Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

FRAKTUR KOMINUTIF 1/3 PROKSIMAL FEMUR


SINISTRA

Disusun Oleh :
• Nafiatul Muasyarah (4521112050)

Dosen Pembimbing : dr. Henry Tanzil, M.Kes Sp. OT (K)

DEPARTEMEN ORTHOPEDI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2023
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : BTN Pao-Pao Permai C 5 No 17
MRS tanggal : 30 Oktober 2023
Bangsal : Seruni 3A
Diagnosis masuk : Fraktur kominutif 1/3 proksimal femur sinistra
B. Anamnesis

Diberikan oleh : Pasien


Tanggal :30 Oktober 2023

Riwayat Penyakit Sekarang

1. Keluhan utama : Nyeri dan bengkak pada paha kiri


2. Riwayat Perjalanan Penyakit :

Pasien datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid pada hari Senin, 31 Oktober 2023 dan
merupakan rujukan dari RS Islam Faisal Makassar dengan keluhan nyeri dan
SSSbengkak pada paha kiri akibat terpeleset di WC saat hendak mengambil air wudhu
untuk sholat ashar 5 hari yang lalu. Pasien jatuh dengan badan menumpu pada paha kiri.
Pasien kemudian dibawa ke RS Islam Faisal lalu dirujuk ke RS Tadjuddin Chalid untuk
mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 7 tahun lalu, Hipertensi 5 tahun lalu

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan hipertensi : Tidak diketahui
Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus : Tidak diketahui
Riwayat keluarga dengan alergi atau asma : Tidak diketahui

5.Riwayat Pengobatan
Novorapid 3 x 10 IU
Sansulin 0-0-14
Amlodipine 10 mg 1x1
PEMERIKSAAN FISIS

 Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
 Tanda Vital
Tekanan darah : 178/86 mmHg
Nadi : 90 kali/ menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36 ºC
SpO2 : 99%
 Status Internus
Rambut : Hitam, sukar dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-/-)
Hidung : Epitaksis (-), Deviasi septum (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), Sianosis (-)
Gigi : Caries tidak ada
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran KGB
Dada : Simetris saat statis dan dinamis
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis sulit dinilai
Perkusi : batas atas ICS II, batas kiri linea sternalis sinistra, batas
kanan linea axillaris anterior dextra
Auskultasi : murmur(-), gallop(-)
Paru

Inspeksi : asimetris
Palpasi : fremitus kanan kiri normal
Perkusi : sonor lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi : simetris, datar, benjolan/massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
,
Urogenital : tidak diperiksa
Anus/Rektum : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik

Status lokalis

Regio Femur Sinistra


Look : pembengkakan (+), deformitas (+) , atrofi otot (-)
Feel : nyeri tekan (+), sensibilitas (+), NVD baik, akral hangat, CRT < 2 detik
Move : ROM terbatas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (01/11/2023)
Parameter Hasil Rujukan
WBC 20.5 x 103/uL 4.0 – 10.00 x 103/uL
Neutrofil 87,0 50-70 %
Limfosit 5,3 20-40%
RBC 3.94 x 106/uL 4.20 – 5.40 x 106/uL
HGB 11,5 g/dL 12,0 – 16,0 g/dL
HCT 32,9% 34 – 45 %
MCV 83,5 fL 80 – 95 fL
MCH 29.2 pg 25.6 – 32.2 pg
MCHC 35 g/dL 32.2 – 35.5 g/dL
PLT 314 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
GDS 248 mg/dl <140
SGOT 30 u/l <38
SGPT 30 u/l <41
Ureum 27 mg/dl 10-50
kreatinin 0,68 mg/dl <1,1
Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada tanggal 30 Oktober 2023

- Alignment SI joint dan Hip joint bilateral baik, tidak tampak


dislokasi
- Tampak fraktur kominutif pada 1/3 proksimal os femur
sinistra
- Densitas tulang baik
- Celah sendi SI dan hip joint bilateral baik
- Jaringan lunak sekita kesan baik

Kesan : fraktur kominutif 1/3 proximal os femur sinistra

Gambar 1 . Foto Pelvis AP


Foto Femur Sinistra AP/Lateral

Alignment hip joint sinistra baik, tidak tampak dislokasi


Tampak fraktur kominutif pada 1/3 proximal os femur
sinistra
Celah hip joint sinistra baik
Jaringan lunak sekitar kesan baik

Kesan : fraktur kominutif 1/3 proximal os femur sinistra

Foto Femur Sinistra AP/Lateral (pre-op)


Pemeriksaan radiologi pada tanggal 01 November 2023 (post op)

Alignment hip joint sinistra baik, tidak tampak dislokasi


Tampak plate and screws terpasang pada proksimal os
femur sinistra
Celah sendi hip baik
Mineralisasi tulang menurun
Soft tissue baik

Kesan :
-Fiksasi interna terpasang pada proksimal os femur
sinistra

Foto Femur Sinistra AP/Lateral (post-op)


- Osteopeni
DIAGNOSIS KERJA

Fraktur Kominutif 1/3 Proksimal Femur Sinistra


TATA LAKSANA

IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
ranitidin 1 amp/8 jam/IV
Transfusi PRC 2 bag
ORIF A2FN (Under C Arm dan
Fraction Table)
RESUME

Pasien ibu hamil G1P0A0 masuk RS Umum Wisata UIT dengan keluhan nyeri
perut tembus pinggang dan belakang yang dirasakan sejak kemarin. Terdapat
pelepasan lendir (+), darah (+), air (-). Keluhan mual dan muntah disangkal.
Demam tidak ada, sesak tidak ada. BAB dan BAK kesan normal. Pada
pemeriksaan luar obstetri didapatkan TFU 32 cm, kontraksi uterus tidak ada, DJJ
140X/menit, pada pemeriksaan dalam obstetri didapatkan pembukaan 2 cm.
Pada pemeriksaan penunjang USG janin kesan normal dan tidak ditemukan
kelainan.
PROGNOSIS

Ad Vitam : dubia ad bonam


Sanationam : dubia ad bonam
Fungsionam : dubia ad bonam
Lampiran Foto

Hari/tanggal : 31 Oktober 2023 di Ruang Operasi

Saat tindakan Setelah tindakan


Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Rabu, S/ P/
01/11/2023 - Pasien mengeluh nyeri bekas op pada paha kiri R/

IVFD RL 20 tpm
O/
icu Ku : baik compos mentis ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
TD : 165/95 mmHg ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
N : 85 x/I
P : 20x/I ranitidin 1 amp/8 jam/IV

Regio Femur sinistra


L : atrofi otot (-), deformitas (+), terpasang elastic verban
F : nyeri tekan (+), nyeri saat digerakkan (+), akral hangat
CRT < 2 detik
M : ROM terbatas
-
A/

Post ORIF H1 A2FN et causa fraktur 1/3 proksimal left femur


Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Kamis, S/ P/
02/11/2023 - Pasien masih mengeluh nyeri bekas op pada paha kiri R/

IVFD RL 20 tpm
O/
Perawatan seruni 3A Ku : baik compos mentis ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
TD : 160/110 mmHg ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
N : 67 x/I
P : 20x/I ranitidin 1 amp/8 jam/IV

Regio Femur sinistra


L : atrofi otot (-), deformitas (+), terpasang elastic verban
F : nyeri tekan (+), nyeri saat digerakkan (+), akral hangat
CRT < 2 detik
M : ROM terbatas
-
A/

Post ORIF H2 A2FN et causa fraktur 1/3 proksimal left femur


Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Jumat, S/ P/
Mulai belajar bergerak
03/11/2023 - Pasien mengeluh nyeri bekas op pada paha kiri namun
sudah mulai berkurang dan mulai belajar bergerak R/
SERUNI 3A
IVFD RL 20 tpm
O/
Ku : baik compos mentis ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
TD : 154/98 mmHg ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
N : 85 x/I
P : 20x/I ranitidin 1 amp/8 jam/IV

Regio Femur sinistra


L : atrofi otot (-), deformitas (+), terpasang elastic verban
F : nyeri tekan (+), nyeri saat digerakkan (+), akral hangat
CRT < 2 detik
M : ROM terbatas
-
A/

Post ORIF H3 A2FN et causa fraktur 1/3 proksimal left femur


Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Sabtu S/ P/
03/11/2023 - Pasien mengeluh nyeri bekas op pada paha kiri namun Belajar duduk dan bergerak
sudah berkurang dan sudah belajar bergerak
R/
Seruni 3A
O/ IVFD RL 20 tpm
Ku : baik compos mentis
TD : 165/95 mmHg ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
N : 85 x/I ketorolac 1 amp/8 jam/ IV
P : 20x/I
ranitidin 1 amp/8 jam/IV
Regio Femur sinistra
L : atrofi otot (-), deformitas (+), terpasang elastic verban
F : nyeri tekan (+), nyeri saat digerakkan (+), akral hangat
CRT < 2 detik
M : ROM terbatas
-
A/

Post ORIF H4 A2FN et causa fraktur 1/3 proksimal left femur


Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Minggu S/ P/
04/11/2023Sruni 3A - Pasien mengeluh nyeri bekas op pada paha kiri namun Aff infus
sudah berkuran dan mulai belajar bergerak Boleh pulang

R/
O/
Ku : baik compos mentis
TD : 165/95 mmHg cefadroxil 500 mg 2x1
N : 85 x/I
P : 20x/I Ketorolac 10 mg tab 2x1

Regio Femur sinistra


L : atrofi otot (-), deformitas (+), terpasang elastic verban
F : nyeri tekan (+), nyeri saat digerakkan (+), akral hangat
CRT < 2 detik
M : ROM terbatas
-
A/

Post ORIF H5 A2FN et causa fraktur 1/3 proksimal left femur


PEMBAHASAN
ANATOMI

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung. 2015.
DEFINISI
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang bersifat total
maupun parsial. Fraktur dapat disebabkan karena adanya trauma dan
peristiwa patologis. Fraktur dapat terjadi secara langsung seperti terbentur
bumper mobil atau secara tidak langsung seperti jatuh dari ketinggian.
Sedangkan peristiwa patologis pada fraktur terjadi akibat adanya aktivitas
berulang pada tulang atau karena kondisi kelemahan tulang akibat
osteoporosis, tumor, dan infeksi2

Agustini Made Priska, Suyasa I Ketut, Dusak I Wayan S, Asmara A.a Gde. Gambaran Karakteristik Fraktur Intertrochanter Femur di RSUP
Sanglah Denpasar Periode 1 Januari 2019-31 Desember 2019. Jurnal Medika Udayana. 2021:10(9);102-106.
Epidemiologi
Badan keselamatan (WHO) tercatat 13
juta orang mengalami kecelakaan pada
tahun 2012. Dengan 2,7% terjadi fraktur.
Pada tahun 2013 dengan presentase
4,2%. Pada tahun 2014 kejadian fraktur
meningkat menjadi 21 juta sehingga
menjadi 7,5%. Sedangkan pada tahun
2016 terdapat 8 juta orang meninggal
akibat mengalami fraktur femur3.
Riskesdas mencatat insiden patah tulang
di Indonesia pada tahun 2018 yaitu
sebanyak 5,5%, khususnya di Sumatera
Barat insiden patah tulang yang terjadi
adalah 5,6% dari kejadian fraktur di
Indonesia3.

Hermanto, Rudy, Laily I, Saiful N. Studi Kasus : Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Femur. Health Sciences Journal. 2020: 4(1); 90-111
Etiologi

 Fraktur akibat trauma langsung maupun tidak langsung


 Fraktur akibat stress repetitif
 Fraktur patologis

Ridwan, Utari Nurul, Abdul MP, Prita AMS. Karakteristik Kasus Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoirie Ternate Tahun
2018. Kieraha Medical Journal. 2019: 1(1); 9-15
Klasifikasi
Klasifikasi fraktur tertutup menurut Tscherne 2 Klasifikasi Gustilo untuk fraktur terbuka
klasifikasi Keterangan
klasifikasi Keterangan Dera Derajat I Luka kecil dan bersih berukuran < 1cm.
Derajat 0 Cedera jaringan lunak tidak ada atau kerusakan jaringan lunak minimal. Jenis fraktur
bukan fraktur kominutif
minimal

Derajat 1 Fraktur dengan abrasi superfisil atau Derajat II Luka berukuran > 1cm tanpa hilangnya kulit yang
menutupi luka. Kerusakan jaringan lunak hanya
kemerahan pada kulit dan jaringan
sedikit
subkutan
Derajat III Luka luas, kerusakan berat pada kulit dan
Derajat 2 Fraktur dengan memar dan bengkak pada
jaringan, serta dapat mengenai pembuluh darah.
jaringan ikat profundus Kejadian kontaminasi sangat mungkin terjadi
Derajat 3 Fraktur dengan kerusakan parah pada
Derajat IIIA Laserasi luas tetapi tulang masih dapat ditutup
jaringan ikat dan adanya ancaman sindrom dengan jaringan lunak di sekitarnya.
kompartemen.
Derajat IIIB Periosteal stripping ekstensif. Fraktur hannya
dapat ditutup dengan flap

Hermanto, Rudy, Laily I, Saiful N. Studi Kasus : Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Derajat IIIC Cedera arteri
Operasi Fraktur Femur. Health Sciences Journal. 2020: 4(1); 90-111
Berdasarkan Orthopaedic Trauma Association (OTA) fraktur dapat diklasifikasikan menjadi 11
•Fraktur Linear
1.Transversal yaitu fraktur sepanjang garis tengah tulang
2.Obliq yaitu fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang
3. Spiral yaitu fraktur memuntir sepanjang batang tulang

Karadsheh Mark. 2023. Intertrochanteric Fractures Orthobullets. Diakses dari


https://www.orthobullets.com/trauma/1038/intertrochanteric-fractures
Komplet  garis patah
menyeberang dari sisi ke sisi
( mengenai seluruh kortek
tulang)
Inkomplet  garis fraktur tdk
mengenai kortek sisi lain, masih
ada kortek tulang yg utuh, sering
pada anak-anak  greenstick

Fraktur komplet Fraktur green stick Fraktur inkomplet

Karadsheh Mark. 2023. Intertrochanteric Fractures Orthobullets. Diakses dari


https://www.orthobullets.com/trauma/1038/intertrochanteric-fractures
Fraktur Communited yaitu terdapat lebih dari dua fragmen fraktur yang biasanya terpecah belah.
• Communited <50%
• Communited >50%
• Butterfly <50%

Karadsheh Mark. 2023. Intertrochanteric Fractures Orthobullets. Diakses dari


https://www.orthobullets.com/trauma/1038/intertrochanteric-fractures
Fraktur Segmental Fraktur Bone Loss

• Two level Bone loss <50%

• Three or more level Bone loss >50%

• Longitudinal split Complete bone loss

Karadsheh Mark. 2023. Intertrochanteric Fractures Orthobullets. Diakses dari


https://www.orthobullets.com/trauma/1038/intertrochanteric-fractures
Pembagian Fraktur Femur
1. Fraktur leher femur

Fraktur leher femur terjadi pada proksimal


hingga garis intertrokanter pada regio
intrakapsular tulang panggul . Fraktur ini
seirng terjadi pada wanita usia di atas 60
tahun dan biasanya berhubungan dengan
osteoporosis

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
2. Fraktur Intertrochanter

Fraktur intertrokanter menurut definisi


bersifat ekstrakapsular. Seperti halnya
fraktur leher femur, fraktur intertrokanter
sering ditemukan pada manula atau
penderita osteoporosis. Kebanyakan
pasien adalah wanita berusia 80-an. 1
Fraktur terjadi jika penderita jatuh dengan
trauma lansung pada trokanter mayor atau
pada trauma yang bersifat memuntir.

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
3. Fraktur Batang femur

Fraktur batang femur merupakan fraktur yang sering terjadi


pada orang dewasa muda. Jika terjadi pada pasien manula,
fraktur ini harus dianggap patologik sebelum terbukti
sebaliknya. Fraktur spiral biasanya disebabkan oleh jatuh
dengan posisi kaki tertambat sementara daya pemuntir
ditransmisikan ke femur. Fraktur melintang dan oblik biasanya
akibat angulasi atau benturan lansung. Oleh karena itu, sering
ditemukan pada kecelakaan sepeda motor.

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
4. Fraktur suprakondiler femur

Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas


proksimal kondilus femur dan batas metafisis dengan
diafisis femur. Fraktur terjadi karena tekanan varus
atau valgus disertai kekuatan aksial dan putaran.
Klasifikasi fraktur suprakondiler femur terbagi atas:
tidak bergeser, impaksi, bergeser, dan komunitif, yang
dapat dilihat pada gambar.

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
5. Fraktur subtrochanter

Fraktur ini dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya


akibat trauma yang hebat. Gambaran klinisnya berupa
anggota gerah bawah keadaan rotasi eksterna,
memendek, dan ditemukan pembengkakan pada
daerah proksimal femur disertai nyeri pada pergerakan.
Pada pemeriksaan radiologis dapat menunjukkan
fraktur yang terjadi di bawah trokanter minor. Garis
fraktur bisa bersifat tranversal, oblik, atau spiral dan
sering bersifat kominutif

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

Riwayat penderita Inspeksi (Look)

Menggali gejala/keluhan yang Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan


membuat pasien datang untuk yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan)
diperiksa seperti riwayat
mungkin terlihat jelas,
trauma; waktu, cara, lokasi
terjadinya trauma. Sifat
Palpasi (Feel)
nyerinya, riwayat penyakit
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga
lainnya serta latar belakang
memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan
sosialnya.
nadi dan untuk menguji sensasi

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas
Lampung. 2015.
Pergerakan (Movement) : Terbatas
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto polos
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat
mencurigai adanya fraktur. Walaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan
keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur

2. Ct scan
Suatu jenis pemeriksaan untuk melihat lebih detail
mengenai bagian tulang atau sendi, dengan membuat
foto irisan lapis demi lapis.

Perdana Ahmad, 2021. Hubungan Antara Ambulation Prognosis Predictive Score dan Status Ambulasi Pada Pasien dengan Fractur Intertrochanter Post Fiksasi
Dynamic Hip Screw di Makassar. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin
3. MRI

MRI dapat digunakan untukemeriksa


hampir semua tulang, sendi, dan jaringan
lunak. MRI dapat digunakan untuk
mengidentifikasi cedera tendon, ligamen,
otot, tulang awan, dan tulang.

Perdana Ahmad, 2021. Hubungan Antara Ambulation Prognosis Predictive Score dan Status Ambulasi Pada Pasien dengan Fractur Intertrochanter Post Fiksasi
Dynamic Hip Screw di Makassar. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin
Tata Laksana
Penatalaksanaan utama yang sering dilaksanakan pada kasus fraktur femur untuk
memulihkan fungsi normal adalah tindakan pemasangan Open Reduction Internal
fixatie (ORIF).ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya
mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang kembali pada posisi
anatominya.Fiksasi internal mengacu pada fiksasi Plate and Screw untuk
memfasilitasi penyembuhan. Permasalahan yang timbul dari tindakan ORIF
berkaitan dengan nyeri, gangguan perfusi jaringan, gangguan mobilitas fisik, dan
gangguan konsep diri.Penatalaksanaan fraktur tersebut dapat mengakibatkan
masalah atau komplikasi seperti baal, nyeri, kekakuan otot, bengkak atau edema,
keterbatasan lingkup gerak, penurunan kekuatan otot, penurunan aktivitas
fungsional serta pucat pada anggota gerak yang di operasi.
Wantoro G, Muflihatul M, Henni K. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ambulasi Dini Post ORIF pada Pasien Fraktur Femur Study Retrospektif. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi. 2020: 9(2); 283-292
Prinsip Tata Laksana Fraktur
 Rekognisi (pengenalan)

 Reduksi (reposisi)

 Retensi (imobilisasi fraktur)

 Rehabilitasi (mengembalikan aktivitas fungsional)

Wantoro G, Muflihatul M, Henni K. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ambulasi Dini Post ORIF pada Pasien Fraktur Femur Study Retrospektif. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi. 2020: 9(2); 283-292
Mekanisme Penyembuhan Fraktur

Pountos, Ippokratis, Peter V. Giannoudis. Fracture Healing: Back to Basics and Latest Advances.
Springer International Publishing. 2018: 3-17
Komplikasi

1. Fraktur leher femur 2. Fraktur Batang Femur

• Nekrosis avaskuler kaput femur


• Delayed union
• Nonunion
• Non union
• Osteoartritis sekunder
• Malunion
• Anggota gerak memendek
• Kaku sendi lutut
• Malunion
• Refraktur
• Malrotasi berupa rotasi eksterna

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung.
2015.
3. Fraktur suprakondiler femur

Komplikasi dini yang dapat terjadi berupa: penetrasi


fragmen fraktur ke kulit yang menyebabkan fraktur
menjadi terbuka, trauma pembuluh darah besar, dan
trauma saraf. Komplikasi lanjut dapat berupa malunion
dan kekakuan sendi lutut.1

4. Fraktur subtrokanter
Komplikasi yang sering timbul adalah nonunion dan
malunion. Komplikasi ini dapat dikoreksi dengan
osteotomi atau bone grafting.

Budiman et al. Fraktur Femur. SMF Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Universitas Lampung.
2015.
Dasar Diagnosis
Pasien datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid pada hari Senin, 31 Oktober 2023
dan merupakan rujukan dari RS Islam Faisal Makassar dengan keluhan nyeri dan
SSSbengkak pada paha kiri akibat terpeleset di WC saat hendak mengambil air
wudhu untuk sholat ashar 5 hari yang lalu. Pasien jatuh dengan badan menumpu
pada paha kiri. Pasien kemudian dibawa ke RS Islam Faisal lalu dirujuk ke RS
Tadjuddin Chalid untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut .

Pada pemeriksaan fisik pada status regional femur sinistra look didapatkan
pembengkakan, deformitas, pada perabaan (feel) didapatkannyeri tekan, nyeri
saat digerakkan, NVD baik, akral hangat, CRT < 2 detik, dan untuk move ROM
terbatas.
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan hasil fraktur kominutif 1/3 proksimal
femur sinistra. Pada hasil pemeriksaan laboratorium pada darah rutin terdapat
leukositosis, pada pemeriksaan glukosa didapatkan hiperglikemia.
Alasan Rencana Penatalaksanaan

Dari uraian diatas maka penatalaksanaan pada kasus ini adalah diberikan
terapi cairan ringer laktat untuk keseimbangan hemodinamik pasien
pemberian anti nyeri dengan ketorolac, dan ranitidine sebagai
gastroprotector, diberikan juga antibiotic ceftriakson sebagai antibiotic
spectrum luas pada post operasi, dan dipersiapkan transfusi PRC 2 bag,
di ruang operasi diberikan transfusi PRC sebanyak 500 cc. Kemudian
dilakukan juga pemeriksaan foto rontgen femur AP/Lat sinistra untuk
memastikan ada tidaknya fraktur lalu dipasang traksi untuk memfiksasi
kaki kiri kemudian ditindak lanjuti oleh dokter spesialis orthopedi di RS
Tadjuddin Chalid dengan penanganan definitive yaitu ORIF dengan A2FN
(Under C Arm dan Fraction Table) yaitu dengan posisi pasien supine pada
meja operasi untuk visualisasi bagian proksimal femur dengan bantuan
teknologi c-arm untuk melihat organ target dalam tubuh pasien dengan
menggunakan radiasi yaitu fluoroskopi atau sinar x.
Kesimpulan
Pasien perempuan usia 71 tahun datang ke IGD RSUP Tadjuddin Chalid dengan keluhan nyeri
dan bengkak pada paha kanan karena jatuh terpeleset di WC saat hendak mengambil air wudhu
dengan posisi jatuh menumpu pada paha kanan. Pasien merupakan rujukan dari RS Islam
Faisal Makassar. Pasien didiagnosa fraktur kominutif 1/3 proksimal femur sinistra. Fraktur femur
adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur
femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah). Fraktur kominutif adalah terdapat lebih dari dua fragmen fraktur yang biasanya
terpecah belah. Penatalaksanaan medis pada kasus fraktur femur biasanya melalui
pembedahan jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan syok, emboli lemak, trauma
pembuluh darah besar, trauma saraf, trombo-emboli, dan infeksi. Pada kasus ini tampak bahwa
fraktur femur kominutif ini dilakukan tindakan operasi yaitu ORIF dengan A2FN (Under C Arm
dan Fraction Table)
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai