08 Penjaminan-Mutu-Pendidikan Fin
08 Penjaminan-Mutu-Pendidikan Fin
Mutu
Pendidikan
Sistematika Pembahasan
Pendahuluan
Konsep Penjaminan Mutu Pendidikan
Sekolah Yang Bermutu Dalam Perspektif
Pengelola
Penjaminan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Pendahuluan
SEKOLAH
SEKOLAHTIDAK
TIDAKAKAN
AKANMAJU
MAJUDENGAN
DENGAN
SENDIRINYA
SENDIRINYA TANPA
TANPAPENGELOLAAN
PENGELOLAAN
DAN
DANINOVASI
INOVASIYANG
YANGBAIK
BAIK
3
Pendahuluan
SEKOLAH
SEKOLAH MERUPAKAN
MERUPAKAN
ORGANISASI
ORGANISASI
YANG
YANG KOMPLEKS
KOMPLEKS DAN
DAN UNIK,
UNIK,
SEHINGGA
SEHINGGA MEMERLUKAN
MEMERLUKAN
TINGKAT
TINGKAT
KOORDINASI
KOORDINASI YANG
YANG TINGGI
TINGGI
4
Pendahuluan
MUTU
KELUARAN
KERAGAMAN SUMBER SEKOLAH
POTESI DAYA SANGAT
DAERAH DAERAH BERVARIASI
3 7 4
Telaah Gambar
5 6
7 8 8
Telaah Gambar
10
9
11 12
9
Telaah Gambar
10
Telaah Gambar
11
Telaah Gambar
12
KONSEKUENSINYA KEPALA SEKOLAH PERLU MEMILIKI KETERAMPILAN
KEPEMIMPINAN DAN MANAJERIAL YANG EFEKTIF DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KONSISTENSI MUTU PEMBELAJARAN
B
KEPALA
SEKOLAH
MEMILIKI GURU DAN
KELEMAHAN SISWA
DALAM A C KURANG
BIDANG DISIPLIN
KOMPETENSI
SOSIAL DAN KENYATAAN
SUPERVISI DI
LAPANGAN
14
Wajah Profesi Guru?
1. Kualitas rata-rata guru rendah:
– Kualifikasi pendidikan S1 (>50% guru belum S1)
– Banyak guru yg tak sesuai bidang (mismatch)
2. Senang dan bangga menjadi satu-satunya sumber belajar.
3. Senang menggunakan ’ancaman’ daripada menerapkan teknik-
teknik profesionalnya, kreativitas rendah
4. Merasa asing bahkan sinis terhadap inovasi, gaya mengajar sulit
berubah.
5. Senang menyimpan alat peraga secara rapi daripada
memanfaatkan utk kepentingan proses pembelajaran
6. Visi guru tentang keberhasilan siswa kurang tepat/pas.
7. Sulit membuat karya ilmiah, lebih senang tetap di IVA.
8. Bekerja bukan panggilan hati? Bergeser ke panggilan gaji.
(Damanik, 2012)
15
Kesenjangan Tingkat Partisipasi Pendidikan
Menengah (Bappenas 2015-2019)
Angka partisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun Kohor rata-rata lama sekolah penduduk usia 16-18 tahun
menurut kelompok pengeluaran keluarga, 2000-2009 menurut kelompok pengeluaran keluarga, 201X
100
16-18 Tahun
75.3
73.0
72.7
1
72.0
80
68.4
55.2
52.4
50.4
60 .8
46.2
43.4
42.9
41.0
36.8
40
29.9
28.7
27.6
.6
Sumber: Susenas
16
Beban Pembiayaan Pendidikan Menengah
(Bappenas 2015-2019)
Persentase pengeluaran untuk pendidikan
menengah yang terbebankan pada rumah tangga Pengeluaran rata-rata menurut jenis sekolah
50%
3,000,000
45%
5% -
Public Private Public Private
0%
Basic Education Senior Secondary Tertiary SMA SMK
Sumber: APBN, APBD for public spending, Susenas education Sumber: Perhitungan World Bank menggunakan Susenas
modules for private spending
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-
BALI
KALB
JABAR
MALUKU
RIAU
KEPRI
SULBAR
SULUT
PABAR
PAPUA
LAMPUNG
NTT
JAKARTA
JATIM
MALUT
KALTIM
GORONTALO
JAMBI
BABEL
ACEH
KALSEL
JATENG
SULSEL
BENGKULU
KALTENG
SULTENG
SUMBAR
NTB
BANTEN
SUMUT
SULTRA
YOGYAKARTA
SUMSEL
Dari 6637 kecamatan yang ada, masih terdapat 935 kecamatan yang
belum memiliki SMA/SMK/MA.
18
Masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan
menengah (Bappenas 2015-2019).
Proporsi sekolah yang memiliki laboratorium Tingkat keahlian pekerjaan, menurut tingkat pendidikan
100%
90.0 90%
80.0 80% skilled
70.0 70%
60.0 60%
50.0 50%
Semi-skilled
40.0 40%
30.0 30%
20.0 20%
10.0 10%
Unskilled
- 0%
IPA Biologi Kimia Fisika IPS Bahasa Komputer Multimedia
Senior Secondary
Senior Secondary
Primary or less
Primary or less
Tertiary
Tertiary
Basic
Basic
SMA 45.0 25.7 28.0 21.2 4.9 22.4 53.9 11.2
SMK 6.6 3.8 8.5 6.5 2.0 21.3 85.4 10.2
SMA SMK
2001 2010
Source: World Bank calculations using Sakernas
Sumber: PDSP (2009/2010)
Persepsi pelaku usaha terhadap kualitas karyawan
Sebagian besar SMA/SMK belum
didukung dengan fasilitas yang
memadai.
Tidak ada perbedaan kualitas
antara lulusan SMA dan SMK
menurut pemberi kerja.
Baru 75 persen lulusan pendidikan
menengah yang bekerja di pabrik
dan jasa memenuhi harapan
pemberi kerja. Sumber: Skills for the Labor Force in19
Indonesia, World Bank
Pendahuluan
Beberapa masalah
Dukungan
A yang menyebabkan
dari penyelenggara sistem penjaminan
pendidikan/yayasan mutu belum
belumoptimal berjalan optimal
Adanya beberapa guru yang B (Fatoni, 2009)
belum sesuai standar
C
Adanya orang tua siswa yang belum
dapat bekerjasama dengan baik
D
Dokumentasi dan kontrol mutu masih
lemah
20
Pendahuluan
Supervisi
Peningkatan A C MGMP
kemampuan Upaya
guru melalui
training Sekolah
(Fatoni, 2009)
Melakukan
sosialisasi intensif
Memperbaiki E D terhadap wali
program-program murid
penjaminan mutu
21
KONSEP DASAR PENJAMINAN MUTU
(QUALITY ASSURANCE)
22
KONSEP DASAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT/
MANAJEMEN MUTU TERPADU
TQM/
MANAJEMEN MUTU
TERPADU
www.themegallery.com 23
Lanjutan...
24
PENTINGNYA AKREDITASI SEBAGAI ALAT AKUNTABILITAS PUBLIK
(Balitbang Depdiknas, 2007)
KEBIJAKAN PUBLIK
BIDANG PENDIDIKAN
KINERJA SATUAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN (8 STANDAR)
PENGAWASAN
(MONITORING DAN
EVALUASI)
KESIAPAN
KUALITAS KUALITAS
KUALITAS
KUALITAS PENDIDIKAN
SISWA PBM
PBM PENDIDIKAN
DIDISEKOLAH
SEKOLAH
MOTIVASI LINGKUNGAN:
MANAJEMEN + KELUARGA
+ MASYARAKAT
KURIKULUM
ALAT BANTU
METODE GURU MENGAJAR
KESIAPAN
PROSES OUTPUT
PEMBELAJARAN MANUSIA
SISWA
TERDIDIK
MOTIVASI
MANAJER
SARANA
DANA PRASARANA
27
PENGELOLAAN
SEKOLAH/
MADRASAH
PERAN
SERTA
MASYARAKAT
28
28
Penjaminan Mutu
1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal
dan nonformal wajib melakukan penjaminan
mutu pendidikan.
2. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan
untuk memenuhi atau melampaui Standar
Nasional Pendidikan.
3. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan
secara bertahap, sistematis, dan terencana
dalam suatu program penjaminan mutu yang
memiliki target dan kerangka waktu yang
jelas.
29
Penjaminan Mutu
5. Menteri yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama mensupervisi dan membantu
satuan pendidikan keagamaan melakukan
penjaminan mutu.
32
PROSES PENJAMINAN MUTU (Meirawan, 2010)
STANDAR
PROSEDUR
KONSISTENSI
INPUT PROSES PRODUK
TINDAK LANJUT
UNTUK MEMERIKSA DAN
MENINGKATKAN PRODUK
33
Gambar . Diagram Alur
STANDAR YANG DITETAPKAN
MISALNYA ISO 9000/9001 Penjaminan Mutu
(Quality Assurance
Handbook, 2000)
AUDIT TERHADAP SISTEM
PENDIDIKAN YANG BERLANGSUNG
TIDAK
HASIL
PENILAIAN
SESUAI ATAU IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
MELEBIHI DALAM UPAYA MEMENUHI
STANDAR STANDAR
YA
PENGEMBANGAN SISTEM
DALAM UPAYA MENGATASI
PERMASALAHAN
35
MEWUJUDKAN SEKOLAH BERMUTU (Fatoni, 2009)
1 2 3
36
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DI SEKOLAH
37
FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN
PENETAPAN STANDAR MUTU (Fatoni, 2009)
Kebutuhan
orang tua
B
Kebutuhan A C Keyakinan
dan Keagamaan
keterampilan
yang harus Concept
dikuasi anak
38
LANGKAH-LANGKAH PENCAPAIAN STANDAR MUTU
(Fatoni, 2009)
11 22 33
1.PENUNJUKKAN 1.PENGAWASAN
1.SOSIALISASI
PENANGGUNG PELAKSANAAN
STANDAR MUTU PROGRAM
JAWAB
2.PERUMUSAN
PROGRAM
3.PENETAPAN
SOP 2.PELAKSANAAN 2.PENGAWASAN
PROGRAM KETERCAPAIAN
STANDAR MUTU
MANAJEMEN MUTU PERSEKOLAHAN (Arifin, 2014)
Manajemen
Sarana & Prasarana Manajemen Manajemen
-Fisik Sekolah Guru & Staf Peserta Didik
-Buku &
Sumber Belajar lain
Manajemen
Manajemen
Partisipasi
Manajemen Keuangan
Masyarakat
Kurikulum dan
Strategi Pembelajaran Manajemen
Layanan Khusus
40
Contoh Manajemen Mutu Akademik
(Imron, 2009)
41
Contoh Manajemen Mutu Akademik
(Imron, 2009)
Manajemen Mutu Pembelajaran:
Penyusunan RPP
Sharing dan review RPP
Expert judgment RPP
Pengesahan RPP
Pelaksanaan pembelajaran dengan memedomani RPP,
dengan strategi pembelajaran menyenangkan dan ramah
anak
Evaluasi pembelajaran autentik
Pemberian balikan
Pengecekkan hasil pembelajaran sesuai KKM
42
Lanjutan
43
KERANGKA PENGEMBANGAN
KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENDIK LAINNYA (Dirjen Guru dan Tendik, 2015)
LINGKUNGAN INTERNAL:
LINGKUNGAN EKSTERNAL: •Regulasi
• Persaingan Regional dan Global •Kebijakan dan Renstra Pendidikan
• World Class Standard •Sumber Daya (Man, Money,
• Net working Material, Machine, Market)
44
KS, PS, DAN TENDIK PROFESIONAL DAN SEJAHTERA
SD/SMP 1-Atap
BOS
RKB
Percepatan
Perpustakaan Beasiswa
Pembangunan
Laboratorium Pendidikan BOMM
SPM (Kemendikbud, 2012)
karwanto 45
INSYA ALLAH
TERIMA KASIH
karwanto 46
KARWANTO
Email: karin_haidar@yahoo.com
Karwanto@unesa.ac.id
47
Terimakasih