Anda di halaman 1dari 21

KOMPUTER AKUNTANSI

1 Deductible Expenses

2 Non Deductible Expenses

3 Kompensasi Kerugian

4 Rekonsiliasi Fiskal

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


1
BAB 1

DEDUCTIBLE EXPENSES
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 6 ayat (1) UU PPh

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 6 ayat (1)

Biaya yang berkenaan


dengan penghasilan yang :

Mempunyai hubungan Dikenakan PPh Bukan


langsung dengan usaha secara FINAL Obyek Pajak
atau kegiatan untuk 3M
penghasilan yang
merupakan obyek pajak Tidak Boleh
Dibiayakan

Telah diperhitungkan dalam tarif pajak


Boleh final/norma shg tdk boleh dibiayakan lagi
Dibiayakan PP 138 Th 2000

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


BIAYA YANG BOLEH
DIKURANGKAN

Mempunyai Mempunyai
masa manfaat masa manfaat
Kurang dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun

Dibebankan
Dibebankan Melalui
langsung Penyusutan
atau
Amortisasi

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


a. Biaya utk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

TERMASUK

 Biaya sehari-hari :
 Biaya bahan baku/pembantu,
 Biaya tenaga kerja (gaji, honorarium, bonus, gratifikasi dan tunjangan dlm bentuk
uang),
 Bunga,
 sewa,
 royalti,
 biaya perjalanan,
 biaya pengolahan limbah,
 premi asuransi,
 biaya administrasi, dan
 PAJAK yg mjd beban perusahaan dalam rangka usahanya kecuali PPh, misalnya :
PBB, Bea Meterai, Pajak Hotel & Restoran

Biaya promosi hrs benar-benar dikeluarkan utk promosi


Kacuali pd hakekatnya merupakan sumbangan tdk boleh dikurangkan

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


PENGELUARAN YANG BOLEH DIBEBANKAN SBG BIAYA
Pasal 6 ayat (1) huruf a

Pengeluaran yg mempunyai hub. Langsung dengan usaha/kegiatan


Utk mendapatkan, menagih,dan memelihara (3M) penghasilan

Yang bukan merupakan objek


Yang merupakan objek pajak
pajak tidak boleh dibebankan
Boleh dibebankan sebagai biaya
sebagai biaya

CONTOH

PENGHASILAN BRUTO DANA PENSIUN “A”


a. PENGHASILAN YG BUKAN OBJEK PAJAK SESUAI PASAL
4 AYAT (3) Rp 100.000.000,00
b. PENGHASILAN BRUTO (OBJEK PAJAK) Rp 300.000.000,00
TOTAL PENGHASILAN Rp 400.000.000,00

APABILA TOTAL BIAYA ADALAH Rp 200.000.000,00

MAKA BIAYA YG BOLEH DIKURANGKAN UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA


PENGHASILAN ADALAH SEBESAR :

3/4 X Rp 200.000.000,00=Rp 150.000.000,00

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


b. Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi

Biaya yg mempunyai
masa manfaat Lebih dari 1 tahun

Harta berwujud Harta tidak berwujud


Kecuali tanah yg berstatus Termasuk by perpanjangan
HM, HGB, HGU, Hak Pakai HGB, HGU, & Hak Pakai

Pembayaran dimuka
Misalnya sewa utk beberapa
Tahun yg dibayar sekaligus

Penyusutan Alokasi Amortisasi


Pasal 11 Pasal 9 (2) Pasal 11A
c. Iuran kepada dana pensiun yg pendiriannya disahkan Menkeu

d. Kerugian krn penjualan atau pengalihan harta yg dimiliki dan


digunakan dlm perusahaan atau yg dimiliki utk 3M penghasilan

• Harta tsb menurut tujuan semula tidak utk dijual atau dialihkan
• Apabila harta tersebut tdk digunakan dlm perusahaan atau
dimiliki ttp tidak digunakan utk 3M tdk boleh dikurangkan

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia

g. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan dgn memperhatikan


kewajaran dan kepentingan perusahaan, dengan syarat :

• Berhubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan,


menagih dan memelihara (3M) penghasilan
• Dilakukan dalam batas dan jumlah yang wajar serta tidak dipengaruhi hubungan
istimewa
• Pendidikan dan pelatihan tersebut ditentukan oleh pemberi kerja (
KEP-545/PJ/2000)

h. Piutang yg nyata-nyata tdk dapat ditagih

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA. 9


BAB 2

NON-DEDUCTIBLE EXPENSES
BIAYA-BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
Pasal 9 ayat (1) UU PPh

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


BIAYA YANG TIDAK BOLEH
Pasal 9 ayat (1)

a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis dan pembagian SHU koperasi.
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
 cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank, sewa guna usaha dengan
hak opsi, dan asuransi
 cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan yang ketentuan dan
syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi
WP OP yang bersangkutan (wajib dipotong PPh Pasal 21). Apabila pembayaran
premi asuransi tersebut belum dibebankan sebagai biaya oleh wajib pajak pemberi
kerja, maka wajib pajak dapat melakukan penyesuaian fiskal negatif (
SE-03/PJ.41/2003)

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk
natura dan kenikmatan, kecuali :
 Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan di tempat kerja
secara bersama-sama.
 Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu.-Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
(KMK Nor 466/KMK.04/2000 Jo KEP-213/PJ/2001 Jo SE-14/PJ.31/2003)
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
pihak yang memiliki hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, sumbangan, dan warisan, kecuali zakat atas
penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh WP OP pemeluk agama islam dan atau
WP Badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama islam kepada BAZIZ atau
Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


h. Pajak Penghasilan
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib
pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan UU pajak

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


BAB 3

KOMPENSASI KERUGIAN

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


KOMPENSASI KERUGIAN
Pasal 6 ayat (2) dan PP 148 Tahun 2000

Kerugian dapat dikompensasikan


Dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya
berturut-turut Sampai dengan 5 (lima) tahun

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


PENGHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN
CONTOH

PT. A dalam tahun 2009 menderita kerugian fiskal


sebesar Rp 1.200.000.000,00. Dalam 5 tahun berikutnya rugi-
laba fiskal PT. A sbb :
2010 : laba fiskal Rp 200.000.000,00
2011 : rugi fiskal (Rp 300.000.000,00)
2012 : laba fiskal NIHIL
2013 : laba fiskal Rp 100.000.000,00
2014 : laba fiskal Rp 800.000.000,00

Kompensasi kerugian dilakukan sbb :


Rugi fiskal Thn 2009 (Rp 1.200.000.000,00)
Laba fiskal Thn 2010 Rp 200.000.000,00(+)
Sisa rugi fiskal Thn 2009 (Rp 1.000.000.000,00)
Rugi fiskal Thn 2011 (Rp 300.000.000,00) TIDAK DITAMBAHKAN
Sisa rugi fiskal Thn 2009 (Rp 1.000.000.000,00)
Laba fiskal Thn 2012 N I H I L (+)
Sisa rugi fiskal Thn 2009 (Rp 1.000.000.000,00)
Laba fiskal Thn 2013 Rp 100.000.000,00(+)
Sisa rugi fiskal Thn 2009 (Rp 900.000.000,00)
TIDAK BOLEH
Laba fiskal Thn 2014 Rp 800.000.000,00
DIKOMPENSASIKAN
Sisa rugi fiskal Thn 2009 (Rp 100.000.000,00)
LAGI
DENGAN LABA FISKAL
THN 2015
Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.
BAB 4

REKONSILIASI FISKAL

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


PENGERTIAN
Rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang
berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan
neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak

Akuntansi berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Pada pengisian SPT, laporan keuangan yang


digunakan adalah laporan keuangan menurut
peraturan perundang-undangan perpajakan

UU PPh

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


PERBEDAAN PENGAKUAN
Perbedaan pengakuan antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dan peraturan perundang-undangan perpajakan ada 2, yaitu :

Perbedaan yang bersifat tetap (beda permanen)

Perbedaan yang bersifat sementara (beda waktu)

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.


Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri

KJA Radhial Kautsar, MM, Ak, CA.


087853227212

http://www.kja-radhialkautsar.com/
TERIMA KASIH

Radhial Kautsar, SE, MM, BKP, QWP, Ak, CA.

Anda mungkin juga menyukai