DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Raihani Fadilah
2. Rani Nurfitra
3. Rani Shiva Aulia
4. Restu Yasalam
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas laporan ini. Tanpa pertolongan dari-Nya kami sekelompok tidak akan
bias menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun berdasarkan tugas dan proses
pembelajaran yang telah diberikan kepada kelompok kami. Laporan ini disusun dengan
menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba sebisa
mungkin untuk menyelesaikannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
berbagai saran yang bersifat membangun untuk dapat memperbaiki cara penulisan laporan
kami ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan yang membahas mengenai pembuatan
“JELLY” ini dapat memberikan manfaat dan motivasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui cara dalam pembuatan jelly
2. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan jelly
3. Untuk Mengetahui kriteria jelly
4. Untuk mengetahui kesukaan panelis pada jelly dari berbagai variasi buah
1.4. Manfaat
1. Menambah wawasan
2. Mengetahui bagaimana proses dalam pembuatan jelly
3. Mengetahui kriteria jelly yang baik seperti bagaimana bentuknya
4. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan jelly
5. Mengetahui kesukaan panelis pada jelly dari berbagai variasi buah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jelly
Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan
pemotongan serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh
karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting.
Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan
sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik,selai dan jelly.
Jelly didefinisikan sebagai bahan pangan setengah produk yang dibuat dengan tidak
kurang 45% bagian sari buah dan 55% berat gula. Campuran ini dikentalkan sampai
mencapai kadar zat terlarut tidak kurang dari 65%, zat warna dan cita rasa dapat
ditambahkan untuk melengkapi kekekurangan yang ada dalam buah itu sendiri. Jelly
dapat diibuat dari bahan yang matang, buah yang ukuran dibawah standar dan buah-
buahan yang jatug dari pohon menurut (Ayustaningwarno, 2012) prinsip pembuatan
jelly adalah menghasilkan produk yang seragam dalam warna, cita rasa, ketegaran
yang disukai serta jernih.
Buah yang baik untuk pembuatan jelly adalah buah yang memiliki flavor yang kuat
karena flavor buah dilarutkan dalam sejumlah besar gula yang diperlukan untuk
menghasilkan konsistensi yang baik dan mempertahankan kualitas. Selain itu buah
juga dapat melengkapi asam dan garam mineral yang dibutuhkan untuk pembuatan
gel. Jelly berkualitas rendah disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Kegagalan Jelly untuk menjendal
Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentuk gel, gula, dan
asam (pH), serta pengaruh garam-garam mineral.
2. Kristalisasi Jelly
Gula dalam jumlah yang terlalu banyak, asam terlalu rendah dan pemaasakan
yang terlalu lama adalah sebab terjadinya kristalisasi pada jelly.
3. Sineresis
Jelly dapat menjadi encer disebabkan asam yang terlalu tinggi hingga
menyebabkan strukturnya pecah karena terjaddi hidrolisis konsistensi gula
terlalu rendah/ padatan terlarut sehingga konsistensinya tidak begitu kuat
karena bahan pembentuk gel mengikat air terlalu banyak, konsistensi
pembentukan gel yang terlalu sedikit menyebabkan jaringan tidak kuat
menahan cairan gula.
4. Jelly Keruh
Hal ini disebabkan penyaringan yang tidak sempurna. Penyaringan yang baik
tanpa penekanan.
5. Jelly Tersuspensi
Terjadi bila sebelumnya jelly sudah mengalami sineresis.
6. Jelly Bertekstur Keras
Disebabkan oleh konsistensi penambahan gel yang terlalu tinggi, proporsi air
teralu rendah dan karakterisasi gula akibat pemanasan yang tinggi dan lama.
Menurut Helen (1980), Jelly yang baik mempunyai sifat bersih, mengkilat,
tembus pandang dan warna yang menarik. Tekstur jelly juga harus empuk dan
mudah dipotong namun cukup kaku untuk memepertahankan bentuk, tidak
lengket, tidak pecah, dan punya karakteristik permukaan yang baik.
Kualitas fisik dan organoleptik jelly buah- buahan dinyatakan oleh Cross (1984)
sebagai berikut:
Harus bersih, mengkilap, trasnparan, berwarna menarik, bila dipotong maka
sisa potongan tajam dan halus.
Mampu memepertahankan bentuk, tidak meleleh dan tidak menjadi sirup.
Mampu memepertahankan aroma, cita rasa, flavor, dan buah aslinya.
Untuk pengawetan hasil produk pertanian, banyak cara/macam pengawetan.
Pembuatan jelly salah satu alternatif pengawetan. Pengawetan dengan cara ini
dapat membantu meningkatkan pendapatan dan nilai ekonominya.Karena
produk pertanian buah mudah dan cepat membusuk. Sehingga pemilihan bahan
yang segar sangat berpengaruh terhadap hasil akhir jelly. Buah yang baik yaitu
buah yang sudah matang (tidak menjadi lembek karena terlalu matang) dan
segar,tidak terjadi pembusukan sebagian/dibeberapa tempat. Pembuatan jelly
adalah salah satu alternatif teknologi pengawetan dengan penggunaan gula.
Penambahan gula yang banyak juga menambah lamanya pengawetan.
Prosesnya mudah sampai pada proses penyimpanannya. Penyimpanannya pun
jelly akan tahan lama hingga berbulan-bulan (Febriyanti, 2009).
Tujuan penambahan gula dalam pembuatan jelly adalah untuk memperoleh
tekstur, penampakan, dan flavor yang ideal. Selain itu, gula dapat pula
berfungsi sebagai pengawet. Mekanisme gula sebagai bahan pengawet yaitu
menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi sehingga cairan sel mikroorganisme
terserap keluar, akibatnya menghambat sitoplasma menuruns ehingga terjadi
plasmolisis yang menyebabkan kematian sel. Jumlah penambahan gula yang
tepat pada pembuatan selai tergantung pada banyak faktor, antara lain tingkat
keasaman buah yang digunakan, kandungan gula dalam buah, dan tingkat
kematangan buah yang digunakan. Perbandingan gula dengan buah yang
digunakan adalah 1:3/4. Selain berfungsi sebagai rasa manis dan pengawet, gula
juga mempunyai peranan khusus yang sifatnya tergantung dengan pektin dan
asam. Banyaknya gula yang ditambahkan tergantung pada kandungan pektin
dan asam. Penambahan gula akan rendah seperti nanas, maka penambahan gula
sebaiknya lebih sedikit daripada bagian buahnya(Winarno, 1997).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
Jelly adalah produk yang hampir sama dengan jam atau selai bedanya jelly
dibuat dari campuran 45% bagian berat buah(cacah buah) dan 55% berat bagian
gula. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan jelly adalah pektin, asam, dan
gula dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.
Pada praktikum ini hal pertama yang kami lakukan yaitu menyiapkan alat dan
bahan. Alat-alat yang digunakan antara lain kain saring atau kain blacu, piring,
baskom plastik, panci, wajan, sendok, pisau, spatula, dan blender. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu buah-buahan(nanas, apel, mangga, jeruk, dan
naga), gula pasir.
Buah-buahan (nanas, apel, mangga, jeruk, dan naga)
Keadaan buah yang digunakan sangat menentukan dalam pembuatan jelly.
Buah yang akan digunakan dipilih yang bermutu baik, belum membusuk, dan
sudah cukup tua. Buah yang masih muda akan terasa masam atau sepat.
Sedangkan buah yang terlalu matang maka warna, aroma, pektin, dan rasa asam
pada buah berkurang. Agar diperoleh jelly yang aromanya harum dan tekstur
yang tepat sebaiknya digunakan campuran buah setengah matang dan buahyang
matang. Buah setengah matang akan memberi pektin dan asam yang
cukup,sedangkan buah yang matang penuh akan memberikan aroma yang baik.
Nanas memiliki kadar air 85,3 g/100 g bahan dan kandungan pektin 0,06-
0,16g/100 g bahan. Buah nanas memperoleh karakteristik produk pembentuk
jelly karena mengandung senyawa pektin. Pektin terdapat hampir dalam semua
jenis buah dalam jamlah bervariasi, dalam bentuk protopektin, pektin, dan asam
pektat. Buah yang belum matang banyak mengandung pektin dalam bentuk
protopektin, sedangkan buah matang banyak mengandung soluble pektin yang
banyak digunakan dalam pembuatan jelly.
Buah yang lewat matang ataupun akibat pemasakan yang terlalu lama akan
menyebabkan perubahan pektin menjadi asam pektat. Senyawa pektin berfungsi
sebagai bahan perekat antara dinding sel yang satu dengan lain. Pektin dapat
membentuk gel dengan gula apabila lebih dari 5% gugus karboksil telah
termetilasi (derajat metilasi 50%).Semakin besar konsentrasi pektin maka gel
yang terbentuk semakin keras.Konsentrasi 1% telah menghasilkan kekerasan
yang cukup baik. (Anonim,2011).
Gula pasir
Tujuan penambahan gula dalam pembuatan jelly adalah untuk memperoleh
tekstur, penampakan, dan flavor yang ideal. Selain itu, gula dapat pula
berfungsi sebagai pengawet. Mekanisme gula yaitu menghasilkan tekanan
osmosis yang tinggi sehingga cairan sel mikroorganisme terserap keluar,
akibatnya menghambat sitoplasma menurun sehingga terjadi plasmolisis yang
menyebabkan kematian sel.(Winarno 1984).
Setelah menyiapkan alat dan bahan hal yang kami lakukan yaitu melakukan
proses pengolahan jelly dengan cara mencuci dan mengupas semua bahan lalu
di rebus selama 5;10 menit dan dihancurka menggunakan blender lalu disaring.
Setelah disaring didiamkan selama 1 jam sampai semua kotoran mengendap
dan diperoleh sarinya kemudian dimasukan kedalam wajah sesuai dengan
perbandingn ysng ditentukan.
Dari hasil uji organoletif kami mendapatkan data dari 10 orang panelis
LAMPIRAN
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pratikum Teknologi Pangan DIII dan D IV gizi, Yenni Okfrianti,
S.TP.,MP. Ayu Pravita Sari, M,Gizi.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131930137/pengabdian/c19pembuatanjelly-
dari-buah-buahanregina-tutikuny.pdf
http://ejournal.kemenperin.go.id/jli/article/view/620