Anda di halaman 1dari 71

DISTRIBUSI SEDIAAN

FARMASI
apt. Risda Waris, S.Farm., M.Sc
apt. Mamat Pratama, S.Farm., M.Si
TINJAUAN PEMBELAJARAN

a. Metode UDD
b. FLOOR STOCK
c. ODD
d. PENDISTRIBUSIAN CCP,
‫ وإنما لكل امرئ ما نوى‬،‫إنما األ عمال بالنيات‬
Artinya: "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan
seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia
niatkan," (HR. Bukhari dan Muslim).
• Ketika seseorang sudah berniat dalam hati, maka sudah dianggap sah.
Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan
antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara
ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan
tujuan seseorang dalam beribadah.
• Niat juga memiliki keutamaan. Tiga keutamaan niat menurut Pryzelt
yaitu niat merupakan rahasia dan ruh ibadah, niat seseorang lebih
sempurna dari amalnya, bahagia di dunia dan di akhirat. Begitu
pentingnya niat jika suatu amalan dibarengi dengan niat maka ada
tiga keadaan.
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

Perncanaan
DISTRIBUSI OBAT
 Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak
setelah sediaan disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat,
dokter atau profesional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan
kepada penderita.
 Harapan SDO:
• Tepat Penderita
• Tepat Obat
• Tepat Jaswal pemberian
• Tepat pemberian
• Informasi Obat penderita, tepat personel pemberi ke
penderita
Tujuan Pendistribusian

BPOM NO4 2018


Pendistribusian bertujuan untuk memberikan
perbekalan farmasi yang tepat dan aman pada waktu
dibutuhkan oleh pasien.
CIRI DISTRIBUSI YANG BAIK
 Obat disimpan dalam kondisi yang mampu menjamin mutu
obat, kemasan tidak rusak & mudah melakukan monitoring
 Pengelolaan persediaan berjalan optimal
 Pengaturan stok (fasilitas gudang digunakan optimal
 Memelihara pencatatan persediaan yg akurat
 Mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian dan
penipuan
 Mengurangi kemungkinan terjadinya obat rusak/kadaluwarsa
(FIFO, FEFO DAN LIFO)
PEMBAGIAN SISTEM DISTRIBUSI
OBAT DI RS
A. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi:
1.Sentralisasi (apoteker tidak ada di ruang perawatan persediaan
obat)
2.Desentralisasi (apoteker ada di ruang perawatan persediaan obat)
B. Berdasarkan Penghantaran obat untuk penderita/pasien:
1.SDO Resep individual prescribing
2.SDO Floor stock
3.SDO kombinasi R/individual dan Floor stock
4.SDO Unit Dose Dispensing System
5.SDO Paket ???
Metode Distribusi Obat Berdasarkan Ada atau
Tidaknya Satelit Farmasi
1. Sistem Pelayanan Terpusat (Sentralisasi)
Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan
pada satu tempat yaitu instalasi farmasi.
Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik

untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai


langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.


Resep orisinil oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu

diproses sesuai dengan kaidah ”cara dispensing yang baik dan


obat disiapkan untuk didistribusikan kepada penderita tertentu.”

Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar,

misalnya kelas A dan B karena memiliki daerah pasien yang


menyebar sehingga jarak antara Instalasi Farmasi Rumah
Sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.
DESENTRALISASI
 Desentralisasi adalah sistem pendistribusian
perbekalan farmasi yang mempunyai cabang di dekat
unit perawatan/pelayanan.
 Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit
farmasi.
 Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian
perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh
pusat pelayanan farmasi.
 Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab
terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi
yang ada di depo farmasi.
Sistem individual prescribing
Sistem ini biasa digunakan di RS kecil dan atau RS pribadi:
Sistem distribusi obat resep individual merupakan sistem penyampaian
obat kepada penderita secara individu sesuai dengan resep yang ditulis
oleh dokter, setiap resep dikaji dan disiapkan oleh instalasi farmasi
Kerugian:
Kemungkinan ada penundaan untuk mendapatkan obat
Meningkatnya kebutuhan personil
Keuntungan:
Semua pesanan obat langsung diperiksa farmasis Memungkinkan
interaksi farmasis, dokter, perawat dan pasien
Memungkinkan pengawasan obat lebih teliti Memberikan cara yg cocok
untuk melaksanakan pembayaran obat yang digunakan
Alur sistem distribusi obat resep individual
Keuntungan dan Kerugian
• Keuntungan R/ Non • Kekurangan R/ Individu
1.Kemungkinan keterlambatan
Individu sediaan obat
1.Semua resep dikaji langsung 2.Jumlah kebutuhan personel
oleh Apt IFRS meningkat
2.Memberi 3.Memerlukan jumlag perawat
kesempatanberinterakasi dan waktu perawat banyak
antara dr, perawat, untuk menyiapkan obat
penderita untuk penderita
3.Memungkinkan 4.Terjadi kesalahan penyiapan
pengendalian yangdekat obat karena kurang
pada perbekalan di IFRS pemeriksaan
4.Mempermudah
penagihanbiaya ke pnderita
Sistem floor stock lengkap
Sistem penyampaian obat kepada penderita sesuai dengan order
dokter yang obatnya disiapkan dan diambil oleh perawat dari
persediaan obat yang disimpan di ruang gawat darurat. Dalam
sistem ini hampir semua obat disuplai, kecuali yg jarang dipakai
atau yg sangat mahal.
Keuntungan:
1. Ada persediaan obat-obatan yg siap dipakai untuk pasien
2. Menghindari kemungkinan pengembalian obat- obatan yg tidak
terpakai kepada farmasis
3. Mengurangi jumlah transkrip pesanan obat
4. Mengurangi jumlah personil farmasis yg dibutuhkan
Lanjutan
Kerugian:
1.Kesalahan pemberian obat akan bertambah
2.Meningkatnya persediaan obat di pos perawatan
3.Memperbesar kemungkinan pencurian obat
4.Meningkatnya bahaya yg berhubungan dengan
kerusakan obat
5.Kemungkinan diperlukan modal tambahan: misal
fasilitas penyimpanan
6.Dibutuhkan tambahan waktu kerja bagi perawat untuk
menangani obat
Dokter

Interpretasi
Resep
oleh perawat

Pengendalian Persediaan di Persediaan


oleh perawat ruang

Penyiapan Kereta
oleh perawat obat Pengendalian
oleh apoteker
Pemberian Penderita
oleh perawat

Alur sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang


KOMBINASI antara pesanan obat secara
individu & floor stock

• Yang termasuk dalam kategori ini adalah RS yang


menggunakan sistem penulisan resep atau pesanan obat
secara individu sebagai sarana utama untuk penjualan obat
tetapi juga memanfaatkan floor stock secara terbatas
(sebagian obat disiapkan instalasi farmasi dan sebagian lagi
disiapkan dari persediaan obat yang terdapat di ruang )
KOMBINASI
Dokter

Interpretasi Resep Interpretasi


oleh apoteker oleh perawat

Pengendalian Peracikan Pengendalian Pengendalian oleh


apoteker oleh perawat apoteker

Pengendalian Lemari obat Persediaan di


Persediaan
oleh perawat di ruang ruang

Penyiapan
Kereta Obat
oleh perawat

Penderita Pemberian
oleh perawat
Keuntungan Kombinasi Kerugian Kombinasi

1.R/ order dikaji oleh 1.Kemungkinan


apoteker, juga ada keterlambatan sediaan
kesempatan untuk interaksi obat untuk sampai ke
dari perawat dan penderita penderita

2.Obat-obat penggunaan 2.Kesalahan obat dapat


umum dapat langsung terjadi di persediaan
tersedia di Ruangan ruangan

3.Beban IFRs berkurang,


karena hanya melayani R/
4. Unit Dose Dispensing System (UDDS)
UDDS adalah suatu sistem distribusi obat kepada penderita rawat inap dalam
bentuk kemasan siap pakai :
a) Dalam unit tunggal
b) Dispensing dalam bentuk siap dikonsumsi
c) Kebanyakan obat disediakan tidak lebih dari 24 jam
d) Dihantarkan ke ruang penderita setiap waktu konsumsi
Perbedaan fundamental UDD & metode lain:
1. Farmasis lebih aktif dalam proses pengobatan
2. Menguntungkan penderit
3. Perawat terfokus pada perawatan penderita
•Pada proses pengobatan:

1.Memungkinkan farmasis meninjau kembali medication order

2.Mengawasi semua persiapan pengobatan

3.Riwayat pengobatan penderita yg spesifik

4.Interaksi dokter-farmasis
ALUR SISTEM UNIT DOSE
Dokter

Interpretasi oleh apoteker Resep

Pembaharuan oleh Profil Pengobatan


apoteker Penderita

Pemeriksaan oleh Kereta Obat


apoteker dan perawat

Pemberian oleh perawat Penderita


Keuntungan sistem UDD
1. Penderita dapat pelayanan obat 24 jam,hanya membayar obat g
diberikan
2. Semua obat disiapkan farmasis-waktu perawat lebih banyak untuk
merawat penderita
3. Mengurangi medication errors: farmasis dapat memeriksa obat-
resep dokter sebelum obat diberikan. Perawat memeriksa obat yg
akan diberikan penderita. ( pemeriksaan ganda)
4. Meningkatkan pemanfaatan tenaga profesional & nonprofesional
lebih efektif
5. Menghemat ruang di pos perawatan: WFS berkurang
6. Mengurangi/menurunkan pencurian dan pemborosan obat
7. Farmasis dapat menjalankan peran sebagai konsultan obat di
ruangan
CDOB di Sarana Distribusi
PerKa BPOM No. HK.03.1.34.11.12.7542
Cara Distribusi Obat yang Baik 2012
Disahkan 23 November 2012
Berlaku untuk :
a. Obat
b. Bahan Obat

Rantai Distribusi Obat dan/atau Bahan Obat

Pengadaan Penyimpanan Penyaluran

Pengembalian

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)


Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya
Aspek-Aspek dalam CDOB 2012

Manajemen Mutu

Organisasi, Manajemen & Personalia

Bangunan & Keluhan, Kembalian,


Operasional Transportasi Diduga Palsu, Recall
Peralatan

Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak

Inspeksi Diri

Dokumentasi

Annex 1 Annex 2 Annex 3


Bahan Obat Produk Rantai Dingin (CCP) Narkotika dan Psikotropika
Siapa Yang Bertanggungjawab dalam
Pelaksanaan CDOB ?

K E A
& M
U A SEMUA PIHAK !
T bertanggung jawab dan

N
U
menerapkan prinsip kehati-

A N
hatian (due dili-gence)
M

untuk memastikan mutu


obat dan /atau bahan obat
selama rantai distribusi
sesuai dengan tugas &
kewenangannya masing-
masing.
Permenkes No.1148 tahun 2011:
Pasal 15:
(1)PBF dan PBF Cabang harus melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai dengan CDOB yang ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 16:
(1)Setiap PBF atau PBF Cabang wajib melaksanakan dokumentasi
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya dengan
mengikuti pedoman CDOB.
STRUKTUR ORGANISASI FASILITAS DISTRIBUSI NOTE:
1.Agar proses pemastian mutu dapat di
jalankan dengan optimal, maka di sarankan
penanggung jawab dan kepala bagian
logistik di jalnkan oleh personil yang
berbeda

2.Jabatan pimpinan perusahaan dan


penanggung jawab harus dijalankan oleh
personil yang berbeda

3.Penanggung jawab juga manjalankan


fungsi untuk pemastian mutu

4.Struktur organisasi di atas adalah fungsi


minimal yang harus disediakan di fasilitas
distribusi , struktur organisasi dapat di
tambah dan disesuaikan denagn tingkat
kompleksitas di fasilitas distribusi
KONSEP Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
BANGUNAN DAN PERALATAN

STANDARD KEBUTUHAN RUANGAN


Loading

Vaccine Delivery

Picking
OPERASIONAL DISTRIBUSI

OPERASIONAL MELIPUTI: PENGADAAN, PENERIMAAN, PENYIMPANAN, PENYALURAN /PENGIRIMAN DAN


PENERIMAAN KEMBALI,
DALAM PROSES OPERSIONAL AGAR TETAP MEMPERTAHANKAN MUTU SESUAI KETENTUAN
Pengeluaran dan pengiriman
• Disalurkan ke sarana yang berhak menerima mempunyai Ijin sesuai
Undang2
• Tersedia POB Pengiriman
• Jika menggunakan pihak ke 3 harus ada kontrakyg jelas dengan
transporter
• Kebenaran fisik produk, bets dengan dokumen
• Dokumen : Surat Pesanan, Faktur / SPB dg format yg lengkap
• Sistem kontrol barang yang keluar gudang oleh Penanggung Jawab
• Pengepakan dilakukan sesuai lokasi dalam kota atau luar kota
• Pengepakan dilakukan per Pelanggan atau nomor Faktur.
Peraturan Kepala Badan POM-RI No.HK.03.1.34.11.12.7542 TH.2012 Tentang Pedoman Teknis CDOB

TRANSPORTASI
Selama proses transportasi, hrs diterapkan metode
transportasi yang memadai
Moda transportasi yang dipilih hrs dapat menjamin bahwa
obat dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan
kondisi selama transportasi yang dpt mengurangi mutu.
Pendekatan berbasis risiko hrs digunakan ketika
merencanakan rute transportasi.
Dokumentasi

Bisa berupa elektornik ataupun


kertas
Disimpan selama 3 thn
Mudah ditelusuri setiap saat
Prosedur Operasional Baku
PENYALURAN OBAT DAN/ATAU BAHAN OBAT

1. Tujuan
• Untuk memperoleh kepastian bahwa:

a. Produk yang dikirim sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan


berdasarkan surat pesanan.

b. Pemesanan produk psikotropik disertai dengan Surat Pesanan


khusus Psikotropika yang ditandatangani oleh penanggung jawab
pelanggan.

c. Produk yang dikirim ke pelanggan dilengkapi dengan informasi


nomor bets dan expired date pada dokumen pengiriman.
2. Ruang Lingkup
•Proses penerimaan surat pesanan dari pelanggan, penyiapan dan
pengiriman obat dan/atau bahan obat ke pelanggan.

3. Tanggung Jawab

a.Apoteker Penanggung Jawab (APJ)

b.Kepala Gudang/Logistik

c.Staf Gudang
Pengiriman Pesanan

• Bagian ekspedisi mengatur pengiriman produk yang akan dilakukan oleh kurir

untuk area dalam kota dan menggunakan ekspedisi pihak ketiga yang telah

disetujui oleh Perusahaan untuk pengiriman ke luar kota.


 Pengiriman dengan Kurir Perusahaan

a. Kurir mengirim pesanan sesuai dengan alamat yang tercantum di surat


jaan/faktur penjualan.

b. Surat Jalan/Faktur tersebut harus ditandatangani dan dicantumkan tanggal,


jam terima barang dan distempel pelanggan sebagai konfirmasi penerimaan
barang.

c. Khusus untuk pelanggan yang melakukan pemesanan melalui telpon, email,


aplikasi pesan lainnya, maka Surat Pesanan harus diambil oleh Petugas
ekspedisi/delivery.

d. Jika pihak pelanggan tidak dapat memberikan Surat Pesanan, maka barang
dibawa kembali ke Gudang.

e. Dokumen pengiriman (surat jalan/faktu penjualan) yang sudah ditandatangani


oleh penerima selanjutnya diarsipkan oleh admin

Pengiriman menggunakan Jasa Pihak Ketiga

a. Petugas ekspedisi (Pihak Ketiga/Pengantar ekpedisi) menerima barang


dari staf gudang berupa fisik produk yang sudah dikemas serta dokumen
pengiriman. Petugas ekspedisi melakukan verifikasi dokumen dengan
cara:

i) Pengecekan tanggal dan Nomor Surat Jalan/Faktur Penjualan;


ii) Pengecekan kondisi, jumlah fisik barang (kemasan barang), nomor bets
dan tanggal kedaluwarsa pada dokumen;

iii) Pengecekan jenis pengiriman produk bersuhu dingin atau regular,


pengemasan barang, kemasan;
• Pengecekan tujuan pengiriman meliputi nama lengkap, Alamat (tanpa akronim), nomor
telepon dan status dari penerima (misalnya Apotek, Rumah Sakit, dll)

a. Jika barang vs dokumen tidak sesuai maka petugas ekspedisi (Pihak Ketiga/Pengantar
ekpedisi) mengkonfirmasikan hal tersebut kepada petugas gudang agar dapat dilakukan
koreksi fisik barang yang sesuai dengan dokumen.

b. Jika sudah sesuai, Bagian Ekspedisi menginput Dokumen melalui sistem untuk
konfirmasi keberangkatan Armada dan menerbitkan resi pengiriman

c. Resi peniriman diserahkan kepada bagian gudang.

d. Petugas Pengantar Barang/Kurir melakukan proses pengiriman ke pelanggan sesuai


dokumen pengiriman (Surat Jalan/Faktur Penyaluran.
e. Faktur tersebut harus ditandatangani dan dicantumkan tanggal,
jam terima barang dan distempel pelanggan sebagai konfirmasi
penerimaan barang.

f. Khusus untuk pelanggan Pharma non psikotropika yang pesan


melalui telpon, maka Surat Pesanan harus diambil oleh Petugas
ekspedisi/ Delivery.

g. Jika pihak pelanggan tidak dapat memberikan Surat Pesanan,


maka barang dibawa kembali ke Gudang.

h. Dokumen pengiriman Surat Jalan/Faktur Penjualan yang sudah


ditandantangani dan distempel penerima diserahkan kepada bagian
gudang untuk diarsipkan.
Pengiriman di luar jam kerja

• Jika dalam keadaan darurat dibutuhkan pengiriman diluar jam kerja agar
dilakukan sebagai berikut:
a. Pesanan harus ada persetujuan dari pimpinan
b. Adanya petugas yang diberikan wewenang melakukan proses ini
c. Membuat Surat Jalan Manual dilengkapi dengan nomor urut Surat Jalan
d. Mencatat Unit, no batch dan ED produk yang dikirim
e. Mengirim ke pelanggan dan meminta tanda tangan nama jelas serta no SIPA
penanggung jawab di pelanggan
f. Keesokan harinya segera menyerahkan Surat jalan Asli ke Kepala Gudang untuk
proses difakturkan
g. Ka Gudang, proses faktur dan mengirimkan faktur bersama surat jalan manual
untuk dimintakan tanda tangan dan cap pelanggan.
1. Distribusi

• Asli : Penanggung Jawab

• Kopi No.1: Pimpinan Fasilitas Distribusi

No.2: Kepala Bagian Departemen Terkait

No.3: Kepala Bagian Logistik/Gudang


PENDISTRIBUSIAN CCP,

Prosedur Operasional Baku

PENGEMASAN DAN PENGGUNAANULANG COOL PACK

1. Tujuan

Menggunakan ulang cool pack sebagai kemasan produk dingin tetap memastikan

produk dingin terjaga suhunya sesuai dengan ketentuan agar selama pengiriman

suhu obat tetap terjaga


Ruang Lingkup

Pengunaan ulang kemasan dan pelaksanaan pengemasan produk suhu dingin

Tanggung Jawab

Kepala Gudang bertanggung jawab atas terlaksananya pengemasan sesuai

ketentuan/hasil validasi yang berlaku


Prosedur

Untuk pengepakan pengiriman cold chain produk yang bersuhu 2 – 8°C

dengan memakai cool pack, agar mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini agar

temperatur dalam kemasan selama perjalanan akan tetap terjaga. :

a. Kemasan yang sudah digunakan agar terlebih dahulu dikosongkan, dibersihkan dan

lakukan prekondisi, dengan menempatkan ice pack selama 15 menit, dan siap

digunakan.
b. Jumlah Ice pack yang digunakan sesuai dengan hasil

validasi, Material pengemasan, Cool Pack /Cold bag, Box

Styrofoarm, Ice pack, Divider, Plastik pelindung produk,

thermometer dengan sensor suhu


 Untuk kemasan ini (cold bag) diperlukan total 8 pcs ice gel. Keluarkan lce gel dari

pembekuan dan letakkan ditempat pre kondisi kurang lebih 15 menit sebelum

dipergunakan

 Masukkan 1 pcs ice gel ke bagian bawah dalam "Cold Bag, lapisi dengan divider

bagian bawah produk agar tidak bersentuhan langsung dan tidak basah

 Bungkus/lindungi produk ke dalam plastik supaya tidak basah dan masukkan ke

dalam cold bag.


 Beri divider di sekeliling produk, letakkan ice gel di bagian depan 2, belakang 2,

sebelah kiri 1, sebelah kanan 1. Pastikan divider pada bagian atas setelah produk

aman bagi produk

 Masukkan 1 pcs ice gel dibagian atas divider

 Tempatkan Sensor Suhu Thermometer di dalam cold bag namun pada tempat yang

aman sehingga tidak bersentuhan langsung dengan ice gel

 Tutup Cold Bag dan catat suhu barang saat akan dikirim
Contoh dokumen

• F:\apoteker\penyususnan kurikulum 2023\PBF\POB-SOP KHUSUS CCP


\SOP PENGEMASAN DAN PENGGUNAAN.docx
Prosedur Operasional Baku
PENGIRIMAN PRODUK SUHU DINGIN
1. Tujuan

• Memastikan pengiriman barang sesuai dengan jenis dan jumlah

(sesuai faktur), kualitas (sesuai ketentuan produk dingin), tujuan

(sesuai alamat di faktur) dan tepat waktu.


2. Ruang Lingkup

Serah terima produk dari Gudang kepada petugas ekspedisi sampai diterima

pelanggan

3. Tanggung Jawab

Kepala Ekspedisi bertanggung jawab atas keberhasilan pengiriman produk dingin,

diterima pelanggan sesuai kondisi yang ditentukan


Prosedur dan Proses
1. Petugas ekspedisi (Pihak ke 3/Petugas ekspedisi) menerima barang
dari petugas gudang berupa fisik barang serta dokumen.
2. Petugas ekspedisi melakukan verifikasi dengan cara:

a) Pengecekan Nomor Surat Jalan/BKB/STO/Faktur


b) Pengecekan jumlah fisik barang vs dokumen

c) Pengecekan jenis pengiriman produk bersuhu dingin atau


regular packing barang, kemasan.
d) Pengecekan tujuan pengiriman (alamat kirim)
3. Jika barang vs dokumen tidak sesuai maka petugas ekspedisi mengkonfirmasikan

hal tersebut kepada Ka Gudang agar dapat dilakukan koreksi fisik barang yang sesuai

dengan dokumen.

4. Adm. Ekspedisi menyerahkan dokumen ke Petugas Ekspedisi untuk melakukan

proses pengiriman ke pelanggan berupa :

a) Faktur

b) DP (Daftar Pengiriman).

c) PO Pelanggan / Surat Pesanan (Contoh: Supermarket dan Rumah Sakit)


Faktur tersebut harus ditandatangani dan dicantumkan tanggal,

jam terima barang dan distempel pelanggan sebagai konfirmasi

penerimaan barang dan cantumkan suhu pada saat terima barang

dari Gudang dan suhu pada saat diterima oleh pelanggan dalam

“Form Serah Terima Barang Bersuhu 2 – 8 C (Lampiran 1)


Penolakan Kiriman dan Tidak
Terkirim
5. Jika pada saat dikirim, Pelanggan menolak menerima barang, lakukan hal-hal sebagai

berikut:

1. Periksa kemasan masih original

2. Periksa suhu produk

3. Jika masih sesuai dengan ketentuan produk dingin segera proses pengembalian

4. Tempatkan produk pada penyimpanan suhu dingin yang sesuai


6. Jika suhu produk tidak sesuai agar dibuatkan Berita Acara dan kronologi

pengiriman (data pencatatan suhu mulai dari penerimaan sampai kembali)

7. Jika tidak sesuai agar segera membuatkan laporan kepada Industri

Farmasi dengan melampirkan Berita Acara

8. Produk disimpan di tempat penyimpanan produk dingin, menunggu

keputusan dari Industri Farmasi


Contoh lembar
• F:\apoteker\penyususnan kurikulum 2023\PBF\POB-SOP KHUSUS CCP
\SOP PENGIRIMAN PRODUK SUHU DINGIN.docx
Prosedur Operasional Baku
PENYALURAN NARKOTIKA

1. Tujuan

• Sebagai pedoman melakukan penyaluran narkotika agar penyaluran narkotika sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Ruang Lingkup

• Mulai dari Penerimaan SP dari Pelanggan sampai pencatatan.


3. Tanggung Jawab dan Wewenang

a)Pimpinan PBF

b)Apoteker Penanggung Jawab

c)Fakturis

d)Petugas gudang

e)Petugas pengiriman
pengiriman
1. Setiap pengiriman narkotika harus disertai dan dilengkapi dengan dokumen pengiriman

narkotika yang sah, antara lain surat jalan dan/atau surat pengantar/pengiriman barang

dan/atau faktur penjualan yang dikeluarkan oleh kantor cabang yang ditandatangani oleh

pelaksana penyimpanan dan penanggung jawab.

2. Dokumen pengiriman harus terpisah dari dokumen lain. PBF wajib bertanggung jawab

terhadap pengiriman narkotika sampai diterima di tempat pemesan oleh Apoteker penanggung

jawab sarana , dibuktikan dengan telah ditandatanganinya surat pengantar/pengiriman

barang (nama, nomor SIPA, tanda tangan penanggung jawab, tanggal penerimaan, dan stempel

sarana).
3. Jika pada saat pengiriman tidak dapat diterima oleh penanggung jawab,

maka narkotika dapat diterima oleh apoteker pendamping yang memiliki SIPA

atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki SIPTTK di sana tersebut dan

telah mendapat pendelegasian dari apoteker penanggung jawab.

4. Pengiriman narkotika wajib sesuai dengan alamat yang tercantum pada

surat pesanan dan faktur penjualan atau surat pengantar/pengiriman barang.


5. Setiap narkotika yang mengalami kerusakan dalam pengiriman harus dicatat dalam

bentuk berita acara dan dilaporkan segera kepada Apoteker penanggung . Selanjutnya

hal tersebut dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan Balai Besar/Balai

POM setempat.

6. Setiap kehilangan narkotika selama pengiriman wajib dicatat dalam bentuk berita

acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker penanggung jawab .

Selanjutnya hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan

Balai Besar/ Balai POM setempat dilengkapi dengan bukti lapor kepolisian.
Uraian Prosedur

Petugas pengiriman narkotika harus disertai dan dilengkapi dengan dokumen

pengirimannarkotika yang sah, antara lain surat jalan dan/atau surat

pengantar/pengiriman narkotika dan/atau faktur penjualan yang dikeluarkan

oleh PBF yang ditandatangani oleh Pelaksana penyimpanan dan Apoteker

penanggung jawab dengan ketentuan:


 Dokumen pengiriman harus terpisah dari dokumen lain. PBF wajib bertanggung

jawab terhadap pengiriman narkotika sampai diterima di tempat pemesan oleh

Apoteker penanggung jawab sarana pelanggan, dibuktikan dengan telah

ditandatanganinya surat pengantar/pengiriman narkotika (nama, nomor SIPA, tanda

tangan penanggung jawab, tanggal penerimaan, dan stempel sarana).

 Jlka pada saat pengiriman tidak dapat diterima oleh penanggung jawab, maka

narkotika dapat diterima oleh apoteker pendamping yang memiliki SIPA atau tenaga

teknis kefarmasian yang memiliki SIPTTK di sana tersebut dan telah mendapat

pendelegasian dari apoteker penanggung jawab.


 Pengiriman narkotika wajib sesuai dengan alamat yang tercantum pada surat
pesanan dan faktur penjualan atau surat pengantar/pengiriman barang.

 Setiap narkotika yang mengalami kerusakan dalam pengiriman harus dicatat dalam
bentuk berita acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker
penanggung jawab PBF pengirim. Selanjutnya hal tersebut dilaporkan kepada Badan
POM RI dengan tembusan Balai Besar/Balai POM setempat.

 Setiap kehilangan narkotika selama pengiriman wajib dicatat dalam bentuk berita
acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker penanggung jawab PBF.
Selanjutnya hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan
Balai Besar/ Balai POM setempat dilengkapi dengan bukti lapor kepolisian.
Dokumen Terkait penyaluran narkotika:

1.Surat Pengiriman Barang

2.Copy SP
“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan
adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha.“ - B.J
Habibie ”

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai