Pspa Manajemen-Distribusi
Pspa Manajemen-Distribusi
FARMASI
apt. Risda Waris, S.Farm., M.Sc
apt. Mamat Pratama, S.Farm., M.Si
TINJAUAN PEMBELAJARAN
a. Metode UDD
b. FLOOR STOCK
c. ODD
d. PENDISTRIBUSIAN CCP,
وإنما لكل امرئ ما نوى،إنما األ عمال بالنيات
Artinya: "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan
seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia
niatkan," (HR. Bukhari dan Muslim).
• Ketika seseorang sudah berniat dalam hati, maka sudah dianggap sah.
Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan
antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara
ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan
tujuan seseorang dalam beribadah.
• Niat juga memiliki keutamaan. Tiga keutamaan niat menurut Pryzelt
yaitu niat merupakan rahasia dan ruh ibadah, niat seseorang lebih
sempurna dari amalnya, bahagia di dunia dan di akhirat. Begitu
pentingnya niat jika suatu amalan dibarengi dengan niat maka ada
tiga keadaan.
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
Perncanaan
DISTRIBUSI OBAT
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak
setelah sediaan disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat,
dokter atau profesional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan
kepada penderita.
Harapan SDO:
• Tepat Penderita
• Tepat Obat
• Tepat Jaswal pemberian
• Tepat pemberian
• Informasi Obat penderita, tepat personel pemberi ke
penderita
Tujuan Pendistribusian
Resep orisinil oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu
Interpretasi
Resep
oleh perawat
Penyiapan Kereta
oleh perawat obat Pengendalian
oleh apoteker
Pemberian Penderita
oleh perawat
Penyiapan
Kereta Obat
oleh perawat
Penderita Pemberian
oleh perawat
Keuntungan Kombinasi Kerugian Kombinasi
4.Interaksi dokter-farmasis
ALUR SISTEM UNIT DOSE
Dokter
Pengembalian
Manajemen Mutu
Inspeksi Diri
Dokumentasi
K E A
& M
U A SEMUA PIHAK !
T bertanggung jawab dan
N
U
menerapkan prinsip kehati-
A N
hatian (due dili-gence)
M
Pasal 16:
(1)Setiap PBF atau PBF Cabang wajib melaksanakan dokumentasi
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya dengan
mengikuti pedoman CDOB.
STRUKTUR ORGANISASI FASILITAS DISTRIBUSI NOTE:
1.Agar proses pemastian mutu dapat di
jalankan dengan optimal, maka di sarankan
penanggung jawab dan kepala bagian
logistik di jalnkan oleh personil yang
berbeda
Vaccine Delivery
Picking
OPERASIONAL DISTRIBUSI
TRANSPORTASI
Selama proses transportasi, hrs diterapkan metode
transportasi yang memadai
Moda transportasi yang dipilih hrs dapat menjamin bahwa
obat dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan
kondisi selama transportasi yang dpt mengurangi mutu.
Pendekatan berbasis risiko hrs digunakan ketika
merencanakan rute transportasi.
Dokumentasi
1. Tujuan
• Untuk memperoleh kepastian bahwa:
3. Tanggung Jawab
b.Kepala Gudang/Logistik
c.Staf Gudang
Pengiriman Pesanan
• Bagian ekspedisi mengatur pengiriman produk yang akan dilakukan oleh kurir
untuk area dalam kota dan menggunakan ekspedisi pihak ketiga yang telah
d. Jika pihak pelanggan tidak dapat memberikan Surat Pesanan, maka barang
dibawa kembali ke Gudang.
a. Jika barang vs dokumen tidak sesuai maka petugas ekspedisi (Pihak Ketiga/Pengantar
ekpedisi) mengkonfirmasikan hal tersebut kepada petugas gudang agar dapat dilakukan
koreksi fisik barang yang sesuai dengan dokumen.
b. Jika sudah sesuai, Bagian Ekspedisi menginput Dokumen melalui sistem untuk
konfirmasi keberangkatan Armada dan menerbitkan resi pengiriman
• Jika dalam keadaan darurat dibutuhkan pengiriman diluar jam kerja agar
dilakukan sebagai berikut:
a. Pesanan harus ada persetujuan dari pimpinan
b. Adanya petugas yang diberikan wewenang melakukan proses ini
c. Membuat Surat Jalan Manual dilengkapi dengan nomor urut Surat Jalan
d. Mencatat Unit, no batch dan ED produk yang dikirim
e. Mengirim ke pelanggan dan meminta tanda tangan nama jelas serta no SIPA
penanggung jawab di pelanggan
f. Keesokan harinya segera menyerahkan Surat jalan Asli ke Kepala Gudang untuk
proses difakturkan
g. Ka Gudang, proses faktur dan mengirimkan faktur bersama surat jalan manual
untuk dimintakan tanda tangan dan cap pelanggan.
1. Distribusi
1. Tujuan
Menggunakan ulang cool pack sebagai kemasan produk dingin tetap memastikan
produk dingin terjaga suhunya sesuai dengan ketentuan agar selama pengiriman
Tanggung Jawab
dengan memakai cool pack, agar mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini agar
a. Kemasan yang sudah digunakan agar terlebih dahulu dikosongkan, dibersihkan dan
lakukan prekondisi, dengan menempatkan ice pack selama 15 menit, dan siap
digunakan.
b. Jumlah Ice pack yang digunakan sesuai dengan hasil
pembekuan dan letakkan ditempat pre kondisi kurang lebih 15 menit sebelum
dipergunakan
Masukkan 1 pcs ice gel ke bagian bawah dalam "Cold Bag, lapisi dengan divider
bagian bawah produk agar tidak bersentuhan langsung dan tidak basah
sebelah kiri 1, sebelah kanan 1. Pastikan divider pada bagian atas setelah produk
Tempatkan Sensor Suhu Thermometer di dalam cold bag namun pada tempat yang
Tutup Cold Bag dan catat suhu barang saat akan dikirim
Contoh dokumen
Serah terima produk dari Gudang kepada petugas ekspedisi sampai diterima
pelanggan
3. Tanggung Jawab
hal tersebut kepada Ka Gudang agar dapat dilakukan koreksi fisik barang yang sesuai
dengan dokumen.
a) Faktur
b) DP (Daftar Pengiriman).
dari Gudang dan suhu pada saat diterima oleh pelanggan dalam
berikut:
3. Jika masih sesuai dengan ketentuan produk dingin segera proses pengembalian
1. Tujuan
• Sebagai pedoman melakukan penyaluran narkotika agar penyaluran narkotika sesuai dengan
2. Ruang Lingkup
a)Pimpinan PBF
c)Fakturis
d)Petugas gudang
e)Petugas pengiriman
pengiriman
1. Setiap pengiriman narkotika harus disertai dan dilengkapi dengan dokumen pengiriman
narkotika yang sah, antara lain surat jalan dan/atau surat pengantar/pengiriman barang
dan/atau faktur penjualan yang dikeluarkan oleh kantor cabang yang ditandatangani oleh
2. Dokumen pengiriman harus terpisah dari dokumen lain. PBF wajib bertanggung jawab
terhadap pengiriman narkotika sampai diterima di tempat pemesan oleh Apoteker penanggung
barang (nama, nomor SIPA, tanda tangan penanggung jawab, tanggal penerimaan, dan stempel
sarana).
3. Jika pada saat pengiriman tidak dapat diterima oleh penanggung jawab,
maka narkotika dapat diterima oleh apoteker pendamping yang memiliki SIPA
atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki SIPTTK di sana tersebut dan
bentuk berita acara dan dilaporkan segera kepada Apoteker penanggung . Selanjutnya
hal tersebut dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan Balai Besar/Balai
POM setempat.
6. Setiap kehilangan narkotika selama pengiriman wajib dicatat dalam bentuk berita
acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker penanggung jawab .
Selanjutnya hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan
Balai Besar/ Balai POM setempat dilengkapi dengan bukti lapor kepolisian.
Uraian Prosedur
Jlka pada saat pengiriman tidak dapat diterima oleh penanggung jawab, maka
narkotika dapat diterima oleh apoteker pendamping yang memiliki SIPA atau tenaga
teknis kefarmasian yang memiliki SIPTTK di sana tersebut dan telah mendapat
Setiap narkotika yang mengalami kerusakan dalam pengiriman harus dicatat dalam
bentuk berita acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker
penanggung jawab PBF pengirim. Selanjutnya hal tersebut dilaporkan kepada Badan
POM RI dengan tembusan Balai Besar/Balai POM setempat.
Setiap kehilangan narkotika selama pengiriman wajib dicatat dalam bentuk berita
acara dan dilaporkan tidak lebih dari 24 jam kepada Apoteker penanggung jawab PBF.
Selanjutnya hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan POM RI dengan tembusan
Balai Besar/ Balai POM setempat dilengkapi dengan bukti lapor kepolisian.
Dokumen Terkait penyaluran narkotika:
2.Copy SP
“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan
adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha.“ - B.J
Habibie ”