Konsumsi 5.65
Pertanian, Kehutanan 3.7
28,88% 3.5
Inc. LNPRT 63,56% 5.46 & Perikanan
8.7
Perdagangan 14,50% 9.3
Investasi/PMTB -0.21
Inc. Inventori 39,13% -1.27
16.7
Transportasi 7,89% 0.3
Import 55,86%
4.76
5.31 Konstruksi 4,87%
3.1
-3.5
-0.2
-0.4
1400 7%
6%
1200
5%
1000 4%
800 3%
2%
600 1%
400 0%
-1%
200
-2%
0 -3%
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa dampak wabah Covid-19 mulai pada
awal tahun 2020 berpengaruh pada perekonomian di Bengkulu yang cenderung
menurun akibat pengaruh perekonomian dunia yang terus merosot. Namun
Kondisi perekonomian daerah Provinsi Bengkulu pada momentum Triwulan II
2021 mulai menunjukkan pemulihan tumbuh sebesar sebesar 6,29 persen.
Tingkat inflasi regional masih dapat terkendali dalam rentang normal s.d Triwulan
II 2021. Sementara penyerapan dari belanja pemerintah dalam kurun waktu
Triwulan II 2021 ditandai dengan kebijakan pembayaran tunjangan THR dan gaji
ke-13 bagi PNS, TNI/Polri mampu mendongkrak naiknya pengeluaran konsumsi
masyarakat terlebih mendekati bulan ramadhan dan hari raya.. Serapan belanja
APBD seluruh Pemda Kabupaten/Kota ditambah Pemda Provinsi di Bengkulu
tertinggi sepanjang Triwulan II 2021 terjadi pada bulan Mei sebesar Rp1.025,40
Millyar dengan total akumulasi penyerapan sampai dengan Triwulan II 2020
sekitar 32,37 persen. Sedangkan belanja APBN sampai dengan akhir Triwulan II
telah terserap sekitar 39,74 persen. Peran Belanja Pemerintah (APBN dan APBD)
diharapkan menjadi stimulus dalam menggerakkan roda perekonomian daerah
yang masih mengalami ketidakpastian akibat penyebaran wabah Covid-19.
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah diprioritaskan ditujukan kepada
sektor kesehatan, bantuan sosial dan pemulihan ekonomi serta pembangunan
ekonomi produktif kemasyarakatan di daerah, diharapkan realisasi serapan
belanja pemerintah pada triwulan selanjutnya mampu menjadi faktor pengungkit
dan penggerak perekonomian didaerah.
Target Inflasi di Provinsi Bengkulu sampai dengan Triwulan II 2021 bila
dibandingkan dengan dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Belanja Daerah
(KUA) tahun 2021 sebesar 3,30 persen masih berada dalam batas aman. Hal ini
menunjukkan bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu masih terjaga. Hal-hal yang
menyebabkan inflasi di Bengkulu terutama permintaan atas bahan makanan
menjelang lebaran. Namun inflasi di Provinsi Bengkulu s.d triwulan II 2021 relatif
lebih stabil dengan mulai ditopangnya daya beli masyarakat yang mulai membaik
jika dibandingkan tahun sebelumnya ketika pertama kali pandemic Covid-19
melanda..
Untuk menjaga tingkat inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus bekerjasama dengan Pemda
serta Satgas Pangan dalam melaksanakan operasi pasar dan pasar murah menjelang hari-hari besar
keagamaan untuk menjaga kestabilan harga di wilayah Provinsi Bengkulu dengan tetap menjalankan
protokol kesehatan menghadapi Covid-19. Untuk mendukung kelancaran distribusi bahan pangan
dikembangkan alternatif sistem pembayaran secara digital serta peningkatan akses konektivitas berupa
perbaikan infrastruktur jalan antar kabupaten.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka
Grafik I.4
(TPT) merupakan indikator yang
Perkembangan TPT Prov. Bengkulu dan Nasional Periode Febr
2019--Febr 2021 (persen)
digunakan untuk mengukur tenaga
3.72
6.26 kerja yang tidak terserap oleh pasar
kerja dan menggambarkan kurang
4.07
7.07 termanfaatkannya pasokan tenaga
kerja. TPT di Provinsi Bengkulu rilis
3.08 BPS terakhir pada Februari 2021
4.94
mencapai 3,72 persen, angka tersebut
3.26 masih dibawah angka TPT Nasional
5.23
(6,26 persen). Ini artinya dari 100
2.41 angkatan kerja terdapat sekitar 3
4.98 sampai 4 orang pengangguran. Angka
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 ini mengalami kenaikan sebesar 0,64
Prov. Bengkulu Nasional persen dibandingkan Februari 2020.
Penyerapan tenaga kerja hingga
Februari 2021 masih didominasi penduduk bekerja berpendidikan rendah yakni
tamat SD kebawah sebanyak 39,70 persen. Sedangkan tenaga kerja yang
berpendidikan tinggi, yaitu Diploma dan Universitas sebesar 13,49 persen.
Dalam rangka pemulihan ekonomi pada masa pandemi maka sangat
diharapkan kebijakan stimulus kearah sektor riil. Perbaikan dan pemulihan daya
beli dan tingkat keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi menjadi
pendorong utama aktifitas ekonomi yang mampu menaikkan tingkat produksi
pelaku usaha sektor riil yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Salah satu cara
untuk mengendalikan TPT agar pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat
adalah dengan memberikan perluasan stimulus bagi pelaku usaha didaerah
utamanya yang bergerak disektor pertanian dan perkebunan yang merupakan khas
unggulan di daerah Bengkulu. Dengan adanya perluasan stimulus dimaksud
diharapkan geliat ekonomi sektor riil bisa beroperasi lagi dan rekrutmen angkatan
kerja bisa kembali normal.
2. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan pada
Grafi k I.5
periode 2018-2021 di Provinsi
P er kem bangan J um l ah D an P resent ase P endud uk Mi ski n P rov.
Ben gkul u Tahun 2 0 1 8 -2 0 2 1
Bengkulu menunjukkan trend
308.00
15.43 15.41 15.23 14.91 15.03 15.3 15.22 16
menurun dari waktu ke waktu
306.00 15 selama periode Maret 2018
14
304.00
13 sampai dengan Maret 2021.
302.00
300.00 10.19 10.14
12
11
Apabila dibandingkan antara
9.82 9.66 9.78
298.00 9.41 9.22 10 periode Maret 2021 yang
296.00 9
294.00 8 tingkat kemiskinannya sebesar
Sumber : BPS 15,22 persen ke Maret 2020
Prov. BENGKULU yang tingkat kemiskinannya
15,03 persen, terjadi kenaikan
JML PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU
% PENDDK MISKIN NASIONAL persentase kemiskinan sebesar
% PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU
0,19 persen. Jumlah penduduk
miskin mengalami kenaikan sebanyak 3.421 jiwa dari 302.579 pada Maret 2020 jiwa
menjadi 306.000 jiwa pada Maret 2021.
Bila dibandingkan dengan nasional, tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu
masih cukup tinggi. Pada Maret 2021 tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu sebesar
15,22 persen, lebih tinggi dari tingkat kemiskinan nasional sebesar 10,14 persen.
Persentase angka kemiskinan mengalami tren peningkatan sejak mewabahnya
pandemi Covid-19 yang diikuti pula dengan penambahan jumlah penduduk miskin di
Provinsi Bengkulu. Persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu pada periode
Maret 2021 lebih didominasi oleh penduduk miskin di wilayah perdesaan. Beberapa
faktor yang dapat berpengaruh terhadap perubahan kemiskinan di Bengkulu
diantaranya adalah laju inflasi umum yang relatif rendah sebesar 0,77 persen
sampai dengan Maret 2021, tingkat pengangguran terbuka yang relatif tinggi
sebesar 3,72 persen pada bulan Februari 2021 serta banyaknya penduduk usia
kerja yang terdampak Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan
perubahan perilaku, aktifitas ekonomi dan pendapatan penduduk.
3. Gini Ratio
Grafik I.6
Gini
Perkembangan Gini Rasio Menururt Daerah Tempat Tinggal Maret 2017-Maret 2021 Ratio Provinsi
Bengkulu periode Maret
0.41
0.39 0.39
0.38
0.39
0.38 0.38 0.38 2021 tercatat 0,326 atau
0.39 0.38 0.37
0.37
0.36 0.36 menurun 0,008 poin
0.35
0.34 0.33 dibandingkan Maret 2020
0.33 0.32
0.330.35 0.35
dan lebih rendah
0.31 0.33
0.29
0.31
0.32 0.32 0.32 dibandingkan rata-rata
0.27 0.29 nasional yang sebesar
0.28 0.28 0.27
0.25 0.26 0,384. Hal ini menunjukan
Sumber : BPS Prov. Bengkulu bahwa pengeluaran
penduduk di wilayah
Kota Desa Bengkulu lebih merata
Prov. Bengkulu dibandingkan dengan
tingkat nasional dan
menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai provinsi dengan tingkat ketimpangan
tertinggi ke-22 dari 34 di Indonesia. Sejak Maret 2017 angka Gini Ratio di Provinsi
Bengkulu relatif mengalami penurunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama
periode tersebut terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Provinsi Bengkulu.
Namun demikian, akibat pandemic Covid-19, nilai gini ratio kembali mengalami
kenaikan pada Maret 2021 dibandingkan September 2020. Berdasarkan daerah
tempat tinggal, gini ratio di perkotaan menempati kenaikan terbesar, imbas masih
merebaknya pandemi amat terasa pada kegiatan-kegiatan ekonomi di perkotaan
seiring kebijakan pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah.
Tabel I.1 Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional s.d Triwulan II Tahun 2021
2017 2018
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
Provinsi Bengkulu 5.19 5.27 4.89 4.59 5.10 5.11 4.99 4.76
Nasional 5.01 5.01 5.06 5.19 5.06 5.27 5.17 5.18
Berdasarkan permasalahan
5.19 5.27yang ada dalam5.10 tiap-tiap
5.11 indikator
4.99 kesejahteraan
5.01
4.89 4.76
yang telah diuraikan diatas maka untuk mencapai 4.59 target pertumbuhan ekonomi dapat
direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai berikut:
1. Mengoptimalkanhasil komoditas pertanian melalui proses pengolahan (hilirisasi)
untuk menciptakan efek multiplier dan nilai tambah yang lebih besar pada
5.27 5.17 5.18 5.07
perekonomian daerah; 5.01 5.01 5.06 5.19 5.06
2. Mengoptimalkan belanja pemerintah pada sektor kesehatan dan bantuan social
(bansos) untuk mempercepat program pemulihan ekonomi dan menjaga konsumsi
masyarakat;
3. Menjaga keseimbangan Trw pasokan
I Trw IIterhadap permintaan,
Trw III Trw IV Trw I Trwutamanya
II Trw III pada
Trw IVkomoditas
Trw I
yang memiliki andil besar terhadap inflasi. Keseimbangan tersebut diperlukan
2017 2018 2019
untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus menjaga tingkat keuntungan yang
wajar dari pelaku usaha.
Provinsi Bengkulu
Nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik