Anda di halaman 1dari 24

S1-4c x

Maket apotek
apt. Erniza Pratiwi, M.Farm.
x
Kelompok 5
Anisah Khoiriah (2101113)
Cindy Fatma Yunita (2101119)
Faiza Hilma (2101124)
Isfia Reni (2101130)
Melfi Kurniati (2101136)
Nadya Sfha Fellysya (2101143)
Prety Junita (2101147)
Wahyuazizah (2001086)
Definisi apotek
X

Apotek adalah sarana


pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasia
oleh apoteker, apoteker adalah
sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan
apoteker
x
Tujuan pendirian apotek
1. Tempat untuk menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi
yang bermutu dengan tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Memberi informasi terkait pengobatan baik obat, bahan obat dan
alat kesehatan yang benar dan rasional .
3. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
4. Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarajat serta salah satu
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
5. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan
sendiri (swamedikasi).
Persyaratan pendirian

x
Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal
sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik
perorangan maupun perusahaan.

Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek


bekerjasama dengan pemilik modal maka pekerjaan
kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan.
Persyaratan pendirian

Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan,


meliputi:
a) lokasi
b) Bangunan :memiliki fungsi keamanan kenyamanan
bersifat permanen
c) Sarana:penyimpanan sediaan ,arsip, konseling,
penerimaan resep
Persyaratan pendirian

d) Prasarana: instalasi air bersih, listril, sistem tata


udara, sistem proteksi kebakaran
e) peralatan :semua peralatan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kefarmasian
f) ketenagaan
Perizinan

Perizinan merupakan salah satu aspek penting dalam


pelayanan publik, karena dengan adanya perizinan
adalah bukti penting secara hukum. Tidak ada bagian
lain dalam domain publik tempat interaksi antara
pemerintah dan masyarakatnya begitu jelas dan
langsung selain pada bagian pelayanan perizinan.
Surat Izin Apotek (SIA)

Surat Izin Apotek (SIA) merupakan surat izin yang


diberikan oleh Menteri kepada apoteker atau
apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana
untuk menyelenggarakan apotek pada suatu tempat
tertentu. SIA berlaku selama 5 tahun dan bisa
diperpanjang apabila apotek tersebut masih
melengkapi segala persyaratan pendirian apotek.
Surat Izin Apotek (SIA)

x
Papan nama apotek

1. Apotek wajib memasang papan nama yang terdiri atas:


a) papan nama Apotek, yang memuat paling sedikit informasi
mengenai nama Apotek, nomor SIA, dan alamat
b) papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling sedikit
informasi mengenai nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal
praktik Apoteker.
2. harus dipasang di dinding bagian depan bangunan atau
dipancangkan di tepi jalan, secara jelas dan mudah terbaca.
3. Jadwal praktik Apoteker harus berbeda dengan jadwal praktik
Apoteker yang bersangkutan di fasilitas kefarmasian lain
Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

BAP merupakan Berita Acara Pemeriksaan


apotek yang digunakan oleh Dinas Kesehatan untuk
melakukan survey terhadap apotek yang sedang
dalam pengurusan izin berupa segala persyaratan-
persyaratan yang harus dilengkapi untuk mendirikan
apotek.
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek


meliputi standar:
a) pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan,dan Bahan Medis Habis Pakai;
b) pelayanan farmasi klinik.(permenkes 2016)
Tujuan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek

a) meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian


b) menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian
c) melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).
x
Aspek-Aspek Apotek

Nama dan Alamat Lokasi Tenaga Kerja


Apotek

Bangunan apotek harus memiliki fungsi Ketenagaan apotek terdiri atas Apoteker
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan pemegang SIA (Surat Izin Apotek) yang
Salah satu aspek penting dalam membuka
dalam pemberian pelayanan kepada dapat dibantu oleh Apoteker lain, tenaga
apotek adalah memilih nama yang sesuai
pasien serta perlindungan dan teknis kefarmasian (yang memiliki surat
dan mudah diingat oleh pelanggan.Nama
keselamatan bagi semua orang. Bangunan izin praktik sesuai ketentuan peraturan
yang tepat dapat membantu memperkuat
apotek harus bersifat permanen yang perundangan) dan/atau tenaga
merek apotek Anda dan meningkatkan
dapat merupakan bagian dan/atau terpisah administrasi.
daya tarik pelanggan.
dari pusat pembelanjaan, apartemen,
rumah took, rumah kantor, rumah susun,
dan bangunan sejenisnya.
x
SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1. Saat barang datang dari PBF, cek
kesesuaian antara SP dengan faktur dan
barangnya

3. Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau


2.Cek kondisi barang Asisten Apoteker dilengkapi dengan no.
SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek

5.Serahkan faktur
6. Cocokkan harga
kepada bagian
yang sudah ada di 7.Tandatangani faktur yang telah
4. Faktur diambil satu lembar administrasi untuk
komputer dengan
sebagai arsip apotek . diedit di komputer . harga yang tertera diedit di komputer .
pada faktur baru,
apakah ada kenaikan
atau tidak .
8.Beri harga barang-barang/obat bebas dan
letakkan sesuai dengan spesifikasinya. Untuk 9. Arsip faktur sesuai
obat keras langsung disimpan dalam lemari dengan nama PBF
sesuai dengan efek farmakologinya. masing-masing.
x

Sarana dan
Prasarana Apotek
x
1.Bangunan
Untuk bangunan di apotek terdiri dari:
a) Ruang tunggu pasien
b) Ruang pelayanan
c) Ruang peracikan
d) Ruang konsultasi
e) Ruang praktek dokter
f) Ruang administrasi
g) Ruang penyimpanan obat atau gudang
h) Musholla dan tempat wudhu
i) Toilet
j) Tempat parkir
x
Untuk kelengkapan bangunan dilengkapi dengan adanya penerangan apotek, sumber air bersih, sirkulasi
udara yang memadai, AC, sanitasi yang baik, alat pemadam kebakaran dan tempat sampah. Selain itu
terdapat papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan hitam di atas dasar
putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama terdiri
dari papan nama apotek dan papan nama apoteker dengan SIA terpasang jelas.
Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Atap dari genteng/sirap/bahan lain dan tidak boleh bocor.

Dinding harus kuat, pojok tidak siku atau melengkung dan tahan air, dan permukaan dalam usaha rata,
tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan.

Langit-langit (plafon) terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan berwarna terang.

Lantai/ubin/semen/bahan lain dan tidak lembab.


2. Peralatan dan perlengkapan x

a. Alat pembuatan untuk pengolahan dan peracikan, terdiri dari : timbangan dan anak
timbangan, mortir dan stamper, sudip, batang pengaduk, gelas ukur, spatel logam, corong,
beaker glass dan alat gelas lainnya.
b. Alat perbekalan farmasi : pot plastik dan botol berbagai ukuran, lemari pendingin, kertas
puyer, rak penyimpanan obat, lemari penyimpanan narkotika psikotropika dan obat
berbahaya lainnya.
c. Wadah pengemas dan pembungkus : plastik, etiket, tas plastik, steples.
d. Alat administrasi : surat pesanan obat (OTC, OWA, prekursor, psikotropik, narkotik), nota
penjualan, buku defekta, buku resep, kwitansi, alat tulis, blanko salinan resep, stempel
apotek, blanko kartu stok, blanko faktur, buku pesanan narkotika, buku pesanan obat
narkotika, form laporan obat narkotika dan komputer.
e. Buku- buku Standar : Farmakope Indonesia Edisi III dan IV, ISO Edisi Terbaru, MIMS
Edisi Terbaru, Peraturan perundang-undangan terkait Apotek dan buku standar yang lain
3.Perbekalan Farmasi x

a. Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA).


b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas.
c. Alat kesehatan : timbangan badan, pispot, masker,
termometer, perban, sarung tangan, kateter, spuit,
dan lainnya.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman
kesehatan, perlengkapan bayi (bedak, botol susu
bayi, sabun, susu, madu, dan lainnya).
e. Bahan baku obat
x
Strategi pengembangan apotek

1) keberhasilan terapi yang rasional.


2) Penetapan harga yang kompetitif dan dapat dijangkau jika dibandingkan dengan apotek yang ada
di sekitar.
3) Sosialisasi ke warga di sekitar apotek melalui penyebaran brosur atau leaflet kesehatan.
4) Pemberian edukasi ke masyarakat langsung tentang obat dan peran apoteker setiapbulan sekali di
awal tahun pendirian apotek.
5) Memberikan pelayanan kefarmasian dengan komunikasi yang efektif dan efisien untuk
mendapatkan loyalitas pelanggan sesuai dengan image yang akan apotek “Amerta Farma”
bangun.
6) Memperbanyak produk yang ditawarkan dengan menyesuaikan pola kebutuhan pasien.
x
DAFTAR PUSTAKA
Andri, Gusti Yosi dan Djuariah. (2021). Bentuk Badan Usaha Apotek Ditinjau dari Hukum Perusahaan. Hukum
Responsif, 12(2) : 81-93.
Irsyad. (2020). Prosedur Pelayanan Perizinan Apotek oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. JOM FISIP, 7 : 1-12.
Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. (2009). Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Pengganti UU
Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 : Jakarta.
Permenkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor72 Tahun 2016 TentangStandar
Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Sulaksono, B. D. (2017). Pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Magelang. 1.
x

Thank you

Anda mungkin juga menyukai