SUMATRA
ANGGOTA: -PUTRA DWI RAMADHANI
-DECHA YUANITA FERNANDA
-SUCI DWI APRILLYA KHASANAH
-NADINE PUTRI RIYANTO
-M. ZURON GUNTORO
-VEGA APRILIA RAHMADANI
-LOLA LUSIANA RAHMA
-ANISATUL ILMI
-MAULIDIA FANESYAH APRIL
-MIFTACHUL IMAM
PERPANG NO 58
Pasal 2
Pemberian aba-aba perintah dalam baris-berbaris dilaksanakan secara berurutan yakni:
1. Aba” petunjuk
2. Aba” peringatan
3. Aba” pelaksanaan
1.-Aba” petunjuk disampaikan jika diperlukan untuk menegaskan maksud dari aba” peringatan atau pelaksanaan.
-Contoh aba” petunjuk: 1. “kepada komandan kompi”
2. “pleton 1”
3. “kompi A”
2. -Aba” peringatan merupakan inti perintah yang harus jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu”
-Contoh aba” peringatan: 1. “hormat senjata”
2. “maju”
3. “hitung”
3. -Aba” pelaksanaan untuk menegaskan saat atau waktu untuk melaksanakan aba” petunjuk/peringatan dg cara serentak/berturut’,aba” pelaksanaan diucapkan
dengan cara dihentikan.
-Contoh aba” pelaksanaan: 1. “gerak”
2. “jalan”
3. “mulai”
Pasal 3
1. Aba” “maju” merupakan salah satu aba” peringatan yang dapat diberikan kepada pasukan
yang dalam keadaan berhenti atau berjalan.
A.) Terhadap pasukan dalam keadaan berhenti yang akan meninggalkan tempat duduk tidak
dibatasi.
contoh: Maju=Jalan
B.) Terhadap pasukan yang sedang berjalan dapat juga memberikan aba” maju
contoh: 1. Balik-kanan-maju-jalan
2. Hadap-kanan/kiri-maju-jalan
2. Aba” henti dapat diberikansaat pasukan dalam posisi berjalan/bergerak
contoh: 1.Balik-kanan-henti = gerak
2.Hadap-kanan/kiri-henti = gerak
3.Namun tidak semua aba” peringatan henti harus diucapkan contohnya:
empat langkah kedepan = jalan, haluan kanan = jalan.
3. Aba” “selesai” diberikan pada gerakan akhir kegiatan yang aba”pelaksanaannya diawali
dengan “mulai” kecuali berhitung.
Pasal 4
Ketentuan pemberian aba-aba sebagai berikut
a) Pemberi aba” harus berdiri dengan sikap sempurna menghadap pasukan.
b) Pemberian aba” diucapkan dengan suara lantang tegas & bersemangat.
c) Apabila ada bagian dari aba” yang perlu dibetulkan, maka terlebih dahulu
disampaikan perintah/ucapan “ulangi”
Pasal 5
1.) Sikap sempurna diawali sikap istirahat.
2.) Aba” sikap sempurna terdiri atas:
- posisi berdiri “siap = gerak”
- posisi parade “parade, siap =
gerak”
- posisi duduk “duduk siap =
gerak”
Pasal 6
Pelaksanaan sikap sempurna berdiri diatur sebagai bentuk.
a. Sikap berdiri badan tegak.
b. Kedua tumit rapat dengan kedua telapak kaki membentuk sudut 45 derajat.
c. Lutut lurus, paha dirapatkan & tumpuhan berat badan dibagi diatas kedua kaki.
d. Perut ditarik & dada dibusungkan.
e. Pundak ditarik kebelakang tetapi tidak dinaikkan.
f. Kedua tangan lurus dirapatkan disamping badan, pergelangan tangan lurus.
g. Jari” tangan mengenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha.
h. Punggung ibu jari meenghadap depan sejajar dengan jahitan celana.
i. Leher lurus, dagu ditarik kebelakang.
j. Mulut ditutup, pandangan mata lurus kedepan & bernapas sewajarnya.
TUSTUM
TATA UPACARA BENDERA
Tata: mengatur,menata,menyusun.
Upa: rangkaian.
Cara: tindakan,gerakan.