Anda di halaman 1dari 60

REGULASI MENDIRIKAN/MEMBANGUN

SCAFFOLDING
KEWAJIBAN & TANGGUNG JAWAB
SEORANG SCAFFOLDER

Peraturan Membangun
Scaffolding/Perancah dan
Penggunaan
Peraturan Membangun
Scaffolding/Perancah

1. Scaffolding hanya boleh didirikan atau di bongkar oleh seorang Scaffolder yg


TERLATIH ( Certified ).

2. Petugas yang memasang atau membongkar scaffold atau bekerja di atas


ketinggian harus memakai Full Safety body harness.

3. Scaffold yang sudah didirikan baru dapat dipergunakan bila Inspektor sudah
memasang GREEN TAG ( Hasil dari Inpection dan telah memenuhi Standard ).

4. Setiap Perancah yang sudah di pasang harus diberi nomor urut, bila lebih dari
satu Perancahdan dicatat di dalam check list inspeksi sehingga mudah untuk
dimonitor.

5. Perancah harus di inspeksi setiap hari untuk menjamin kelengkapan dan


keamanan pemakai/yang akan menggunakan.

6. Dilarang keras membongkar atau memodifikasi Scaffold jika bukan seorang


scaffolder. Atau memindahkan/menukar Red Tag ke Geen Tag

7. Jika perancah belum lengkap atau dalam keadaan tidak aman harus dipasang
RED TAG ( TAG MERAH )
PEMERIKSAAN SCAFFOLDING

Ada tiga ( 3 ) macam Pemeriksaan scaffolding yang hrs dilaksanakan


oleh seorang inspektor Scaffolding. Tiga pemeriksaan tersebut
adalah :
I. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan :
Dalam pemeriksaan ini, hal-hal yang harus diperiksa, meliputi :
1. Lokasi dimana scaffolding akan didirikan : yaitu, kemampuan/Kekuatan landasan,
gangguan dan halangan yang mungkin timbul dari adanya pemasangan
Scaffolding.

2. Gambar dan kemampuan Scaffolding : yaitu, kegunaan, jenis, kapasitas,


dan daftar perlengkapan scaffolding

3. Personel atau pelaksana : yaitu, penanggung jawab, Scaffolder bersertifikat


dan helper

4. Melakukan Pemeriksaan Kondisi Scaffolding Material :


MATERIAL INSPECTION

I. SCAFFOLDING PIPES MATERIALS :

Kondisi Pipa Scaffolding Harus dalam Kondisi :


 Tidak Berkarat
 Tidak Bengkok dan
 Tidak Gepeng dibagian Ujung Pipa.
SCAFFOLDING MAT’L INSPECTION

Kondisi Metal Plank , tidak dlm Kondisi :


 Bengkok
 Pilas
 Korosive ( Berkarat )
 Atau Kerusakan Lain ( Penyok/Gepeng ).

INSPEKSI DAN SEKLEKSI SCAFFOLDING PIPES


DILAKUKAN :

1. SEBELUM MELAKUKAN PENGIRIMAN SCAFFOLDING


MATERIAL KE LAPANGAN ( KONDISI DAN PANJANG PIPA ).

2. SCAFFOLDING YG KEMBALI KE WORKSHOP SETELAH


DIGUNAKAN, LANGSUNG DILAKUKAN PEMELIHARAAN, BAIK
CLEANING INTERNAL & EXTERNAL.

3. SCAFFOLDING PIPES YG TINGKAT KERUSAKANNYA SANGAT


PARAH, HARUS LANGSUNG DI RIJEK.
PEMERIKSAAN SCAFFOLDING

II. Pemeriksaan Selama Pemasangan :


• Perlengkapan personil / pelaksana ( personil equipment ) : yaitu, pengaman diri ( PPE ),
perkakas ( tool ), dan alat bantu.

• Pelaksanaan pemasangan ( Erection ) : yaitu, pengamanan lokasi, pemasangan


scaffolding RED TAG selama membangun, dan Pemasangan GREEN TAG Setelah
dilakukan INSPEKSI.

• Pemeriksaan akhir pekerjaan ( Finishing ) : yaitu, kemampuan scaffolding sesuai gambar,


perlengkapan pengaman, jalur lalu orang dan tangga.

III. Pemeriksaan Rutin ( Berkala ) :


• Pemeriksaan berkala ( Harian & mingguan ) : yaitu, kekuatan baut Clamp dan mur,
pengaman tepi, papan landasan, penguat dan penopang.

• Pemeriksaan bulanan : yaitu, pengujian papan landasan, pengujian tangga,peralatan


pengangkat material, tali temali dan pemeriksaan scaffolding yang tidak digunakan
( dalam gudang )
Scaffolding TAG

DIPASANG SELAMA Dipasang bila ada SIAP DIGUNAKAN


ERECTION temuan Setelah Inspection
SCAFFOLDING PRESENTATION

III. SCAFFOLDER
SCAFFOLDER SKILL COMPETENCY

Hanya SCAFFOLDER yang Ber Sertifikat BNSP


Di Izin mendirikan Scaffolding dan memiliki :

1. Fisik
 Memiliki kesehatan normal, yang dinyatakan dengan surat keteranga dokter
 Tidak memiliki cacat fisik dan batin
 Dapat membedakan warna / penglihatan jelas (tidak buta warna)
 Tidak penggugup,ceroboh dan mempunyai pendengaran yang baik
2. Mental
 Tidak mempunyai cacat jiwa
 Dapat berkonsentrasi dengan baik
 Tidak mudah grogi (gugup) ketika berada di ketinggian
 Dapat bekerjasama dengan orang lain,Mempunyai jiwa kepemimpinan yang
tegas
3. Sikap
 Dapat mengontrol emosi,Sabar dan tenang dalam kondisi apapun
 Tidak ceroboh dan punya perhitungan,Disiplin rajin dan bertanggung jawab
4. Akhlak
 Berbudi pekerti, akhlak yang baik
 Panutan bagi rekan2 yang lain, Karena Kedisiplinannya.
KEWAJIBAN SEORANG SCAFFOLDER

Kewajiban seorang Scaffolder

1. Dilarang meninggalkan area selama perancah di Bangun. 


2. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan terhadap kondisi /
kemampuan dukung serta merawat bagian-bagian scaffolding
seperti :
standard, ledger, transom, base plate, plank dan join pin
3. Tidak Dibenarkan Scaffolder memindahkan Tenaga Kerja disaat
sedang membangun/mendirikan Scaffolding yg belum selesai ter
lebih menjelang istirahat makan siang, Tanpa Hand Over secara
Jelas.
Hal ini akan menimbulkan kecelakaan yg cukup serius atau Resiko
jatuhnya seseorang pekerja karena tidak mengetahui dgn pasti ba-
gian Scaffolding belum terikat dgn sempurna.
TANGGUNG JAWAB SEORANG SCAFFOLDER

Tanggung Jawab seorang Scaffolder

1. Seorang Scaffolder Ber Tanggung Jawab didalam Pemasangan secara


benar dan Pengikatan semua Clamp dgn sempuran ( Tingat
kekencangan )
2. Memberikan Informasi, apabila ada bagian yg belum di Kencangkan
agar tidak terlewati. ( Berikan Marking bila Perlu ).
3. Melakukan Team Work yg Baik sesama Team Kerja, sehingga tidak
menimbulkan Mis – understanding/Salah pengertisn sehingga dapat
menimbulkan Kecelakaan Serius Injury atau Fatality .
4. Selalu memberikan Info ke Atasan mengenai Progress Pemasangan
serta ke Team kerja masing2 bila ada yg tidak AMAN.
5. Mengontrol setiap Scaffolding Materials yg akan digunakan, dan segera
dilaporkan utk diganti/Replacement.
TUGAS & Tanggung
Jawab
SCAFFOLDER
Seorang SCAFFOLDERDILAPANGAN
memiliki tugas-tugas dilapangan yang harus
dilaksanakan guna menghindari kecelakaan yang timbul saat membangun
Scaffolding.

Tugas tersebut antara lain :

1. Memeriksa bahan atau material perancah dari kerusakan atau cacat yang
tidak layak untuk digunakan.

2. Memeriksa kelengkapan peralatan perancah, alat-alat pengaman seperti :


sabuk pengaman, jaring pengaman, dll.

3. Melaksanakan metode dan prosedur kerja yang aman tenaga kerja yang
menggunakan perancah yang dibuat oleh ahli perancah ( scaffolder)
TUGAS & Tanggung
Jawab
SCAFFOLDER
DILAPANGAN
4. Membantu memberikan pengarahan kepada pekerja untuk
menggunakan waktu
kerja yang efisien, ruang lingkup dan menerapkan prosedur kerja yang
yang telah ditetapkan khususnya utk pekerjaan dengan scaffolding.

5. Merawat scaffolding dan bagian-bagiannya agar tetap dapat dipakai,


operator
perancah hanya melaksanakan pemasangan, perawatan dan
pembongkaran .
berdasarkan rancangan atau desain yang dibuat oleh pengawas / ahli
di bidang Rancang Bangun Scaffolding.

6. Mempersiapkan Tools secara Lengkap seperti dibawah ini, dan me -


mastikan Izin Kerja dan JSA siap sebelum Pelaksanaan dimulai.
SCAFFOLDING PRESENTATION

IV. REGULASI
MENDIRIKAN
&
MEMBONGKAR
SCAFFOLDING
1. Perundang-Undangan

• Sesuai dengan PERMENAKER &Trans Nomor :


PER – 01/ MEN /1980 :
• Tentang keselamatan dan kesehatan kerja kontruksi
bangunan dan PERANCAH BAB 13 ayat 12 s/d 24 :
• Scaffolding adalah suatu Perancah / pelataran
platform yang di bangun yang bersifat sementara
dan digunakan untuk penyangga tenaga kerja atau
barang/Peralatan pada saat bekerja di atas
ketinggian.
1. Perundang-Undangan
• Banyak kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan konstruksi adalah karena
penggunaan scaffolding yang tidak tepat. Dan didalam peraturan
pemerintah telah disahkan undang-undang yang mengatur tentang
scaffolding. Diantaranya adalah :

• Permenaker dan Trans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan


kesehatan kerja.

• Pasal 1 (e) yang berbunyi “Perancah (scaffolding) adalah bangunan


pelataran (Platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai
penyangga tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran”.

• Bab II, pasal 12


• “Perancah yang aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak
dapat dilakukan dengan aman oleh seorang yang berdiri diatas konstruksi
yang kuat dan permanen kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan
dengan aman dengan mempergunakan tangga”.
1. Perundang-Undangan

DI BAB III – PASAL 13 :


• Ayat 1 : “perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat
sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, alat
Kerja dan bahan-bahan yang dipergunakan”.

• Ayat 2 : "lantai perancah harus diberi pagar pengaman apabila


tinggi lantai lebih dari 2 meter”
( Regulasi Oil & Gas : 1.8 meter )

• Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• Occupational Health Safety & Welfare ACT 1984 ( the ACT )

• Occupational Health Safety & Welfare Regulation ( Australian Standard)


SCAFFOLDING PRESENTATION

2. RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

PERSYARATAN UTAMA YG HARUS DI PENUHI :

1. Risk Assessment
2. SOP Scaffolding
3. IZIN KERJA ( Work Permit System)
4. JSA ( Job Safety Analysis )/Mandatory
5. JRA ( Job Risk Analysis bila diperlukan )
6. Inspeksi Peralatan Kerja ( Tools )
7. Inspeksi Scaffolding Materials
8. Memastikan Kekuatan Landasan, Lokasi Scaffolding
yg akan di bangun.
9. Check Kelengkapan PPE/APD
10. Pemasangan Red dan Green Tag.
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

PRINSIP - PRINSIP UMUM


Rancang bangun Scaffolding harus Mengacu kepada :

1. Kekuatan, Stabilitas dan Kekokohan rangka penguat.


2. Penanganan pekerjaan secara normal dgn menggu -
nakan scaffolding.
3. Keselamatan Kerja personil agar selalu menggunakan Safety
Body Harness apabila melebihi 1.8 M selama berada di
Ketinggian selama :
 Pemasangan,perubahan,dan pembongkaran scaffolding.
 Penggunaan Scaffolding. (Menyangkut Bobot benda
 Hal2 yang terkait dengan pekerjaan Scaffolding ( Perbaikan )
9. SCFFOLDING TOOLS & ACCESSORIES

PERALATAN / TOOLS YG DIPERLUKAN :


WRENCH
ROLL METER

LEVEL GAUGE

WRENCH LEVEL GAUGE

TOOLS BELT
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

Handrail dgn 3(three) Layer Posisi


 Pemasangan Guard / Hand Rail
akan mengacu kepada ( No 1-3 )
yaitu : Setinggi Pinggang : antara
1
90 cm – 110 cm.

2  Hal yg Terpenting adalah selalu


mencantolkan Safety Body
3 Harness pd Jangkar disetelah tiba
diatas Platform.
Overlaping
20 -30 cm

 Segera di marking apabila ada


2.0 Mtr
40cm
bagian yg belum di kencangkan
agar tdk terlewat kan.
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

Toe board Standard Platform Handrail


Papan Tiang vertical Lantai kerja Palang pengaman
samping Midrail
Palang tengah

Ledger
Gelagar
memanjang

Transom
Gelagar
melintang

Ladder
Tangga
Sole board Base plate Cross brace
Papan alas Plat dasar Rangka menyilang
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

Scaffolding Mobile :
Scaffolding yang berdiri sendiri dilengkapi
dengan roda dibawah tiang dan dapat
dipindah – pindah, sesuai dgn kebutuhan.
SCAFFOLDING

KEADAAN TIDAK AMAN. KEADAAN AMAN


( Unsafe Condition ) ( Safe Condition )

Pembatas tidak ada

Railing / jeruji hilang

Pintu terbuka

Banyak Benda/Material
berserakan

26
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

Puncheon Spur
Cantilever / needle

3. Scaffolding Hanging :
Scaffolding independent yang
digantungkan pada struktur
bangunan tetap dan tidak
dapat diturunkan atau
Bracing diangkat

Standard

Toe board

Platform
Scaffolding Overhung/Tergantung

Scaffolding yang dipasang disuatu ketinggian tertentu pada bagian luar suatu bangunan yang sifatnya dibangun keatas atau kebawah yang berdiri sendiri dengan bantuan batang penopang ( UU No 1/MEN/’80 BAB III Pasal : 16. )

Spur scaffold
Scaffolding yang tidak dipasang dari landasan namun dimulai dari suatu
ketinggian yang berada pada bagian luar dari bangunan yang dibantu oleh
batang penopang dari bawah
Cantilever Scaffolding
Scaffolding yang ditopang oleh struktur ( cantilever ), dengan prinsip kerja
seperti tuas
Drop Scaffolding
Scaffolding yang dibuat karena tidak memungkinkan membangun scaffolding
jenis yang lain. Dirancang sebagai jenis scaffolding beban sedang yang
dilengkapi 3 lift yang terpasang ke bawah pipa sebagai tiang,rangka
menyilang dan penguat lainnya dan mempergunakan clamp sebagai pengikat
SCAFFOLDING LOAD DISTRIBUTION

3. LOAD DISTRIBUTION
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

BEBAN RANCANG BANGUN / DESIGN :

AS 1576-1 mengenalkan 3 (tiga) elemen beban dengan


melibatkan perhitungan beban design, yaitu :

• Beban mati ( Dead loads).


• Beban tambahan (Environmental loads)
• Beban hidup (live loads).
3. LOAD DISTRIBUTION

1. Beban Mati (Dead Loads)


Beban ini adalah berat scaffolding dan perlengkapannya, seperti :
landasan / derek, pengaman tepi landasan, pegangan tangan, tangga, jala
pengaman, gantungan landasan, tali gantungan, tali berjalan, komponen
pengikat / pengunci, hoist, kabel-kabel listrik dan lain-lain yang terkait.

2. Beban Tambahan (Enviromental Loads)


Beban yang timbul akibat pengaruh dari luar terhadap scaffolding,
seperti : kekencangan angin, beban hujan, beban salju dan lain-lain.
Dalam prakteknya beban tambahan ini dapat diperhitungkan oleh
seorang praktisi yang telah memiliki pengalaman yang luas.
RANCANG BANGUN
SCAFFOLDING/PERANCAH

3. Beban Hidup (Live Loads)


Beban hidup yang dimaksud dalam penggunaan scaffolding adalah
• Berat pelaksana/pekerja yang tidak boleh lebih dari 80 Kg setiap orang.
• Berat barang/material dan komponen yang diperlukan.
• Berat perkakas dan peralatan yang digunakan oleh pekerja.
• Berat beban tumbukan / benturan.

Adapun kategori berat beban hidup yang dapat ditanggung oleh scafffolding sesuai dengan
schedule 6 pada AS 1576.1 adalah sebagai berikut :
•Scaffolding penggunaan ringan (light duty) dgn beban maksimum 225 Kg / bay.
•Scaffolding penggunaan sedang (medium duty) dgn beban maksimum 450Kg / bay.
•Scaffolding penggunan berat (heavy duty) dengan beban maksimum 675 Kg / bay.
LOAD DISTRIBUTION
( PER – BAY )

• - Beban hidup (live loads) = 625 Kg


• - Berat scaffolding (dead loads) = 1.975 Kg
• - Jumlah beban yang ditanggung oleh empat buah
standard adalah :

• Beban Hidup + Beban Mati


625 + 1.975 Kg = 2.600 Kg

Beban yang ditanggung oleh masing-masing standard adalah :

• 2.600 Kg : 4 = 650 Kg
LOAD DISTRIBUTION

• Bila scaffolding didirikan pada landasan tanah yang lunak (Loose


Sandy Soil) dengan kapasitas dukung 10 – 20 tonne / m2,, maka
luas ganjal plate yang diperlukan dapat diperhitungkan sebagai
berikut :
Diperkirakan kapasitas dukung landasan = 10 tonne / m2
• Beban yang ditanggung masing-masing standard =
650 Kg atau 0,65 tonne

• Luas bidang Ganjal yang diperlukan :


Beban pada standard 0,65
----------------------- = ---------- = 0,065 m2 Kapasitas
Dukung landasan 10
LOAD DISTRIBUTION

Atau 0,065 = 0,254 m x 0,254 m = 254 mm x 254 mm


Alternatif lain bila diasumsikan lebar papan scaffolding yang
digunakan = 225 mm sebagai ganjal landasan, maka panjang
landasan diperhitungkan :

Luas 0,065 m2
---------------- = ------------- =
Lebar ganjal 0,225 m

0,288 m = 288 mm
LOAD DISTRIBUTION

- Light duty : 225 kg/bay


- Medium duty : 450 kg/bay
- Heavy duty : 675 kg/bay

Dengan ukuran Transom dan Ledger


Transom Ledger
1,5 m Heavy 1,8 m
1,8 m Medium 2,4 m
2,1 m Light 3m
Scaffolding Safety

29CFR 1910.1926.454
Construction Scaffolds
KEKUATAN LANDASAN

KEKUATAN LANDASAN :
Merupakan Persyaratan Utama Demi KESELAMATArN para Pekerja (Scaffolder

Yang akan Membangun SCAFFOLDING di Suatu TEMPAT/LOKASI KERJA

TOTAL WEIGHT/BERAT dari : 1. Beban MATI + Beban HIDUP merupakan

Dasar Perhitungan ( Basic Calculation ) Yang sangat PENTING .

Untuk itu DI Haruskan Memasang SOLE BOARD di Setiap Tiang STANDARD

Hal ini sudah merupakan MANDATORY dalam SOP Membangun Scaffolding.


JSA No. = PD 1/Jun/FABR/2012
LEMBAR ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN Sheet 01 Of 02
JOB SAFETY ANALYSIS WORKSHEET Date = 26 JULY 2012

Bidang Pekerjaan Yang Diamati Nama Proyek No. Proyek


MEMASANG TANK H BEAM SUPPORT GORGON JETTY PROJECT 001/SLC/2010
Area of Work Considered Project Name Project No.

1. Achmad Dahlan ( FABR. SUPV ) 4. ABDULLAH ( FITTER ) 7).


Perumus Analisa Keselamatan Pekerjaan
2. PARTO ( Foreman ) 5. A. RIFAI ( FITTER ) 8).
Job Safety Analysis Participants
3. JUNAIDI ( WELDER ) 6 PONCO ( FOREMAN ) 9).

Lokasi Pekerjan dan Detail


B - YARD AREA ( B - II )
Job Location and Details

Disiapkan Oleh (Prepared By) Achmad Dahlan ( Fabr. Supervisor ) Disetujui Oleh (Approved By) MICHEL ROBLET ( HSE FIELD MANAGER )

Dikaji Ulang Oleh (Reviewed By) FRANKY SIDABUTAR ( HSE SUPERVISOR ) Distribusi (Distribution) OPERATION /PRODUCTION MANAGER

Urutan Langkah Pelaksanaan Pekerjaan Bahaya-Bahaya Yang Dikenali Pengendalian dan Pemeriksaan Yang Dibutuhkan isor
Job Step Sequence Hazards Identified Controls and Checks Required Action By

1. PERSIAPAN KERJA 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Berikan Rencana kerja secara Jelas. Supervisor

2. CEDERA PUNGGUNG 2. Gunakan PPE ( Hand Gloves )

2. PENYETELAN POSISI H - BEAM 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Persiapkan Landasan Hydraulic Jack. TEAM

SESUAI DRAWING Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Hand Gloves )

3. PENGELASAN H BEAM 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Persiapkan CHAIN BLOK dan Wire Sling TEAM

SESUAI DRAWING 2. Kepala Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Helmet & Safety Glass )

4. MEMINDAHKAN H BEAM 1. Cedera pada Mata 1. Gunkan FORKLIFT TEAM

DEKAT TANGKI 2. Kepala Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Helmet & Safety Glass )

3. Cedera pada Punggung 3. Siapkan Trolley untuk Welder


5. PEMASANGAN HYDR. JACK 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Persiapkan Landasan Hydraulic Jack. TEAM

DI 8 TITIK YG SDH DITENTUKAN Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Hand Gloves )

6. PEMASANGAN H BEAM 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Persiapkan CHAIN BLOK dan Wire Sling TEAM

SESUAI MARKING. 2. Kepala Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Helmet & Safety Glass )

7. PENGELASAN H BEAM PD 1. Cedera pada Mata 1. Persiapkan CAP Welder dan TEAM

BOTTOM PLATE 2. Kepala Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Helmet & Safety Glass )

8. MENURUNKAN HYDR. JACK 1. Terjepit. Tergores, Tertimpa 1. Persiapkan CAP Welder dan TEAM

DARI BOTTOM PLATE 2. Kepala Terbentur. 2. Gunakan PPE ( Helmet & Safety Glass )

9. HOUSE KEEPING AREA KERJA 1. Cedera pada Mata 1. Persiapkan Peralatan Kebersihan TEAM

( CLEANING ) 2. Cedera pada Punggung 2. Gunakan PPE ( Musker )


Jenis Ijin Kerja Yang Dibutuhkan Tambahan Persyaratan Alat Pelindung Diri Perkakas dan Peralatan Kerja Khusus Yang Dibutuhkan
Type of Permit Required Hazards Identified Special Tools or Equipment Required

EXCAVATION

HOT WORK FACE SHIELD , APPRON CHAIN BLOK 5 TON


Iya/Yes Tidak/No

CONFINED SPACE MASKER OXYGEN GAS TESTER


Iya/Yes Tidak/No
MANLIFT/MANCAGE

Lainnya,

Proses Pengkajian Ulang Analisa Keselamatan Pekerjaan Komentar-Komentar


Job Safety Analysis Review Process Comments

Apakah karyawan yang terlibat dalam pekerjaan ini turut serta dalam
merumuskan Analisa Keselamatan Pekerjaan?
Iya/Yes Tidak/No

Apakah karyawan yang terlibat, telah mendiskusikan Analisa Keselamatan


Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan? Iya/Yes Tidak/No

Apakah Analisa Keselamatan Pekerjaan dijadikan sebagai acuan atau


pedoman selama pekerjaan berlangsung? Iya/Yes Tidak/No

Apakah urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan dalam Analisa


Keselamatan Pekerjaan dipatuhi?
Iya/Yes Tidak/No

Dapatkan anda memberikan saran perbaikan untuk Analisa Keselamatan


YA, SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI. DAN SAAT MENEMUKAN KESULITAN
Pekerjaan ini (jelaskan secara rinci)?
Iya/Yes Tidak/No

Lengkapi laporan setiap insiden secara detail, jika ada?


Iya/Yes Tidak/No

Lain-lain, (sebutkan) SIAPKAN APAR. DAN FIRE WATCH ( Monitoring SELAMA PENEGLASAN )
Iya/Yes Tidak/No

Dikaji Ulang Oleh (Reviewed By): FRANKY . S ( SAFETY SUPERVISOR ) Tanda Tangan (Signature): OLEH SUPEVISOR Tanggal (Date):

Ringkasan Insiden (Incident Summary)

1 . 26 JUNE 2010, JAM : 15.20pm : FITTER ( A.RIFAI ) got minor Injury ( Luka Ringan Pada Tangan Kiri Karena Tergores Bagian Sudut H BEAM saat akan membantu menggeser.
Akibat Kejadian ini, Tangan Kiri Pak A.RIFAI dapat 3 ( Tiga ) Jahitan. ( KATAGORI : MTC : MEDICAL TREATMENT CASE
c. TIDAK ADA LTI ( LOST TIME INJURI )
Scaffold Safety
OBJECTIVES :
 Responsibilities/Tanggung Jawab

 General Scaffold Requirements


( Penggunaan Tangga )

 Rancang Bangun Scaffold as per Request

 Inspection Checklists ( Daftar Inspeksi )

 Use of Fall Protection /Safety Body Harness


( Menggunakan Alat Pelindung anti Jatuh )
Scaffolding Safety

• Agar proses pendirian dan pemakaian scaffolding aman dan tidak


menimbulkan kecelakaan pada pekerja yang bekerja pada / diatas
scaffolding, maka prosedur keselamatan kerja Scaffolding harus di
Ikuti adalah :

• Memakai pakaian kerja yang rapi, tidak sempit atau terlampau


longgar ( Coveroll)
• Memakai topi Keselamatan ( safety helmet )
• Memakai sepatu keselamatan ( safety shoes )
• Memakai sarung tangan ( hand gloves )
• Memakai Safety Glasses
• Memakai sarung kunci scaffolding ( scaffold key house )
• Memakai full body harness ( Saat Berada di Ketinggian )
• Memasang Barricade Tape di sekeliling Scaffolding yg dibangun (
2m dari Tiang Standard ) dan Sign : Ada Orang Bekerja diatas
( Men working Above ).
PPE/APD
STANDARD MINIMUM PPE/APD GMS
TEAM
HELMET

KACA MATA

BAJU KERJA

SARUNG TANGAN

SAFETY BODY HARNESS

SAFETY SHOES
PPE & FALL PROTECTION
PPE & FALL PROTECTION

TERDIRI DARI :
 Jangkar / kaitan, body harness dan pengait /
penghubung.
• Komponen lain termasuk “lanyard” dan tali pengaman
• Jangkar / pengait menjamin kekuatan gantung untuk
menahan beban hingga 5000 pound untuk dikaitkan
pada struktur yang kuat.
• Body Harness terbuat dari straps/ webbing yang
membagi beban jatuh pada bagian paha/ panggul,
dada, bahu, dan selangkangan.
• Pengait pada body harness adalah “D-ring” yang
dipasang pada punggung atas. “ D – RING”
PPE & FALL PROTECTION

• Beberapa peralatan penahan jatuh


dilengkapi dengan “lanyard” yang
berfungsi sebagai “shock
absorber”.

• “Lanyard” harus disetel sedemikian


rupa untuk mencegah pemakainya
terjatuh dan membentur lantai
dibawahnya.

• Pada saat menahan jatuh,


“lanyard” akan lentur dan
memanjang beberapa inchi
PPE & FALL PROTECTION

• Hal – hal yang harus diperhatikan dan dikerjakan :


– Periksa apakah ada bagian2 yg rusak atau lapuk sebelum
peralatan dipergunakan
– Setelah menerima beban jatuh, jangan dipakai dulu.
Kirim ke orang / badan yang kompeten untuk melakukan
pemeriksaan
– Jangan dipakai untuk mengangkat barang
– Jangan dikaitkan pada pagar pengaman atau alat angkat.

• Periksa hal-hal berikut ini :


– Webbing  terpotong, robek, luka goresan,
– D-ring  retak, berkarat
– Lidah-Buckle melar, lubang tambahan
– Tali  luka gores, rusak bagian dalam
PPE & FALL PROTECTION

Anchor/Jangkar

HANGING FIRST PLEASE


( Gantung Dulu Mas Baru
Kerja )

Pakailah PPE yang lengkap


Pakailah
dan kaitkanPPE yang lengkap
/ gantungkan harness
kedan
titikkaitkan / gantungkan
gantungan harness
yang ditentukan
ke titik gantungan yang Tersedia.

49
REGULASI
PENGGUNAAN
( TANGGA )
Scaffold Safety

CARA PEMASANGAN TANGGA :

1. RATIO : 1 : 4 atau 1 : 3
1 Mtr 1 Mtr
2. Overlap 1 Mtr pada bagian atas.

3. Bagian Atas Di Ikat.

Bila terlalu miring


Kemungkinan akan terpeleset
(4) Bila terlalu tegak
Kemungkinan akan rebah

(1)
Scaffold Safety
3 POINT KONTAK 1. Pastikan selalu memiliki
3 Titik Kontak saat menaiki tangga

(2 Kaki + satu tangan saat menaikkan


tangan)
Atau
(2 Tangan + satu kaki saat menaikkan kaki )

2. JANGAN membawa Peralatan/Materials


disaat anda akan Menaiki Tangga !

Resiko FATALITY selalu mengintai anda

karena : - Unsafe Act &


- Unsafe Condition.
Scaffolding Dismantling
( Pembongkaran )
Scaffolding Dismantling
( Pembongkaran )

• Dalam melakukan pembongkaran kita tidak boleh asal


melepas bagian-bagian scaffolding yang terpasang, karna bila
dilakukan pembongkaran tanpa / tidak sesuai dengan
ketentuan maka akan bisa terjadi kecelakaan.Yang perlu
diperhatikan adalah :

• Sebelum memulai pembongkaran scaffolding, lokasi


sekitar pembongkaran harus di beri barricade dan
papan-papan pemberitahuan.
• Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang
yang memasangnya, dan harus dimulai dari atas.
• Jangan sekali-kali membongkar perancah dimulai dari
bawah atau tengah, dari konstruksi scaffolding.
Scaffolding Dismantling
( Pembongkaran )

• Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari


konstruksinya, kecuali bila masih tetap menjamin
keselamatan pemakainya, atau atas ijin dari pengawas
yang berwenang.
• Didalam menurunkan material perancah pada
pembongkarannya harus menggunakan tambang satu
persatu diturunkan.
• Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua
material perancah pada pembongkarannya.

• Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi


tidak boleh dibiarkan berserakan dan disimpan ditempat
yang aman dan tidak mengganggu access jalan
TAHAPAN PENGENDALIAN
RESIKO

1. Eliminasi 2. Substitusi 3. Engineering

4. Administrasi 5. APD 6. Kombinasi


SCAFFOLDING SAFETY

INGAT ! :
1. Scaffolding Dipasang hanya bersifat Sementara,
2. Pastikan Berat Beban yg akan berada di Lantai
3. Selalu memakai Safety Body Harnes dan
4. Jangan LUPA di Kaitkan/Cantol dulu baru bekerja

Kecelakaan yg Umum dan sering terjadi adalah terjatuh dari


Scaffolding ke level yg lebih rendah,
Hanya ada 2 Kemungkinan : 1. Serius Injury atau
2. Fatality ( Kematian )
SAFETY SLOGAN

1. STOP FOR A WHILE / Berhenti Sebentar

2. THINK TWICE / Berfikirlah 2 X dan

3. START CAREFULLY/ Mulailah dgn Hati – Hati !


SCAFFOLDING
INSPECTION
MANUAL

n
: E . Tasi
BY
THE SAFER
THE BETTER

Anda mungkin juga menyukai