Anda di halaman 1dari 34

POTENSI DAERAH PROVINSI RIAU DAN KESIAPAN MENUJU

PARTISIPASI DALAM PENYELENGGARAAN NILAI


EKONOMI KARBON
PDRB RIAU TW II 2023 (% yoy)
Perekonomian Riau tumbuh
stabil
PDRB ADHK Riau TW II 2023
tercatat sebesar Rp135,99 T, tumbuh
4,88% dibandingkan periode yang
sama tahun lalu. Peningkatan jasa
perusahaan pada penyelenggaraan haji
dan umroh serta peningkatan hasil
perikanan mendongkrak pertumbuhan
secara yoy. Sementara perayaan hari
raya Idulfitri dan penyaluran Gaji ke-13
dan THR meningkatkan konsumsi
rumah tangga yang mendongkrak
pertumbuhan secara q-to-q.
DISTRIBUSI PDRB RIAU TW II 2023
(%,yoy)
Sumber: BPS Provinsi Riau
Lapangan Usaha

Pengeluaran

Pertambangan
19.46%
Net Ekspor Antar Daerah
3.78%
Perdagangan
11.37% PMTB Net Ekspor
34.30% 21.82%
Pertanian
25.70% Konstruksi
9.62%
Pemerintah
Pengolahan 3.11%
27.00%

12 LU Lainnya RT LNPRT
6.85% 36.43% 0.56%
LAJU KOMPONEN PDRB RIAU TW II 2023
Sumber: BPS Provinsi Riau

Lapangan Usaha (%) Pengeluaran (%)


qtq yoy
qtq yoy

21.76 12.82
Adm. Pem LNPRT
7.89 10.15

1.23 30.73
Konstruksi Pemerintah
4.6 6.52

12.41 -14.21
Perdagangan Impor LN
6.58 -9.82

-3.39 -5.76
Pertambangan Ekspor LN
2.58 15.72

1.18 1.53
Tani, Hutan, Ikan PMTB
3.12 2.85

1.5 4.96
Pengolahan RT
6.45 4.66
-5 0 5 10 15 20 25 -20 -10 0 10 20 30 40
Persen (%)

0
1
2
3
4
5
6

4.88
Sumber: Badan Pusat Statistik

Riau
4.88

2.48
Aceh
5.69

4.7
Sumut
5.19

1.48
Sumbar
5.14

5.37
Jambi
4.86

4.82
Bengkulu
4.18

5.24
Sumsel
5.24
Laju PDRB Pulau Sumatra (% yoy)

5.27
Babel
5.13

5.23
Q2 '22

Lampung
4

5.01
Kepri
Q3 '23

5.04
KINERJA LEADING SECTOR
Perkembangan Harga CPO, NTP, dan
Riau terkenal akan hasil Lapangan Usaha
Ekspor sumber daya alam berupa
35,000
180 3000

minyak & gas, kelapa


151.26
160

30,000
139.27 sawit, dan hutan industri. 12 LU Lainnya
Pengolahan
27.00%
Pergerakan harga CPO
2500

140
6.85%
25,000
120
1,823.68
1,544.51 2000
punya imbas yang kuat
20,000
100
pada nilai ekspor namun Pertanian
Konstruksi
1500

NTP tetap resilien. 9.62% 25.70%


15,000
80

Dukungan investasi pada


Perdagangan
industri pengolahan hasil
60 1000

10,000 13.654,53 11.37% Pertambangan


SDA tersebut untuk
40

500
19.46%
5,00020

menghasilkan produk
0 0

0 1 /'2 2

J 0 2 /'2 2

F M A M J J A S O N D J
0 3 /'2 2 0 4 /'2 2 0 5 /'2 2 0 6 /'2 2 0 7 /'2 2 0 8 /'2 2 0 9 /'2 2 1 0 /'2 2 1 1 /'2 2 1 2 /'2 2 0 1 /'2 3

F M A M J
0 2 /'2 3 0 3 /'2 3 0 4 /'2 3 0 5 /'2 3 0 6 /'2 3

J A S
0 7 /'2 3 0 8 /'2 3 0 9 /'2 3
0

turunan sangat berarti demi


2022 2023
menjaga kinerja ekspor
Riau.
PHR 25-27%
produksi
NTP minyak nasional
Harga CPO 616,9 ribu
Ekspor (Juta $)
Lifting Sem I 2023: barel/hari
NILAI TUKAR PETANI
2023
Subsektor NTP
Growth
Agustus September
(mtm)

Tanaman Pangan 92,82 95,16 2,52%

Hortikultura 98,21 100,41 2,24%

Tanaman Perkebunan Rakyat 161,96 162,76 0,49%

Peternakan 95,82 94,65 -1,22%

Perikanan 104,23 104,14 -0,09%

• Pada sektor non pertambangan, sektor Industri Pengolahan dan Pertanian didominasi
oleh komoditas Kelapa Sawit dan Pulp/Bubur Kertas.

• Pergerakan harga komoditas ekspor utama (CPO) memiliki multiplier effect yang luas
terhadap perekonomian masyarakat Riau.
INVESTASI
Pengeluaran Realisasi investasi di Riau baik PMDN Investasi banyak dilakukan pada bidang/sektor:
ataupun PMA mencapai Rp 49,08 T s.d. Juni • Industri CPO/Turunan
2023, menempati peringkat 6 nasional atau PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Sinar Mas,
peringkat 1 di wilayah Sumatera. Total PTPN V
• Migas/Pertambangan
tenaga kerja yang terserap mencapai 33.240
PT Pertamina Hulu Rokan, PT Pertamina (RU II
orang. Dumai)
RT
LNPRT
36.43%
• Pulp/Kertas
0.56% Tanaman pangan, perkebunan, peternakan: PT Riau Andalan Pulp and Paper
Rp8,7 triliun 3 Kawasan industri siap investasi:
Kehutanan: Rp10,32 triliun • Kawasan Industri Tanjung Buton
PMTB Industri pengolahan: Rp17,37 triliun Kabupaten Siak, 5.192 ha
Pemerintah 34.30% • Kawasan Industri Tenayan
3.11% Kota Pekanbaru, 256 ha
• Kawasan Industri Dumai
Net Ekspor Kota Dumai, 1.730,77 ha
Net Ekspor Antar 21.82%
Daerah
3.78%
Sektor industri
Industri Pengolahan %
280 29 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 7,65
271 2 Industri Makanan dan Minuman 74,46
270 28.49
3 Industri Pengolahan Tembakau -
260 28.06 28 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,16
250
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki/ -
Industri Kayu, Barang dari Kayu & Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan &
27.16
240 235 27 6 Sejenisnya 0,25
230
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 12,19
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 3,27
220 26 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1,22
210 25.55 207 10 Industri Barang Galian bukan Logam 0,29
11 Industri Logam Dasar -
200 194 25
12 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,09
190
185 24.61 13 Industri Mesin dan Perlengkapan -
14 Industri Alat Angkutan 0,03
180 24
15 Industri Furnitur 0,30
20
18
20
19
20
20
20
21
20
22 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,08

PDRB Industri (Rp triliun) Share (%)

Industri pengolahan
berkontribusi sekitar 27,16%
dalam pembentukan PDRB Riau
tahun 2022.
KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI
DALAM PDRB KABUPATEN/KOTA (2022)
Kontribusi (%)
Industri PDRB
Dumai 61.80 1 Kuantan Singingi 12.435.471,93 44.994.478,72
Pelalawan 49.14 2 Indragiri Hulu 14.888.498,84 54.453.881,83
Siak 38.75 3 Indragiri Hilir 20.908.181,67 83.422.590,40
Kuantan Singingi 27.64 4 Pelalawan 32.218.371,28 65.569.242,36
Indragiri Hulu 27.34 5 Siak 41.470.497,26 107.025.755,62
Riau 27.16 6 Kampar 25.399.168,84 103.887.885,40
Rokan Hulu 26.15 7 Rokan Hulu 12.974.185,93 49.614.314,49
Indragiri Hilir 25.06 8 Bengkalis 25.991.242,76 176.013.376,60
Kepulauan Meranti 24.47 9 Rokan Hilir 19.621.706,06 96.066.418,28
Kampar 24.45 10 Kepulauan Meranti 6.092.702,27 24.899.424,54
Pekanbaru 21.11
11 Pekanbaru 30.521.794,47 144.583.265,89
12 Dumai 27.843.505,35 45.056.372,09
Rokan Hilir 20.43
Jumlah 270.365.326,66 995.587.006,22
Bengkalis 14.77
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
Peringkat pma 2023 menurut daerah
Provinsi Proyek Investasi (US$. Ribu) Proyek Nilai Investasi US$.
1 Siak 38 27.997,10
1 Jawa Barat 9.617 6.309.504,40 2 Kampar 55 66.763,70
3 Indragiri Hilir 19 475.928,80
2 Sulawesi Tengah 333 5.440.175,50 4 Pekanbaru 137 33.747,10
5 Rokan Hulu 9 39.806,20
3 DKI Jakarta 17.735 3.756.707,40 6 Indragiri Hulu 11 2.623,30
7 Dumai 123 142.965,70
4 Maluku Utara 201 3.717.086,80 8 Bengkalis 44 14.477,50
9 Rokan Hilir 17 38.239,40
5 Banten 4.097 3.439.721,80 10 Kepulauan Meranti 1 520,80
11 Pelalawan 74 1.068.667,90
6 Jawa Timur 3.448 3.097.144,00 12 Kuantan Singingi 27 19.777,70
7 Riau 555 1.931.515,20

8 Sumatera Selatan 426 1.224.180,40

9 Jawa Tengah 2.624 1.158.756,50

10 Sumatera Utara 1.151 982.760,00


Peringkat pmDN 2023 menurut daerah
Proyek Investasi (Rp. Juta) Proyek Nilai Investasi US$.
1 Siak 176 9.021.474,60
2 Kampar 438 8.717.070,60
1 DKI Jakarta 59.292 74.721.425,00 3 Indragiri Hilir 140 3.626.840,60
4 Pekanbaru 2.381 4.765.873,90
5 Rokan Hulu 151 881.874,10
2 Jawa Barat 30.911 59.840.205,90 6 Indragiri Hulu 230 794.855,20
7 Dumai 497 1.271.030,40
8 Rokan Hilir 100 1.093.454,90
3 Jawa Timur 25.414 54.224.706,50 9 Bengkalis 556 4.130.256,20
10 Kepulauan Meranti 63 60.962,10
11 Pelalawan 211 2.755.435,40
4 Riau 5.009 37.498.895,90
12 Kuantan Singingi 66 379.767,90

5 Kalimantan Timur 6.770 36.152.640,30

6 Banten 13.886 27.736.243,10

7 Jawa Tengah 14.875 24.145.252,00

8 Nusa Tenggara Barat 2.148 19.952.819,30

9 Sumatera Selatan 4.910 18.672.174,70

10 Sumatera Utara 7.326 16.852.441,90


PMA DAN PMDN MENURUT INDUSTRI
Investasi (US$.
Proyek Investasi (Rp. Juta)
Proyek Ribu)
1 Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan 291 5.908.643,30
1 Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan 68 402.693,60 2 Kehutanan 166 14.932.306,90
2 Kehutanan 2 520,80 3 Perikanan 18 3.892,70
3 Pertambangan 8 4.718,80 4 Pertambangan 88 423.046,80
4 Industri Makanan 112 416.852,40 5 Industri Makanan 318 4.579.191,90
5 Industri Tekstil 6 754,50 6 Industri Tekstil 5 216,40
6 Industri Kayu 2 - 7 Industri Kayu 19 1.224,00
7 Industri Kertas dan Percetakan 15 832.440,30 8 Industri Kertas dan Percetakan 13 86.120,10
8 Industri Kimia Dan Farmasi 50 31.788,80 9 Industri Kimia Dan Farmasi 38 130.350,20
9 Industri Karet dan Plastik 3 1.401,20 10 Industri Karet dan Plastik 14 18.635,70
10 Industri Mineral Non Logam 3 72,00 11 Industri Mineral Non Logam 18 66.167,20
11 Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 5 58,00 Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan
Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Kedokteran, Peralatan Listrik, 12 Peralatannya 38 68.155,10
12 Presisi, Optik dan Jam 3 - Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Kedokteran, Peralatan
13 Industri Lainnya 12 568,50 13 Listrik, Presisi, Optik dan Jam 17 405,00
14 Listrik, Gas dan Air 29 199.075,40 14 Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain 10 142.367,90
15 Industri Lainnya 97 33.944,60
15 Konstruksi 11 -
16 Listrik, Gas dan Air 119 4.959.535,30
16 Perdagangan dan Reparasi 92 3.762,60
17 Konstruksi 1.101 2.520.468,20
17 Hotel dan Restoran 22 2.041,40 18 Perdagangan dan Reparasi 1.486 1.239.655,10
18 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 53 29.291,50 19 Hotel dan Restoran 180 362.398,90
19 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 14 5.073,90 20 Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 388 816.050,90
20 Jasa Lainnya 45 401,50 21 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 71 177.357,70
Riau 555 1.931.515,20 22 Jasa Lainnya 514 1.028.762,00
Riau 5.009 37.498.895,90
Pendapatan terealisasi Rp21,45 T dan tumbuh 0,3% sementara belanja terealisasi Rp21,1 T
APBD Riau dan tumbuh 10,7%. Pemda dengan capaian APBD tertinggi adalah Kota Dumai, pendapatan
tercapai 106,3% dan belanja 87,2%. Realisasi belanja APBD utamanya digunakan untuk
Konsolidasian pelayanan umum (36,48%) lalu pendidikan (25,92%), perumahan dan fasilitas umum
(12,89%) dan kesehatan (12,71%).

2022 2023
I-Account APBD
Real Pagu Real % Target Growth Pendapatan Daerah (Kumulatif) Kinerja per Daerah
A. Pendapatan Daerah 21.381,4 33.391,0 21.447,3 64,2% 0,3% Pendapatan Belanja
0.3% Pemda
2 5 ,0 0 0 .0 10%

I. PAD 5.576,1 9.050,5 5.649,0 62,4% 1,3% -4.3% -2.8% 0%


Target Capaian Pagu Capaian
Bengkalis 3.557,49 60,61% 4.199,74 52,48%

21,447.3
21,381.4
1. Pajak Daerah 4.154,9 5.836,1 4.176,4 71,6% 0,5% -16.0%
2 0 ,0 0 0 .0

-18.3% -1 0 %

Indragiri Hilir 2.011,26 66,44% 2.415,98 51,89%

18,293.4
2. Retribusi Daerah 96,6 271,9 97,1 35,7% 0,4%

17,777.1
-35.9%
-2 0 %

-31.3% Indragiri Hulu 1.291,60 70,70% 1.550,48 64,20%

15,866.0
1 5 ,0 0 0 .0

15,184.0
3. Pengelolaan KDD 234,5 1.252,6 385,2 30,7% 39,1%

13,585.0
-3 0 %

4. LLPADyS 1.090,1 1.689,9 990,3 58,6% -10,1% 1 0 ,0 0 0 .0


-42.7% Kampar 2.525,39 66,72% 2.546,43 59,18%
-61.7%

10,227.6
-4 0 %

II. Pendapatan Transfer 15.733,1 24.300,7 15.792,2 65,0% 0,4% Kep. Meranti 1.310,37 59,12% 1.322,18 51,49%

8,704.1
8,355.3
8,215.4
Kuantan Singingi 1.413,10 66,88% 1.523,04 54,92%
-5 0 %

1. Pemerintah Pusat 14.705,4 22.577,5 14.605,7 64,7% -0,7%


5 ,0 0 0 .0

5,641.4
5,263.1
Pelalawan 1.646,64 65,58% 2.087,31 50,33%
-6 0 %

2. Antar Daerah 1.027,7 1.723,2 1.186,5 68,9% 15,5%

3,017.1
2,236.8
1,879.1
1,680.2
Rokan Hilir 2.148,17 62,46% 2.214,15 48,85%
0 .0 -7 0 %

643.3
III. LLPDyS 72,3 39,8 6,2 15,5% -91,5% J F M A M J J A S
B. Belanja Daerah 19.116,9 36.198,4 21.153,1 58,4% 10,7% Rokan Hulu 1.674,63 59,71% 1.685,19 58,62%
Real 2022 Real 2023 Growth Siak 2.457,37 60,90% 2.620,37 57,40%
I. Belanja Operasi 14.244,8 24.612,6 15.141,7 61,5% 6,3%
1. Pegawai 7.774,5 11.905,4 7.961,8 66,9% 2,4% Dumai 1.174,11 106,30% 1.211,50 87,20%
2. Barang dan Jasa 5.982,4 11.570,9 6.626,0 57,3% 10,8% Pekanbaru 2.699,55 63,95% 2.679,55 63,45%
Belanja Daerah (Kumulatif) Prov. Riau 9.481,27 60,59% 10.142,48 62,07%
3. Bunga 0,1 8,6 5,1 59,8% 10704,0% 2 5 ,0 0 0 .0 30%

4. Subsidi 16,8 18,9 16,2 85,9% -3,3% 23.65%


25%

5. Hibah 375,7 913,0 461,5 50,6% 22,9% Belanja per Fungsi

21,153.1
2 0 ,0 0 0 .0

20%

6. Bansos 95,5 195,9 71,1 36,3% -25,6%

19,116.9
18,093.9
10.16% 8.32% Pelayanan Umum 7,716.99
15%

II. Belanja Modal 1.776,1 6.361,2 2.673,9 42,0% 50,6%

16,501.6
1 5 ,0 0 0 .0

7.60%
5,483.88

15,118.1
10%

Pendidikan
-9.55%

13,956.9
III. Belanja Tak Terduga 22,9 229,4 6,2 2,7% -73,1% 5%

Perumahan dan Fasilitas Umum 2,727.17


IV. Belanja Transfer 3.073,1 4.995,2 3.331,3 66,7% 8,4%

10,697.8
1 0 ,0 0 0 .0

-4.02% 10.65% Kesehatan 2,688.79

9,676.0
-5.25%

9,034.6
0%

9.65%

8,396.8
Ekonomi 1,295.62

6,765.3
6,493.5
Pendapatan daerah tumbuh 0,3% dibanding tahun lalu, sedangkan belanja
-5 %

5 ,0 0 0 .0

Ketertiban dan Keamanan 446.92


daerah naik 10,7%. Sinyal positif muncul dari tumbuhnya belanja modal
-1 0 %
2,846.2

Lingkungan Hidup 372.37


2,583.7

sebesar 50,6% meski terdapat penurunan pada belanja bansos, subsidi, dan
1,349.5
1,091.4

0 .0 -1 5 %
538.8
510.5

J F M A M J J A S Perlindungan Sosial 302.71


belanja tak terduga
Pariwisata 118.65
Real 2022 Real 2023 Growth 0 .0 0 1 ,0 0 0 .0 0
miliar rupiah
2 ,0 0 0 .0 0 3 ,0 0 0 .0 0 4 ,0 0 0 .0 0 5 ,0 0 0 .0 0 6 ,0 0 0 .0 0 7 ,0 0 0 .0 0 8 ,0 0 0 .0 0 9 ,0 0 0 .0 0

Sumber: LRA Pemda se-Riau


UPAYA MITIGASI DAN ADAPTASI GRK

Proses
Energi Limbah Pertanian Kehutanan industri
(swasta)
PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK
Rehabilitasi lahan kritis

Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

Pengelolaan kelautan pesisir dan pulau pulau kecil

Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian

Perencanaan lingkungan hidup

Perencanaan kehutanan

Penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan


PENURUNAN EMISI
APP Sinar Mas bersama mitra pemasok membina Masyarakat Peduli Api (MPA), inovasi pengendalian karhutla serta
data hotspot

Pembinaan terhadap Masyarakat Peduli Api (MPA), inovasi pengendalian karhutla serta data hotspot, firespot
dan ground cek verifikasi lapangan

Gandaerah Hendana yang memilih memanfaatkan listrik PLN

Grup APRIL yang tergabung dalam Program Restorasi Ekosistem Riau

KPI Unit Dumai telah memulai upaya menekan emisi karbon lewat program Gas External Project dan Green Refinery
CAPAIAN RIAU HIJAU
Pencegahan kebakaran hutan Pengawasan dan
Peningkatan vegetasi tutupan
dan lahan: Penurunan luas pengendalian pengelolan
lahan: 884.835,02 ha
karhutla sebesar 7.370,19 ha limbah: 14 sumber limbah

Penananaman dan Penerapan Sertfikat ISPO:


Jumlah perhutanan sosial
rehabilitasi mangrove: 121 perusahaan dan 20
yang dibina: 119 unit
12.176 ha pekebun

Fasilitasi pemanfaatan dan Pemetaan hutan adat: 2 Gerakan peningkatan


penggunaan kawasan hutan Surat Keputusan Pengakuan pemanfaatan jerami: Jerami
untuk masyarakat: 15 kali Hutan Adat untuk kompos 28.589 ha

Mendorong pengembangan
EBT: PLTS rooftop 11 MW PT.
RAPP
AKSI YANG PERLU MENJADI PERHATIAN DAERAH

Pembangunan pusat pengelolaan limbah B3 terpadu (termausk limbah RS)

Peningkatan TPA regional istem sanitary landfill

Pembangunan pelindung pantai untuk penanganan abrasi

Kesadaran ekologi pada usia sekolah


PIHAK PIHAT TERLIBAT
• Bapenda
• BPKAD
• DLH
• Bappeda
• Dinas Perdagangan dan Perindustrian
• Dinas perhubungan
• Dinas Pekerjaan Umum
• Dinas Pertanian, Perkebunan
• Dinas Kelautan dan perikanan
• K/L di Riau yang relevan dengan NEK
UNSUR PERDAGANGANKARBON DI
DAERAH
Cakupan sektor

Target batas atas


• Ditetapkan berdasarkan capaian-capaian sebelumnya
• Menurunkannya secara bertahap

Penetapan kuota
• Sebagai cap tiap perusahaan

Kelembagaan
• Regulasi
• Pengawasan pasar
IMPLEMENTASI PAJAK KARBON DI TINGKAT DAERAH
Aturan Pajak Karbon
• Perpres 98/2021 tentang Penyelenggaraan NEK - Pasal 58: Dengan
demikian, Pungutan Atas Karbon dapat berupa pungutan negara yang
sudah ada (misalnya Pajak KendaraanBermotor, Pajak Bahan Bakar,
PPnBM), maupun pungutan lain yang akan diterapkan (misalnya pengenaan
Pajak Karbon).
• PP 50/2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan – Pasal 69 dan 70: Pajak karbon harus dilunasi dengan cara
dibayar sendiri oleh wajib pajak atau dipungut oleh pemungut pajak
karbon. Dan Wajib pajak (WP) yang melakukan aktivitas yang menghasilkan
emisi karbon, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran.
Sulitnya diterapkan di daerah
• Pusat belum menjalankan menyeluruh
• Beban pajak baru
• Ukuran emisi
• Harga
• Kebijakan patokan harga BB
POTENSI ALAM
Tahura SSH II

Hutan Adat Rumbio

Hutan Adat Buluh Cina

Areal Konservasi Harimau di Senepis

Semenanjung Kampar

Taman Nasional Tesso Nilo

Taman Nasional Zamrud

Giam Siak Kecil Bukit Batu


PROGRAM PENURUNAN EMISI PROVINSI RIAU

• Program Riau Hijau dibuat karena, Riau tidak bisa dipisahkan dari sawit, gambut dan selalu terjadi kebakaran
hutan dan lahan, sehingga dengan adanya program ini diharapkan membawa dampak positif bagi
masyarakat dan daerah
• Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 56 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon sebagai
bentuk komitmen implementasi ekonomi hijau untuk pembangunan berkelanjutan.
INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN
HIDUP
EMISI GAS RUMAH KACA

Potensi Penurunan Emisi GRK


Provinsi Riau Tahun 2010-2022
204.65 juta ton CO2-eq dari 747
aksi (90% kontribusi dari sector
lahan)

Anda mungkin juga menyukai