Anda di halaman 1dari 230

(1)

PENGENALAN CRANE ANGKAT

Tujuan Belajar:
 Mengetahui jenis-jenis Overhead Crane
 Membedakan jenis-jenis Overhead Crane
 Menjelaskan Istilah-istilah Overhead Crane
 Menjelaskan fungsi masing-masing bagian
. Overhead Crane
adalah salah satu jenis Crane (alat angkat) berfungsi mengangkat benda
dari satu tempat ke tempat lain (di dalam gedung), seperti pada
pabrik baja, perakitan mobil, dll.
2. Semi Gantry Crane
Fungsinya sama spt Overhead Crane, namun bentuk kontruksi salah satu
penyangga ujung Girder menggunakan kaki penyangga, dan sisi lainnya
sama dengan Overhead Crane.
3. Gantry Crane
Prinsip sama seperti Overhead Crane, menggunakan kaki penyangga
(kuda-kuda), pada kedua ujung girdernya, & umumnya dioperasikan ditempat
terbuka seperti: Pelabuhan (dermaga).
4. Cartilever Gantry Crane
Prinsip kerja hampir sama dg Gantry Crane, namun jembatan (girder)
tempat bergerak alat pengangkat panjangnya melebihi salah satu kaki
penyangga (Gantry), sehingga mampu mengangkat barang yg berada
diluar kaki penyangga. Umumnya dioperasikan di pelabuhan (dermaga)
untuk bongkar muat peti kemas.
5. Nusclear Plant Crane
Digunakan untuk pekerjaan reaktor Nuklir, Crane ini
dapat berputar pd rel yang berbentuk lingkaran.

Bentuknya ada 2:
1) Polar Gantry Crane
2) Polar Overhead Crane

1) Polar Gantry Crane


2) Polar Overhead Crane
6. Special Electric Trane / Wall Crane
Disebut juga Pillar Crane krn ditempatkan pd Pillar / Tiang bangunan (gedung) pada pabrik-pabrik.
Kapasitas angkatnya adalah 10 ton, dan dapat berputar pd sumbu porosnya 0-180 derajat.

Next ….
7. Manual Operator Crane
Suatu Crane yg dijalankan/digerakan
dengan tangan.
Crane ini tidak memakai motor listrik
Tali angkat (Hoist) menggunakan rantai
dengan kapasitas 10 ton.

Next ….
Istilah-istilah pada Overhead Crane

Axle, Fixed
Poros tetap dalam gerobak ujung & dimana roda berputar.

Bearing Life
Daya tahan bantalan anti gesek sesuai standar mencapai minimum 90% dari daya tahan maksimum
selama digunakan dg normal (kecepatan & pembebanan normal).

Block Load
Gabungan antara Pancing, Swivel, Bantalan, Pulli, Pasak, Kerangka penguat dan Tali,
terikat menjadi satu dalam satu rumah.
- Type Blok Pendek : Pancing & Pulli terpasang menjadi satu bagian (disebut juga Swivel).
- Type Blok Panjang: Pancing & Pulli terpasang pd masing-masing bagian
(dudukan Pulli disebut Pasak Pulli & dudukan Pancing disebut Trunnion)

Block, Upper
Bagian dari Pulli, Bantalan, Pasak dan Kerangka penguat yg diletakkan pd bagian silang gerobak
kerja (Trolley) yg digantung, blok beban (Blok Load) dg bantuan tali pembebanan.

Bogie
Gerobak ujung pendek terpasang pd ujung balok lintang (Girder) / pd bagian penyambung bila lebih
dari satu Bogie yg digunakan pd setiap balok lintang.
Tipe ini digunakan pd Gerobak Ujung bila dilengkapi dg lebih kurang 4 roda pd Crane sesuai dg
rancang bangun jalur lintasan.
. Brake
Perlengkapan pd motor penggerak utk memperlambat / menghentikan gerakan dg tenaga gesekan.

. Cab
Tempat Operator mengendalikan Crane.

. Camber
Toleransi penambahan lengkung keatas pd bagian Girder yg mengalami kelengkungan karena
pemberatan & berat komponen itu sendiri.

. Crane
Mesin untuk mengangkat, menurunkan & menggerakkan beban secara tegak lurus & mendatar dg
mekanisme pengangkat dari bagian-bagian itu sendiri.

0. Crane, Crab Operated


Pengendali Crane oleh operator yg berada didalam kabin yg terpasang pd balok lintang
atau Gerobak kerja.

1. Crane, Floor Operated


Pengendali Crane dg alat bantu yg terpasang dari Crane oleh operator pd lantai atau yg sejenis.

2. Crane, Gantry
Sejenis dg Crane Overhead dimana balok lintang (Bridge) terpasang tetap pd satu kaki /lebih.

3. Crane, Hot Molten Material Handling (Handle)


Crane Overhead yg digunakan untuk mengangkat / menuang cairan yg panas.
4. Crane, Manually Operated
Crane yg dilengkapi mekanisme tali pengangkat beban yg digerakan oleh rantai tanpa ujung,
dan atau gerakan mekanisme penggerak yg sejenis atau oleh gerakan beban atau pancing secara
manual dg arah mendatar.

5. Crane, Polar
Tipe Crane Overhead atau Gantry yg bergerak pd jalur lintasan melingkar.

6. Crane, Remote Operate


Pengendalian Crane dg operator berada disekitar Crane dg metode lain menggunakan alat bantu yg
dipasang dari Crane. Pengendalian alat bantu ini dilakukan dg sistem jarak jauh.

7. Drum
Benda yg berbentuk silinder dimana tali digulung untuk mengangkat / menurunkan beban.

8. Hoist, Main
Tali angkat utama yg digunakan utk mengangkat & menurunkan beban sampai dg maksimum
kapasitas Crane.

9. Latch, Hook
Perangkat / Pengaman yg dipasang pada mulut pancing.

0. Limit Switch
Perangkat / peralatan listrik yg fungsinya dihubungkan dg jembatan, Gerobak Kerja atau gerakan tali
angkat beban yg digunakan sebagai pengaman atau alat peringatan dari gerakan-gerakan tersebut
diatas.
1. Load Rate
Maksimum beban diam secara tegak lurus yg dapat diangkat sesuai dg rancang bangun Crane.

2. Normal Operating Condition


Kondisi Crane yg digunakan secara normal & menampilkan fungsi sesuai dg rancang bangun
dari pabrik. Tidak dianjurkan adanya personel dari Crane kecuali operator yg mengendalikan.

3. Overload
Beban yg diangkat melebihi kapasitas Crane.

4. Span
Jarak mendatar antara garis tengah ke garis tengah yg lain dari rel jalur lintasan.

5. Spring Return
Suatu peralatan yg digunakan pd control manual yg fungsinya utk mengembalikan tuas ke posisi
netral secara otomatis.

6. Trolley
Unit yg dilengkapi dg rangka, gerobak ujung penggerak mekanisme pengangkat beban tali dan
pancing beban yg bergerak pd rel jembatan & mendukung beban.

7. Two Blocking
Keadaan dimana pancing beban bersentuhan langsung dg pancing yg diam atau komponen lain
dari Trolley.
Tipe Overhead Crane
Ditinjau Dari Tempat Pengoperasian

1. Overhead Crane dengan ruang operator (Cab Operated)


Kebanyakan ditemui pada Perusahaan / Industri berat seperti: Pabrik Baja / Pengecoran baja,
Pabrik Pesawat Terbang, Kereta Api, dsb.

- Gerak maju & mundur (Travelling)


(Gerakan maju mundur bingkai / jembatan (Girder) disepanjang gedung dimana rel dipasang)

- Gerakan Kiri & Kanan (Traversing)


(Gerak kekiri & kekanan dari pengangkat (Hoist) & terbatas sepanjang Span / jembatan)

- Gerakan naik & turun (Hoisting & Lowering)


(Gerakan dari alat pengangkat yg diatur pd ruang operator (Cab Operator).

2. Overhead Crane Operasi Lantai (Floor Operated)


Jenis Crane yg alat kontrolnya dikendalikan dari lantai menggunakan kabel yg tergantung & dapat
dijangkau oleh operator dari lantai. Gerakan hampir sama dg Crane yg memiliki kabin operator,
bedanya operator mengikuti gerakan dari Overhead Crane.
Next ….
Roda penopang / Jembatan /
Penggerak Grider Bingkai (Grider) Gerobak tempat alat pengangkat
(Trolley)
Motor Penggerak
Girder

Kait (Hook)

Penghubung
ujung
Alat Pengatur Listrik Girder
(Electrical Control) (Boogie)

Poros Penggerak Roda Girder


OVERHEAD CRANE
N E
RA
C
E R
W
TO
PORTAL CRANE
PEDOSTEL CRANE
MOBIL CRANE

Jib Sambungan
Lier Utama

Silinder Angkat

Lier Tambahan

Pengimbang Berat Ruang Operator

Motor Penggerak

Rumah Penumpu

Telapak Penumpu
Lengan Kaki Penumpu
Jib
Ruang Operator

Motor Penggerak

Lengan Kaki Penumpu


CRANE KELABANG (CRAWLER CRANE)
Pully Ujung Boom
Tali Pendan

Boom Atas (Boom Ujung)

Blok Pulli Pembagi


Beban Atas Tali Kawat Baja
Angkat Utama

Mast Boom

Boom Back Stop Blok Kait Utama

Blok Pully Pembagi


Beban Bawah

Penyambung Boom
Gunturee
Ruang Operator
Boom Bawah / Boom Pangkal

Meja Putar

Rantai Kelabang
Roller Bawah Base Frame
HEAD CAB-OPERATED CRANE
Winch

Trolley

Truk/Pembawa/Sadle

Bridge Girder

Qutrigger Beam

Operator’s Cab
Beam & Rail
CANTILEVER GANTRY CRANE Trolley

Winch Kaki / Leg


Girder
Hook

Truk/Pembawa
Kontrol
Rail & Pondasi
CRANE ASSEMBLY

Type “A”
Type “B”
Type “C”
Type “D”
Type “E”
Rangka Utama

Kerangka Kaki (Standar)

Rangka Penguat

Penyambung

Rangka Penyambung
Dasar.

Penyambung

Rangka Tetap
Jib Pendant

Counter Jib Pendant (Pengimbang)


Counter Jib Cat Head (Kepala Kucing)
Pengimbang Berat

Winch (Lier)

Counter Jib (Pengimbang) Jib


Climbing
Frame Pin Counter Jib
Cabin Trolley
Hook
Slew Ring

Tower Head Block

Lock
(Pengunci) Rail

Tower Section

Pin Lantai Kerja


Climbing Cage
Cotter
5 Pin Lantai
Istirahat
Safety
Pin

Fish Plate Tower


Tangga &
Rangka Penguat
Pengaman
Rangka Utama (Brace)
Climbing Yoke
(2)
PENGETAHUAN TALI KAWAT BAJA
DAN TALI MANILA
Pengetahuan Dasar :

 Bahan terbuat dari baja kualitas tinggi


memenuhi grade klas 180 & 200.
 Kekuatan tali tergantung:
- bahan
- grade / klas
- ukuran / diameter
- inti (core)
 Inti (Core)
- independent wire rope core (IWRC)
- fibre core (FC)
 Kriteria pemilihan tali kawat baja:
- tahan thd kelelahan & gesekan
- tahan karat & tekukan
- anti putar (non rotating)
- high flexibility
KONSTRUKSI STRAND

25 Wire Filler Strand

6x25 Filter IWRC rope Details of


25 Wire Filter Strand
19 Wire Seale Strand
Details of
6x19 Seale IWRC rope 19 Wire Seale Strand
19 Wire Warrrington Strand
6x19 Warrington Details of
Fibre Core Rope 19 Wire Warrington Strand
Tali Kawat Baja (TKB)
Steel Wire Rope

Tali yg dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat-serat baja (Steel Wire) yg dipintal jadi
Satu jalinan (Strand) hingga membentuk tali dg berbagai macam tipe.

Tali Kawat Baja terdiri dari : Strand, Wire, Core (inti).

Inti Terbuat dari:


- Serat Henep (Hemp)
- Asbes, baja lunak/logam lunak (steel of softer steel)
- Inti manila (fibre Core)
- Steel Wire Core.

Steel Wire Core (Inti Baja) / IWRC (Independent Wire Rope Centro) dipakai bila:
- Untuk sentakan yg berlebihan
- Tali yg didukung pd Drum dibawah tegangan tinggi
- Pemakaian tinggi temperaturnya
- Dapat dioperasikan didaerah lembab
- Tidak mudah kusut.
a y a y
la rL ng L
e gu L a
R

a. Kanan b. Kiri c. Kanan d. Kiri


Komposit

Pilin Kiri Pilin Kanan


Ordinary Wire Rope

(a) (b)
a&c = Warrington Seal
b = Warrington Compound Rope

(a) (b) (c)


Non Spinning Wire Rope:
Tali dg konstruksi khusus dari Strand & dg treatment yg khusus pula.

Keuntungan:
 Distribusi beban merata
 Fleksibel
 Keausan tali yg lebih kecil selama melewati lingkaran drum (sheave)
 Keamanan operasional yg lebih besar.
Tali baja dg Strand tdk bulat

120
120
Cara Pengukuran Diameter Tali
d

a. benar b. salah
Pemeliharaan Tali:
1. Jangan diseret
2. Jangan diikat / disimpul
3. Bersihkan dg Dry Cleaner / Penetrating Oil
4. Bebas dari air hujan & matahari
5. Syarat pelumasan tali baja:
- tidak menimbulkan karat
- memiliki daya sekat yg baik
- mudah meresap pd bundel-bundel Strand
- mampu membentuk lapisan anti air pd permukaan tali
- memiliki daya lumas tinggi
- jenis pelumasan dapat digunakan Gardium Compound.
PemeRIKSAAN Tali:
1. Kawat Putus
2. Keausan / berkurangnya diameter tali

3. Terpelintir / Kinks
Sarang Burung (Bird Caging)
Loncatan Strand / High Stranding
Kusut / Protution
Untaian / Tergencet
Drum (Tromol Gulung)

Berfungsi menggulung tali kawat baja yg dalam keadaan operasi / tidak


Dengan perantaraan pully-pully.

Perencanaan Drum tergantung besar kecilnya alat angkat (Crane) yang


Dapat memikul beban.

Tromol Gulung yang rusak & tidak normal dapat memperlambat


Jalannya pekerjaan karena TKB. Yang melaluinya sering macet / saling
Tumpuk sesamanya.
Pully (Piringan)

Merupakan suatu keping yg bundar yg disebut juga Discus atau Disc.


Terbuat dari logam maupun bukan logam spt: besi tuang, kayu, atau plastik/Fibre
Pinggiran Pully beralur (groove) berfungsi sbg lintasan tali.
(3)
PENGETAHUAN RIGGING

Tujuan Belajar:

 Menentukan faktor keamanan utk menghitung beban kerja aman dari Sling
 Menghitung beban kerja aman secara praktek pada Sling
 Mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi beban kerja aman Sling dibawah
kondisi kerja.
Pengertian yg digunakan rancang bangun Sling

1. Breaking Load
Beban/gaya yg menyebabkan kegagalan tali atau rantai pada waktu mendapatkan
tegangan langsung.

2. Safe Working Load


Beban maksimum aman dari tali/rantai dlm kondisi kerja normal.

3. Rule of Thumb
Metode menghitung beban kerja aman secara empiris dimana beban putus tali
tidak diketahui

4. Factor of Safety
Untuk mencapai beban kerja aman ada tiga bahan yg digunakan membuat Sling
faktor keamanan yg digunakan ini akan bervariasi pd tiap-tiap bahan.
Konstruksi Sling

1. Serat alam (natural fibre)


dari tumbuh-tumbuhan umumnya adalah serat Manila dan Sisal

2. Serat Buatan (Syntetic Fibre)


Serat yg dibuat pada pabrik spt: Nylon, Polyester, Terylene & Polyprophelene

3. Baja (Steel)
Digunakan untuk membuat tali kawat baja yg lentur dan rantai.
4. Sling Pita (Webbing Sling)
Formulasi untuk menghitung SWL dari Sling tali serat tidak dapat digunakan untuk
menghitung SWL sling pita.
5. Sling Tali Kawat Baja
Dilengkapi mata pada tiap-tiap ujung tali dibuat secara mekanis maupun dg tangan.

Beban Putus Tali


SWL = Faktor Keamanan

Bila beban putus tidak diketahui, SWL dihitung dg menggunakan Formulasi Praktis
(Rule of Thumb): 2
SWL = 8 D

D = Diameter tali dalam satuan Inchi,


Hasilnya dalam satuan Ton.

6. Sling Rantai
Mata rantai dibuat dari beberapa macam kelas (Grade) baja, tiap-tiap kelas memiliki
beban patah / putus yg berbeda-beda.
Batas kelas baja yg digunakan dari Baja Lunak (Mild Steel) sampai baja paduan tinggi
(Alloy Steel).

Beban Kerja Aman = Beban / Kekuatan Putus


Faktor Keamanan
7. Pemilihan Tali Bantu Angkat (Sling)
Dibuat dari jenis bahan apa saja, dg cara ditekuk / membentuk sudut kaki Sling akan
meningkatkan ketegangan terhadap Sling tersebut, hal ini memberikan dampak
pengurangan pada beban kerja aman.

Pertimbangan perhitungan beban kerja aman Sling:


- Berapa banyak kaki Sling yg digunakan untuk mengangkat beban ?
- Berapa beban yg harus ditanggung setiap kaki Sling ?
- Berapa besar pengurangan yg disebabkan oleh terbentuknya sudut kaki Sling
karena tekukan ?

8. Perubahan sudut kaki Sling


Setiap penyetelan / pengaturan sudut kaki Sling sampai batas yg diizinkan akan
mempengaruhi beban kerja aman.
Cara pengikatan kaki Sling akan mengurangi 33%
Atau 1/3 dari beban kerja aman Sling.

Perhitungan Perubahan Sudut Kaki


Nip Point
Dapat menggunakan rumus:

BebanKerja Aman (SWL) = Berat Beban x 1,5


Pengaruh dari tekukan kawat baja & rantai

Corner Protected Gambar ini akan menimbulkan ketegangan & pembebanan tidak merata
Yg berakibat pengurangan 50% atau ½ dari beban kerja aman

SWL = Berat Beban x 2


Sling Kaki Tunggal

Berat Beban
SWL =
Jumlah Kaki Sling

Contoh:

2 ton = 2 ton
SWL =
1

2 ton
Pengikatan Choker dg beban berbentuk standar / bulat

B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian Contoh:


Jumlah Kaki/Sling
SWL Sling = 2 ton X 1,5 = 3 ton
1 ton
Nip

Load
2 tonnes
Pengikatan Choker dg beban berbentuk segi empat

B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian Contoh:


Jumlah Kaki/Sling
SWL Sling = 2 ton X 2 = 4 ton
1

Load
2 tonnes
Pengikatan Basket dg beban berbentuk bundar / bulat

B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian


Jumlah Kaki/Sling

Contoh:

Load
SWL Sling = 2 ton X 2 = 4 ton 2 tonnes
2
Pengikatan Basket dg beban berbentuk segi empat

B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian


Jumlah Kaki/Sling

Contoh:

SWL Sling = 2 ton X 2 = 2 ton


2

Load
2 tonnes
Pengikatan Bridle dengan 2 Kaki

B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian Contoh:


Jumlah Kaki/Sling
SWL Sling = 2 ton X 1,15 = 1,15 ton
2
Included angle

60

Load
2 tonnes

Catatan:
Tidak dianjurkan menggunakansudut melebihi 120’
Pengikatan Bridle dengan 3 atau 4 Kaki

Contoh:

SWL Sling = 2 ton X 1,4 = 1,4 ton B.K.A (SWL) = Berat Beban X Faktor Perkalian
2 Jumlah Kaki/Sling

Rigid load

90

o ad es
L nn
to
2
Kesimpulan Pemilihan Sling

 Sebelum memmilih Sling untuk digunakan, pertama-tama ketahui


dulu berat barang.

 Untuk menentukan ukuran Sling, tentukan metode pengikatan


yang digunakan.

 Perhitungkan pula pengikatan tali Sling, tekukan & sudut kaki Sling
Jenis Sambungan pada mata sling
1. Cara di Klem
a. Type Crossby

b. First Grip
c. Type Wedge Sockets

d. Type Plate Clam


1. Cara di Anyam
a. Type Flemish Eye Splices

b. Trade on Board
1. Cara di Press

a. Type Super Sling

b. Type swedge Sockets


c. Type swedge Sleeve

b. Type Sockets Zink


SALAH BENAR
SALAH

BENAR
BENAR SALAH
Dynamo Eye Bolts

SALAH
BENAR
Eye Bolts Collared

45

BENAR BENAR
BENAR

SALAH
SALAH BENAR
Mata Pancing menghadap kedalam Mata Pancing menghadap keluar
SALAH SALAH BENAR BENAR
Lubang Jerat Pasak Shackle
Tanpa Timbel Dapat lepas
Benar Salah
Karena disimpul

Benar Salah
Lubang Jerat Pakai Timbel Lubang Jerat Tanpa Timbel
BENAR

SALAH
BENAR SALAH
BENAR
Running Bowline

Reef Knot
Belaying
Pin Hitch

Double Bowline
Mid-Shipmans Hitch

Larkshead Hitch
Snubber Turns
Hook Mousing

Bosuns Chair Hitch


Single gantline
Stevedores Hitch

Marlin Spike Hitch


Hook Mousing
Throat Seizing
Double Blackwall
Hitch

Round Turn &


2 Half Hitches
Overhand Knot

Figure of Height Knot


Timber Hitch &
Half-Hitch

Sheet Bend
Fishermans Bend

Back Hitch
Buntline Hitch

Rolling Hitch
Clove Hitch

Single Bowline
Diagonal Lashing for bracing poles

Square Lashing connecting pole & ledger


Two-Flying stages hitches (marine)

Left – Double flying stage hitch


Right – single flying stage hitch
Top – Racking lashing for poles
Bottom – Flat lashing for poles
Vertical Chocker Basket Hitch
Hitch Hitch (Alternate have identical load ratings)
EYE & EYE

Vertical Angle
KIND OF SLING

ENDLESS

Vertical Angle
Vertical Angle
VERTICAL CHOCKER BASKET HITCH
HITCH HITCH (Alternate have identical load ratings)

EYE & EYE


KIND OF SLING

Not
Not

App
App

l
l

icab
icab

le
le

Not
Not
ENDLESS

App
App

l
l

icab
icab

le
le
Single Leg Slings
Quadruple Leg Slings
Upper end fitting

Master link

Coupling link

Master coupling link

Coupling link
Chain

Reach
Chain

Coupling link

Coupling link

Lower end fitting


Lower end fitting
METAL MESH FABRIC
Edge View

Crossrods
Plan View Spiral
METAL MESH SLING
Eye opening
Triangle chocker fitting Triangle fitting
Slot depth

Basket or Chocker Hitch Sling

Length

Fabric Length

Mesh width

Triangle fitting Triangle fitting


Splitch Loop eye length

Body

Length
Assembly Splice
Width of Sling Width of Sling
Type 1

Type 2
Type 3

Type 4
Type 5

Type 6
Angle of inclination

Angle of inclination
Point of Chocke Angle of Chocke

Protection

Load
Zero Degree Angle Of Choke

Supporting
Structure

Choke Angle = 0 deg

Load
Angle > 45’

S.W.L = 3/4

Angle < 45’

S.W.L = A/B

A
L
H

L
H

Chocker Angle > 45’


S.W.L x ¾ x H/L x 2 B

Chocker Angle < 45’


S.W.L = A/B x H/L x 2
For vertical legs – S.W.L
= S.W.L X 2

For inclined legs – S.W.L


= S.W.L x H/L x 2

L H
L H

For vertical legs – S.W.L


= S.W.L X 4

For inclined legs – S.W.L


= S.W.L x H/L x 4
DETERMINATION OF
2 LEG BRIDLE HITCHES

L H

L H
H
DETERMINATION OF DETERMINATION OF
3 LEG BRIDLE HITCHES 4 LEG BRIDLE HITCHES

L
H
SLING ANGLES
500 lb 1000 lb
500 lb

1000 lb

513 l
lb
51 3
1000 lb

lb

51
517

7l
b
90 deg
lb

70
75 deg 07

7
60 deg 7 45 deg

lb
Horizontal 1000 lb 1000 lb 1000 lb 1000 lb
Angle
lbs
577
500 lbs

bs
7l

s
lb
70
60’ 45’

00
30’

10
1000 lbs 1000 lbs 1000 lbs 1000 lbs

A B C
Effect of sling angle on sling load

Load Per Sling Leg Per 1000 LBS total Load

B
A

Sling Angle in Degrees (to Horizontal)


(4)
Alat bantu angkat

Tujuan Belajar:

 Menunjukan fungsi semua alat bantu angkat


 Menerapkan pengetahuan yg dimiliki sesuai dg syarat keamanan yg ditentukan
 Mendeteksi kerusakan / keretakan yg terjadi
 Menentukan langkah-langkah yg diperlukan jika terjadi kelainan pd
bantu angkat
 Menunjukan & memperhitungkan beban kerja aman sesuai tabel
Pancing Crane
Hook Attachment

Swivel Bearing

Neck of Hook
Safety Catch

Cup of Hook
Cara membuat Mousing
Pemeriksaan Pancing

 Keausan max. 10%


 Keretakan: bibir, leher, dll.
 Terpelintir: bibir, leher, dll.
 Mulut terbuka: max. 15%
(std. ANSI.B.30.15-1989)
 saat pengujian beban lebih
dg beban tergantung,
max. membuka mulut pancing 5%.
Balok Angkat

e
t onn
.L 3
S . W

Balok pengangkat harus dilengkapi S.W.L pd Beamnya.


Adakalanya balok pengangkat tidak tertera S.W.L-nya,
Oleh karena itu ada 3 hal yg harus diperhatikan:

1. Nomor pembuatan – menunjukan pengesahaan perencanaan

2. Safe Working Load – menunjukan kapasitas/daya angkat max.

3. Tare Mass - berat lifting beam harus diketahui karena berat


tersebut sudah termasuk dalam jumlah angkatan yg diijinkan
(SWL Crane).
Pemeriksaan Balok Pengangkat:
1. Ukuran
2. Panjang
3. Keausan
4. Keretakan
5. Terpelintir
6. Bengkok

Sakel:
1. “DEE” Shackle
2. “BOW” Shackle
“DEE” Shackle

d Shackle body

Shackle Pin
“BOW” Shackle

d Shackle body

Shackle Pin
Kriteria Sakel

1. Bahan terbuat dari Alloy Steel


2. Tertera nama pabrik pembuatnya
3. Tertera beban kerja amannya
4. Tertera Diameternya
5. Diameter Pasak > 1/8” dari busurnya
6. Tertera Kerah (Collar) pada pasaknya

Pemeriksaan Sakle

1. Keausan akibat gesekan/karat (Max.10%)


2. Keretakan akibat beban kejut atau kelebihan beban
3. Busur terpelintir akibat pemasangan yg salah
4. Busur membuka akibat kelebihan beban
5. Drat pada pasak & pada busur rusak
6. Pasak bengkok akibat kelebihan beban
tl )
B o
ye
o E
n am
D y
n (
ci
i n
t C
a u
B

Attachment Threat
lt)
B o
y e
la rE
o l
( C
ah
K r
u t
B a
Collar

Attachment Threat
Tabel Beban Kerja (S.W.L) baut Mata

Size
Plain Eye Bolt “A” in (mm) SVL Kg

12 320
16 630
20 1250
24 2000
30 3200
36 5000
42 6300
A
48 8000
56 12000
64 16000
SWL Kg SWL Kg SWL Kg
Size SWL Kg

“A” in (mm) 90’

Collar Eye Bolt 30’ 60’

12 320 400 260 160


16 630 790 500 320
20 1250 1600 1000 630
24 2000 2500 1600 1000
30 3200 4000 2600 1600
36 5000 6300 4000 2500
A
42 6300 7900 5000 3200
48 8000 10000 6400 4000
56 12000 15000 9600 6000
64 16000 20000 13000 8000
Pemeriksaan Baut Mata
1. Diameter luar / dalam mata
2. Drat Baut
3. Keausan
4. Keretakan
5. Terpelintir
6. Bengkok
Klam Angkat Plat (Plate Dog)
1. Klam mendatar / Cam action plate clamp
2. Klam plat tegak lurus / Vertical plate clamp

Pemeriksaan Klam
1. Keausan (Max.10%)
2. Keretakan
3. Terpelintir
4. Kondisi & Ketajaman Gigi Klam
Klam Plat Tegak Lurus & Mendatar
Screw Clam for Vertical & Horizontal Lifting
(5)
TEKNIK & CARA PENGOPERASIAN
YANG AMAN
1. Pencegahan Kecelakaan pada pekerja (Operator)
Contoh alat pengaman diri:
 sepatu kerja
 sarung tangan
 topi / helm, dll.
Hal-hal yg harus diperhatikan oleh operator:

 lantai bersih & tidak licin


 penerangan cukup & jarak pandang luas
 tidak meninggalkan overhead crane pd waktu beban masih menggantung
 menghentikan beban yg bergerak ketika pekerja lain melintasi daerah
lintasan overhead crane

 memperhatikan lintasan terhadap pekerja lain yg melewati lintasan tsb &


pekerja memahami bahasa isyarat pengoperasian Overhead Crane
Cara menggunakan peralatan Overhead Crane:

a. Pekerja memahami kemampuan angkat maksimum yg di izinkan (S.W.L)


yg tertera pada Girder / Hoist, agar tidak terjadi OverLoad.

S.W.L 5.t
b. Sebelum overhead crane dioperasikan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
alat control (Pendant Control) sesuai fungsi petunjuk arah & gerakannya.
Cara pengoperasian beban yg aman:

Hal yg harus diperhatikan ketika memindahkan / mengangkat barang


Menggunakan overhead crane:

 Jenis benda / barang yg akan diangkat


 Cara pengikatan pada kait (Hook) agar tidak lepas / jatuh
 Posisi / cara mengangkatnya.
Cara pengoperasian / pemindahan beban yg aman:

 Pengikatan beban pada kait (hook) harus aman


 Beban masih dalam batas standar S.W.L & tidak overload
 Memperhatikan titik aman tinggi angkat beban & ruang gerak yg leluasa
(tidak terjadi benturan oleh benda lain)
 Saat pemindahan beban, usahakan beban tidak berayun

Load
Hal-hal yg harus diperhatikan
dalam penurunan / peletakan beban:

 pada waktu menurunkan beban, Girder harus dalam keadaan berhenti

 Penurunan benda harus tegak lurus (vertikal)

 Sebelum beban diturunkan, terlebih dahulu disiapkan tempat / lokasi


dimana beban / barang akan diletakkan

 beban tidak boleh berayun / berputar

 Penurunan beban harus perlahan agar tidak membentur lantai.


Alat angkat (Hoist)

Trolley

End Truck Girder


Kait (ujung penyangga Girder)
(hook)

Load

Cara pengoperasian / penurunan beban yg aman:


Alat angkat (Hoist) Trolley

End Truck Girder


(ujung penyangga Girder)

Kait
(hook)

n a n
nu ru
p e
ia n / h:
e ras sala
g o p yg
e n a n
a r a p beb
C
Load
(6)
Perawatan & pemeliharaan
Kerusakan kecil yg sering terjadi pada overhead crane yaitu:
 kerusakan pada peralatan mekanis
 kerusakan pada peralatan elektris

1. Kerusakan pd peralatan mekanis:


“Pada komponen / peralatan yg bergerak / gesekan & getaran”, spt:

a. Girder berjalan tidak seimbang / miring,


Roda penggerak pd roda penyangga ujung Girder (end truck Girder)
tidak berjalan bersamaan antara truck kiri & truck kanan, menimbulkan
bunyi pada Girder & terjadi keretakan, patah pada as roda dan motor.

b. Beban yg tergantung / terangkat dapat turun sendiri, disebabkan oleh


alat pengereman (Hoist Brake) aus.

c. Girder tetap jalan ketika posisi off, dikarenakan alat pengereman /


sepatu rem (Brake) pd alat penggerak sudah aus / renggang.

d. Trolley sukar digerakkan, karena setelan sepatu rem terlalu rapat,


berakibat panas pd motor penggerak / sepatu rem bisa terbakar.
Cara mengatasi kerusakan Mekanis :
 Mengatur kembali kedudukan Girder agar jalannya sejajar, & mengatur
kedudukan / setelan sepatu rem yg seimbang antara kiri & kanan,

 Mengganti komponen yg rusak / aus jika sepatu rem / kanvas sudah tidak
berfungsi lagi,

 Menyetel kembali alat rem (brake) jika Trolley sukar digerakkan / selalu
braking (mengerem).

2. Kerusakan pd peralatan Elektris:


Cara mengatasi kerusakan Elektris :
 Motor listrik / penggerak tdk berjalan, karena kabel 1 phase ada yg putus.
Cara mengatasinya dg mencari kabel yg putus & menyambung kembali
sehingga instalasi listrik pd motor penggerak berjalan normal,

 Jika motor penggerak / alat pengangkatnya terbakar, sebaiknya diganti


dg yg baru (gulungan Rotor maupun Statornya),

 Jika kabel penghubung (Contact Point) lepas, sebaiknya kedudukan kabel


diatur seperti semula, sehingga kabel penghubung bekerja normal kembali.
Perawatan & Pemeriksaan :

Pemeriksaan Harian :

 adanya kelainan-kelainan suara

 semua gerakan lamban

 fungsi semua sakelar pembatas gerak / limit switch

 kondisi semua rem

 pelumasan terhadap block beban & gerakan bebas dari Pully & Pancing

 adanya kebocoran pada perlengkapan pengangkat utama

 pelumasan tali kawat baja, kerusakan tali bila ada, dan gulungan tali
pada tombol,

 kondisi semua peralatan, dll.


Pemeriksaan Berkala :

 Pemeriksaan Rem:
diperiksa setiap hari

 Limit Switch & melumasi tuas (lengan penggeraknya):


agar tidak macet & berjalan sempurna

 Tali baja & alat pengatur:


agar tali baja tergulung dg baik, & memeriksa pengatur tali (rope guide) agar
tidak pecah sehingga tdk terjadi kerusakan total pd alat pengangkat (Hoist)

 Pelumasan dg Grease, minyak gemuk, pada tali baja, Drum & Rope Guide:
agar tali baja tidak kering & tidak mudah putus

 Pemeriksaan minyak pelumas pd Gear Box:


agar kekentalannya dpt diketahui sesuai dg ukurannya

 Pemeriksaan baut-baut & sambungan pengelasan:


terutama baut pengikat antara Girder & End Carriage (End Truck), mengencangkan
baut yg kendor & memeriksa keretakan sambungan pengelasan

 Pemeriksaan instalasi kelistrikan:


alat kontrol, pendant switch serta kabel-kabel lainnya.
Pemeriksaan setiap 12 bulan / Tahunan :

 Pemeriksaan Rem (Brake):


Penyetelan jarak kerenggangan kampas rem (sepatu rem)

 Pemeriksaan jarak Rotor:


Memperhatikan jarak kerenggangan Rotor & Stator

 Pemeriksaan tali kawat baja:


- Memperhatikan Komposisi tali kawat baja

- Kawat (Wire String) = memiliki kekuatan / daya renggang 180 – 200 Kg/mm2

- Untaian (Strand), biasanya memiliki untaian (strand) 6 atau 8 buah

- Inti (Core), adalah bagian yg berada ditengah & berbentuk lurus sebagai dudukan dari
masing-masing Strand & menjaga tali tidak mudah gepeng,
Jenis inti ada 2:
1. Inti tali serat (Fibre Core)
2. Inti Baja (Steel Core)
kekuatannya berbeda sekitar 7% – 10% pada diameter yg sama.
Konstruksi – 6 x 7 yg berarti: 6 untaian (Strand) terdiri dari 7 kawat (Wire)
Arah Untaian Kawat :

1. Arah untaian searah dengan kawat-kawat pd untaian.

Left Langs Lay

Right Langs Lay


2. Arah untaian berlawanan dengan kawat-kawat pd untaian.

Right Regular Lay

Left Regular Lay


Multi Strand (Non Rotating):

Untaian berlapis-lapis, arah untaian berlawanan dg untaian bawah, sehingga jumlah untaian lebih banyak
Dari jumlah kawat-kawat setiap untaian.
Kerusakan Tali Kawat Baja:

 Kawat Putus (Cut Wires)

 Aus (Wear)

 Karat (Corrosion)

 Memanjang (Alongation)

 Perubahan Bentuk (Deformation)

Macam Deformasi:

 Terpelintir (Kinks)
 Tergencet (Distortion)
 Sarang Burung (Bird Caging)
 Loncatan Untaian (High Stranding)
 Diameter Mengecil
 dll.
Deformasi

Terpelintir
Sarang Burung

Loncatan Strand
Aus

Strand Kusut / Menonjol


Tergencet
Pelumasan

Fungsi Pelumasan:

 Mencegah keausan

 Mengurangi Gesekan

 Membuang panas yang timbul

 Melindungi terhadap timbulnya Karat

 Meredam suara yang ditimbulkan.


(7)
Motor penggerak
Overhead crane

Tujuan Belajar :

1. Mengetahui macam-macam motor penggerak

2. Menjelaskan cara-cara kerja motor kerja penggerak

3. Mengetahui sistem penempatan motor penggerak


Macam - macam Motor Penggerak

1. Motor listrik penggerak Girder

2. Motor listrik penggerak Trolley

3. Motor listrik penggerak Hoist


1. Motor Listrik Penggerak Girder
Terdapat 6 sistem mekanisasi penggerak Girder pada overhead crane.
Yang paling banyak digunakan adalah A 4 Drive, dimana pada sistem
Tersebut tidak terjadi moment puntir besar pada poros penggerak.

Disamping itu pada masing-masing ujung Girder digerakkan oleh


Motor Listrik dengan tipe maupun kapasitas yang sama pula
A. 1 Drive

A. 2 Drive

A. 3 Drive

A. 4 Drive

A. 5 Drive

A. 6 Drive
Trolley ialah sebuah lori (Kereta Kecil) dg 4 buah roda yg fungsinya untuk tempat peralatan
Pengangkat (Hoist). Dapat bergerak kekanan ataupun kekiri (Traversing) yg juga digerakkan
Oleh motor listrik yang tidak berbeda dengan motor listrik lain.

2. Motor Listrik Penggerak Trolley


DMR Trolley
Enginered Trolley
3. Motor Penggerak Alat Pengangkat (Hoist)

Sama seperti motor listrik penggerak Girder


Ataupun Trolley, namun kapasitas motornya
Lebih besar sesuai dg kapasitas angkat Crane.
Contoh Pendant

Pendant BW Series Pendant J Series Pendant K Series


Pendant L Series Pendant PPS Series Pendant RPB Series Pendant RPS Series
Air Chain Hoist
Chain Hoist
Ingersoll Budgit Hoists Classic Manual
Chain Hoist
Electric Ultra - Low Manual Silver Manual
Chain Hoist Chain Hoist Chain Hoist
Manual Yale Hoist
Chain Hoist (Level Hoist)
1. Cara kerja motor penggerak Girder

Motor listrik mendapat tegangan arus listrik & putarannya diteruskan ke Gigi pengatur
Kecepatan (Gear Box). Di Gear Box kecepatan diturunkan yg kemudian putaran tersebut
Diteruskan kepada roda penggerak, sehingga Gir dapat berjalan/bergerak.

Gerakan Girder diatur di ruang operator melalui switch control baik maju / mundur.

Jika arus listrik dimatikan, motor listrik akan berhenti pada saat yang bersamaan karena
Terjadi pengereman pada motor listrik, dimana konstruksi motor listrik sudah dilengkapi
Dengan mekanisme pengereman.

2. Cara kerja motor penggerak Hoist

Cara kerja tidak berbeda dengan motor penggerak lain, perbedaannya pada Gear Box yg
Dipisahkan dengan Drum Pengangkat shg konstruksinya berbeda.

Alat pengangkat mempunyai 2 tingkat kecepatan / putaran (lambat & cepat) sesuai dengan
Kebutuhan.
3. Cara kerja motor penggerak Trolley

Jika motor penggerak Trolley mendapat arus listrik, maka motor akan berputar & direduksi
Atau diperlambat pada Gear Box, selanjutnya putaran dari roda Gigi pengatur kecepatan
Diteruskan pada poros roda penggerak Trolley, dan Trolley dapat bergerak/berjalan.
Gerakan Trolley melintang kekiri / kekanan sepanjang Girder.

Sebaliknya jika aliran listrik diputuskan, maka motor listrik akan berhenti & terjadi
Pengereman. Semua jenis motor penggerak pd Overhead Crane dapat mengerem secara
Otomatis jika aliran listrik putus (Automatic Electric Brake).

Sistem Penempatan Motor Penggerak Pertimbangan Cara Penempatan Motor

 diatas Girder
 Kapasitas Crane
 dibawah Girder
 Konstruksi kekuatan & bentuk
 disamping Girder
 Kondisi / tempat
Diatas Girder
Dibawah Girder
Disamping Girder
4. Sistem Pemasangan Tali Perangkat pd Overhead Crane

Sistem pemasangan dimaksudkan untuk menentukan pemasangan tali baja &


Bentuk pemasangan antara:

 Tali baja dg Drum


 Tali baja dg Pully / takel blok yang Bergerak / lepas
 Pully / takel blok yang tetap

karena sangat menentukan Kapasitas angkat daripada Overhead Crane


serta tinggi angkatnya.
Pemasangan tali baja dg Pully / Takel Blok lepas tunggal
Pemasangan tali baja dg Pully / Takel Blok lepas ganda

Mampu mengangkat benda yg lebih berat, karena jumlah


Belitan tali baja sebanyak 4 buah & motor penggerak Drum
Akan bekerja lebih ringan.
Contoh Manual Puller
Thank You

Anda mungkin juga menyukai