Anda di halaman 1dari 9

MASYARAKAT HUKUM ADAT SEBAGAI

SUBJEK DALAM RANGKA


PENATAUSAHAAN TANAH ULAYAT
DIREKTORAT PENATAAN DAN ADM PEMERINTAHAN DESA
Kebijakan Kementerian Dalam Negeri terkait
Masyarakat Hukum Adat

• Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


• Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Aturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat;
• Surat Edaran Nomor 145/77778/BPD tanggal 11 November 2019 hal
Penetapan Desa dan Desa Adat Dalam Rangka Menata Kembali
Status dan Desa Adat;
• Surat Edaran Nomor 189/3836/BPD pada tanggal 30 Agustus 2022
Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat
Latar Belakang Dalam Fasilitasi
Masyarakat Hukum Adat

• Salah satu dasar yang melatarbelakangi diundangkannya Undang-Undang


Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa adalah pelaksanaan amanat konstitusi
Pasal 18 ayat 2 Undang-undang Dasar 1945 dimana telah termaktub dalam
ketentuan mengingat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
• Semangat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam
memberi penghormatan dan perlindungan kepada Masyarakat Hukum Adat
telah termuat dalam Bab Khusus Ketentuan Desa Adat;
• Masyarakat Hukum Adat sebagai embrio ditetapkannya Desa Adat
Tujuan Penyelenggaraan Pengaturan Desa (Desa & Desa Adat)
dalam Undang-Undang 6 Tahun 2014 sebagai wujud
pelaksanaan Pasal 18b ayat (2) UUD 1945:

Pengakuan Masyarakat Hukum Adat dalam rangka penatausahaan Tanah


Ulayat dibutuhkan sebagai usaha dalam rangka memberikan kepastian hukum
dan menjadikan MHA sebagai Subjek Pembangunan; selaras dengan Tujuan
UU 6/2014 dan UUD 1945 Pasal 18b ayat (2)
PERMASALAHAN TERKAIT MEKANISME
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT HUKUM ADAT

• BANYAKNYA VARIAN KEBIJAKAN TERKAIT REGULASI MEKANISME PENGAKUAN DAN


PERLINDUNGAN MHA:
❑ PERPRES 88/2017;
❑ PERMENDAGRI 52/2014;
❑ PERMENAG 5/1999;
❑ PERMENLHK 9/2021;
❑ PERMENKP 8/2018.
• BELUM EFEKTIFNYA PERAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM PENYUSUNAN PERDA TENTANG
SUSUNAN KELEMBAGAAN, PENGISIAN JABATAN DAN MASA JABATAN KEPALA DESA ADAT
BERDASARKAN HUKUM ADAT;
• PENYELESAIAN PETA BATAS WILAYAH ADAT;
• PENYELESAIAN PETA BATAS WILAYAH PEMERINTAHAN DESA ADAT.
PENGAKUAN SUBJEK MHA
SEBAGAI TAHAPAN
PENATAUSAHAAN TANAH ULAYAT

• Dalam rangka mendorong percepatan penatausahaan atas tanah ulayat


diperlukan percepatan mekanisme pengakuan dan perlindungan Masyarakat
Hukum Adat, sebagai subjek atas objek tanah ulayat dan tanah komunal
• Asistensi kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan identifikasi,
verifikasi dan validasi Masyarakat Hukum Adat
• Peninjauan dan evaluasi atas hasil pengakuan Masyarakat Hukum adat
sebagai langkah afirmasi keakuratan Masyarakat Hukum Adat yang telah
ditetapkan
• Tindak lanjut atas afirmasi Kementerian Dalam Negeri terkait penetapan atas
Masyarakat Hukum Adat
REKOMENDASI
• PERLU ADANYA PENYEPAKATAN SATU KEBIJAKAN LINTAS SEKTOR TERKAIT MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG
MENJADI ACUAN BERSAMA DALAM FASILITASI PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MHA;
• DIPERLUKANNYA KERJASAMA KEMENDAGRI – ATR BPN DALAM RANGKA TINDAK LANJUT IDENTIFIKASI SUBJEK
DAN PENETAPAN OBJEK MASYARAKAT HUKUM ADAT meliputi:

a. penyusunan petunjuk teknis bersama sesuai tugas dan fungsi Kementerian ATR/BPN bersama Kemendagri
b. Sharing Data dan Informasi berkaitan dengan penetapan regulasi terkait MHA sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing;
c. Pembentukan Tim dalam rangka tindak lanjut lapangan terkait penetapan subjek dan objek Masyarakat
Hukum Adat dengan melibatkan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota.
d. Penyepakatan Lokasi target keberadaan Tanah Ulayat beserta Masyarakat Hukum Adat di atasnya;
e. Peninjauan Lokasi bersama dalam rangka fasilitasi terkait MHA dan Tanah Ulayat
Unduh Surat Edaran TA 2019 :

Program Hasil pelaksanan kebijakan


Kementerian Dalam Negeri Kampung Itakiwa, Distrik Timur
Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur
Sebagai wujud pelaksanaan Surat Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur
Kampung Yoboy, Distrik Sentani
Edaran Nomor 145/7778/BPD pada Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani.
Kampung Babrongko, Distrik Ebungfauw
tanggal 11 November 2019, telah Kampung Homfolo, Distrik Ebungfauw
Kampung Dondai, Distrik Waibu
terbentuk 14 Desa melalui mekanisme Kampung Bambar, Distrik Waibu
penetapan Status Desa menjadi Desa Kampung Waibron, Distrik Sentani Barat
Kampung Kaitemung, Distrik Nimboran
Adat di Provinsi Papua Kampung Bundru, Distrik Yapsi
Kampung Bundru, Distrik Raveni Rara
Kampung Iwon, Distrik Gresi Selatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai