Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada
dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban
dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang
diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh
Sikap lahir yang diperoleh :
v Ketegaran
v Ketangkasan
v Kelincahan
v Kerapihan
v Ketertiban
v Kehidmatan
v Kekompakan
v Keseragaman
v Kesigapan
v Keindahan
v Ketanggapan
v Kewajaran tenaga
v Kesopanan
v Ketelitian
c)
1.
2.
3.
a)
b)
c)
d)
Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Aba-aba : Lencang Depan - GERAK
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna.
Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua
Pada aba-aba Tegak Gerak , semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
f)
Berhitung
1. Aba-aba : Hitung - MULAI
2. Pelaksanaan :
a.
Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
c.
Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e.
Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
g) Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki
kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90 o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
j)
Berhimpun
1. Aba-aba : Berkumpul - MULAI
2. Pelaksanaan :
a.
Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tigalangkah
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
k)
1.
a.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
Berkumpul
Berkumpul bersaf
Aba-aba : Bersaf kumpul - MULAI
Pelaksanan :
Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan )
Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan Lurus
Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : Berbanjar kumpul MULAI
b. Pelaksanaan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan Lurus
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.
l)
Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c) Menyampaikan maksudnya.
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
E.
Panjang
70 cm
70 cm
40 cm
40 cm
40 cm
60 cm
80 cm
Tempo
96 menit
96 menit
30 menit
70 menit
70 menit
70 menit
165 menit
2)
3)
4)
Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
a.
Aba-aba : Jalan ditempat GERAK
b. Pelaksanaan :
Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti ganti diangkat hingga paha rata-rata.
Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan
( tidak melenggang )
Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru.
Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1. a. Aba-aba : Dua kali belok kanan / kiri JALAN
b. Pelaksanaan :
Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri jalan.
2. a. Aba-aba : Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN
b. Pelaksanaan :
Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat dimana aba- aba di berikan.
Perubahan arah 1800.
k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
1.
Ke hadap kanan / kiri berhenti
2.
Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3.
Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba
+ Hadap kanan / kiri henti GERAK
+ Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
+ Balik kanan henti GERAK
b. Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri
Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : Halauan Kanan / kiri JALAN
b. Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai 90 0.
Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 90 0, kemudian berjalan di tempat.
Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat LURUS .
Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Haluan kanan / kiri maju Jalan
b. Pelaksanaan :
Gerakan seperti tersebut di atas
Setelah aba-aba Maju Jalan ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : Haluan kanan / kiri jalan
b. Pelaksanaan :
Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat LURUS.
Pelatih memberi aba-aba Henti Jalan
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : Haluan kanan / kiri maju - Jalan
b. Pelaksanaan :
Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat LURUS.
Pelatih memberi aba-aba Maju Jalan
Seluruhnya melaksanakan berjalan.
m. Melintang Kanan / Kiri
Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba Melintang kanan / kiri Jalan
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju Jalan
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
Setelah beri aba-aba Maju Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
Setelah beri aba-aba Maju Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : Melintang kanan / kiri Jalan
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
Setelah aba-aba Henti Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna