Anda di halaman 1dari 39

Tata Laksana Terapi Cairan

Dan Elektrolit pada Anak

JULI FAHRIA
POPY NOVIANTI
RIA CHAIRUL

PEMBIMBING:
dr. Devi Gusmaiyanto, Sp.A, M.Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN ANAK RSUD TENGKU RAFI’AN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2016
PENDAHULUAN

Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan yang


mendasar pada anak dengan sakit kritis
Terapi cairan dan elektrolit merupakan salah satu
komponen penting dalam perawatan anak sakit
kritis  seperti sepsis, luka bakar berat, trauma,
kerusakan otak dan gagal jantung
Grafik hubungan antara umur dengan total cairan tubuh,
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler sebagai persen
berat badan
Kebutuhan cairan berdasarkan umur
Jenis cairan dalam tubuh

Cairan zat gizi Blood volume


(nutrien) expanders

Human
Karbohidrat
serum
& air
albumin

Asam amino Dextran

Lemak
Jenis-jenis
cairan infus

hipotonik hipertonik isotonik


Pembagian
Carian

Koloid Kristaloid

Hydroxylethyl
Dextran Starch Gelatin
(Heta starch)
Daftar cairan kristaloid

Larutan Tonisitas Na+ Cl- K+ Ca2+ Glukosa Laktat


(mosml/L) (mEq/ (mEq/ (mEq/ (mEq/ (mEq/L) (mEq/L)
L) L) L) L)

D5 Hipotonis - - - - 50 -
(253)
Normal Isotonis 154 154 - - - -
Saline (308)
D5 ¼ NS Isotonis (330) 38,5 38,5 - - 50 -

D5 ½ NS Hipertonis (407) 77 77 - - 50 -

D5 NS Hipertonis (561) 154 154 - - 50 -

Ringers Isotonis (273) 130 109 4 3 - 28


Laktat
D5 RL Hipertonis (525) 130 109 4 3 50 28
Daftar cairan koloid
Jenis Koloid Produksi Tipe BM rata- Waktu Indikasi
rata paruh
Plasma Human plasma Serum consered 50.000 4-5 hari a. Pengganti volume
protein human albumin b. Hiponatremia
c. Hemodilusi

Dextran Leuconostoc D 60/70 60.000– 6 jam a. Hemodilusi


mesenteroid B 512 70.000 b. Gangguan
mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari Modifien gelatin 35.000 2-3 jam Substitusi volume
kolagen binatang Urea linked
Oxylopigelatin
hydroxy ethyl

Starch Hidrolisis asam Hydroxy ethyl 450.000 6 jam 1. Substitusi volume


dan ethylen oxyde 2. Hemodilusi
treatment dari
kedelai dan jagung
Polyvinyl Sintetik polimer Subtosan 50.000 Substitusi volume
pyrrolidone vinyl pyrrolidone Periston 25.000
ELEKTROLIT

Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan


Berdisosiasi menjadi partikel bermuatan positif
atau negatif
Ion positif → kation
Ion negatif → anion
Keseimbangan keduanya → elektronetralitas
Proses metabolisme memerlukan dan
dipengaruhi elektrolit
NATRIUM

 Natrium → kation terbanyak dalam cairan


ekstrasel
 Jumlahnya sekitar 60 mEq/kgbb badan
 Sebagian kecil → cairan intrasel (± 10- 14 mEq/L)
 ≥ 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel
ditentukan oleh NaCl dan natrium bikarbonat
(NaHCO3)
 Sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan
ekstrasel → perubahan konsentrasi natrium.
Kadar Elektrolit dalam Cairan Ekstrasel dan Intrasel

Plasma Cairan Cairan


mEq/L Interstitial Intraseluler
mEq/L mEq/L
Na+ 140 148 13
K+ 4,5 5,0 140
Ca2+ 5,0 4,0 1x10-7
Mg2+ 1,7 1,5 7,0
Cl- 104 115 3,0
HCO3 24 27 10
SO42+ 1,0 1,2 -
PO42- 2,0 2,3 107
Protein 15 8 40
Anion organik 5,0 5,0 -
NATRIUM

Nilai rujukan kadar natrium sebagai berikut:

Serum bayi : 134-150 mmol/L


Serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
Urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24
jam
Cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
Feses : kurang dari 10 mmol/hari.11
KALIUM

Kalium berfungsi dalam sintesis protein, kontraksi


otot, konduksi saraf, pengeluaran hormon,
transport cairan, dan perkembangan janin
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di
dalam cairan intrasel
Konsentrasi kalium intrasel → 145 mEq/L
konsentrasi kalium ekstrasel → 4-5 mEq/L
kalium plasma ≤ 3,5 mEq/L → hipokalemi
Kalium plasma ≥ 5 mEq/L → hiperkalemia
KALIUM

Nilai rujukan kalium sebagai berikut:

Serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L


Serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
Serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L
Urine anak : 17-57 mmol/24 jam
Urine dewasa : 40-80 mmol/24 jam
Cairan lambung : 10 mmol/L.11
KLORIDA

Klorida merupakan anion utama


dalam cairan ekstrasel
Jumlah klorida pada orang dewasa
normal 30 mEq/kgbb
Sekitar 88% klorida → cairan
ekstraseluler
Sekitar 12% → cairan intrasel
KLORIDA

Nilai rujukan klorida yaitu sebagai berikut:

Serum bayi baru lahir: 94-112 mmol/L


Serum anak: 98-105 mmol/L
Serum dewasa: 95-105 mmol/L
Keringat anak: <50 mmol/L
Keringat dewasa: <60 mmol/L
Urine: 110-250 mmol/24 jam
Feses: 2 mmol/24 jam.11
KALSIUM

Kalsium → elemen biologis esensial fungsional


yang mempengaruhi kontraksi otot, melepaskan
neurotransmitter dan hormon, koagulasi darah,
dan metabolisme tulang
Kalsium dalam darah terbagi 3 : ion bebas (50%),
berikatan dengan albumin (40%), berikatan
dengan anion lain (10%)
Kalsium berhubungan dengan aktivitas hormon
paratiroid, vitamin E, dan kalsitonin
MAGNESIUM

Magnesium → suatu kation intraseluler


berfungsi sebagai kofaktor dari berbagai jalur
kerja enzim
Hanya 1-2% yang disimpan dalam cairan
ekstraseluler
67% tersimpan di dalam tulang
31% tersimpan di dalam intraseluler
Kadar plasma magnesium yaitu : 1,7-2,1 mEq/L
FOSFOR

Fosfor → sintesis fosfolipid dan fosfoprotein


dalam membran sel dan organel intrasel
Fosfor berhubungan dengan sintesis protein
dan reproduksi dan juga sebagai bahan
pembentuk ATP
Terdapat dua bentuk fosfor yaitu : fosfor
organik dan fosfor inorganik
Kadar fosfat dalam darah orang dewasa : 2,5-4
mg/dL dan pada anak 2,5-6 mg/dL
Gangguan Keseimbangan Cairan

Dehidrasi

Gastroenteritis Demam tinggi Pembedahan Luka bakar


Tipe Dehidrasi

• Terjadi ketika kehilangan cairan


Isotonis hampir sama dengan konsentrasi
(Isonatremik) natrium terhadap darah.

• Terjadi ketika kehilangan cairan


Hipotonis dengan kandungan natrium lebih
(hiponatremik) banyak dari darah (kehilangan cairan
hipertonis).

• Terjadi ketika kehilangan cairan


Hipertonis dengan kandungan natrium lebih
(hipernatremik) sedikit dari darah (kehilangan cairan
hipotonis)
Gejala klinis dehidrasi
Derajat dehidrasi menurut WHO
Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Kalsium Natrium Klorida

Kalium Magnesium Fosfor


Tatalaksana
Tatalaksana Cairan

Cairan Cairan
Defisit Rumatan

Diberikan bila terdapat dehidrasi


akibat kehilangan cairan yang
berlebihan misalnya pada Cairan rumatan
penyakit gastrointestinal dengan digunakan untuk
muntah dan diare, jejas traumatik
dengan kehilangan darah yang mempertahankan status
banyak, atau asupan cairan yang hidrasi anak
tidak adekuat dalam periode
waktu tertentu

Derajat defisit cairan dapat Metode yang paling seing


dinilai berdasarkan digunakan untuk
penurunan berat badan, atau menghitung kebutuhan
berdasarkan tanda-tanda cairan rumatan pada anak
klinis adalah Holliday-Segar
Holliday-Segar

Berat badan 10 kg pertama: 10 mL/kg/hari (1000


mL/hari) atau 4 mL/kg/jam (40 mL/jam)
Berat badan 10-20 kg: untuk tiap kilogram berat
badan diatas 10 kg, ditambahkan 50 mL/kg/hari
dengan 1000 mL/hari dengan 1000 mL/hari, atau
ditambahkan 2 mL/kg/jam dengan 40 mL/jam.
Berat badan >20 kg: untuk tiap kilogram di atas 20
kg, ditambahkan 20 mL/kg/hari dengan 1500
mL/hari, atau ditambahkan 1 mL/kg/jam dengan 60
mL/jam.
Luka bakar

Formula Parkland
Kebutuhan cairan untuk luka bakar derajat 2 dan 3:
cairan rumatan + (4 mL x persentase luas permukaan luka
bakar)
Setengah cairan diberikan dalam 8 jam pertama, dan
setengahnya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Jenis cairan yang diberikan adalah RL.
Tatalksana Gangguan Elektrolit

Hipernatremia
 Tata laksana hipernatremia harus dilakukan secara perlahan dengan
kecepatan tidak lebih dari 0,5 mEq/L setiap jam atau 12 mEq/L/24
jam. Koreksi dilakukan menggunakan perhitungan kebutuhan free
water dengan rumus sebagai berikut:
FWD = total air tubuh – total air tubuh saat terjadi hipernatremia
= [ TBWD x BB] –
 Keterangan: FWD: free water deficit (L); TBWD: total body weigh
distribution; P Na normal: natrium plasma normal (140 mEq/L); BB:
berat badan (kg)
 FWD = [(BB (kg) x 0,6)] x {1-[(kadar Na yang diinginkan: kadar Na
sekarang] x 1000 mL
 FWD = 4 mL x berat badan dalam kg x (kadar Na sekarang – kadar Na
normal)
Hiponatremi

Terapi definitif untuk hiponatremia adalah dengan


cairan hipertonus (NaCl 3%, 531 mEq/L
Bila NaCl 3% tidak tersedia, maka dapat diberikan
bolus NaCl 0,9% 20 mL/kg.
Prinsip penanganan hiponatremia

Atasi kejang dengan NaCl 3%


Hitung cairan maintenance dan perkirakan defisit
cairan secara cermat
Tujuan untuk meningkatkan Na serum tidak lebih
dari 8 mmol/hari
Periksa juga kalium, klorida, kreatinin dan kadar
glukosa
Monitor elektrolit secara teratur
Nilai secara klinis keadaan hidrasi dan berat badan
secara teratur
Hipokalemia

Pasien asimptomatik, tidak ada perubahan EKG, anak dapat


makan per oral diberikan kalium tambahan dalam makanan
dosis 1-5 mEq/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis, maksimum 20
mEq/kali. Sediaan berupa kalium klorida (3 gram KCl = 40
mEq kalium).
Tata laksana secara intravena adalah sebagai berikut:
 Kadar kalium 3,0-3,5 mEq/L, diberikan KCl 7,46% dosis 0,25
mEq/kg dalam 1 jam
 Kadar kalium 2,5-3,0 mEq/L, berikan KCl 7,46% dosis 0,5
mEq/kg dalam 2 jam
 Kadar kalium <2,5 mEq/L, diberikan KCl 7,46% dosis 0,75
mEq/kg dalam 3 jam.2
Hiperkalemia

Penanganan segera hiperkalemia bila tidak ada


keadaan aritmia dapat diberikan beta 2 stimulan
seperti salbutamol yang merupakan pilihan terapi,
bekerja dengan stimulasi mekanisme pompa dinding
sel dan mempromosikan ambilan kalium seluler,
pemberian terbaik dengan nebulisasi
Hipokalsemia

Tata laksana akut dapat diberikan salah satu obat d ibawah ini:
 Kalsium klorida 10% dosis 10-20 mg/kg iv, diberikan selama
5-10 menit melalui vena sentral. 1 ml kalsium klorida 10%
mengandung 1,36 mEq kalsium ion. Pemberian cepat dapat
mengakibatkan bradikardia dan hipotensi.
 Kalsium glukonat 10%, dosis 50-125 mg/kg iv, diberikan
selama 5-10 menit, jika ada tetani dosis menjadi 100-200
mg/kg. 1 ml kalsium glukonat 10% mengandung 0,45 mEq
kalsium ion.
 Setelah gejala menghilang diberikan kalsium peroral. Dosis
awal adalah 50 mg/kg/hari diberikan dalam 3-4 dosis.2
Obat-obatan untuk penanganan hiperkalemia

Obat Dosis Onset of Efek samping/


action komplikasi
Dextrose/insulin Glukosa 10% 5 ml/kg Cepat Hipoglikemia,
Insulin 0,05 unit/ kg/jam iv hiperosmolar, volume
overload
Salbutamol Nebulisasi albuterol 2,5 mg setiap 1-2 Cepat Takikardi
jam anak BB <25 kg; 5 mg tiap menit
1-2 jam anak BB >25 kg

Sodium bikarbonat 1-2 mEq/kg iv selama 5-10 menit Sedang Sodium load (hipertensi)
8,4%
Calcium resonium 1 g/kg p.o atau p.r

Ion exchange resin Natrium resonium (kayexalate) 1 g/kg Lambat Mual, konstipasi atau
po tiap 6 jam ileus paralitik, diare
Ca glukonate 10% 100 mg/kg/dosis (1 ml/kg/ dosis) Cepat Hiperkalsemia, nekrosis
selama 3-5 menit, terbaik lewat akses jaringan
vena sentral. Dapat diulang dalam 10 Obat ini tidak memiliki
menit efek penurunan kadar
kalium
Hiperkalsemia

Atasi penyakit yang mendasari


Hidrasi untuk meningkatkan output urin dan kalsium
dengan NaCl 0,9% 200-250 cc/kg/hari
Berikan diuresis dengan furosemide
Pikirkan hemodialisis pada kasus berat atau refrakter
Kalsitonin 10 U/kg iv dapat diulang setiap 4-6 jam,
diberikan pada kasus berat atau persisten
Pemberian steroid pada keganasan, penyakit
granulomatosus dan toksisitas vitamin D, untuk
mengurangi absorbsi kalsium dan menurunkan vitamin
D. Dosis hidrokortison 1 mg/kg tiap 6 jam
Kesimpulan

Gangguan cairan dan elektrolit sering terjadi di ruang


perawatan intensif. Kondisi ini akan meningkatkan morbiditas
dan mortalitas. Penanganan gangguan bersifat life saving,
tetapi apabila tidak tepat dapat merugikan, menyebabkan
gangguan iatrogenik. Gangguan elektrolit seringkali
diakibatkan penyakit yang mendasari. Anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang cermat merupakan dasar tata laksana.
Tata laksana cairan intravena bervariasi sesui penyakit yang
mendasari. Status cairan (hipovolemia, dehidrasi), kadar
glukosa, dan kadar elektrolit harus dipantau secara berkala
pada anak yang sakit kritis selama terapi cairan intravena
untuk mencapai efek optimal tanpa membahayakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai