? Apa yang terjadi seandainya negara tidak berintegrasi? Seperti apakah negara yang tidak mampu berintegrasi? Adakah contoh-contoh negara yang tidak mampu melakukan integrasi? Adakah contoh-contoh negara yang telah mampu melakukan integrasi? C. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIK TENTANG INTEGRASI NASIONAL I. Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia
Menurut Suroyo (2002), sejarah dapat emnjelaskan tentang bangsa
kita yang telah mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Terdapat 3 model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia yaitu: 1) Model integrasi imperium majapahit 2) Model integrasi kolonial 3) Model integrasi nasional MODEL INTEGRASI IMPERIUM MAJAPAHIT Model ini merupakan model integrasi pertama dan memiliki sifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Model ini memiliki struktur yang luas dan bersifat konsentris, terdapat 3 konsentris yaitu: a. Konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung) yang terdiri atas pulau Jawa dan Madura dan diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya b. Konsentris kedua yaitu wilayah luar jJawa (mancanegara dan pasisiran) dan merupakan kerajaan otonom c. Konsentris ketiga (tanah sabrang) merupakan negara-negara sahabat yaitu hubungan antara Majapahit dengan diplomatik dan dagang contoh: Champa, Kamboja dan Ayudyapura (Thailan) MODEL INTEGRASI KOLONIAL Model ini disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda baru yang sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah terentang dari Sabang hingga Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari ambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial MODEL INTEGRASI NASIONAL INDONESIA Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak bernegara merdeka tahun 1945. Model ini lebih ditujukan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan kolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Model ini juga ditujukan untuk membentuk kesatuan yang baru yakin bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran bangsa yang baru. Tahapan penumbuhan kesadaran berbangsa: 1. Masa perintis Merupakan masa dimulainya rintisan semangay kebangsaan melalui pembentukan organisasi pergerakan, ditandai dengan pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional 2. Masa Penegas Merupakan masa dimulainta penegasan semangat kebangsaan pada diri bangsa indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 3. Masa Percobaan
Ditandai dengan organisasi pergergerakan yang bergabung dengan
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) pada tahun 1938 dan mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan ini tidak berhasil menuntut kemerdekaan Indonesia
4. Masa Pendobrak
Merupakan masa yang berhasil mendobrak belenggu penjajahan
dan menghasilkan kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agutus 1945. dari sisi politik, proklamasi kemerdekaan merupakan pernyataan bangsa Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah merdekan. Dari sisi sosial budaya, proklamasi kemerdekaan merupakan “revolusi integratfnya” bangsa Indonesia yaitu dari bangsa yang terpisah dengan beragam identitas menuju bangsa yang satu yakin bangsa Indonesia. II. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995) menyebut ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah : 1.Adanya ancaman dari luar, 2.Gaya politik kepemimpinan, 3.Kekuatan lembaga–lembaga politik, 4.Ideologi Nasional, dan 5.Kesempatan pembangunan ekonomi A. ADANYA ANCAMAN DARI LUAR Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan ras Ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya. B. GAYA POLITIK KEPEMIMPINAN Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang sebelumya tercerai berai. C. KEKUATAN LEMBAGA- LEMBAGA POLITIK Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada akhirnya masyarakat Bersatu dalam satu system pelayanan. D. IDEOLOGI NASIONAL Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideologi juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi menerima satu ideologi yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut bersatu. E. KESEMPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau ketimpangan. Gambar. Perbatasan Malaysia dan Indonesia. Jalan yang menghubungkan antar daerah, dibiayai dari APBN yang sebagian besar bersumber dari pajak. Sarana jalan yang kurang baik dapat memicu terjadinya disintegrasi. Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi, apabila: 1.Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama. 2.Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “cross cutting affiliation” sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”. 3.Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan dua strategi kebijakan yaitu “policy assimilasionis” dan “policy bhinneka tunggal ika” (Sjamsudin, 1989). Strategi pertama dengan cara penghapusan sifatsifat kultural utama dari komunitas kecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. KEBIJAKAN STRATEGI YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN DI INDONESIA; Memperkuat nilai bersama Membangun fasilitas Menciptakan musuh bersama Memperkokoh lembaga politik Membuat organisasi untuk bersama Menciptakan ketergantungan ekonomi antar kelompok Mewujudkan kepemimpinan yang kuat Menghapuskan identitas-identitas local Membaurkan antar tradisi dan budaya local PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN MEMPERKOKOH INTEGRASI NASIONAL Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam alenia ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah “memajukan kesejahteraan umum”. Kesejahteraan umum akan dapat dicapai atau akan lebih cepat dicapai, apabila keuangan negara sehat, atau dengan kata lain negara memiliki dana yang cukup untuk membiayai seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menunjang tujuan negara “memajukan kesejahteraan tersebut’’. DAFTAR PUSTAKA
Paristiyanti, Nurwardani. (2016). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.