Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT


TERPADU (SPGDT)
DOSEN PENGAMPU :

Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ADELIA INTAN KENCANA (21119046)
ALFANDI (21119047)
ANISHA RAMALIA (21119049)
AURELIA ZAFIRAH ABER JACINDA (21119050)
AYANI PUTRI (21119051)
AYU ENJELLYA PRISCILYA (21119052)
DENI FIRMANSYAH (21119054)
ANGGEL PUTRI (21119048)
Pengertian SPGDT

Sistem yang merupakan koordinasi berbagai unit


kerja (multi sektor) dan didukung berbagai kegiatan
profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk
menyelenggarakan pelayanan terpadu bagi penderita
gawat darurat dalam keadaan sehari- hari maupun
dalam keadaan bencana
(Ditjen BinaPelayanan Medik Depkes RI, 2005)
8 komponen penanggulangan gawat terpadu
yaitu:
1. Fase Deteksi
Fase ini dapat dideteksi dimana sering terjadi kecelakaan
seperti Kecelakaan Lalu Lintas (KLL), derah bekerja di
pabrik yang berbahaya, tempat olahraga atau main anak
sekolah yang tidak memenuhi syarat, di daerah mana
sering terjadi tindak criminal, gedung umum mana rawan
terjadi rubuh atau konstruksi tidak sesuai dengan kondisi
tanah, daerah mana rawan terjadi gempa.
2. Fase Supresi
Kalau kita dapat mendeteksi apa yang menyebabkan
kecelakaan atau diamana dapat terjadi bencana/korban
maka kita dapat melakukan supresi
a. Perbaikan konstruksi jalan (Engineering)
b. Pengetahuan peraturan lalu lintas (Enforcement)
3. Fase Rumah Sakit
Di Indonesia terdapat sekitar 982 Rumah
Sakit dengan UGD nya dengan kualitas yang
bebeda - beda dan tidak ada
kerjasama/koordinasi dalam penanggulanagn
pendderita gawat darurat maupun
penanggulangan bencana.

4. Fase Rehabilitas
Semua penderita yang cedera
akibat kecelakaan maupun bencana harus
dilakukan rehabilitasi secara mental
maupun fisik sehingga mereka dapat
kemabli berfungsi di dalam kehidupan
masyarakat.
5. Fase Pra Rumah Sakit

6. Fase Penanggulangan Bencana


7. Fase KomponenEvaluasi/”QualityControl”
7. Fase

8. Komponen Dana
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU( SPGDT )

ADALAH SUATU SISTEM NASIONAL


PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT DAN BENCANA
YANG MELIPUTI PELAYANAN KESEHATAN
PRA RUMAH SAKIT, DI RUMAH SAKIT DAN
ANTAR RUMAH SAKIT
DENGAN MELIBATKAN
UNSUR PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
FUNGSI VITAL

AIRWAY (jalan nafas)  A


BREATHING (pernafasan)  B
CIRCULATION (peredaran darah)  C
DISABILITY (Kesadaran/Otak/refleks)  D

TERGANGGU
Terlambat diketahui,
Terlambat ditolong, diperbaiki, diusahakan seperti
semula

DALAM WAKTU SINGKAT


KORBAN MATI/CACAT
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT 
PELAYANAN MEDIK DASAR UNTUK
MENGATASI KEGAWAT DARURATAN JALAN
NAFAS, PERNAFASAN,PEREDARAN DARAH
DAN KESADARAN

PENTING

JALAN NAFAS TERGANGGU BAGAIMANA


BAGAIMANA PERNAFASAN TERGANGGU MENOLONG
TAHU SIRKULASI TERGANGGU DENGAN
KESADARAN TERGANGGU CEPAT
HAKEKAT SPGDT

Rantai Bantuan Hidup ( Life Support Chain)

Masyarakat Dokter umum


Puskesmas
RS Kelas C RS Kelas B/A
Mengapa SPGDT penting ???

Gawat darurat dapat terjadi


kapan saja,
dimana saja
pada siapa saja

Di Indonesia pasien gawat darurat cenderung meningkat

Sehari-hari
- Kecelakaan lalu lintas Bencana
- Bencana alam
- Kematian ibu - Bencana akibat ulah
- Kematian bayi
Manusia
- Penyakit Jantung
- Stroke
- Penyakit infeksi
KOMPONEN SPGDT

SUBSISTEM PRA RUMAH SAKIT


KOMPONEN
SUB SISTEM INTRA RUMAH SAKIT
UTAMA
SUB SISTEM ANTAR RUMAH SAKIT

SUB SISTEM KOMUNIKASI


KOMPONEN
SUB SISTEM TRANSPORTASI
PENUNJANG
SUB SISTEM PENDANAAN

KOMPONEN
SUMBERDAYA MULTI DISIPLIN
MANUSIA MULTI PROFESI
TERLATIH MULTI SEKTOR
Pelaku SPGDT

Khusus : Bakornas- Satkorlak – satlak


-Sektor Kesehatan (lintas program) : PPK (koordinatif
Yanfar, Gizi,dll), focal point SPGDT Dirjen Bina Yanmed.
-Sektor luar Kesehatan (lintas sektor) : TNI, POLRI,
depsos, PU, pertanian, BUMN, DPRD dll.
-Organisasi Profesi : IDI, PERSI, IBI, PPNI, Persagi, HAKLI
dll
-Lembaga non Pemerintah/Internasional : 118, PMI,WHO,
WFP, UNHCR, LSM lokal (ormas, dll)
-Media Komunikasi :Telkom, Indosat ,Televisi, Radio, media
cetak dll
LANGKAH-LANGKAH/KEGIATAN

1) Mitigasi
Analisis risiko
Menyusun peraturan, kebijakan
Diklat
Pedoman, protap, juknis
Penyusunan peta rawan bencana
Penyebarluasan informasi
2) Kesiapsiagaan
Pengembangan early warning system
SIMULASI
Penyiapan fasilitas RS
Penyiapan sumber daya
Penyusunan hospital diss plan
Penyusunan district/prov diss plan
Penyebarluasan informasi

3) Tanggap Darurat
Pencarian dan Penyelamatan
Rapid need assessment
Triase
Evakuasi
Management support
Medical support
Pelayanan gizi darurat
4) Pemulihan dan Rekonstruksi
Penggantian sarana/prasarana yg rusak
Perbaikan fisik
Penanganan Post Traumatic Stress
Pembangunan kembali sarana baru
Peningkatan yankes
Safe Community

• Awa
m
Umu SPGDT
m
Preparedness • Awa
Prevention m
Khus
Mitigation us
Petugas Dokter Spesialis
ambulans Perawat Mahir/ Spes.
Dokter

Perawat
Transportasi
ambulans
TKP komunikasi

Masyarakat
aman,
sehat &
sejahtera Intra RS Intra
Pra RS
RS
PPGD Antar RS
PENATALAKSANAAN KORBAN

.Pencarian dan penyelamatan (SEARCH AND


RESCUE/SAR):
-Melokalisasi korban.
-Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan jika diperlukan.
-Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat
kejadian).
-Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
-Memindahkan korban ke pos medis lanjutan jika diperlukan.
.Perawatan di lapangan
-Triase
-Pertolongan Pertama
-Pos Medis Lanjutan
.Pos Penatalaksanaan Evakuasi
TRIAGE LAPANGAN

.Merah :
-Korban-korban yang membutuhkan stabilisasi
segera (Gangguan ABCD) dan korban- korban
dengan :
-Syok oleh berbagai kausa.
-Gangguan pernafasan
-Trauma kepala dengan pupil anisokor
-Perdarahan eksternal masif

Kuning :
-Korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk :
-Korban dengan resiko syok.
-Fraktur multipel
-Fraktur Femur/ pelvis.
-Luka bakar luas
-Gangguan kesadaran/ trauma kepala
-Korban dengan status tidak jelas.
Hijau :
-Kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau
-pemberian pengobatan dapat ditunda, seperti :
-Fraktur minor
-Luka minor

Hitam : Memninggal dunia


ALUR PENATALAKSANAAN KORBAN MELALUI
TRIAGE LAPANGAN

Area Merah Pos Komando

Merah Ruang Operasi

Triase Kuning Area Kuning

Hijau Area Hijau

Area Penampungan HITAM Area Hitam


SIKLUS PENANGANAN BENCANA

TANGGAP
KESIAPSIAGAAN DARURAT

MITIGASI SAAT
PRA
BENCANA
BENCANA
PENCEGAHAN

PASCA
BENCANA

REKONSTRUKSI REHABILITASI
Upaya Pencegahan

1. Pencegahan Primer
-Usaha-usaha mengenali (identifikasi)
faktor-faktor resiko yang akan menjurus ke
keadaan gawat darurat (health
promotion).
-Upaya menghilangkan atau mengurangi
faktor-faktor resiko (health protection).
-Upaya memantau dengan cermat agar
faktor-faktor resiko tidak berkembang
menjadi pencetus kegawat daruratan
(preventive services).
.
2. Pencegahan Sekunder
-Melakukan diagnosa dini (early diagnostic) dan
tindakan dini (prompt treatment) pada kejadian
atau penyakit yang akan berkembang menjadi
kegawatan yang mengancam jiwa dan anggota
badan.
-Upaya tepat dan cepat untuk segera mengatasi
puncak kegawatan yaitu henti jantung dengan
resusitasi jantung paru otak (cardio-pulmonary-
cerebral resuscitation) atau ditekan sampai
minimal (disability limitation) dengan melakukan
BLS (Basic Life Support), ALS (Advanced Life
Support) dan PLS (Prolonged Life Support).

Anda mungkin juga menyukai