LAPORAN KASUS Orthopedi Nafiatul Muasyarah
LAPORAN KASUS Orthopedi Nafiatul Muasyarah
Disusun Oleh :
• Nafiatul Muasyarah (4521112050)
DEPARTEMEN ORTHOPEDI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2023
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : BTN Pao-Pao Permai C 5 No 17
MRS tanggal : 30 Oktober 2023
Bangsal : Seruni 3A
Diagnosis masuk : Fraktur kominutif 1/3 proksimal femur sinistra
B. Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid pada hari Senin, 31 Oktober 2023 dan
merupakan rujukan dari RS Islam Faisal Makassar dengan keluhan nyeri dan
SSSbengkak pada paha kiri akibat terpeleset di WC saat hendak mengambil air wudhu
untuk sholat ashar 5 hari yang lalu. Pasien jatuh dengan badan menumpu pada paha kiri.
Pasien kemudian dibawa ke RS Islam Faisal lalu dirujuk ke RS Tadjuddin Chalid untuk
mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 7 tahun lalu, Hipertensi 5 tahun lalu
5.Riwayat Pengobatan
Novorapid 3 x 10 IU
Sansulin 0-0-14
Amlodipine 10 mg 1x1
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tanda Vital
Tekanan darah : 178/86 mmHg
Nadi : 90 kali/ menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36 ºC
SpO2 : 99%
Status Internus
Rambut : Hitam, sukar dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-/-)
Hidung : Epitaksis (-), Deviasi septum (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), Sianosis (-)
Gigi : Caries tidak ada
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran KGB
Dada : Simetris saat statis dan dinamis
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis sulit dinilai
Perkusi : batas atas ICS II, batas kiri linea sternalis sinistra, batas
kanan linea axillaris anterior dextra
Auskultasi : murmur(-), gallop(-)
Paru
Inspeksi : asimetris
Palpasi : fremitus kanan kiri normal
Perkusi : sonor lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, datar, benjolan/massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
,
Urogenital : tidak diperiksa
Anus/Rektum : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Status lokalis
Kesan :
-Fiksasi interna terpasang pada proksimal os femur
sinistra
IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
ranitidin 1 amp/8 jam/IV
Transfusi PRC 2 bag
ORIF A2FN (Under C Arm dan
Fraction Table)
RESUME
Pasien ibu hamil G1P0A0 masuk RS Umum Wisata UIT dengan keluhan nyeri
perut tembus pinggang dan belakang yang dirasakan sejak kemarin. Terdapat
pelepasan lendir (+), darah (+), air (-). Keluhan mual dan muntah disangkal.
Demam tidak ada, sesak tidak ada. BAB dan BAK kesan normal. Pada
pemeriksaan luar obstetri didapatkan TFU 32 cm, kontraksi uterus tidak ada, DJJ
140X/menit, pada pemeriksaan dalam obstetri didapatkan pembukaan 2 cm.
Pada pemeriksaan penunjang USG janin kesan normal dan tidak ditemukan
kelainan.
PROGNOSIS
IVFD RL 20 tpm
O/
icu Ku : baik compos mentis ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
TD : 165/95 mmHg ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
N : 85 x/I
P : 20x/I ranitidin 1 amp/8 jam/IV
IVFD RL 20 tpm
O/
Perawatan seruni 3A Ku : baik compos mentis ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
TD : 160/110 mmHg ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
N : 67 x/I
P : 20x/I ranitidin 1 amp/8 jam/IV
R/
O/
Ku : baik compos mentis
TD : 165/95 mmHg cefadroxil 500 mg 2x1
N : 85 x/I
P : 20x/I Ketorolac 10 mg tab 2x1
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung. 2015.
DEFINISI
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang bersifat total
maupun parsial. Fraktur dapat disebabkan karena adanya trauma dan
peristiwa patologis. Fraktur dapat terjadi secara langsung seperti terbentur
bumper mobil atau secara tidak langsung seperti jatuh dari ketinggian.
Sedangkan peristiwa patologis pada fraktur terjadi akibat adanya aktivitas
berulang pada tulang atau karena kondisi kelemahan tulang akibat
osteoporosis, tumor, dan infeksi2
Agustini Made Priska, Suyasa I Ketut, Dusak I Wayan S, Asmara A.a Gde. Gambaran Karakteristik Fraktur Intertrochanter Femur di RSUP
Sanglah Denpasar Periode 1 Januari 2019-31 Desember 2019. Jurnal Medika Udayana. 2021:10(9);102-106.
Epidemiologi
Badan keselamatan (WHO) tercatat 13
juta orang mengalami kecelakaan pada
tahun 2012. Dengan 2,7% terjadi fraktur.
Pada tahun 2013 dengan presentase
4,2%. Pada tahun 2014 kejadian fraktur
meningkat menjadi 21 juta sehingga
menjadi 7,5%. Sedangkan pada tahun
2016 terdapat 8 juta orang meninggal
akibat mengalami fraktur femur3.
Riskesdas mencatat insiden patah tulang
di Indonesia pada tahun 2018 yaitu
sebanyak 5,5%, khususnya di Sumatera
Barat insiden patah tulang yang terjadi
adalah 5,6% dari kejadian fraktur di
Indonesia3.
Hermanto, Rudy, Laily I, Saiful N. Studi Kasus : Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Femur. Health Sciences Journal. 2020: 4(1); 90-111
Etiologi
Ridwan, Utari Nurul, Abdul MP, Prita AMS. Karakteristik Kasus Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoirie Ternate Tahun
2018. Kieraha Medical Journal. 2019: 1(1); 9-15
Klasifikasi
Klasifikasi fraktur tertutup menurut Tscherne 2 Klasifikasi Gustilo untuk fraktur terbuka
klasifikasi Keterangan
klasifikasi Keterangan Dera Derajat I Luka kecil dan bersih berukuran < 1cm.
Derajat 0 Cedera jaringan lunak tidak ada atau kerusakan jaringan lunak minimal. Jenis fraktur
bukan fraktur kominutif
minimal
Derajat 1 Fraktur dengan abrasi superfisil atau Derajat II Luka berukuran > 1cm tanpa hilangnya kulit yang
menutupi luka. Kerusakan jaringan lunak hanya
kemerahan pada kulit dan jaringan
sedikit
subkutan
Derajat III Luka luas, kerusakan berat pada kulit dan
Derajat 2 Fraktur dengan memar dan bengkak pada
jaringan, serta dapat mengenai pembuluh darah.
jaringan ikat profundus Kejadian kontaminasi sangat mungkin terjadi
Derajat 3 Fraktur dengan kerusakan parah pada
Derajat IIIA Laserasi luas tetapi tulang masih dapat ditutup
jaringan ikat dan adanya ancaman sindrom dengan jaringan lunak di sekitarnya.
kompartemen.
Derajat IIIB Periosteal stripping ekstensif. Fraktur hannya
dapat ditutup dengan flap
Hermanto, Rudy, Laily I, Saiful N. Studi Kasus : Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Derajat IIIC Cedera arteri
Operasi Fraktur Femur. Health Sciences Journal. 2020: 4(1); 90-111
Berdasarkan Orthopaedic Trauma Association (OTA) fraktur dapat diklasifikasikan menjadi 11
•Fraktur Linear
1.Transversal yaitu fraktur sepanjang garis tengah tulang
2.Obliq yaitu fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang
3. Spiral yaitu fraktur memuntir sepanjang batang tulang
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
2. Fraktur Intertrochanter
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
3. Fraktur Batang femur
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
4. Fraktur suprakondiler femur
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
5. Fraktur subtrochanter
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
Pergerakan (Movement) : Terbatas
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat
mencurigai adanya fraktur. Walaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan
keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur
2. Ct scan
Suatu jenis pemeriksaan untuk melihat lebih detail
mengenai bagian tulang atau sendi, dengan membuat
foto irisan lapis demi lapis.
Perdana Ahmad, 2021. Hubungan Antara Ambulation Prognosis Predictive Score dan Status Ambulasi Pada Pasien dengan Fractur Intertrochanter Post Fiksasi
Dynamic Hip Screw di Makassar. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin
3. MRI
Perdana Ahmad, 2021. Hubungan Antara Ambulation Prognosis Predictive Score dan Status Ambulasi Pada Pasien dengan Fractur Intertrochanter Post Fiksasi
Dynamic Hip Screw di Makassar. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin
Tata Laksana
Penatalaksanaan utama yang sering dilaksanakan pada kasus fraktur femur untuk
memulihkan fungsi normal adalah tindakan pemasangan Open Reduction Internal
fixatie (ORIF).ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya
mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang kembali pada posisi
anatominya.Fiksasi internal mengacu pada fiksasi Plate and Screw untuk
memfasilitasi penyembuhan. Permasalahan yang timbul dari tindakan ORIF
berkaitan dengan nyeri, gangguan perfusi jaringan, gangguan mobilitas fisik, dan
gangguan konsep diri.Penatalaksanaan fraktur tersebut dapat mengakibatkan
masalah atau komplikasi seperti baal, nyeri, kekakuan otot, bengkak atau edema,
keterbatasan lingkup gerak, penurunan kekuatan otot, penurunan aktivitas
fungsional serta pucat pada anggota gerak yang di operasi.
Wantoro G, Muflihatul M, Henni K. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ambulasi Dini Post ORIF pada Pasien Fraktur Femur Study Retrospektif. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi. 2020: 9(2); 283-292
Prinsip Tata Laksana Fraktur
Rekognisi (pengenalan)
Reduksi (reposisi)
Wantoro G, Muflihatul M, Henni K. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ambulasi Dini Post ORIF pada Pasien Fraktur Femur Study Retrospektif. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi. 2020: 9(2); 283-292
Mekanisme Penyembuhan Fraktur
Pountos, Ippokratis, Peter V. Giannoudis. Fracture Healing: Back to Basics and Latest Advances.
Springer International Publishing. 2018: 3-17
Komplikasi
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung.
2015.
3. Fraktur suprakondiler femur
4. Fraktur subtrokanter
Komplikasi yang sering timbul adalah nonunion dan
malunion. Komplikasi ini dapat dikoreksi dengan
osteotomi atau bone grafting.
Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung.
2015.
Dasar Diagnosis
Pasien datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid pada hari Senin, 31 Oktober 2023
dan merupakan rujukan dari RS Islam Faisal Makassar dengan keluhan nyeri dan
SSSbengkak pada paha kiri akibat terpeleset di WC saat hendak mengambil air
wudhu untuk sholat ashar 5 hari yang lalu. Pasien jatuh dengan badan menumpu
pada paha kiri. Pasien kemudian dibawa ke RS Islam Faisal lalu dirujuk ke RS
Tadjuddin Chalid untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut .
Pada pemeriksaan fisik pada status regional femur sinistra look didapatkan
pembengkakan, deformitas, pada perabaan (feel) didapatkannyeri tekan, nyeri
saat digerakkan, NVD baik, akral hangat, CRT < 2 detik, dan untuk move ROM
terbatas.
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan hasil fraktur kominutif 1/3 proksimal
femur sinistra. Pada hasil pemeriksaan laboratorium pada darah rutin terdapat
leukositosis, pada pemeriksaan glukosa didapatkan hiperglikemia.
Alasan Rencana Penatalaksanaan
Dari uraian diatas maka penatalaksanaan pada kasus ini adalah diberikan
terapi cairan ringer laktat untuk keseimbangan hemodinamik pasien
pemberian anti nyeri dengan ketorolac, dan ranitidine sebagai
gastroprotector, diberikan juga antibiotic ceftriakson sebagai antibiotic
spectrum luas pada post operasi, dan dipersiapkan transfusi PRC 2 bag,
di ruang operasi diberikan transfusi PRC sebanyak 500 cc. Kemudian
dilakukan juga pemeriksaan foto rontgen femur AP/Lat sinistra untuk
memastikan ada tidaknya fraktur lalu dipasang traksi untuk memfiksasi
kaki kiri kemudian ditindak lanjuti oleh dokter spesialis orthopedi di RS
Tadjuddin Chalid dengan penanganan definitive yaitu ORIF dengan A2FN
(Under C Arm dan Fraction Table) yaitu dengan posisi pasien supine pada
meja operasi untuk visualisasi bagian proksimal femur dengan bantuan
teknologi c-arm untuk melihat organ target dalam tubuh pasien dengan
menggunakan radiasi yaitu fluoroskopi atau sinar x.
Kesimpulan
Pasien perempuan usia 71 tahun datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid dengan keluhan nyeri
dan bengkak pada paha kanan karena jatuh terpeleset di WC saat hendak mengambil air wudhu
dengan posisi jatuh menumpu pada paha kanan. Pasien merupakan rujukan dari RS Islam
Faisal Makassar. Pasien didiagnosa fraktur kominutif 1/3 proksimal femur sinistra. Fraktur femur
adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur
femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah). Fraktur kominutif adalah terdapat lebih dari dua fragmen fraktur yang biasanya
terpecah belah. Penatalaksanaan medis pada kasus fraktur femur biasanya melalui
pembedahan jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan syok, emboli lemak, trauma
pembuluh darah besar, trauma saraf, trombo-emboli, dan infeksi. Pada kasus ini tampak bahwa
fraktur femur kominutif ini dilakukan tindakan operasi yaitu ORIF dengan A2FN (Under C Arm
dan Fraction Table)
THANKYOU