kewajiban seorang Pramuka harus dapat baris berbaris dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Oleh karenanya dalam pembahasan kali ini kita akan mengkaji Syarat Kecakapan Umum
Penegak Bantara point ke-19 yaitu dapat baris berbaris dan dapat menjelaskan peraturannya kepada
anggota sangganya Peraturan Baris Berbaris atau PBB adalah suatu wujud latihan fisik yang membentuk
karakter disiplin, patriotisme, bertanggung jawab serta membentuk sikap lahir batin yang diarahkan
pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Baris berbaris pertama dilakukan oleh kekaisaran
romawi di bawah pimpinan Julius Caesar, dengan tujuan untuk membentuk pasukan yang memiliki
disiplin yang tinggi serta bertanggung jawab dengan melihat hasil lahir yaitu kerapihan, dan
kekompakan.
PBB bertujuan untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin,
sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan
individu, dan secara tidak langsung menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk melakukan tugas pokok tersebut sampai
dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang
sangat diperlukan untuk menjalankan tugas. Disiplin adalah mengutamakan tugas diatas kepentingan
individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
ABA-ABA
Dalam baris berbaris dikenal pula dengan aba-aba. Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh
seorang komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba petunjuk, digunakan untuk memberikan petunjuk dan menegasakan dari aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Aba-aba peringatan, adalah inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan
Gerak, untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain
baik dalam keadaan berhenti maupun berjalan.
Jalan, untuk menggerakan kaki untuk meninggalkan tempat. Apabila jarak meninggalkan tempat
tersebut jaraknya tidak terbatas biasanya menggunakan awalan "maju"
SIKAP SEMPURNA
1. Aba-aba : "Siap-Gerak"
2. Pelaksanaan
Badan/tubuh tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60 derajat, lutut lurus, paha rapat,
berat badan bertumpu di kedua kaki.
Perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik ke belakang, dan tidak dinaikan.
Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di
paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana.
Leher lurus, dagu di tarik, tatapan mata ke depan, mulut ditutup, gigi rapat, bernafas sewajarnya.
ISTIRAHAT
2. Pelaksanaan
Kaki kiri dipindahkan ke samping kiri, sepanjang telapak kaki (kurang lebih 30 cm)
Kedua belah lengan dibawa ke belakang dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak
tangan kiri, tangan kanan di kepalkan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari
dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan.
Dapat bergerak
LENCANG KANAN/KIRI
3. Pelaksanaan
Mengangkat tangan kanan/kiri ke samping, jari-jari tangan kanan/kiri menggenggam, punggung tangan
menghadap ke atas.
Catatan ;
Bila bersaf tiga, pada saat pelaksanaan saf terdepan mengangkat lengan kanan/kiri dalam keadaan
tangan menggenggam dan menyentuh bahu kanan/kiri orang yang disebelahnya.
Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut
pula memalingkan muka ke samping tanpa mengangkat tangan.
Penjuru saf tengah dan belakang mengambil jarak dari depan 1 lengan di tambah 2 kepalan dan setelah
lurus menurunkan tangan tanpa menunggu aba-aba.
Pada aba-aba tegak - GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke
depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
2. Pelaksanaan
Sama seperti pada saat lencang kanan/kiri dengan cara tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang), dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus,
ibu jari di sebelah belakang.
Pada aba-aba tegak - gerak, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke
dapan dan berdiri dalam sikap sempurna.
LENCANG DEPAN
3. Pelaksanaan
Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan
ditambah dua kepalan tangan.
Saf banjar depan tengah dan kiri mengambil jarak satu lengan ke samping kanan dan setelah lurus
menurunkan tangan dan sikap sempurna kembali tanpa menunggu aba-aba.
BERHITUNG
2. Pelaksanaan
Jika bersaf, penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan
muka ke depan.
Pada aba-aba pelaksanaa, berturut-turut mulai dari penjuru depan menyebut nomor hingga belakang.
HADAP KANAN/KIRI
2. Pelaksanaan
Kaki kanan/kiri melintang di depan kanan/kiri, lekuk kaki kanan/kiri berada di ujung kanan/kiri, berat
badan berpindah ke kaki kanan/kiri.
2. Pelaksanaan
BALIK KANAN
2. Pelaksanaan
Kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
MEMBUKA/MENUTUP BARISAN
2. Pelaksanaan
Regu kanan dan kiri membuka barisan dengan langkah satu langkah ke samping kanan/kiri, sedangkan
regu tengah tetap.
Pada aba-aba tutup barisan, regu kanan dan kiri yang telah melangkah satu langkah ke samping
kanan/kiri menutup kembali satu langkah ke kanan/kiri dan sikap sempurna.
BUBAR
2. Pelaksanaan
Setelah dibalas, kembali ke sikap sempurna, balik kanan, menghitung dua hitungan dalam hati,
mengayuhkan kaki kiri ke depan, dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi
pundak kemudian bubar.
BERHIMPUN
2. Pelaksnaan
Semua anggota datang di depan komandan dengan berdiri bebas, dengan jarak tiga langkah
BERKUMPUL
Berkumpul Bersaf
2. Pelaksanaan
Komandan menunjuk, seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
Anggota lainnya beridir di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri (lencang kanan)
Penjuru melihat ke samping kiri, setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan "Lurus"
Pada isyarat tersebut seluruh anggota menurunkan tangannya dan bersikap sempurna.
Bila bersenjata sebelum meluruskan, simpan senjata dipundak kiri terlebih dahulu.
Berkumpul Berbanjar
2. Pelaksanaan
Komandan menunjuk, seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
Anggota lainnya beridir di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri (lencang depan)
Anggota yang paling belakang melihat ke depan, setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan
"Lurus"
Pada isyarat tersebut seluruh anggota menurunkan tangannya dan bersikap sempurna.
Bila bersenjata sebelum meluruskan, simpan senjata dipundak kiri terlebih dahulu.
MENINGGALKAN BARISAN
1. Bila Komandan memberikan perintah kepada anggota yang ada dalam barisan
Menyampaikan maksudnya
Setelah mendapat izin, ia keluar barisan dengan balik kanan tanpa menunggu anggota lain.
1 Langkah Biasa 70 cm 96
2 Langkah Tegap 70 cm 96
3 Langkah Perlahan 40 cm 30
4 Langkah ke Samping 40 cm 70
5 Langkah ke belakang 40 cm 70
6 Langkah ke depan 60 cm 70
MAJU JALAN
2. Pelaksanaan
Kaki kiri diayun ke depan, lutu lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian
di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90 derajat lengan kiri 30
derajat.
LANGKAH BIASA
2. Pelaksanaan
Sama dengan maju jalan, ketika berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna
Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
LANGKAH TEGAP
2. Pelaksanaan
Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki
dihentakan terus menerus.
Telapak kaki rapat/sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi.
Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan dibuka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada saat kaki kiri jatuh ke tanah di tambah satu langkah, perubahan tangan dari
menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah ditambah satu langkah. Langkah pertama
dihentakan, bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatn : dalam keadaan berjalan cukup dengan menggunakan aba-aba peringatan : "Langakh
tegap/biasa jalan" pada perubahan jalan.
LANGKAH PERLAHAN
Untuk Berkabung (Mengantar Jenazah) dalam upacara kemiliteran
2. Pelaksanaan
Kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak ke tanah disusul kaki kanan ditarik ke depan
dan ditahan sebentar di tarik ke sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan di tapakan kaki kiri.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah ditambah satu langkah.
Selanjutnya, kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kanan/kiri menurut irama langkah biasa dan kembali
sikap sempurna
LANGKAH KE SAMPING/DEPAN/BELAKANG
2. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Pada aba-aba peringatan, kedua tangan dikepalkan dengan lemas diletakan di pinggang sebelah depan
dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang.
Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah dan selanjutnya
lari menurut panjang langkah.
2. Pelaksanaan
Pada aba-aba pelaksanaan diberikan pada kaki kanan/kiri jatuh ke tanah kemudian ditambah satu
langkah
2. Pelaksanaan
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh ke tanah di tambah tiga langkah kemudian jalan biasa, di mulai
dengan kaki kiri dihentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan dilenggangkan.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan,
kedua tangan diturunkan, kembali ke sikap sempurna.
GANTI LANGKAH
2. Pelaksanaan
Di berikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah
Ujung kaki kanan/kiri yang sedang dibelakang dirapat dengan tumit kaki kanan/kiri yang di sebelahnya.
Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa dirapatkan dengan paha
2. Pelaksanaan
Dimulai dengan kaki kiri, lutut diangkat berganting hingga rata-rata air.
Badan tegak, pandangan lurus kedepan, tangan rapat pada tubuh (tidak melenggang)
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah, ditambah satu langkah kemudian jalan ditempat.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke tanah, ditambah satu langkah kemudian mulai berjalan dengan
menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah, ditambah satu langkah kemudian kaki kanan/kiri
dirapatkan.
HORMAT KANAN/KIRI
2. Pelaksanaan
Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis, kepala dipalingkan dan pandangan mata
diarahkan kepada orang yang diberi hormat sampai 45 derajat hingga ada aba-aba "tegak-gerak"
Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan penghormatan.
2. Pelaksanaan
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ke tanah, ditambah satu langkah, langkah berikutnya dihentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan/kiri kembali melenggang, pandangan kembali ke depan.
2. Pelaksanaan
Pada hitungan ketiga kaki kanan/kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
2. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Penjuru merubah arah 90 derajat ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu
2. Pelaksanaan
Aba-aba dilaksanakan waktu kaki kanan jatuh ke tanah, di tambah satu langkah
Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, atau balik kanan
Gerakan selanjutnya, pada hitungan ketiga kaki kanan/kiri tidak dirapatkan, tapi dilangkahkan.
Ke Belok Kanan/Kiri
2. Pelaksanaan
Penjuru jarah memutar arah 90 derajat kemudian maju jalan ke arah yang baru
Catatan :
2. Pelaksanaan
Pada saat kaki kanan/kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah
2. Pelaksanaan
Setelah dua langkah berjalan, kemudian banjar melakukan dua belok kanan/kiri di tempat dimana aba-
aba diberikan.
2. Pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan/kiri jatuh ditanah, ditambah satu langkah
HALUAN KANAN/KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk saf, guna merubah arah tanpa mengubah bentuk
Berhenti ke Berhenti
2. Pelaksanaan
Pada aba-aba pelaksanaan penjuru kanan/kiri jalan di tempat, dengan merubah arah secara perlahan-
lahan sampai 90 derajat.
Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 90 derajat,
kemudian berjalan ditempat.
Kemudian komandan memberikan aba-aba "Henti - Gerak"
Berhenti ke Berjalan
2. Pelaksanaan
Berjalan ke Berhenti
2. Pelaksanaan
Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya sudah lurus, maka memberikan isyarat "LURUS"
Berjalan ke Berjalan
2. Pelaksanaan
Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya sudah lurus, maka memberikan isyarat "LURUS"
Seluruhnya berjalan
MELINTANG KANAN/KIRI
Gerakan ini dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan
arah tetap.
Berhenti ke Berhenti
2. Pelaksanaan
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan/kiri kemudian barisan membuat
gerakan haluan kanan/kiri.
Berhenti ke Berjalan
2. Pelaksanaan
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan/kiri kemudian barisan membuat gerakan
haluan kanan/kiri.
Berjalan ke Berhenti
2. Pelaksanaan
Setelah aba-aba pelaksanaan ditambah satu langkah, melakukan gerakan hadap kanan/kiri kemudian
barisan membuat gerakan haluan kanan/kiri.
Berjalan ke Berjalan
2. Pelaksanaan
Setelah aba-aba pelaksanaan ditambah satu langkah, melakukan gerakan hadap kanan/kiri kemudian
barisan membuat gerakan haluan kanan/kiri.