Materi Penyegaran Kuliah Timbunan - 05092014

Mata kuliah
MEKANIKA TANAH (PS-1335)

Prof. Ir.Noor Endah Msc. Ph.D.
BAGAN ALIR BAHASAN

POKOK
BAHASAN
GAYA ANGKAT DISTRIBUSI
DIBAWAH TEGANGAN
BANGUNAN AIR (8)
(6) A. Air Tanah
PEMAMPATAN B. Hukum Darcy
TEGANGAN
EFEKTIF TANAH C. Gradien
(7) (9)
Hidrolik
REMBESAN AIR
D. Koefisien
DALAM TANAH Rembesan
(5) E. Rembesan
pada Tanah
KLASIFIKASI Berlapis
TANAH
(3) F. Flow Nets
TANAH PEMADATAN
(1) (4)
KOMPOSISI
TANAH
(2)
Mata kuliah BAB II
MEKANIKA TANAH (PS-1335) KOMPOSISI
Yudhi Lastiasih, ST,MT. TANAH
KOMPOSISI TANAH
Mata kuliah BAB II
A. Komposisi tanah VA
Air
Vw
Tanah (Gambar 2.1) terdiri dari : Ww Water VV
• Butiran tanah yang padat (solid)
W V
• Air (water)
• Udara (air) Ws solid Vs
MENGHITUNG VOLUME TANAH
BILA VOLUME TANAH = V

 Vs = Volume Solid
V = Vs + Vw + Va  Vw = Volume Water
 Va = Volume Air
Vv = Vw + Va  Vv = Volume Pori
Mata kuliah BAB II
Air VA POKOK
Vw BAHASAN
Ww Water VV
Total Total
A. Komposisi
weight volume W V Tanah
(= (= V) B. Parameter Fisik
W) Ws solid Tanah
Vs
1. Hubungan
Volume
2. Hubungan Berat
(a) (b) Dan Volume
3. Hubungan
Gambar 2.1a Soil element in Gambar 2.1b Three phases of , E, Wc, Gs
natural state. the soil element 4. Kerapatan
Relatif
5. Konsistensi
Tanah
Gambar 2.1c 6. Aktivitas (A)
C. Struktur Tanah
Sketsa butiran tanah (solid) dan
rongga (pori) dalam tanah
Mata kuliah BAB II
B. PARAMETER FISIK TANAH

POKOK
BAHASAN
1. Hubungan volume yang umum dipakai
A. Komposisi
Vv Tanah
• Angka pori ( void ratio) = e e B. Parameter Fisik
Vs Tanah
1. Hubungan
Volume
n
Vv
• Porositas ( porosity) = n  100% 2. Hubungan Berat
Dan Volume
V 3. Hubungan
, E, Wc, Gs
• Derajat kejenuhan Vw 4. Kerapatan
(degree of saturation) = SR   100% Relatif

Vv 5. Konsistensi
SR Tanah
6. Aktivitas (A)
• Hubungan e dan n
C. Struktur Tanah
n e
e n
1 n 1 e
Mata kuliah BAB II
2. Hubungan berat dan volume

POKOK
BAHASAN
Ww
a. Kadar air (water content) = wc wc   100%
Ws A. Komposisi
Tanah
W B. Parameter Fisik
b. Berat volume (unit weight)=    Tanah
V 1. Hubungan
Volume
2. Hubungan Berat
 W 
Ws 1  w  Dan Volume
 Ws   Ws 1  wc 
3. Hubungan
W Ws  Ww
    , E, Wc, Gs
4. Kerapatan
V V V V Relatif
5. Konsistensi
Ws Tanah
Bila : d  d = DRY UNIT WEIGHT 6. Aktivitas (A)
V C. Struktur Tanah

Maka :   d 1  wc   d 
1  wc 
Mata kuliah BAB II
3. Hubungan , e, wc, Gs
a. SPESIFIC GRAVITY = GS
air
Vv = e s
Gs 
Ww= water Vw= wc.Gs w
wc.Gs.w
W Ww W
w   Vw  w ........(1)
V=1+e Vw w
Ws = solid Vs= 1
Gs.w Ws
s 
Vs
Untuk Vs = 1  s =
Gambar 2.2.
Ws ,
Tiga fase tanah yang terpisah dari elemen tanah ,
dimana volume solid/ butiran tanah = 1
Mata kuliah BAB II
3. Hubungan , e, wc, Gs
Jadi :
Ws
air Gs   Ws  Gs   W
Vv = e w
Ww
Ww= water Vw= wc.Gs wc   Ww  wc  Ws  wc  Gs   W
wc.Gs.w Ws
W
V=1+e Bila :
Ws = solid Vs= 1
Gs.w
Ww
Ww  wcGs w   wcGs ....................(2)
V
Gambar 2.2. 1 dan 2  Vw = w cGs
Tiga fase tanah yang terpisah dari elemen tanah , BILA : Vs = 1  e = VV

dimana volume solid/ butiran tanah = 1 V = Vs + Vv  V = 1+e
Mata kuliah BAB II
POKOK
BAHASAN
Weight Volume
A. Komposisi
Vv = V w = e
Ww = e.w
Tanah
water B. Parameter Fisik
Tanah
V=1+e
1. Hubungan
Volume
2. Hubungan Berat
Ws = Gs.w
Dan Volume
Vs = 1
solid 3. Hubungan
, E, Wc, Gs
4. Kerapatan
Relatif
5. Konsistensi
Tanah
6. Aktivitas (A)
Gambar 2.3. C. Struktur Tanah
Elemen tanah jenuh dengan volume

solid/butiran tanah = 1
Mata kuliah BAB II
POKOK
b. BERAT VOLUME =  c. BERAT V KERING = d BAHASAN
W Ww  Ws
   A. Komposisi
Ws Gs w
V V Tanah
w G   Gs  w
  c s w
d   B. Parameter Fisik
Tanah
1 e V 1 e 1. Hubungan
G  w  1
Volume
  s w c 2. Hubungan Berat
1 e Dan Volume
3. Hubungan
, E, Wc, Gs
4. Kerapatan
Relatif
d. DERAJAT KEJENUHAN = SR 5. Konsistensi
Tanah
6. Aktivitas (A)
Vw wc Gs C. Struktur Tanah
SR    S R  e  wc  Gs
Vv e
Mata kuliah BAB II
POKOK
e. BERAT VOLUME TANAH JENUH = SAT
BAHASAN
A. Komposisi
W wc Gs w  Gs w Gs w wc  1 Tanah
 SAT    B. Parameter Fisik
V 1 e 1 e Tanah
  d wc  1
1. Hubungan
 SAT Volume
2. Hubungan Berat
Dan Volume
3. Hubungan
, E, Wc, Gs
ATAU 4. Kerapatan
juga dapat ditulis sebagai berikut : Relatif
5. Konsistensi
 SR = 1  e = W c G s Tanah
6. Aktivitas (A)
C. Struktur Tanah
e. w  Gs w e  Gs 
 SAT   w
1 e 1 e
Mata kuliah BAB III
MEKANIKA TANAH (PS-1335) KLASIFIKASI
DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

DAN KLASIFIKASI TANAH
Mata kuliah BAB III
Prof. Ir.Noor Endah Msc. Ph.D. TANAH
1. Kurva distribusi ukuran butiran POKOK

(grain size distribution) BAHASAN
A. Umum.
B. Tujuan
Klasifikasi
Tanah.
a. Hasil analisa ayakan dan analisa Hydrometer
C. Jenis Test.
digambarkan dalam kertas semi-log (Gambar
3.3); 1. Analisa
Ayakan
b. Kurva hasil test diberikan dalam Gambar 3.4 2.Analisa
c. Kurva pada Gambar 3.4 dinamakan:
Hidrometer
KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN
(GRAIN SIZE DISTRIBUTION) 3.Kurva
Distribusi
D. Sistem
Klasifikasi
Tanah.
Mata kuliah BAB III
SAND FINES
GRAVEL
COARSE MEDIUM FINE SILT CLAY
19.05
# 100
# 200
# 10
# 20
# 40
#4
100
90
80
70
PERSEN LOLOS (%)
60
50
40
30
20
10
0
19.05
0.425
0.149
0.075
0.005
4.76
0.85
2
100 10 1 0.1 0.01 0.001
UKURAN BUTIR, mm
Gambar 3.3 Kertas semi-log untuk menggambar hasil analisa ayakan dan
LOLO
PERS
S (%)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
-10
EN
hydrometer 10 10
100 1 1 0.1 0.1 0.01 0.001
0.01 0.001
Mata kuliah BAB III
SAND FINES
GRAVEL
2.89%
19.05 77.12% 12.50% 7.50%
# 100
# 200
# 10
# 20
# 40
#4
100
90
80
70
PERSEN LOLOS (%)
60
50
40
30
20
10
0
19.05
0.425
0.149
0.075
0.005
4.76
0.85
2
100 10 1 0.1 0.01 0.001
UKURAN BUTIR, mm
LOLO
PERS
100
90
S (%)
80
70
60
50
40
30
20
Gambar 3.4 Kurva distribusi ukuran butiran 0.1
(Grain size distribution)
10
0
EN
100 10 10 1 1 0.1 0.01 0.001

0.01 0.001
Mata kuliah BAB III
D. Tiga parameter dapat ditentukan dari kurva grain

size distribution (lihat Gambar 3.5):
POKOK
- UKURAN EFEKTIF (EFFECTIVE SIZE) BAHASAN
D10 : Diameter butiran dimana 10% dari total
butiran lolos / lebih kecil dari
diameter tersebut. A. Umum.
B. Tujuan
- KOEFISIEN KESERAGAMAN (UNIFORMITY COEF.) = Cu
Klasifikasi
- KOEFISIEN GRADASI (GRADATION COEF.) = Cc Tanah.
D 2 C. Jenis Test.
Cu  60 D30
Cc  1. Analisa
D10 D60 x D10 Ayakan
2.Analisa
D30 : Diameter butiran dimana 30% dari total
Hidrometer
butiran lolos / 3.Kurva
lebih kecil dari diameter tersebut.
D60 : Diameter butiran dimana 60% dari total Distribusi
butiran lolos / D. Sistem
lebih kecil dari diameter tersebut. Klasifikasi
Tanah.
Mata kuliah BAB III
SAND FINES
GRAVEL
2.89%
19.05
77.12% 12.50% 7.50%
# 100
# 200
# 10
# 20
# 40
#4
100
90
80
PERSEN LOLOS (%)
70
60
50
40
30
20
10
D60 D30 D10
0
19.05
0.425
0.149
0.075
0.005
4.76
0.85
2
100 10 1 0.1 0.01 0.001
UKURAN BUTIR, mm
LOLO
PERS
S (%)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
EN
1D
Gambar 3.5 Cara 10,, D 30 , D 60
100 10 10 menentukan
1 0.1 0.1 0.01 0.001
0.01 0.001
Mata kuliah BAB III
POKOK
e. Bentuk Kurva dapat dikelompokkan dalam 3 group BAHASAN
(lihat Gambar 3.6):
- GAP GRADED : A. Umum.

Tanah dimana 1 atau lebih ukuran butir tidak B. Tujuan
ada. Klasifikasi
Tanah.
- WELL GRADED : C. Jenis Test.
Tanah dimana ukuran butirannya terbagi 1. Analisa
merata Ayakan
dalam suatu batasan yang luas (hampir semua 2.Analisa
ukuran butir ada).
Hidrometer
- UNIFORM GRADED : 3.Kurva
Tanah yang ukuran butirannya hampir sama.
Distribusi
D. Sistem
Klasifikasi
Tanah.
Mata kuliah BAB III
Gambar 3.6a. Bentuk kurva hasil test Ayakan dan test Hydrometer
Mata kuliah BAB III
2. SISTIM KLASIFIKASI TANAH USCS

POKOK
BAHASAN
Run sieve analysis A. Umum.

B. Tujuan
Klasifikasi
Tanah.
< 50% pass #200 > 50% pass #200 C. Jenis Test.
1. Analisa
Ayakan
passing #4 = A% passing # 200 = C Use plasticity
% 2.Analisa
Gravel fraction = chart (Fig. 3.8)
Sand fraction =
100 – A = B% Hidrometer
A - C = D%
3.Kurva
Silt, organic,or
B > D ► Gravel B < D ► Sand Distribusi
clay
D. Sistem
Gambar 3.7a. Sistem Klasifikasi USCS Klasifikasi
Tanah.
Mata kuliah BAB III
G POKOK
BAHASAN
<5% 5-12% > 12 % A. Umum.

pass pass pass B. Tujuan
#200 #200 #200 Klasifikasi
Tanah.
GW GW-GC GC C. Jenis Test.
GP GW-GM GM 1. Analisa
GP-GC GC-GM Ayakan
GP-GM 2.Analisa
Use gradation Hidrometer

Use Use curve and 3.Kurva
gradation gradation plasticity chart
curve to curve to Distribusi
to designate
designate designate (Gb.3.8) D. Sistem
Klasifikasi
Gambar 3.7b. Sistem Klasifikasi USCS untuk Gravel / Tanah.
kerikil
Mata kuliah BAB III
Tabel 3.1a. USCS ; Gravel (G) / Kerikil

Mata kuliah BAB III
S POKOK
BAHASAN
<5% 5-12% > 12 %

A. Umum.
pass pass pass
B. Tujuan
#200 #200 #200
Klasifikasi
Tanah.
SW SW-SC SC
C. Jenis Test.
SP SW-SM SM
1. Analisa
SP-SC SC-SM Ayakan
SP-SM 2.Analisa
Hidrometer
Use Use Use
3.Kurva
gradation gradation gradation
curve to curve to curve and Distribusi
designate designate plasticity
D. Sistem
chart to Klasifikasi
designate
Gambar 3.7c. Sistem Klasifikasi USCS untuk Sand / Tanah.
pasir
Mata kuliah BAB III
Tabel 3.1b. USCS (Sand/ Pasir)

Mata kuliah BAB III
Silt,
organic, POKOK
or clay BAHASAN
A. Umum.
LL < 50% LL > 50%
B. Tujuan
Klasifikasi
LLR<0.75 LLR>0.75 LLR<0.75 LLR>0.75 Tanah.
C. Jenis Test.
1. Analisa
LL and LL and LL and LL and LL and Ayakan
PI plot PI plot PI plot PI plot PI plot 2.Analisa
below in above A- below above
A-line shaded line A-line A-line Hidrometer
area
3.Kurva
OL ML CL- CL OH MH CH
ML Distribusi
D. Sistem
Gambar 3.7d. Sistem Klasifikasi USCS untuk lanau, Klasifikasi
organik, Tanah.
dan lempung
Mata kuliah BAB III
POKOK
BAHASAN
A. Umum.
B. Tujuan
Klasifikasi
Tanah.
C. Jenis Test.
1. Analisa
Ayakan
2.Analisa
Hidrometer
3.Kurva
Distribusi
D. Sistem
Persamaan garis A : PI = 0.73 (LL – 20) Klasifikasi
Tanah.
Gambar 3.8. Plasicity Chart
Mata kuliah BAB III
Tabel 3.1c. USCS ( Silt or Clay, Peat)
SILT OR CLAY
Run sieve analyasis and if less than 50% passed the #200 sieve, then the soil is fine.Run
liquid limit and plastic limit tests on materials passing #40 sieve. Note that ASTM requires
that the liquid limit be determined using oven dried and undried samples . The ratio of the
dried to the undried value is called the liquid limit ratio LLR.
Liquid Limit Unified Soil Classification Criteria Group Symbol Group Name
LLR < 0.75 OL Organic silt or clay
LLR > 0.75 and PI < 4 or plots
below A-line in Fig. ML Inorganic silt
Less than
LLR > 0.75 and PI > 7 or plots
50% CL
above A-line in Fig. Lean clay
LLR > 0.75 and PI > 7 and LL and
CL-ML
PI in shaded area of Fig. Silty clay
LLR < 0.75 OH Organic silt or clay
LLR > 0.75 and PI plots below A-
More than MH
line in Fig. Elastic silt
50%
LLR > 0.75 and PI plots on or
CH
above A-line in Fig. Fat clay
PEAT
Highly organic soils. Normally more than 20% by weight is organic
Primary organic matter, dark in
Pt Peat
color and organic odor
Mata kuliah BAB III
3. SISTIM KLASIFIKASI <15% pass

#200
TANAH AASHTO <30% pass # A-1-
<50% 40 a POKOK
Pass
Run LL #40
<50% pass BAHASAN
#10 pass
<25%
and PL on #200
PI is less than A-1-
<25
material 6
<50% pass # b
%
passing #
#200 40 >51% 40 A. Umum.
≤ 35% PI is less than
Pass <10% pass A-3
pass
#40 6
#200
B. Tujuan
#200 Klasifikasi
implies LL<4 A-2-4
granul 0 Tanah.
Run LL PI<10
ar
≤ and PL on LL>4 A-2-5 C. Jenis Test.
35% material 1
Run pass passing # A-2-6
1. Analisa
LL<4
sieve #200 40
PI>11 0 Ayakan
LL>4 A-2-7
analysi
1
2.Analisa
s
LL<40 A-4
> 36% Run LL PI<10 Hidrometer
LL>41 A-5
pass and PL on 3.Kurva
#200 material
implies passing # LL<40 A-6
silt-clay 40 PI>11 Distribusi
PI ≤ LL-
30 or PL ≥
A-7-5 D. Sistem
Gambar 3.9. Flow chart LL>41 30 Klasifikasi
showing the AASHTO
PI > LL-
A-7-6 Tanah.
30 or PL <
classification system 30
Mata kuliah BAB III
Tabel 3.2a. AASHTO

General classification Granular materials (35% or less of total sample passing No.200)
A-1 A-2
Group classification A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Sieve analysis (percent
passing)
No.10 50 max
No.40 30 max 50 max 51 min
No.200 15 max 25 max 10 max 35 max 35 max 35 max 35 max
Characteristic of fraction
passing No.40
Liquid Limit 40 max 41 min 40 max 41 min
Plasticity Index 6 max NP 10 max 10 max 11 min 11 min
Usual types of significant Stone fragment,
Fine sand Silty or clayey gravel and sand
constituent materials gravel and sand
General subgrade rating Excellent to good
Mata kuliah BAB III
TABEL 3.2b. AASHTO

(Lanjutan) Silt-clay materials
General classification (More than 35% of total sample passing No.200)
A-7
Group classification A-4 A-5 A-6 A-7-5*
A-7-6^
Sieve analysis (percent
passing)
No.10
No.40
No.200 36 min 36 min 36 min 36 min
Characteristic of fraction
passing No.40
Liquid Limit 40 max 41 min 40 max 41 min
Plasticity Index 10 max 10 max 11 min 11 min
Usual types of significant
Silty soils Clayey soils
constituent materials
General subgrade rating Fair to poor
* For A-7-5, PI  LL - 30
^ For A-7-6, PI > LL - 30
Mata kuliah BAB VI
MEKANIKA TANAH (PS-1335) TEGANGAN
Yudhi Lastiasih, ST,MT. EFEKTIF
TEGANGAN TOTAL
DAN TEGANGAN EFEKTIF
Mata kuliah
BAB VI
MEKANIKA TANAH (PS- TEGANGAN
1335) EFEKTIF
TEGANGAN TOTAL & EFEKTIF POKOK

BAHASAN
1. Tegangan total pada bidang a – a (σa-a) ; Gambar 6.1

A. Tegangan
σa-a = (H x w) + (Ha – H) sat total
B. Tegangan
H = Tinggi air dalam bejana.
efektif
Ha = Tinggi tanah jenuh dalam bejana.
C. Gaya
w = Berat volume air. rembes
sat = Berat volume tanah jenuh. D. Heave

E. Daerah
2. Tegangan total (σ ) dapat dibagi dalam 2 bagian : kenaikan
a. Bagian yang dipikul oleh air didalam ruang pori yang kapiler
berhubungan satu sama lain (tegangan air).
b. Bagian yang dipikul oleh butir-butir tanah pada titik-titik
sentuh antara butir-butir (tegangan efektif).
Mata kuliah
BAB VI
1335) EFEKTIF
POKOK
H BAHASAN
HA A. Tegangan
total
Pore water
B. Tegangan
.AA Solid particle
efektif
C. Gaya
rembes
D. Heave
Cross-sectional
area = A E. Daerah
kenaikan
kapiler
Gambar 6.1
Sketsa tanah dalam bejana yang jenuh air
Mata kuliah
BAB VI
1335) EFEKTIF
JADI : TEGANGAN TOTAL = TEG. AIR + TEG. EFEKTIF POKOK

BAHASAN
  U    '
ATAU :  '   U
A. Tegangan
total
 '  H w  ( H a  H ) sat  H a w
B. Tegangan
 ( H a  H ) w  ( H a  H ) sat efektif
 ( H a  H )( sat   w )  ( H a  H ) ' C. Gaya
rembes
D. Heave
σ’ = TINGGI TANAH x ’
E. Daerah
kenaikan
 ’ =  efektif =  bouyance kapiler
Mata kuliah
BAB VI
1335) EFEKTIF
A.TEGANGAN EFEKTIF POKOK

BAHASAN
1. Tegangan efektif dalam tanah jenuh (tanpa aliran)

Lihat Gambar 6.2
A. Teganga
a. Tegangan total (σ) n total
Di Titik A : σ A = H1 w B. Teganga
Di Titik C : σ c = H1 w+z sat n efektif
Di Titik B : σ B = H1 w+H2 sat C. Gaya
rembes
b. Tegangan air (u) = tinggi air dalam piezometer x AIR
D. Heave
= hp x w
Di Titik A : U A = H 1 w
E. Daerah
kenaikan
Di Titik C : U C = (H1+Z) w kapiler
Di Titik B : U B = (H1+H2) w
Mata kuliah
BAB VI
1335) EFEKTIF
B. TEGANGAN EFEKTIF POKOK

BAHASAN
c. Tegangan efektif (σ’)= σ-u

A. Teganga
 A '  H1 w  H1 w  0 n total
 C '  H1 w  z sat   H1  z  w 

B. Teganga
n efektif
 z sat  z w  z  sat   w   z ' C. Gaya
 B '  H1 w  H 2 sat   H1  H 2  w  rembes
D. Heave
 H 2 sat  H 2 w  H 2 ( sat   w )  H 2 '
E. Daerah
kenaikan
kapiler
Mata kuliah
BAB VI
1335) EFEKTIF
POKOK
H1
.A Gambar 6.2
BAHASAN
a. Lapisan tanah jenuh dalam
H2
.C z
(a)
bejana tanpa aliran;
b. diagram tegangan total;
.B c. diagram tegangan air;
d. diagram tegangan efektif
A. Teganga
Valve (closed)
n total
B. Teganga
Total stress, Pore water pressure,u Effective stress,’
n efektif
0 0 0
C. Gaya
H1 . H1w
. H1w
. 0
rembes
H1+z . H1w+z sat

.
(H1+z)w
. z ’ D. Heave
E. Daerah
H2 . . . kenaikan
H1w+ H2sat (H1+ H2)w H2’ kapiler
Depth Depth Depth
(b) (c) (d)

Mata kuliah BAB VIII
MEKANIKA TANAH (PS-1335) PEMAMPATAN
PEMAMPATAN TANAH
Mata kuliah
BAB VIII
MEKANIKA TANAH (PS- PEMAMPATAN
1335) TANAH
A. SETTLEMENT/ PEMAMPATAN POKOK

BAHASAN
1. Penyebab Settlement.
A. Settlement /
• Penambahan beban diatas muka tanah pemampatan
• Penurunan muka air tanah B. Pemampatan
segera
C. Pemampatan
2. Komponen settlement. konsolidasi /
primer
• Immediate settlement / pemampatan segera, si D. Pemampatan
• Consolidation settlement / primary consolidation / sekunder
pemampatan konsolidasi,sc
• Secondary settlement / pemampatan sekunder, ss.
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
B. PEMAMPATAN SEGERA , Si POKOK

BAHASAN
A. Settlement /
1  2
pemampatan
S i  P.B. Ip
E B. Pemampatan
segera
• P = Beban terbagi rata. C. Pemampatan
• konsolidasi /
B = Lebar pondasi (diameternya)
primer
• Ip = Faktor pengaruh (Tabel 8.1)
D. Pemampatan
• μ = Poisson ratio (Tabel 8.2) sekunder
• E = Modulus young (Tabel 8.3)
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
Tabel 8.1. Faktor Pengaruh Untuk Pondasi
Panjang Ip
Lentur Kaku
Bentuk
Lebar
Tengah sisi Tengah sisi Rata- Rata-
Pusat Pojok
terpendek terpanjang rata rata
Bulat - 1.0 0.64 0.64 0.64 0.85 0.88
Bujur sangkar 1 1.12 0.56 0.76 0.76 0.95 0.82
Empat persegi 1.5 1.36 0.67 0.89 0.97 1.15 1.06
panjang
2.0 1.52 0.76 0.98 1.12 1.30 1.20
3.0 1.78 0.88 1.11 1.35 1.52 -
5.0 2.10 1.05 1.27 1.68 1.83 1.70
10.0 2.53 1.26 1.49 2.12 2.25 2.10
100.0 4.00 2.00 2.20 3.60 3.70 3.40
1000.0 5.47 2.75 2.94 5.03 5.15 -
10000.0 6.90 3.50 3.70 6.50 6.60 -
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
B. PEMAMPATAN SEGERA , S i (LANJUTAN) POKOK

BAHASAN
Tabel 8.2. Harga-harga Angka Poisson (μ).

A. Settlement /
pemampatan
B. Pemampatan
Jenis Tanah Angka Poisson, μ segera
C. Pemampatan
- Pasir lepas 0.20 - 0.40 konsolidasi /
- Pasir agak padat 0.05 - 0.40 primer
- Pasir padat 0.20 - 0.43 D. Pemampatan
- Pasir berlanau 0.20 - 0.40 sekunder
- Lempung lembek 0.15 - 0.25
- Lempung agak kaku 0.20 - 0.50
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
B. PEMAMPATAN SEGERA , S i (LANJUTAN) BAHASAN
Tabel 8.3. Harga-harga Modulus Young (E). A. Settlement /

pemampatan
B. Pemampatan
Modulus Young (E) segera
Jenis Tanah C. Pemampatan
Psi kN
konsolidasi /
- Lempung lembek 250 - 500 380 - 3472 primer
- Lempung keras 850 - 2000 3865 - 13200 D. Pemampatan
- Pasir lepas 1500 - 1000 10350 - 27600 sekunder
- Pasir padat 5000 - 10000 34500 - 69000
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
d. Tegangan Prakonsolidasi Efektif (σ’c) POKOK

BAHASAN
Cara menentukan σc’ adalah sebagai berikut:

- Tentukan satu titik pada bagian kurva e vs log σ yang A. Settlement /
mempunyai jari-2 terpendek (bagian terlengkung dari pemampatan
kurva), yaitu titik A pada Gambar 8.6. B. Pemampatan

segera
- Melalui titik A, gambar garis horisontal A-1
C. Pemampatan
- Melalui titik A, gambar garis singgung A-2 konsolidasi /
primer
- Gambar garis bagi A-3 pada sudut 1-A-2 (< 1A2)
D. Pemampatan
- Gambar garis 4-5 yang merupakan perpanjangan sekunder
dari bagian kurva yang lurus hingga memotong garis
bagi A-3 di titik E
- Absis dari titik E merupakan harga dari σc’
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
2
Pressure (kg/cm )
0.01 0.1
c’ 1 10 100
1.800
5
E
1.600 1

A 3

1.400 2
Void Ratio (e)
1.200
1.000
4
0.800
σc’
0.600
Gambar 8.6 Cara menentukan tegangan prakonsolidasi efektif (σc)

Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
e. Normally Consolidated (NC) Soil dan Over POKOK

Consolidated (OC) Soil BAHASAN
- Tentukan tegangan overburden efektif (σo’)
σo’ = ’h A. Settlement /

pemampatan
σo’ tegangan akibat berat efektif tanah diatas
B. Pemampatan
bidang / titik dimana sampel tanah diambil segera
’  Berat volume tanah efektif.
C. Pemampatan
h  Kedalaman titik dimana sampel tanah diambil.
konsolidasi /
- Tentukan harga OCR (Over Consolidated Ratio) primer
c' D. Pemampatan
OCR  sekunder
o'
Bila harga :
- OCR = 1  Tanah Terkonsolidasi Normal
(Normally Consolidated / NC Soil)
- OCR > 1  Tanah Terkonsolidasi Lebih
(Over Consolidated / OC Soil)
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
f. Indek Kompresi (Cc).

POKOK
- Indek kompresi lapangan (Cc-lap) diperlukan untuk BAHASAN
memprakirakan besar pemampatan konsolidasi Sc yang
akan terjadi di lapangan akibat adanya beban Δσ .
- Cara menentukan Cc-lap Untuk NC- Soil (Gambar 8.7) A. Settlement /
• Tentukan harga σc’ dari kurva e vs log σ seperti pemampatan
yang telah dijelaskan sebelumnya (Gambar 8.6) B. Pemampatan
• Tentukan / plot harga eo pada sumbu ordinat pada kurva segera
e vs log σ. C. Pemampatan
• Buat garis datar melalui eo hingga memotong garis konsolidasi /
primer
kerja σc’ di titik B.
• Buat garis datar melalui titik D (titik D terletak pada D. Pemampatan
ordinat 0.42 eo) hingga memotong perpanjangan sekunder
garis 4-5 di titik C.
• Hubungkan titik B dan titik C; kemiringan/ tangen
dari garis BC adalah Cc(Lapangan).
eo  0.42eo
Cc ( LAP ) 
log  1 ' log  c '
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
2
Pressure (kg/cm )
0.01 0.1
0’=1c’ 10 100
1.800
5
e0 B
1.600 1

 3
A
1.400 2
Void Ratio (e)
1.200
Cclapangan
1.000
4
0.800
C
0.42 e0
0.600
Gambar 8.7 Cara menentukan indek kompresi lapangan (Cc-lap) NC-Soil

Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
- Cara menentukan C c-lap Untuk OC- Soil (Gambar 8.8)

POKOK
• Tentukan harga σc’ dari kurva e vs log σ seperti yang telah BAHASAN
dijelaskan sebelumnya (Gambar 8.6)
• Tentukan / plot harga eo pada sumbu ordinat pada kurva e
vs log σ.
A. Settlement /
• Tentukan / plot harga tegangan overburden efektif (σo’ ) pemampatan
yang telah dihitung sebelumnya. B. Pemampatan
• Buat garis datar melalui eo hingga memotong garis kerja σo’ segera
di titik B. C. Pemampatan
• Buat garis yang mempunyai kemiringan sama dengan garis konsolidasi /
primer
F-G dari titik B hingga memotong garis kerja σc’ di titik C.
• Buat garis datar melalui titik D (titik D terletak pada ordinat D. Pemampatan
sekunder
0.42 eo) hingga memotong perpanjangan bagian yang
lurus dari kurva di titik E.
• Hubungkan titik C dan titik E; kemiringan/ tangen dari garis
C-E adalah Cc(Lapangan).
eC  eE
Cc ( LAP ) 
log  E ' log  C '
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
g. Indek Mengembang (Cs). BAHASAN
Harga Cs merupakan kemiringan dari garis FG 

Gambar 8.8 , yaitu:
A. Settlement /
eF - eG pemampatan
C s= B. Pemampatan
Log σ G ' – log σ F ' segera
C. Pemampatan
konsolidasi /
primer
D. Pemampatan
sekunder
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
2
Pressure (kg/cm )
0.01 0.1 1 10 100
1.800
0’ c’
e0 B
C
1.600
1.400
Void Ratio (e)
1.200 F
Cclapangan
CS
1.000
G
0.800
E
D 0.42 e0
0.600
Gambar 8.8 Cara menentukan indek kompresi lapangan (Cc-Lapangan) untuk OC-Soil
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
C. PEMAMPATAN KONSOLIDASI , Sc ( LANJUTAN )

POKOK
BAHASAN
4. Pemampatan Konsolidasi Satu Dimensi.
a. Perubahan volume
Perubahan volume akibat V H x A H e A. Settlement /
berkurangnya ruang pori    pemampatan
V0 H 0 x A H 0 1  e0
dapat di lihat Gambar 8.9.
B. Pemampatan
segera
e  H = Sc C. Pemampatan
konsolidasi /
e0 voids primer
ef voids
D. Pemampatan
H0 Hf sekunder
1 solids 1 solids
Gambar 8.9 Phase diagram tanah yang mengalami pemampatan

Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
b. Besar pemampatan konsolidasi (sc) di lapangan. POKOK

 Dari Gambar 8.9. BAHASAN
H e e
  H  S c  H
H o 1  eo 1  eo A. Settlement /
pemampatan
Bila :
B. Pemampatan
Pada tegangan overburden, σ0’ , harga e = eo. segera
Akibat penambahan beban, Δσ , harga eo berkurang C. Pemampatan
konsolidasi /
menjadi e1.(Δe = eo –e1). primer
• Untuk NC- Soil D. Pemampatan
Harga Δe diganti dengan harga Cc (Gambar.8.7.) sekunder
Δe = Cc (log σ1’ - log σo’)  σ1’ = σo’+ Δσ

 o '  
Maka : e  Cc log  
 o' 
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
• Formula untuk memprediksi POKOK

besar pemampatan BAHASAN
H    o '  
konsolidasi untuk NC-Soil, Sc~   c 
C log 
menjadi 1  eo   o' 
A. Settlement /
• Besar pemampatan konsolidasi untuk OC-Soil pemampatan
B. Pemampatan
Harga Δe diganti dengan harga Cc (Gambar 8.8) segera
- Bila (σo’ + Δσ) ≤ σc’ C. Pemampatan

konsolidasi /
primer
H    o '  
Sc~  C s log  D. Pemampatan
1  eo   o'  sekunder
- Bila (σo’ + Δσ) > σc’
 H  '  H  '  
Sc~   Cs log c    Cc log o 
1  e0  '
o  1  e0  c ' 
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
• Penyelesaian matematis (TERZAGHI 1925) : POKOK

BAHASAN
U =(σ2’ – σ1’) Σ f1 (Z) f2 (T) Lihat Gambar 8.11
z
Z ; z  kedalaman yang ditinjau
H A. Settlement /
t pemampatan
T  Cv ; t  waktu
H dr2 B. Pemampatan
segera
; T  faktor waktu
C. Pemampatan
konsolidasi /
• Waktu konsolidasi (t) primer
D. Pemampatan
T H dr2 sekunder
t
Cv
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
BAHASAN
A. Settlement /
pemampatan
B. Pemampatan
segera
C. Pemampatan
konsolidasi /
primer
D. Pemampatan
sekunder
Gambar 8.11 Derajat konsolidasi (U) sebagai fungsi dari

ketebalan lapisan tanah yang memampat dan
faktor waktu (T) pada kondisi double drainage
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
6. Koefisien Konsolidasi (Cv). POKOK

BAHASAN
Harga cv ditentukan dari data hasil test konsolidasi di
laboratorium dengan menggunakan :
A. Settlement /
1. Metoda Cassagrande (1940) pemampatan
2. Metoda Taylor (1942) B. Pemampatan
segera
a. Metoda Cassagrande (Gambar 8.12) C. Pemampatan
- Data yg diplot di kertas skala semi–log (ordinat konsolidasi /
skala linier dan absis skala log) adalah : primer
D. Pemampatan
• Waktu pembacaan pemampatan (t). sekunder
• Besar pemampatan (ΔH)
- Setiap beban yang diberikan pada saat test
konsolidasi dihasilkan 1 (satu) kurva ΔH vs log t
 Lihat Gambar 8.12.
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
Ri
D
l1
B l2
C
E
F
Gambar 8.12 .Menentukan t50 dengan Metode Casagrande

Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
- Menentukan Ro; R50; R100; t50; t100 ; caranya BAHASAN
adalah sebagai berikut:
1) Perpanjang 2 (dua) bagian kurva yang lurus

(pada pemampatan konsolidasi primer dan A. Settlement /
sekunder) hingga berpotongan di titik A. pemampatan
2) Ordinat dari titik A  R100 ; B. Pemampatan

segera
R100 adalah pemampatan di akhir konsolidasi
primer (U = 100%). C. Pemampatan
konsolidasi /
 Absis dari titik A  t100 primer
t100 adalah waktu berakhirnya D. Pemampatan
konsolidasi primer. sekunder
4) Pada bagian awal dari kurva yang berbentuk
parabola, tentukan 1 (satu) titik (mis. : Titik B)
yang mempunyai absis t1;
5) Melalui titik B, buat garis datar l 1.
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
6) Tentukan satu titik lagi pada kurva (mis. : POKOK

Titik C) yang mempunyai absis t2 = 4t1. BAHASAN
7) Melalui titik C, buat garis datar l2.
8) Ukur jarak vertikal antara garis l1 dan l2, misalnya :
a; ada jarak a dari garis l1, buat garis datar hingga A. Settlement /
memotong sumbu ordinat di titik D. pemampatan
9) Ordinat dari titik D adalah Ro B. Pemampatan
Ro  Kondisi pada saat derajat konsolidasi U = segera
0%. C. Pemampatan
konsolidasi /
10) Untuk menentukan t50; tentukan titik tengah antara primer
R0 dan R100 (Misal titik E); dan buat garis datar
D. Pemampatan
melalui titik E hingga memotong kurva di titik F. sekunder
11) Absis dari titik F Adalah t50.
12) Harga Cv50 dihitung dengan
2 cara :
Hdr= ½ H  Double drainage
T50 ( H dr )
Cv 50  Hdr = H  Single drainage
t50 H = Tinggi sampel.
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
b. Metode Taylor (Gambar 8.13) BAHASAN
- Data yang diplot dalam kertas skala linier:

1. Besar pemampatan (Δh) A. Settlement /
pemampatan
2. Akar waktu pembacaan pemampatan (√t).
- Setiap beban yang diberikan pada saat test B. Pemampatan
segera
konsolidasi dihasilkan 1 (satu) kurva Δh vs √t
C. Pemampatan
 Lihat Gambar 8.13. konsolidasi /
- Menentukan R0 dan t90; Urutan mengerjakannya primer
adalah sebagai berikut: D. Pemampatan
sekunder
1. Bagian yang lurus dari kurva diperpanjang
sampai memotong sumbu ordinat, titik A.
2. Perpotongan tersebut adalah R0
R0  derajat konsolidasi U = 0%.
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
3. Buat garis datar BC dan tentukan panjangnya
BAHASAN
4. Perpanjang garis BC, dan tentukan titik D
sedemikian rupa sehingga panjang CD = 0,15
panjang BC
A. Settlement /
5. Hubungkan titik A dan D hingga memotong kurva di pemampatan
titik E
B. Pemampatan
6. Absis dari titik E = √t90 dan harga t90 = ( √t90 )
2
segera
C. Pemampatan
7. Tentukan harga Cv90 dengan formula:
konsolidasi /
primer
T90 ( H dr ) 2 D. Pemampatan
Cv 90  sekunder
t90
T90 = Time factor untuk U = 90%

Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
BAHASAN
A
A. Settlement /
pemampatan
B. Pemampatan
Gambar 8.13
segera
Cara menentukan
t90 dengan C. Pemampatan
metode Taylor konsolidasi /
D
primer
B C
D. Pemampatan
E sekunder
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
BAHASAN
7. Time Faktor (T)
a. Untuk URATA-RATA ≤ 60%
2 A. Settlement /
  U%  pemampatan
T  U2   
4 4  100  B. Pemampatan
segera
b. Untuk URATA-RATA > 60% C. Pemampatan

konsolidasi /
primer
T = 1.781 – 0.933 log (100-U%)
D. Pemampatan
sekunder
Mata kuliah
BAB VIII
1335) TANAH
POKOK
BAHASAN
8. Waktu Konsolidasi Di Lapangan.
Formula yang dipakai :

A. Settlement /
pemampatan
T ( H dr ) 2
t B. Pemampatan
segera
Cv
C. Pemampatan
konsolidasi /
Hdr = ½ H  Double drainage
primer
Hdr = H  Single drainage D. Pemampatan
sekunder
H = Tebal lapisan tanah di lapangan
yang memampat.
Mata kuliah
MEKANIKA TANAH (PS-1335) SHEAR
Yudhi Lastiasih, ST,MT. STRENGTH
SHEAR STRENGTH
Mata kuliah
MEKANIKA TANAH (PS- SHEAR
1335) STRENGTH
Shear Strength
• The strength of a material is the greatest
stress it can sustain
• The safety of any geotechnical structure
is dependent on the strength of the soil
• If the soil fails, the structure founded on it
can collapse
Civil Engineering -
Texas Tech University
Mata kuliah
SHEAR
MEKANIKA TANAH (PS- STRENGTH
1335)
Slope Failure in Soils
Failure due to inadequate

Civil Engineering - strength at shear interface
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Shear Failure in Soils
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Bearing Capacity Failure
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Transcosna Grain Elevator Canada (Oct. 18,

1913)
Civil Engineering -
Texas Tech University West side of foundation sank 24-ft
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Significance of Shear Strength

 Engineers must understand the nature of
shearing resistance in order to analyze soil
stability problems such as;
 Bearing capacity
 Slope stability
 Lateral earth pressure on earth-retaining
structures
 Pavement
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Shear Strength in Soils

• The shear strength of a soil is its resistance to shearing
stresses.
• It is a measure of the soil resistance to deformation by
continuous displacement of its individual soil particles
• Shear strength in soils depends primarily on interactions
between particles
• Shear failure occurs when the stresses between the
particles are such that they slide or roll past each other
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Shear Strength in Soils (cont.)

• Soil derives its shear strength from two
sources:
– Cohesion between particles (stress
independent component)
• Cementation between sand grains
• Electrostatic attraction between clay particles
– Frictional resistance between particles
(stress dependent component)
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Shear Strength of Soils; Cohesion

 Cohesion (C), is a measure of the forces that
cement particles of soils
 Dry sand with no cementation
 Dry sand with some cementation
 Soft clay
 Stiff clay
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Shear Strength of Soils; Internal
Friction
 Internal Friction angle (), is the measure of the
shear strength of soils due to friction
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Mohr-Coulomb Failure Criteria

• This theory states that a material fails
because of a critical combination of
normal stress and shear stress, and not
from their either maximum normal or
shear stress alone.
• The relationship between normal stress
and shear is given as s  shear strength
c  cohesion
s  c    tan  
   angle of internal friction
Civil Engineering - Texas Tech

University
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Mohr-Coulomb Failure Criterion

Shear
Strength,S
 = 
C
Normal Stress, n =  =  h
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
General State of Stress
1335)
σ1 major principle stress
σn
σ3 τf σ3
Minor principle stress
Confining stress
σ1
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
State of Stresses in Soils

1335)
Consider the following situation:

Normal stress σn
- A normal stress is applied vertically
and held constant Shear

- A shear stress is then applied until
failure stress σ3 σ3
σ1
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Figures
Peak Stress
s3
Shear stress, s
s2
s1 N3 = 30 kg
N2 = 20 kg
N1 = 10 kg
Horizontal displacement, H
Civil Engineering -
Mata kuliah
SHEAR
1335)
Figures (cont)
Shear Stress, s (psf)
(2,s2)
(3,s3)

(1,s1)
C
Normal Stress, psf

Civil Engineering -

Materi Penyegaran Kuliah Timbunan - 05092014

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Materi Penyegaran Kuliah Timbunan - 05092014

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Mata kuliah

MEKANIKA TANAH (PS-1335)

BAGAN ALIR BAHASAN

MENGHITUNG VOLUME TANAH

BILA VOLUME TANAH = V

B. PARAMETER FISIK TANAH

(degree of saturation) = SR   100% Relatif

2. Hubungan berat dan volume

Gambar 2.2. 1 dan 2  Vw = w cGs

Tiga fase tanah yang terpisah dari elemen tanah , BILA : Vs = 1  e = VV

Elemen tanah jenuh dengan volume

DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

1. Kurva distribusi ukuran butiran POKOK

100 10 1 0.1 0.01 0.001

100 10 1 0.1 0.01 0.001

100 10 10 1 1 0.1 0.01 0.001

D. Tiga parameter dapat ditentukan dari kurva grain

100 10 1 0.1 0.01 0.001

- GAP GRADED : A. Umum.

2. SISTIM KLASIFIKASI TANAH USCS

Run sieve analysis A. Umum.

<5% 5-12% > 12 % A. Umum.

Use gradation Hidrometer

Tabel 3.1a. USCS ; Gravel (G) / Kerikil

<5% 5-12% > 12 %

Tabel 3.1b. USCS (Sand/ Pasir)

Tabel 3.1c. USCS ( Silt or Clay, Peat)

3. SISTIM KLASIFIKASI <15% pass

Tabel 3.2a. AASHTO

TABEL 3.2b. AASHTO

TEGANGAN TOTAL & EFEKTIF POKOK

1. Tegangan total pada bidang a – a (σa-a) ; Gambar 6.1

sat = Berat volume tanah jenuh. D. Heave

JADI : TEGANGAN TOTAL = TEG. AIR + TEG. EFEKTIF POKOK

A.TEGANGAN EFEKTIF POKOK

1. Tegangan efektif dalam tanah jenuh (tanpa aliran)

B. TEGANGAN EFEKTIF POKOK

c. Tegangan efektif (σ’)= σ-u

 C '  H1 w  z sat   H1  z  w 

H1+z . H1w+z sat

(b) (c) (d)

A. SETTLEMENT/ PEMAMPATAN POKOK

B. PEMAMPATAN SEGERA , Si POKOK

Tabel 8.1. Faktor Pengaruh Untuk Pondasi

B. PEMAMPATAN SEGERA , S i (LANJUTAN) POKOK

Tabel 8.2. Harga-harga Angka Poisson (μ).

Tabel 8.3. Harga-harga Modulus Young (E). A. Settlement /

d. Tegangan Prakonsolidasi Efektif (σ’c) POKOK

Cara menentukan σc’ adalah sebagai berikut:

kurva), yaitu titik A pada Gambar 8.6. B. Pemampatan

Gambar 8.6 Cara menentukan tegangan prakonsolidasi efektif (σc)

e. Normally Consolidated (NC) Soil dan Over POKOK

σo’ = ’h A. Settlement /

f. Indek Kompresi (Cc).

Gambar 8.7 Cara menentukan indek kompresi lapangan (Cc-lap) NC-Soil

- Cara menentukan C c-lap Untuk OC- Soil (Gambar 8.8)

Harga Cs merupakan kemiringan dari garis FG 

C. PEMAMPATAN KONSOLIDASI , Sc ( LANJUTAN )

Gambar 8.9 Phase diagram tanah yang mengalami pemampatan

b. Besar pemampatan konsolidasi (sc) di lapangan. POKOK

Δe = Cc (log σ1’ - log σo’)  σ1’ = σo’+ Δσ

• Formula untuk memprediksi POKOK

- Bila (σo’ + Δσ) ≤ σc’ C. Pemampatan