Anda di halaman 1dari 50

Menggambar Teknik

Sekolah Tinggi Transportasi Darat


SEJARAH

a. Gambar Artistik
b. Gambar Teknik
berkembang

Orang belajar berbicara dengan


melihat patung, foto atau gambar-
gambar
Setiap orang mengerti gambar
Orang menggunakan gambar untuk
menunjukkan rencana sebuah objek
GAMBAR TEKNIK MASA AWAL

Di Mount Vernon : Peralatan


menggambar dipakai oleh
insinyur sipil terkernal George
Washington (1749)

Leonardo da vinci mempergunakan gambar untuk mencatat dan menyampaikan ide-ide dan
rencana untuk konstruksi mekanis
Tidak jelas apakah Leonardo pernah membuat gambar mekanis yang menunjukkan proyeksi
Ortografis seperti yang sekarang ini kita ketahui, tetapi kemungkinannya dia melakukan itu.
Uraian loenardo tentang lukisan , diterbitkan pada tahun 1651, dianggap sebagai buku
pertama yang pernah dicetak mengenai teori gambar pronyeksi; bagiamanapun pokok
uraiannya adalah perspektif dan bukan proyeksi tegak lurus.
Menggambar Teknik
DEFINISI FUNGSI

Bahasa teknik dan pola


Suatu alat penyampaian maksud informasi
dari seorang sarjana teknik

Disebut sebagai “bahasa teknik” a. Penyampaian Informasi


Atau b. Pengawetan, penyimpanan dan
penggunaan keterangan
“bahasa untuk sarjana teknik”
c. Cara-cara pemikiran dalam
penyiapan informasi
TUJUAN MENGGAMBAR TEKNIK
MEMPOPULERKAN GAMBAR

INTERNASIONALISASI GAMBAR

PERUMUSAN GAMBAR

SISTEMATIKA GAMBAR

PENYEDERHANAAN GAMBAR

MODERENISASI GAMBAR
ALAT-ALAT GAMBAR TEKNIK
1.Kertas Gambar
2.Pensil Gambar
3.Jangka
4.Penggaris
5.Penghapus
6.Busur
7.Mesin gambar
UKURAN
KERTAS
GAMBAR
UKURAN KERTAS GAMBAR
Lambang AO Al A2 A3 A4
axb 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297
c min. 20 20 10 10 10
Tanpa tepi 20 20 10 10 10
jepit
d min
Dengan tepi 25 25 25 25 25
jepit

d c

c
Ukuran-ukuran kertas gambar yang diperpanjang secara khusus (pilihan kedua).
420
Penunjukan Ukuran dalam (mm)
A3 x 1 297 x 420 297 A3
A3 x 3 420 x 891
A3 x 420 x 1189
4 A3 891
297
1189
1189
A3
297
840
Ao

297 A3

840 Ao

A0 x 2 1189 x 1682

A0 x 3 1189 x 2523
Ukuran-ukuran kertas gambar yang diperpanjang secara khusus (pilihan kedua).

Penunjukan Ukuran dalam (mm)


A3 x 3 420 x 891 A0 x 2 1189 x 1682
A3 x 420 x 1189 A0 x 3 1189 x 2523
4 297 x Al x4 841 x 1783
A4 x 3 630
Al x4 841 x 2378
A4 x 4 297 x 841
A2x 3 594 x 1261
A2 x 4 594 x 1682
A2x 5 594 x 2102
Ukuran-ukuran kertas gambar yang sangat
A3 x 5 420 x 1486
panjang (pilihan ketiga).
A3 x6 420 x 1783
A3 x 7 420 x 2080
A4x 5 297 x 1051
A4x6 297 x 1261
A4 x7 297 x 1471
1. Ukuran ini sama dengan 2Ao dari ISO seri A
A4x8 297 x 1682
2. Karena alasan-alasan praktis ukuran-ukuran
ini tidak dianjurkan pemakaiannya A4 x9 297 x 1892
ALAT-ALAT MENGGAMBAR

Segitiga : terdiri dari


segitiga siku sama kaki
dan siku 60 

Busur : mempunyai
garis-garis pembagi
dari 0 sampai dengan
180
Pensil yang digunakan
untuk menggambar
adalah pensil mekanik

ukuran 0,3 ; 0,5 ; 0,7 Penghapus yang digunakan


dan 0,9 mm dengan mutu baik

kekerasan : Untuk menghilangkan garis


HB, F, H, 2H, 3H dengan tinta harus
menggunakan penghapus
khusus

Jangka
Beberapa macam jangka
1. Jangka besar
2. Jangka menengah
3. Jangka kecil
MEJA GAMBAR

Meja gambar harus


mempunyai permukaan
yang datar, dimana Penggaris T
kepala penggaris-T bisa
digeser.
LATIHAN
SKALA GAMBAR
Instrumen pada pembuatan gambar teknik dengan ukuran sama
atau pada pembesaran / pengecilan tertentu

SKALA METRIK

SKALA SKALA DESIMAL


INSINYUR
TIPE SKALA

SKALA
SKALA ARSITEK INSINYUR
MESIN
SKALA GAMBAR

Standar pengukuran internasional yang walaupun


SKALA METRIK mengalami perubahan-perubahan dalam 200 tahun
yang lalu, telah menjadi dasar ilmu pengetahuan dan
industri dan ditentukan dengan jelas

International
System of Units (SI) Meter = 39,37 inchi atau kira-kira 1,1 yard

1 mm = 1 milimeter (1/1000 dari satu meter)


1 cm = 1 sentimeter (1/100 dari satu meter ) = 10 mm
1 dm = 1 desimeter (1/10 dari satu meter) = 10 cm = 100 mm
1m = 1 meter = 100 cm = 1000 mm
1 Km = 1 kilometer = 1000 m = 100.000 cm = 1.000.000 mm
SKALA GAMBAR
Ditandai dengan sistem desimal

SKALA Skala yang dipergunakan dalam dalam menggambar


INSINYUR peta :
1” = 50’ 1” = 500’ 1” = 5 mil
Dalam menggambar diagram gaya :
1” = 20 lb 1” = 4000lb

Pada skala ukuran penuh, setiap inchi dibagi dalam


seperlima puluh dari 1 inchi atau 0,02”
SKALA DESIMAL
Pada ukuran setengah dan seperempat, inchinya
ditekan ke ukuran setengah atau ukuran seperempat
dan selanjutnya dibagi ke dalam 10 bagian, maka
setiap sub-bagian bearti 0,1”
SKALA GAMBAR
Untuk menggambar bangunan, sistem pipa dan
struktur besar lainnya yang harus digambar ke skala
yang diperkecil untuk menyesuaikan dengan lembar
SKALA ARSITEK kertas gambar.
-Ukuran penuh
- Ukuran setengah penuh
-Ukuran perempat
-Ukuran perdelapan
-Ukuran dua kali besar

Untuk membuat gambar sebuah benda ke skala


SKALA ukuran setengah, skala insinyur mesin ditandai ukuran
INSINYUR setengah, yang bergaris tanda (graduated) setiap ½
MESIN menggambarkan 1”.
Jadi skala ukuran setengah adalah hanya skala ukuran
penuh ditekan menjadi ukuran setengah
CONTOH SKALA GAMBAR

SKALA 50 :1 20 :1 10 :1
PEMBESARAN 5 :1 2 :1

SKALA PENUH 1 :1

1:2 1:5 1:2


SKALA
1 : 20 1 : 50 1 : 20
PENGECILAN 1 : 200 1 : 500 1 : 200
1 : 2000 1 : 5000 1 : 2000
JENIS-JENIS GARIS

garis nyata ————————— garis kontinu.


garis gores ---------------- garis pendek-pendek
dengan jarak antara.
garis bergores —— - —— - —— - — garis gores panjang dengan
gores pendek di antaranya.
garis bergores ganda —--—--— garis gores panjang
dengan gores pendek di
antaranya.
Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu:
garis tebal, dan
garis tipis.
Kedua jenis tebal garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5.

Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih dari
deretan tebal berikut :
0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 dan 2 mm

Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu,


tebal 0,18 mm sebaiknya jangan dipakai.
Pada umumnya tebal garis tebal adalah 0,5 atau 0,7 mm.
Jarak minimum antara garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar
termasuk garis arsir, tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang
paling tebal .
Dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari 0,7 mm.

Pada garis-garis sejajar yang berpotongan jaraknya dianjurkan paling


sedikit empat kali tebal garis.
Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak
digambar berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik di
mana jarak antara garis kurang lebih sama dengan tiga kali tebal
garisnya
Garis-garis gores dan garis bertitik

Salah
Salah

Benar
Benar
Salah
Benar
ISO. R 128
Macam macam garis dan penggunaannya
1) Garis ini cocok untuk gambar yang diproduksi dengan mesin.
2) Walaupun terdapat dua macam garis, tiap lembar memakai hanya satu macam saja
SIMBOL MATERIAL YANG DIPAKAI DALAM GAMBAR TEKNIK
BANGUNAN

PASANGAN BATU KALI URUGAN PASIR METAL BAJA/BESI

BETON/ CONCRETE TANAH ASLI/MUKA TANAH KAYU

PASANGAN BATA 1:2


PASANGAN BATA 1:4 TANAH URUG ATAP/GENTENG (TRASSRAAM)
KEPALA GAMBAR

SKALA : DIGAMBAR : PERINGATAN :


SATUAN :
TANGGAL : DILIHAT :

STTD NAMA GAMBAR A3


KONSTUKSI GEOMETRIS
Standardisasi Gambar Teknik

Agar gambar teknik sebagai bahasa teknik dapat berfungsi maka harus dapat dibaca dan
dimengerti untuk semua pihak.

Oleh karena itu Lambang atau simbol perlu distandardisasi.

Standardisasi gambar teknik adalah penyatuan lambang-lambang dan simbol-simbol secara


nasional maupun internasional. Melalui penyatuan itu, perencana dapat terus mewujudkan
gambar dengan baik dan tepat

Secara nasional, Standardisasi yang digunakan adalah SNl (Standar Nasional Indonesia).

Sementara itu, secara internasional adalah ISO (International Standard Organization).


Standardisasi untuk gambar teknik adalah ISO/TC 10.
A. Membagi garis menjadi dua
bagian yang sama panjang

1) Buatlah garis lurus AB.


2) Dengan jari-jari r = AB dan pusat A, buatlah
busur hingga memotong garis AB.
3) Dengan jari-jari yang sama, pusat B, buatlah
busur hingga memotong busur pertama
pada titik 1 dan 2.
4) Tariklah garis dari titik 1 ke 2 hingga
memotong AB di C. Kita akan memperoleh
AC = BC= 1/2 AB.
C

B. Membagi garis menjadi tiga bagian yang sama panjang

1) Buatlah garis AB.


2) Dari titik B, tariklah garis sembarang BC.
3) Dengan menggunakan jangka, ukurlah tiga bagian yang sama panjang pada garis
BC. Tandai ketiga titik itu dengan angka 1, 2, dan 3.
4) Hubungkan titik nomor 3 dengan titik A.
5) Buatlah garis sejajar A-3 melalui titik 2 dan memotong garis AB di 2'.
6) Buatlah juga garis sejajar lainnya yang melalui titik 1 dan memotong garis AB di
titik 1'. Jarak titik A ke 2', T ke 1', dan 1' ke B adalah sama panjang.
C. Membagi garis menjadi
empat bagian yang sama
panjang

1) Buatlah garis lurus AB.


2) Bagilah garis AB menjadi dua
bagian yang sama panjang,
sehingga didapat titik C (AC = CB).
3) Bagilah garis AC dan CB, masing-
masing menjadi dua bagian yang
sama panjang. Langkah ini
menghasilkan titik D dan E (AD =
DC dan CE = EB).
C

D. Membagi garis menjadi lima bagian yang sama panjang

1) BuatLah garis lurus AB.


2) Dari titik B, tariklah sembarang garis BC.
3) Dengan bantuan jangka, ukurlah pada garis BC lima bagian yang sama panjang.
Tandailah titik-titik pada garis itu dengan angka 1, 2, 3, 4, dan 5.
4) Dari titik 5, tariklah garis lurus ke titik A.
5) Buatlah garis melalui titik 4 suatu garis yang sejajar dengan garis A-5 dan memotong garis
AB di 4'.
6) Buatlah garis-garis sejajar A-5 lainnya yang melalui titik 3 dan yang memotong AB pada
3', melalui titik 2 memotong AB pada 2', dan melalui titik 1 memotong AB pada 1'.
E. Menggambar dan Membagi Sudut
3. Menggambar sudut siku (90°)

a) Sudut siku melalui satu titik di


luar garis
(1) Buatlah garis AB dengan
sembarang titik C di luar garis
AB.
D (2) Pakailah titik C sebagai
pusat dan buatlah busur
dengan jari-jari r, hingga
memotong AB di titik 1 dan 2.
(3) Pakaitah titik 1 dan 2 sebagai
pusat, kemudian buatlah
busur dengan jari-jari r2
sehingga saling berpotongan
di titik 3.
(4) Tariklah garis dari titik C ke
titik 3. Garis ini memotong AB
di D. Dengan demikian, CD
tegak lurus AB.
F. Sudut siku terhadap salah satu ujung garis

(1) Buatlah garis AB.

(2) Buatlah busur dengan titik pusat B dan jari-jari r, yang memotong garis AB di titik
1.
(3) Pakailah titik 1 sebagai pusat, kemudian buatlah busur berjari-jari r dan yang memotong
busur 1 di titik 2.

(4) Pakailah titik 2 sebagai pusat, kemudian


buatlah busur berjari-jari r dan yang
memotong busur 1 di titik 3.

(5) Pakailah titik 3 sebagai pusat, kemudian


buatlah busur berjari-jari r dan yang
memotong busur 3 di titik 4 (C).

(6) Hubungkan titik 4 (C) dengan B, maka kita


peroleh BC tegak lurus AB.
r4 G. Menggambar sudut 45°
a) Buatlah garis AB.
b) Pakailah titik B sebagai
6 r2 r3 pusat, kemudian buatlah
busur 1 dengan jari-jari r1
hingga memotong garis AB
di titik 1.
r B2 c) Pakailah titik 1 sebagai
pusat, kemudian buatlah
r5
busur 2 dengan jari-jari r1
hingga memotong busur 1
7 di titik 2.
r B1 d) Pakailah titik 2 sebagai
pusat, kemudian buatlah
busur 3 dengan jari-jari r2,
45 hingga memotong busur 1
di titik 3.
r B2
e) Pakailah titik 3 sebagai pusat, kemudian buatlah busur 4 dengan jari-jari r3 hingga memotong busur 2
di titik 4.
f) Pakailah titik B sebagai pusat, kemudian buatlah busur 5 dengan jari-jari rB2 = B4, hingga memotong AB
di titik 5.
g) Pakailah titik 5 sebagai pusat, kemudian buatlah busur 6 dengan jari-jari r5
h) Buatlah juga busur 7 dengan jari-jari yang sama (r4) dan bertitik pusat di titik 4, hingga memotong busur
6 di titik C.
i) Tariklah garis dari titik C ke B. Besar sudut ABC yang diperoleh adalah 45°.
60

rB
H. Menggambar sudut 60°

a) Buatlah garis AB.


b) Pakailah titik B sebagai pusat, kemudian buatlah busur 1 dengan jari-jari rB, hingga
memotong garis AB di titik 1.
c) Pakailah titik 1 sebagai pusat, kemudian buatlah busur 2 dengan jari-jari r 1, hingga
memotong busur 1 di titik C.
d) Tariklah garis dari titik C ke B, Besar sudut ABC yang diperoleh adalah 60°.
I. Membagi sudut

rB

r1

rB

a) Buatlah dua garis yang membentuk sudut sembarang ABC.


b) Pakailah titik B sebagai pusat dan buatlah buatlah busur 1 dengan jari-jari rB, hingga
memotong garis AB di titik 1 dan memotong garis BC di titik 2.
c) Pakailah titik 1 sebagai pusat, kemudian buatlah busur 2 dengan jari-jari r1
d) Buatlah busur 3 yang berjari-jari sama dengan busur 2 dan bertitik pusat di titik 2.
e) Tandailah perpotongan busur 3 dan busur 2 sebagai titik D. Sudut yang dibentuk oleh
garis ABD adalah setengah dari sudut ABC (∟ ABD = ∟ DBC = 1/2 ∟ ABC).
J. Membagi tiga sudut siku

a) Buatlah sudut siku ABC.


b) Buatlah busur 1 dengan jari-jari rB
dan titik pusat B yang memotong
AB di titik 1 dan memotong BC di
titik 2.
c) Dengan jari-jari yang sama, buatlah
r1 busur 2 dengan titik pusat di titik 2
hingga memotong busur 1 di titik D.
d) Pakailah titik 1 sebagai pusat,
kemudian buatlah pula busur 3
r B = r2 yang memotong busur 1 di titik E.
e) Tariklah masing-masing sebuah
garis untuk menghubungkan titik B
dengan D dan titik B dengan E.
3 Sudut ABC kini telah terbagi
menjadi tiga bagian yang sama
besar (∟ ABD = ∟ DBE = ∟ EBC =
1 /3 ∟ ABC).

rB
K. Membagi tiga sudut sembarang

a) Buatlah garis AB dan BC yang membentuk sudut


sembarang ABC.
rB b) Buatlah busur 1 dengan titik B sebagai pusat dan
jari-jari rB, hingga memotong perpanjangan AB
di titik D.
c) Buatlah busur 2 dengan titik D sebagai pusat dan
jari-jari rD.
rD d) Buatlah juga busur 3 dengan titik A sebagai pusat
dan jari-jari rA, sedemikian rupa sehingga busur
3 memotong busur 2 di titik E.
rA e) Tariklah garis lurus dari titik E ke C yang
memotong garis AB di titik F.
f) Bagilah garis AF menjadi tiga bagian yang sama
panjang.
g) Dari titik E tariklah garis lurus melalui titik 2
hingga memotong busur 1 di titik G.

h) Tariklah juga garis lurus dari titik E melalui titik 1 hingga memotong busur 1 di titik H.
I ) Hubungkan titik B dengan G dan titik B dengan H sehingga diperoleh garis-garis yang membagi sudut
ABC menjadi tiga bagian yang sama besar (∟ CBG = ∟ GBH = ∟ HBA= 1/3 ∟ ABC).

• Cara membagi sudut ini juga dapat diterapkan untuk membagi sudut menjadi "n" bagian yang sama besar.
Caranya adalah dengan membagi AF menjadi "n" bagian yang sama panjang.
BENTUK-BENTUK GEOMETRI
Kegiatan menggambar tanpa menggunakan alat bantu.
Artinya, menggambar dilakukan dengan tangan tanpa
menggunakan penggaris dan alat bantu lainnya.
Pembuatan gambar tanpa alat bantu itu meliputi
pembuatan garis lurus, lengkungan, maupun bentuk-bentuk
geometri lainnya, termasuk penentuan panjang atau
besarnya suatu ukuran.
Kemahiran menggambar dipergunakan pada waktu
membuat gambar sketsa (mensketsa).
Untuk dapat menggambar dengan baik diperlukan latihan
yang sungguh-sungguh dan sesering mungkin.
MENGGAMBAR SEGI "N"
(SEGI BANYAK BERATURAN)

1. Segi tiga Beraturan


a. Buatlah lingkaran dengan titik
pusat 0 yang merupakan titik
potong dua garis, AB dan CD,
yang saling tegak lurus.
b. Buat busur dengan pusat D
dan jari-jari DO, yang
memotong lingkaran di titik1
dan 2.
c. Hubungkan titik C, 1, dan 2.
Garis-garis tersebut akan
membentuk segitiga sama sisi.
d. Segitiga beraturan
SEGI EMPAT BERATURAN
SEGI TUJUH BERATURAN
C. Menggambar Elips
Untuk menggambar elips, ada beberapa cara atau
metode sebagai berikut.
Cara Lingkaran Konsentris

a. Buatlah lingkaran besar berdiameter 7 cm


dengan titik pusat perpotongan garis silang
ABdanCD(ABCD).
b. Buatlah lingkaran kecil berdiameter 5 cm dengan
titik pusat perpotongan garis silang AB dan CD,
sehingga memotong garis-garis tersebut di titik
A', B', C', danD‘
c. Bagilah lingkaran-lingkaran tersebut menjadi 16
(enam belas) bagian yang sama besar. Dengan
demikian, pada Ungkaran besar diperoleh titik
potong A, B, C, D, E, F, G, H, ... , P dan pada
lingkaran kecil diperoleh titik potong A', B', C', D',
1, 2, 3, 4, ...,12.
d. Tariklah garis horizontal dari titik potong 1, 2, 3,
10, 11, dan 12 ke kiri, sedangkan dari titik potong
4, 5, 6, 7, 8, dan 9 garis horizontal ke kanan.
e. Buatlah garis vertikal melalui titik E, G, dan I,
hingga berpotongan dengan garis-garis
horizontal di 1', 2', dan 3'.
f. Buatlah garis vertikal melalui titik K, M, dan 0,
hingga berpotongan dengan garis-garis
horizontal di 4', 5', dan 6'.
g. Buatlah garis vertikal melalui titik F, H, J, L, N, dan
P, hingga berpotongan dengan garis-garis
mendatar di T, 8', 9', 10', 11', dan 12'.
h. Hubungkan titik A, 1', 2', 3', C', 4', ... , 12'
menggunakan mal busur, hingga diperoleh elips
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai