Anda di halaman 1dari 64

SURVEILANS TERPADU PTM

DI FKTP

Seksi P2PTM Keswa


Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
SURVEILANS TERPADU
PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI FKTP

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JAWA TIMUR
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM :
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
SURVEILANS TERPADU PTM di FKTP SESUAI
DENGAN PEDOMAN SURVEILNAS PTM

KHUSUS :
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
SURVEILANS TERPADU PTM
Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang–undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 45 tahun 2014 tentang Penyelenggraan Surveilans Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam
Sistem Informasi Terintegrasi Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
hatan
Bagian Kedua t t g Kese 2009
UU un
Penyakit Tidak Menular o . 3 6 tah
N
Pasal 158
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan
penanganan penyakit tidak menular beserta akibat yang ditimbulkannya.
(2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan
berperilaku sehat dan mencegah terjadinya penyakit tidak menular beserta akibat yang ditimbulkan.
(3) Upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit tidak menular sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi individu atau
masyarakat.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 159
(1) Pengendalian penyakit tidak menular dilakukan dengan pendekatan surveilan faktor risiko, risiko registri
penyakit, dan surveilan kematian.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular.
(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kerja sama lintas sektor dan dengan
membentuk jejaring, baik nasional maupun internasional.
Pasal 160
(1) Pemerintah, pemerintah daerah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi,
informasi, dan edukasi yang benar tentang faktor risiko penyakit tidak menular yang mencakup seluruh fase
kehidupan.
(2) Faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi diet tidak seimbang, kurang
aktivitas fisik, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan perilaku berlalu lintas yang tidak benar.
Permenkes No. 71 thn 2015 ttg
Penanggulangan PTM
Surveilans PTM
Pasal 12
(1) Dalam penyelenggaraan Penanggulangan PTM, dilaksanakan Surveilans PTM sebagai dasar penetapan
kegiatan penanggulangan.
(2) Surveilans PTM bertujuan untuk memperoleh informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
faktor risikonya sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan
secara efektif dan efisien.
(3) Surveilans PTM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, intepretasi data, serta diseminasi informasi terhadap faktor risiko, penyakit,
dan penyebab kematian.
Pasal 13
Surveilans PTM dilaksanakan melalui kegiatan:
a. surveilans faktor risiko;
b. registri penyakit; dan
c. surveilans kematian.
Pasal 14
(1) Surveilans PTM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh petugas yang memiliki
kompetensi dan kewenangan dalam surveilans.
(2) Kegiatan surveilans faktor risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilakukan dalam
kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
(3) Kegiatan registri penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dilakukan dalam kegiatan
pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan terhadap penyakit tertentu sesuai dengan jenis, dampak, dan
besaran penyakit.
(4) Kegiatan surveilans kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan terhadap penyebab kematian akibat PTM
SURVEILANS P2PTM
 Kegiatan analisis sistematis dan terus menerus
dan kondisi yang mempengaruhi
 Melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien
 Proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi
PENGERTIAN
 Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap
data dan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi atau
berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
( Faktor Risiko PTM), sehingga memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalikan dan
penanggulangan secara efektif dan efisien (Permenkes N0 45 tahun
2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan)
 Surveilans berbasis Posbindu (terpadu) PTM adalah kegiatan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap data FR PTM dengan
berbasis data yang diperoleh di Posbindu
 Dilakukan oleh Kader & Petugas Kesehatan di Posbindu PTM.
 Tujuan untuk mendapatkan data tentang FR PTM
FAKTOR RISIKO PTM
(Faktor Risiko bersama atau Common Source Underlying
Risk Factor)

Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular yang dimaksud


meliputi FR yg tidak dapat dirubah (Umur dan Jenis
Kelamin), dan FR yg dapat dirubah (merokok, kurang
aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, konsumsi minuman
beralkohol dan stress)

Faktor Risiko Antara (obesitas, hipertensi, hiperglikemi


(gula darah tinggi), dislipidemia (lemak tubuh/kolesterol)
Risiko Melekat
•Umur, Sex
•Keturunan dll
Fase Akhir
•PJK - PD
Risiko Perilaku •Stroke
• Merokok •Diabetes
• Diet •PPOK
• Alkohol •Ginjal Kronik
•Kanker
• Aktifitas Fisik
• Stress • Cedera
• Thalassemia
• Lupus
Faktor Lingkungan : • Osteoporosis
Globalisasi, Sosio-ekonomi
10
Budaya, Modernisasi, Polusi dll
POSBINDU PTM
Upaya / Kegiatan Deteksi dini, Monitoring dan Tindak
Lanjut Dini Faktor Risiko PTM bersumberdaya
Masyarakat secara rutin dan berkesinambungan

Posbindu PTM = Bindu PTM di PosKan


pada kegiatan rutin Masyarakat
ALUR DATA SURVEILANS PTM
 Sistem Informasi
Surveilans FR PTM
Kemenkes berbasis Posbindu

 Sistem Informasi
Dinkes Surveilans FR PTM
berbasis Posbindu
Provinsi

 Sistem Informasi
Surveilans FR
Dinkes PTM berbasis
Posbindu
kab/Kota

 Sistem Informasi
Surveilans FR
FKTP PTM berbasis
Posbindu

 Buku monitoring FR PTM


Posbindu PTM /  Form register FR PTM
 Sistem Informasi Surveilans
Posbindu Khusus FR PTM berbasis Posbindu
PRINSIP UMUM SURVEILANS
Fasilitas Kesehatan Otoritas Kesehatan

Pelaporan
Data Informasi

Pengolahan,
Evaluasi Analisis &
Interpretasi

Umpan balik
Tindakan Pengambilan
keputusan
SURVEILANS PTM
Survei/ Survei/ Survei/ Survei/
surveilans surveilans surveilans surveilans

Indikator
PTM
TUJUAN SURVEILANS PTM

1. Mendeteksi dan tindak lanjut dini Faktor Risiko


dan Penyakit Tidak Menular
2. Memonitor trend penyakit
3. Perencanaan dan evaluasi program/intervensi
4. Memonitor progres pencapaian tujuan kegiatan
5. Memonitor kinerja program
6. Memperkirakan dampak penyakit
MANFAAT SURVEILANS PTM
Di tingkat masyarakat
1. Individual: awareness, rujukan ke PKM
2. Komunitas: permasalahan FR, perubahan perilaku
3. Populasi: akses yankes, sumber dasar intervensi

Di tingkat Puskesmas
1. Dasar perencanaan agar lebih terarah dan terukur
2. Evaluasi berdasarkan evidence based
3. PTM dapat di-intervensi secara dini.

Di tingkat Kab/Kota, Propinsi dan Pusat


1. Dasar perencanaan agar lebih terarah dan terukur
2. Evaluasi berdasarkan evidence based
3. Program pengendalian PTM menjadi tepat
Indikator RPJMN
TARGET

NO INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

Persentase merokok penduduk usia


1
10-18 tahun 9,1 9,0 8,9 8,8 8,7

JATIM : 5,74

Persentase obesitas pada penduduk


2
usia > 18 tahun 21,8 21,8 21,8 21,8 21,8

JATIM : 22,4
Indikator pengendalian PTM
(Rencana Strategis Kemkes 2020 – 2024)
No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah Kab/kota yang melakukan
514
1 deteksi dini faktor risiko PTM ≥ 80% 52 (10%) 129 (25%) 232 (45%) 360 (70%)
(100%)
populasi usia ≥ 15 tahun
Jumlah kab/kota yang menerapkan
514
2 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 324 (63%) 374 (73%) 424 (83%) 474 (93%)
(100%)
Jumlah kabupaten/kota ≥ 40% FKTP
3 yang menyelenggarakan layanan Upaya 50 (10%) 75 (15%) 100 (20%) 125 (25%) 150 (30%)
Berhenti Merokok (UBM)
Jumlah Kab/Kota yg melakukan
514
4 pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 103 (20%) 205 (40%) 308 (60%) 411 (80%)
(100%)
80% Puskesmas
Jumlah kabupaten/kota yang
514
5 melaksanakan deteksi dini gangguan 155 (30%) 206 (40%) 308 (60%) 360 (70%)
(100%)
indera pada ≥ 40% populasi
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
deteksi dini penyakit kanker di ≥ 80% 514
6 283 (55%) 309 (60%) 360 (70%) 411 (80%)
populasi usia 30-50 tahun (100%)
Ket : target nasional
INDIKATOR RENSTRA PTM 2020-2024
No Indikator Definisi Cara Strategi
Operasional Perhitungan
1 Jumlah Kab/kota Kab/kota yg Deteksi dini TD, GDs, 1. Menghitung jumlah
yang melakukan menyelenggarakan IMT dan lingkar perut populasi usia ≥ 15 tahun
deteksi dini faktor deteksi dini faktor populasi usia ≥ 15 2. Menjaring sasaran untuk
risiko PTM ≥ 80% risiko meliputi TD, tahun dibagi jumlah dilakukan deteksi dini TD,
populasi usia ≥ 15 GDs, IMT dan lingkar penduduk ≥ 15 tahun GDs, IMT dan lingkar
tahun perut paling kurang dikali 100%. perut
pada 80% populasi 3. Integrasi melalui PIS PK
usia 15 tahun ke atas Capaian 80% populasi dan SPM, GENTAS,
di UKBM dan FKTP = 1 kab/kota GERMAS
2 Jumlah kab/kota Kabupaten/Kota Kabupaten/kota yang 1. Memastikan adanya
yang menerapkan yang menerapkan menerapkan Perda Perda KTR
Kawasan Tanpa Perda KTR KTR dengan kriteria 2. Adanya penerapan di 7
Rokok (KTR) sesuai PP 109 tahun tatanan : fasyankes,
2012 tempat kerja, tempat
belajar mengajar, tempat
bermain anak, tempat
ibadah, fasum, angkutan
umum
3. Integrasi melalui PIS PK
IINDIKATOR RENSTRA PTM 2020-2024
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Strategi

Jumlah Kab/kota yg Jumlah dokter praktik 1. Identifikasi jumlah dokter


kabupaten/kota ≥ menyelenggarakan mandiri, klinik pratama praktek mandiri, klinik pratama
40% FKTP yang konseling UBM di paling dan Puskesmas yang dan Puskesmas yang
menyelenggarakan kurang 40 % FKTP (dokter melakukan layanan UBM melakukan layanan UBM
layanan Upaya praktik mandiri, klinik dibagi seluruh jumlah dengan tenaga terlatih
3 Berhenti Merokok pratama dan Puskesmas) FKTP, dengan target 2. Integrasi melalui PIS PK
(UBM) dengan tenaga terlatih mencapai 40%

Capaian 40% FKTP = 1


kab/kota

Jumlah Kab/Kota yg Kab/kota yg kab/kota yang memiliki 1. Identifikasi Puskesmas yang


melakukan pelayanan menyelenggarakan paling kurang 80% memiliki standar Pandu PTM
terpadu (Pandu) PTM Pelayanan Terpadu PTM Puskesmas melaksanakan (PPK 1, Carta PTM)
di ≥ 80% Puskesmas dan pasien rujuk balik PANDU PTM sesuai 2. Kolaborasi dengan Bid Yankes
(PRB) PTM sesuai standar standar untuk memastikan
paling kurang di 80 % ketersediaan standar dan
4
puskesmas Capaian 80% Puskesmas = sosialisasi Carta PTM
1 kab/kota 3. Integrasi melalui PIS-PK, SPM,
Posbindu dan deteksi dini
faktor risiko PTM
INDIKATOR RENSTRA PTM 2020-2024
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Strategi

Jumlah Kab/kota yg Deteksi dini gangguan 1. Kompilasi data deteksi dini


kabupaten/kota menyelenggarakan penglihatan melalui E- di UKBM (Posbindu,
yang melaksanakan deteksi dini gangguan tumbling, E-chart Posyandu, UKS, UKK) dan
deteksi dini penglihatan dan Snellen chart dan FKTP
gangguan indera gangguan pendengaran pendengaran melalui 2. Integrasi dengan SPM Balita,
5 pada ≥ 40% populasi paling kurang pada 40 % tes suara, garpu tala UKS dan Lansia
populasi pada minimal 40%
penduduk

Capaian 40% deteksi


dini = 1 kab/kota
Jumlah Kab/kota yg Deteksi dini Sadanis 1. Identifikasi jumlah populasi
kabupaten/kota menyelenggarakan dan tes IVA pada 80% perempuan usia 30-50 tahun
yang melakukan deteksi dini kanker perempuan usia 30-50 2. Menjaring sasaran untuk
deteksi dini payudara dan kanker tahun atau perempuan dilakukan deteksi dini
penyakit kanker di ≥ serviks pada 80% yang memiliki riwayat Sadanis dan Tes IVA di FKTP
6 80% populasi usia populasi perempuan sexual aktif 3. Integrasi SPM yankes usia
30-50 tahun usia 30-50 tahun atau produktif
perempuan yang Capaian 80% populasi =
memiliki riwayat sexual 1 kab/kota
aktif
Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM secara terpadu

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini


faktor risiko PTM terpadu minimal melalui kegiatan Posbindu PTM
pada minimal 80% desa/ kelurahan di wilayah kerjanya dan
melaksanakan pengendalian Hipertensi dan Diabetes Melitus
terintegrasi (yang ditandai dengan adanya data tentang prediksi
faktor risiko penyakit jantung dan stroke 10 tahun ke depan /
diagram Carta)

Jumlah Puskesmas yg melaksanakan kegiatan deteksi dini


% PKM yg FR-PTM terpadu
melaksanakan : ---------------------------------------------------------------------- x 100
PPTM terpadu
Jumlah Puskesmas yg ada di Indonesia
Persentase Perempuan usia 30- 50 tahun yang dideteksi
dini kanker leher rahim dan payudara

Jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan


deteksi dini melalui metoda Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) atau papsmear untuk kanker leher rahim dan pemeriksaan
payudara klinis (SADANIS) untuk kanker payudara.

% perempuan usia Jumlah perempuan usia 30-50 th yg dilakukan deteksi


30-50 th yg dideteksi dini IVA/papsmear/sadanis
dini kanker leher : -------------------------------------------------------------------- x 100
rahim dan payudara
Jumlah perempuan usia 30-50 th di Indonesia
Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) minimal 50% sekolah
Persentase Kab/Kota yang memiliki peraturan dan kebijakan KTR dalam
bentuk SE, SK, Instruksi, Peraturan Wali Kota/ Peraturan Bupati/ Peraturan Daerah
dan telah menerapkan pada minimal 50% tempat proses belajar mengajar di
sekolah. Yang dimaksud dengan menerapkan adalah:
Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung;
Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung;
Tidak tercium bau rokok;
Tidak ditemukan puntung rokok;
Tidak ditemukan penjualan rokok;
Tidak ditemukan asbak atau korek api;
Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok;
Ada tanda dilarang merokok;

Jumlah Kab/Kota yg memiliki peraturan KTR dan


% Kab/Kota yg minimal 50% sekolah menerapkan KTR
melaksanakan : ---------------------------------------------------------------------- x 100
KTR
Jumlah Kab/Kota yg ada di Indonesia
SURVEILANS FR PTM

Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus terhadap data dan informasi tentang kondisi
yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan (Faktor
Risiko PTM), sehingga memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalikan
dan penanggulangan secara efektif dan efisien

(Permenkes N0 45 Tentang Pedoman Penyelenggaraan


Surveilans Kesehatan)
SURVEILANS FR PTM
Mencakup 16 FR dan 4 konseling, rujukan, dan saran
• Wawancara: merokok, diet, aktivitas fisik, alkohol, stres
• Pemeriksaan fisik : IMT, lingkar perut, TD
• Pemeriksaan darah: gula, kolesterol, trigliserid
• Fungsi paru, alkohol dlm nafas, amfetamin urine, benjolan payudara,
IVA
• Konseling: diet, IVA, merokok, cedera

Untuk memonitor FR dan tindak lanjut


• Individual : mengetahui FR
• Komunitas (Posbindu): proporsi FR,
• Populasi (desa ke atas): proporsi FR, cakupan pemeriksaan FR
Sumber Data

1. Survei: Riskesdas, SKRT, Susenas, Surkesda,


dll
2. Posbindu PTM, pemeriksaan IVA & CBE
3. Hasil wawancara dan pengukuran FR PTM di
Puskesmas
4. Pemeriksaan laboratorium
Langkah kegiatan
Langkah Kegiatan (lanjutan)
Langkah kegiatan (lanjutan)
3. Interpretasi
berdasarkan situasi di suatu wilayah: kecenderungan, besaran
masalah FR PTM

4. Diseminasi
 Laporan dan atau presentasi.
 Kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran kesehatan,
LSM, profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.

5. Tindak Lanjut
 Individu dan pegelola program PTM
 Penguatan dan peningkatan program (media: SMS, email, dll)
Surveilans Faktor Risiko PTM
Berbasis Web, mencakup:

1. Surveilans Berbasis Posbindu PTM


2. Surveilans Berbasis FKTP (Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama)
3. Electronic Monitoring dan Evaluasi
(e-Monev)
4. Web-GIS (Geographic Information System)
Tingkat Petugas Posbindu
 Hak akses: melihat data individu dan rekap di
posbindu itu sendiri
 Input data klien (dari buku pencatatan/ register)
 Input denominator desa/kelurahan
 Olahan:
 Proporsi FR tk posbindu
 Cakupan pemeriksaan FR per desa (umur, jenis
kelamin, wilayah)
Tingkat Petugas Puskesmas
 Hak akses: data agregat tk PKM setempat
 Tidak menginput data
 Menginput jumlah penduduk (denominator tk PKM
per kelurahan menurut umur dan jenis kelamin)
 Membuat account Posbindu
 Olahan:
 proporsi FR tk PKM
 cakupan pemeriksaan FR sesuai tignkat
(menurut wilayah, umur, jenis kelamin)
 jumlah dan nama Posbindu
Tingkat Petugas Kab/Kab - Prov
 Hak akses: data agregat tk Kab dan provinsi
setempat
 Tidak menginput data
 Olahan:
 proporsi FR tk PKM
 cakupan pemeriksaan FR sesuai tignkat
(menurut wilayah, umur, jenis kelamin)
 jumlah dan nama Posbindu
 Kab: membuat user PKM dan Posbindu
(username dan password)
Tingkat Petugas Nasional

 Tidak menginput data


 Menginput jumlah penduduk (denominator)
 Olahan: proporsi dan cakupan, menut wilayah,
umur jenis kelamin
 Mengolah data lanjut (proporsi FR)
 jumlah dan nama Posbindu
 Admin (Pusat) : Mengontrol account, data
secara keseluruhan
1
Surveilans Faktor Risiko PTM
Berbasis Posbindu
LANGKAH SURVEILANS FR PTM
BERBASIS POSBINDU
Kegiatan Buku monitoring
Posbindu PTM

Tindak
lanjut

Buku Pencatatan Posbindu


(Buku register)
Pengolahan data
(otomatis)
Input dalam software SIS
PTM Posbindu
ALUR DATA SURVEILANS FR PTM
BERBASIS POSBINDU
 Sistem Informasi
Surveilans FR PTM
Kemenkes berbasis Posbindu

 Sistem Informasi
Dinkes Surveilans FR PTM
berbasis Posbindu
Provinsi

 Sistem Informasi
Surveilans FR
Dinkes PTM berbasis
Posbindu
kab/Kota

 Sistem Informasi
Surveilans FR
FKTP PTM berbasis
Posbindu

 Buku monitoring FR PTM


Posbindu PTM /  Form register FR PTM
 Sistem Informasi Surveilans
Posbindu Khusus FR PTM berbasis Posbindu
TARGET DAN INDIKATOR SURVEILANS
FR PTM BERBASIS POSBINDU

1. Indkator tingkat individu  risiko/tidak risiko


2. Proporsi  jumlah risiko/jumlah periksa
3. Proporsi Terbobot: proporsi dengan pembobotan
4. Cakupan  jumlah diperiksa/jumlah penduduk target
a. Tingkat Posbindu
b. Tingkat PKM, Dinkes, Kemkes
Hasil Surveilans Faktor Risiko PTM
berbasis Posbindu

1. Faktor risiko individu


2. Proporsi Faktor risiko
3. Cakupan pemeriksaan
Riwayat Faktor Risiko PTM Indvidu
Hasil Pemeriksaan :
Proporsi dan cakupan Faktor Risiko dan Cakupan
Pemeriksaan
Tindak Lanjut
1. SMS matrix:
saran/tindak lanjut bagi peserta Posbindu dengan
faktor risiko

2. Email blast:
saran/tindak lanjut bagi pengelola program PTM

3. SMS broadcast:
SMS pemberitahuan informasi
SMS Hasil, Saran Tindaklanjut Email hasil, saran tindak lanjut
Melalui SMS Pengelola PTM
Email Blast SMS Broadcast
2
Surveilans Faktor Risiko PTM
Berbasis FKTP
SURVEILANS PTM
BERBASIS FKTP:
adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang penyakit
tidak menular yang bersumber dari FKTP untuk
memperoleh dan memberikan informasi dalam
mengarahkan tindakan pencegahan dan pengendalian
PTM secara efektif dan efisien.
LANGKAH SURVEILANS PTM FKTP
Buku register
Pelayanan
PTM di FKTP

Tindak
lanjut

- Formulir SE PTM FKTP


- Data SIKDA, P-Care

Pengolahan data
(otomatis)

Input dalam software SIS


PTM FKTP terintegrasi
SURVEILANS PTM BERBASIS FKTP
Mencakup data individual:
• Faktor risiko PTM
• Diagnosis PTM
• Deteksi dini
• Tatalaksana
• Penunjang
• Konsultasi IVA
• Rujukan
Indikator:
• Proporsi kasus PTM
• Rata-rata kunjungan
• Cakupan layanan
Tindak lanjut:
• Individual: sms FR, awareness, rujukan ke PKM
• Pengelola program: peningkatan program
SURVEILANS PTM BERBASIS FKTP
Jenis Data
No Jenis Data Rincian
1 Data sosial Nama, NIK, tgl lahir, dll
2 Faktor Risiko PTM Sesuai FR Pada Posbinfu PTM (16 FR dan 4 konseling)
3 PTM (ICD-X dan 27 jenis penyakit:
suspek) Hipertensi, PJK, DM tipe 1
DM tipe 2, DM gestasional
Obesitas, Hipertiroid, Hipotiroid, Stroke, Asma bronchiale, PPOK,
Osteoporosis, Penyakit ginjal kronis, Thalassemia, Lupus/SLE, Kanker
payudara
Kanker leher rahim, Retinoblastoma, Leukemia
Hipertropi prostat, Cedera akibat transport (KLL), Cedera (kekerasan,
terjatuh, tenggelam, terbakar, keracunan, digigit ular)

4 Deteksi dini IVA Positif, Pap Smear positif, Benjolan payudara


Konsultasi IVA
5 Tatalaksana dini Krioterapi
SURVEILANS PTM BERBASIS FKTP
Jenis Data
No Jenis Data Rincian
6 Pemeriksaan EKG, darah lengkap, urin lengkap, radiologi
penunjang
7 Rujukan 1. Rujukan kasus PTM ke RS
2. Program rujuk balik
8 Home care 1. Perawatan kaki diabetes
2. Perawatan paliatif kanker
3. Perawatan stroke
9 Konseling 1. Konseling gizi
2. Koseling Upaya Berhenti Merokok
10 Saran Saran pencegahan dan pengendalian PTM
1. Indikator proporsi
a) Proporsi kasus PTM
 Jumlah kasus kunjungan PTM/ jumlah seluruh
kunjungan PKM
 Untuk mengetahui besar masalah PTM
a) Proporsi deteksi dini
Jumlah positif / jumlah diperiksa
Contoh:
Proporsi Pemeriksaan Tekanan Darah di Kec. Gamping, Jan –
Jul 2015
2. Indikator rata-rata kunjungan
Jumlah kasus kunjungan PTM/ jumlah kasus PTM
Untuk mengetahui kepatuhan pasien berobat

3. Cakupan layanan kasus


a) Cakupan layanan kasus PTM
 jumlah kasus PTM/estimasi kasus PTM
b) Cakupan deteksi dini
 jumlah pemeriksaan deteksi dini/jumlah target
Hasil : Grafik kunjungan dan pemeriksaan
Hasil :
Grafik kunjungan dan pemeriksaan IVA
ALUR DATA
 Sistem Informasi Surveilans
Kemenkes PTM berbasis FKTP

Keterangan:
Dinkes  Sistem Informasi Surveilans
PTM berbasis FKTP = Melaporkan
Provinsi

 Sistem Informasi Surveilans


Dinkes PTM berbasis FKTP
kab/Kota

 Formulir pencatatan kasus PTM


 Sistem Informasi Surveilans PTM
UPT FKTP berbasis FKTP
 Integrasi dengan S IKDA Generik,
p-Care, dan SE FR P TM
berbasis Posbindu
3

e - Monev
MONITORING
Aktivitas memantau perubahan yang berfokus pada
proses dan keluaran.
Melibatkan perhitungan terhadap kegiatan yang
dilakukan dan pengamatan terhadap kualitas dari layanan
yang diberikan.

EVALUASI
Menilai kontribusi program terhadap perubahan
(goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan,
kelanjutan atau perluasan program.
Monitoring dan Evaluasi
Ketersediaan SDM, Alkes, obat, Jenis
layanan, KIE, kegiatan PTM, anggaran
PTM, Jumlah Posbindu PTM, Jumlah FKTP
yang melaksanakan PANDU PTM, dll
Monitoring dan evaluasi, berdasarkan
pada indikator
yang akan dicapai
MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring
Monitoring penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan terhadap upaya :
a. Pencegahan, dengan indikator menentukan
faktor risiko PTM
b. Pengendalian, dengan indikator tidak ada
penambahan kasus baru dan/atau
c. Penanganan dengan indikator mengurangi
angka kecacatan atau kematian akibat PTM
2. Evaluasi
Evaluasi penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan terhadap upaya :
a. Pencegahan dan pengendalian dengan
indikator PTM tidak menjadi masalah kesehatan
di masyarakat
b. Penanganan dengan indikator menurunnya
angka kecacatan kejadian penyakit atau tidak
menjadi masalah kesehatan

Anda mungkin juga menyukai