KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEP) NEW K6 (1) Barunew
KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEP) NEW K6 (1) Barunew
ENERGI PROTEIN
(KEP)
Kelompok 6
DIPLOMA III GIZI
3B
Nama Kelompok
1. Inayah Amirah Zarah
2. Niken Shovianti
3. Ramtina Tamala
4. Viora Okto Nika
TOPIK
Terapi Gizi
Tanda dan Gejala
Pengertian KEP KEP
Penyakit KEP diberi nama secara internasional yakni Calory Pro- tein
Malnutrition (CPM)dan kemudian diganti dengan istilah Protein Energy Malnutrition
(PEM) Penyakit ini mulai banyak diselidiki di Afrika, dan di benua tersebut KEP
dikenal dengan nama lokal kwashi-orkhor yang berarti penyakit rambut merah.
Marasmus sebagai salah satu bentuk dari KEP diakibatkan karena defisiensi energi
dan zat gizi, sedangkan kwashiorkhor lebih disebabkan karena defisiensi protein
Hepatomegali (pembesaran hepar) yang terjadi pada penderita KEP terlihat oleh para
ibu di Indonesia sebagai pembuncitan perut.
Pemeriksaan laboratorium biokimia yang dapat dilakukan untuk menunjang penegakan diagnosa KEP,
yaitu hemoglobin, hematokrit, kadar total limfosit, serum iron, serum transferin, albumin. Semua
pemeriksaan laboratorium biokimia tersebut menggunakan sampel darah penderita. Dari semua hasil
pemeriksaan dan darah yang dilakukan, pada penderita KEP akan tampak nilai yang di bawah nilai
rujukan normal.
5. Tanda dan Gejala KEP
3. Wajah seperti bulan (moon face), wajah menonjol ke luar, lipatan nasolabial;
Pengeringan selaput mata (conjunction xerosis); Bintik bilot(Bilot’s sport); Pengeringan
kornea (cornea xerosis).
Lanjutann....
4. pada Selaput mata pucat;Keratomalasia, keadaan permukaan halus/ lembut dari keseluruhan
bagiantebal atau keseluruhan kornea; Angular palpebritis. Sedangkan pada bibirterjadi Angular
stomatitis; Jaringan parut angular; Cheilosis
5. Tanda-tanda pada lidah, Edema dari lidah; Lidah mentah atau scarlet;Lidah magenta; Atrofi papila
(papilla atrophic).
6. Tanda-tanda pada gigi: Mottled enamel; Karies gigi; Pengikisan (attrition);Hipolasia enamel (enamel
hypoplasia); Erosi email (enamel erosion).
7. Tanda-tanda pada gusi : Spongy bleeding gums, yaitu bunga karangkeunguan atau merah yang
membengkak pada papila gigi bagian dalamdan atau tepi gusi.
8. Tanda pada Kulit, antara lain : Xerosis, yaitu keadaan kulit yangmengalami kekeringan tanpa
mengandung air;Follicular hyperkeratosis;Petechiae. Bintik haemorhagic kecil pada kulit atau membran
berlendiryang sulit dilihat pada orang kulit gelap; Pellagrous rash atau dermatosis(spermatitis).
9. pada kuku, diantaranya : Koilonychia, yaitukeadaan kuku bagian bilateral cacat berbentuk sendok
pada kuku orangdewasa atau karena sugestif anemia (kurang zat besi).
Lanjutann....
Marasmus :
• Otot lemah lunakMerasa lapar dan cengeng
• Defisiensi mikronutrien yang berhubungan dengan pola diet
Gagalnya pertumbuhan
• Sering pada bayi < 12 bulan
• Tidak ada jaringan lemak bawah kulit
• Wajah tampak tua (monkey face).
• Tidak ada edema
• Warna rambut tidak berubahSering di sertai penyakit infeksi
umumnya kronis berulang dan diare
Lanjutan
Kwashiorkhor
Otot lemah lunak
Sukar diberi makan dan cengeng
Gejala anemia dan defisiensi nutrien.
Pertumbuhan terhambatBiasa terjadi pada anak usia 1-3 bulan
Wajah bulat (moon face). rasa sakit
Masih ada jaringan lemak bawah kulit. Kelainan kulit berupa bercak merah muda
meluas dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas (Rambut
menjadi merah dan mudah rontok, mudah dicabut tanpa dermatosis)Sering
disertai-penyakit infeksi umumnya akut anemia diare
7. Pencegahan Gizi Buruk
Prinsip umum pencegahan gizi buruk:
• Penyiapan kesehatan dan status gizi ibu hamil dilakukan sejak masa remaja dan selanjutnya saat
usia subur: Konsumsi tablet tambah darah
• Ibu hamil mendapat pelayanan antenatal care (ANC) terpadu berkualitas sesuai standar
• Peningkatan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang serta kelangsungan hidup anak melalui
strategi pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang dilakukan dengan praktik “Standar
Emas Makanan Bayi dan Anak”
• Penapisan massal untuk menemukan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada balita
ditingkat masyrakat
• Perhatikan khusus diberikan kepada bayi dan balita dengan faktor risiko akan mengalami gizi
• Dukungan program terkait dan dukungan lintas sektor
Fase stabilisasi merupakan perawatan umumnya berlangsung 1-2 hari tetapi dapat berlanjut
sesuai kondisi klinis.
Fase transisi merupakan masa peralihan dari fase stabilitas ke fase rehabilitas dengan tujuan
memberi kesempatan tubuh untuk beradaptasi terhadap pemberian energi dan protein yang
semakin meningkat.
Fase rehabilitas diberikan dilayanan rawat jalan maupun rawat inap. Fase ini adalah fase
pemberian makanan untuk tumbuh kejar.
Fase tindak lanjut merupakan pemberian makanan untuk tumbuh kejar dengan pemberian
makanan krluarga dan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
10. Terapi Gizi
Nama diet : TETP
Tujuan diet
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal
Syarat diet
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/ kg BB
2. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5g/ kg BBLemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan
energi total
3. Karbohidrat cukup, yaitu sisa total energi (protein dan lemak)
4. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan gizi atau angka kecukupan gizi
yang dianjurkan.
5. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.Untuk kondisi tertentu diet dapat
diberikan secara bertahap sesuai
Cara memesan diet:
Protein Nabati Semua jenis kacang- kacangan dan hasil olahannya, Makanan yang dimasak dengan banyak
seperti tempe, tahu, dan pindakas minyak atau kelapa/santan kental
Sayuran Semua jenis sayuran, terutama jenis B, seperti Makanan yang dimasak dengan banyak
bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang labu minyak atau kelapa/santan kental
siam dan wortel direbus dikukus dan ditumis
Buah-Buahan Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering
dan jus buah -
Lemak dan Minyak Minyak goreng, Banyak minyak atau
mentega.margarin, santan kelapa/santan kental
encer, salad dressing
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti cabe,
bawang merah, bawang putih, merica, cuka, MSG
laos, salam, dan kecap
11. Terapi Dietetik
Hanya F-100 yang dienceerkan yang digunakan
Selama fase rehabilitasi, bayi mendapat formula terapeutik (F100 yang diencerkan)
sebanyak 2 kali jumlah yang diberikan pada fase stabilisasi.
Tabel 19 digunakan untuk menentukan jumlah formula terapeutik yang diberikan paa
bayi yang tidak mendapat ASI.
Kriteria bayi < 6 bulan bisa keluar dari semua layanan gizi buruk
Bayi menyusui dengan baik atau mendapatkan pengganti ASI yang cukup
Kenaikan berat badan yang cukup
Z-Skor BB/PB 2-2 SD
Sumber: “pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita di layanan rawat
jalan tahun 2020"
17. ALUR PENAPISAN MASALAH GIZI
DANJENIS LAYANAN YANG DIPERLUKAN
Masalah gizi adalah suatu kondisi dimana terjadi
kekurangan,kelebihan atau ketidakseimbangan asupan kalori dan/ atau
zat gizi seseorang. Kekurangan gizi adalah suatu kondisiyang dapat
terjadi secara akut dan kronis disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak
memadai, gangguan penyerapan dan/ atau metabolisme zat gizi akibat
penyakit serta dipengaruhi juga oleh sanitasi yang buruk dan penanganan
pangan di rumah tangga yang tidakhigienis. Sedangkan kelebihan zat gizi
adalah suatukondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan
energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy
expenditure) dalam waktu lama.
Sumber: “pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita di layanan rawat
jalan tahun 2020"
Berdasarkan klasifikasi WHO, kurang gizi akut.
Bahan Satuan
Susu skim bubuk gram 25 25 85
Gula pasir gram 100 70 50
Tepung beras/maizena gram - 35 -
Minyak sayur gram 27 27 60
Larutan elektrolit ml 20 20 20
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
Energi kkal 750 750 1000
Protein gram 9 11 29
F-75 mengandung 75 kkal/100 ml dan
Laktosa gram 13 13 42 menormalkan kekurangan mikronutrien serta
Kalium mMol 40 42 63 gangguan fisiologi. F-75 dalam kemasan sudah
Natrium mMol 6 6 19 mengandung semua mikronutrien yang diperlukan
untuk stabilisasi, sehingga tambahan mikronutrien
Magnesium mMol 4.3 4.6 7.3 tidak diperlukan lagi. Bila tidak tersedia formula F-75
Seng mMol 20 20 23 siap pakai, maka F-75 dapat dibuat berdasarkan resep
formula WHO F-75. Resep F-75 dan F-100 dapat
Tembaga mg 2.5 2.5 2.5
dilihat pada Tabel 15 dan resep formula modifikasinya
% energi protein - 5 6 12 dapat dilihat pada Tabel 16.
% energi lemak - 32 32 53
osmolaritas mOsm/l 413 334 419
Resep formula modifikasi
No Larutan Mineral
1. Air Putih
2. Air Kelapa
3. Oralit
4. Susu
Jika balita gizi buruk dalam keadaan syok atau dehidrasi berat tapi tidak memungkinkan untuk diberi
rehidrasi oral/melalui NGT, maka rehidrasi diberikan melalui infus cairan Ringer Laktat dan
Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1 (RLC 5%). Jumlahcairan yang diberikan sebanyak 15
ml/kg 88 selama 1 jam, atau 5 tetes/menit/kg BB (infus tetes makro 20 ml/menit).
Mineral-mix juga telah tersedia dalam bentuk sachet. Setiap sachet serbuk mineral-mix (8gram)
mengandung:
Cara membuat larutan mineral-mix/larutan elektrolit: 1 sachet mineral-mix ditambah air matang
menjadi larutan elektrolit 20 ml.
Pemantauan
Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap 30 menit selama 2 jam pertama,
kemudian tiap jam sampai 10 jam berikutnya. Waspada terhadap gejala kelebihan cairan, yang sangat
berbahaya dan bisa mengakibatkan gagal jantung dan kematian.
Periksalah:
1. frekuensi napas dan nadi
2. frekuensi miksi dan jumlah produksi urin
3. frekuensi buang air besar dan muntah
Selama proses rehidrasi, frekuensi napas dan nadi akan berkurang dan mulai ada diuresis Tanda
membaiknya hidrasi antara lain: kembalinya air mata, mulut basah, cekung mata dan fontanel berkurang
dan turgor kulit membaik. Namun, pada anak gizi buruk tanda tersebut sering tidak ada, walaupun
rehidrasi penuh telah terjadi, karenaItu sangat penting untuk memantau berat badan. Bila ditemukan
tanda kelebihan cairan (frekuensi napas meningkat 5x/menit dan frekuensi nadi 15x/menit), hentikan
segera pemberian cairan ReSoMal dan lakukan penilaian ulang setelah 1 jam.
Cara membuat cairan ReSoMal bila larutan mineral-mix
tidak tersedia
Bahan Jumlah
Oralit 1 sachet (200 ml)
Gula pasir 10 g
Bubuk KCL 0,8 g
Ditambah air sampai menjadi 400 ml
Karena larutan pengganti tidak mengandung Mg, Zn, dan Cu, maka dapat diberikan makanan
sumber mineral tersebut. Dapat pula diberikan MgSO4 40% IM 1x/hari dengan dosis 0,3 ml/kg BB,
maksimum 2 ml/hari.
Larutan mineral-mix
Larutan ini digunakan untuk pembuatan F-75, F-100 dan ResoMal.
Bahan Jumlah
Kalium klorida (KCL) 89,5 g
Tripotassium citrate 32,4 g
Magnesium klorida (MgCI2 6H2O) 30,5 g
Seng asetat (Zn asetat 2H20) 3,3 g
Tembaga sulfat (CuSO4 5H2O) 0,56 g
Air: tambahkan menjadi 1000ml
Jika ada, tambahkan juga selenium (0,01 g natrium selenat, Nase04.10H20) dan lodium (0,005 g kalium
iodida) per 1000 ml.
1. Larutkan bahan ini dalam air matang yang sudah didinginkan
2. Simpan larutan dalam botol steril dan letakkan di dalam lemari es untuk menghambat kerusakan.
Buang jika berubah seperti berkabut. Buatlah larutan baru setiap bulan.
3. Tambahkan 20 ml larutan mineral-mix pada setiap pembuatan 1000 ml F-75/F-100.
4. Jika tidak mungkin untuk menyiapkan larutan mineral-mix dan juga tidak tersedia larutan siap
pakai, beri K. Mg dan Zn secara terpisah. Buat larutan KCI 10% (100 g dalam 1 liter air) dan larutan
1,5% song asetat (15 g dalam 1 liter air)
Untuk pembuatan ReSoMal, gunakan 45 ml larutan KCI 10% sebagai pengganti 40 mi larutan mineral-
mix, sedangkan untuk pembuatan F-75 dan F-100 gunakan 22,5 ml larutan KCI 10% sebagai pengganti
20 ml larutan mineral-mix. Berikan larutan Zn-asetat 1,5% secara oral dengan dosis 1 mi/kgBB/hari.
Beri MgSO4 50% IM, 1x/hari dengan dosis 0,3 ml/kgBB/ hari, maksimum 2 ml.