Bahan Ajar Budaya Organisasi Multinasional 1-3
Bahan Ajar Budaya Organisasi Multinasional 1-3
MULTINASIONAL
INTERNATIONAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
Culture is a system of shared values and benefit that interact with an organization’s people, organizational structures, and control system to
produce behavioral norms.
Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan
sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku.
Sistem Seni
Asumsi Moral
dasar
Perilaku
/
Kebiasa
an
Hukum
(Norma Adat
) Istiadat
Dimensi Budaya
Seperti yang dinyatakan oleh Hofstede (1991) bahwa budaya adalah daerah program
mental yang mempengaruhi cara berfikir dan perilaku manusia, secara kolektif program mental
sekelompok orang dalam suatu negara disebut dengan kebudayaan nasional.
Hofstede (1980) secara empiris menemukan ada empat dimensi budaya, yaitu:
a. Perbedaan kekuasaan (power distance), merupakan dimensi budaya yang menunjukkan
adanya ketidak sejajaran (inequality) bagi anggota yang tidak mempunyai kekuatan dalam suatu
institusi (keluarga, sekolah, dan masyarakat) atau organisasi (tempat bekerja). Perbedaan kekuasaan ini
berbeda-beda tergantung dari tingkatan sosial, tingkat pendidikan, dan jabatan. Misalnya politisi
dapat menyukai status dan kekuasaan, pebisnis menyukai kesejahteraan dan kekuasaan, dan sebagainya.
b. Pengelakan terhadap ketidak pastian (uncertainty avoidance) merupakan dimensi budaya
yang menunjukkan sifat Masyarakat dalam menghadapi lingkungan budaya yang tidak terstruktur,
tidak jelas, dan tidak dapat diramalkan.
Dimensi Budaya
c. Individualitas vs kolektivitas merupakan dimensi kebudayaan yang menunjukkan adanya
sikap yang memandang kepentingan pribadi dan keluarga sebagai kepentingan utama
ataukah sebagai kepentingan bersama di dalam suatu kelompok. Dimensi ini juga dapat
terjadi di masyarakat, dan organisasi. Dalam organisasi yang masyarakatnya mempunyai dimensi
Collectivism memerlukan ketergantungan emosional yang lebih besar dibandingkan dengan
masyarakat yang memiliki dimensi Individualism (Hofstede: 1980 217). Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat individualisme diantaranya adalah: tingkat pendidikan, sejarah organisasi,
besarnya organisasi, tehnologi yang digunakan dalam organisasi, dan subkultur yang dianut oleh
organisasi yang bersangkutan.
d. Maskulinitas vs femininitas, merupakan dimensi kebudayaan yang menunjukkan bahwa
dalam tiap masyarakat terdapat peran yang berbeda-beda tergantung perbedaan jenis
para anggotanya. Pada masyarakat maskulin, menganggap pria harus lebih berambisi, suka bersaing,
dan berani menyatakan pendapatnya, dan cenderung berusaha mencapai keberhasilan material.
Dalam Masyarakat feminin, kaum pria diharapkan untuk lebih memperhatikan kualitas kehidupan
dibandingkan dengan keberhasilan materalitas. Lebih jauh dijelaskan bahwa masyarakat dari sudut
pandang maskulinitas adalah masyarakat yang lebih menggambarkan sifat kelaki-lakian,
sedangkan masyarakat femininitas lebih menggambarkan sifat kewanitaan. Jadi sudut
pandangnya bukan dari sudut jenis kelamin.
Organisasi (J.R. Schermerhorn)
Organization is a collective of people working together in a division of labor to achieve a common purpose
Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaianan beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
Elemen Organisasi
Kumpulan
dua orang/
lebih
Pembagian
tugas dan
tanggung
Kerjasama
jawab
personil
Organi
sasi
Sistem Tujuan
kordinasi Bersama
kegiatan
Budaya Organisasi (Peter F. Druicker)
Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada
anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap
masalah-masalah terkait.
Merupakan pola-pola interaksi dan relasi yang telah ditemukan, diterima, dan dikembangkan
oleh setiap organisasi yang dijadikan sebagai basis orientasi berpikir, berperilaku, dan bertindak
dari para anggota organisasi.
Budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme kontrol internal maupun eksternal organisasi,
untuk memperkuat ketahanan anggota organisasi ketika menghadapi berbagai perubahan yang
datang dari luar maupun dalam organisasi.
Unsur unsur Budaya Organisasi
1. Asumsi Dasar
berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.
2. Keyakinan
Dianut dan dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nilai- nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar,
tujuan umum organisasi/perusahaan, filosofi usaha, atau prinsip- prinsip menjelaskan usaha.
3 Pemimpin
Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasi/perusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau
perusahaan tsb.
4. Pedoman Mengatasi Masalah
Dalam organisasi terdapat dua masalah pokok yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tsb dapat diatasi dengan
asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi.
5. Berbagi Nilai
Perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.
Unsur Unsur Budaya Organisasi
6. Pewarisan
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan
kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan
berperilaku dalam organisasi/perusahaan tsb.
7. Penyesuaian
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku
dalam kelompok atau organisasi tsb, serta adaptasi organisasi terhadap perubahan
lingkungan.
Jenis Budaya Organisasi
• BudayaRasional
Berdasarkan Proses • Budaya Ideologis
Informasi • Budaya Konsesnsus
• Budaya Hierarkis
Budaya
Organisasi
• Budaya Organisasi Perusahaan
Berdasarkan • Budaya Organisasi Publik
Tujuan
Jenis Budaya Organisasi
Budaya Organisasi Berdasarkan Proses Informasi
No Jenis Penjelasan
1. Budaya Rasional Proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat
pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan
(efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau dampak)
2. Budaya Ideologis Pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam, pendapat
dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi
(dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).
1. Budaya organisasi berfungsi sebagai pembeda yang jelas terhadap satu organisasi
dengan organisasi yang lain.
2. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan individual seseorang.
4. Budaya organisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi dengan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
5. Budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Fungsi Budaya Organisasi
menurut Pabundu (2008), fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain.
Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang
tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain.
2. Sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga sebagai seorang
pegawai suatu organisasi ataupun perusahaan. Para pegawai mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki rasa
tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.
3. Sebagai mekanisme dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku anggota organisasi.
Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya
anggota organisasi oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan
bahwa semua orang diarahkan ke arah yang sama.
4. Sebagai integrator.
Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya
dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.
5. Membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi.
Fungsi ini dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan
organisasi.
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Fungsi dari budaya organisasi yaitu sebagai patokan perilaku perseorangan yang berada
dalam diri seseorang. Fungsi budaya organisasi sangatlah penting karena menentukan kontribusi dan
manfaat perubahan lingkungan. Robert Kreitner dan Angelo Kinieki menyatakan fungsi budaya
organsisi sebagai berikut:
1. Memeberikan jati diri terhadap semua bagian dari tim organisasi.
2. Memudahkan ikatan dalam mencapai tujuan organisasi secara bersama tanpa adanya
hierarki didalamnya.
3. Mengembangkan stability system social.
4. Menumbuhkan tingkah laku cara para bagian dari organisasi mendalami peran mereka.
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Rivai budaya memenuhi beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Adat memiliki karakter yang menentukan patokan, yang dimaksud adalah budaya
menghasilkan selisih antara organisasi satu dengan lainnya.
2. Lebih mudah menimbulkan ikatan budaya yang luas dari kebutuhan perseorangan.
3. Budaya mengembangkan kestabilan sistem sosial, mempunyai makna suatu sitem valid.
4. tingkah laku pegawai sangat berpengaruh oleh budaya organisasi dimanapun &
kapanpun berada
Susanto mengutarakan , yaitu :
1. Berlaku mewujudkan kewajiban pada bidang SDM.
2. Yaitu acuan untuk mengatur perencanaan perusahaan seperti pada bidang marketing,
sasaran pasar, serta penentuan posisi karyawan .
II. Organisasi Internasional/Multinasional
1. Mcdonald’s
McDonald's berdiri tahun 1940, adalah rantai restoran terbesar di dunia
berdasarkan pendapatan, melayani lebih dari 69 juta pelanggan setiap
hari di lebih dari 100 negara di 37.855 outlet pada 2018.
Meskipun McDonald's terkenal karena hamburger, burger keju, dan
kentang gorengnya, mereka menyajikan produk ayam, sarapan, minuman
ringan, milkshake, wrap, dan makanan penutup.
2. Samsung
Samsung Group adalah sebuah konglomerat multinasional yang
berkantor pusat di Samsung Town, Seoul, Korea Selatan.
Perusahaan ini memiliki sejumlah anak usaha[1] yang mayoritas
berbisnis dengan merek Samsung.
Contoh Perusahaan Multinasional Dalam Negeri
1. Semen Indonesia
Semen Indonesia adalah perusahaan BUMN pertama yang ada di Indonesia
yang perusahaan ini sudah mendapatkan status sebagai Multinational Company.
Perusahaan ini sudah berhasil melakukan akuisisi perusahaan asing dan berhasil
melakukan kegiatannya di ASEAN dan Asia Selatan.
2. Honda
Honda adalah salah satu perusahaan otomotif terbaik asal Jepang dengan
produksi berupa mobil, motor, kapal dan mesin-mesin industri. Perusahaan
Honda di Indonesia beroperasi di bawah naungan PT. Astra Honda Motor (AHM).
PT Astra Honda Motor adalah pelopor dalam industri sepeda motor di tanah air
yang berdiri sejak tanggal 11 juni 1971 yang nama awalnya adalah PT. Federal
Motor. Sahamnya mayoritas dimiliki PT. Astra Internasional.
Persoalan dalam Organisasi Multinasional
1. Nilai material
Segala nilai yang menjadi standar masyarakat dapat dikatakan material ketika digunakan
untuk sesama manusia. Maksudnya, ini mengatur hubungan manusia satu dengan manusia
lain di dalam masyarakat.
Contoh: Seseorang memberi makan tetangganya karena tahu bahwa orang
tersebut sedang tak punya uang. Jadi, hubungan ini menjabarkan
nilai material karena manusia dibantu manusia lain.
2. Nilai Vital
Berbeda dari material, aktivitas yang ada di nilai vital sifatnya lebih luas. Hal ini
disebut lantaran berguna untuk manusia secara luas, bukan hanya perorangan.
Contoh: Ada sebuah kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Orang- orang dari
satu desa yang sama datang semua untuk membantu. Dengan begitu, manfaat
dari penerapan nilai vital ini berguna bagi seluruh masyarakat desa.
3. Nilai Kerohanian
Pada nilai budaya ini, lebih fokus ke arah berguna bagi rohani atau jiwa manusia. Nilai budaya
kerohanian ternyata dibagi lagi menjadi 4 macam, sebagai berikut :
a. Nilai Kebenaran
Bersumber dari pikiran atau logika manusia. Contohnya, dilarangnya mencuri karena berpotensi merugikan
orang lain.
b. Nilai Estetika
Berbeda dari sebelumnya,fokus nilai ini lebih mengarah ke perasaan manusia. Misalnya, orang
merasa perlu bertanggung jawab atas kehidupan anaknya karena perasaan sayang.
c. Nilai Moral
Salah satu nilai budaya ini didefinisikan sebagai nilai yang bersumber dari kemauan seseorang. Contoh
sederhananya, seorang anak menghadiri upacara adat karena ingin berbahagia bersama- sama tetangganya.
d. Nilai Religius
Paling berbeda, religius lebih mengacu pada kepercayaan seseorang terhadap Tuhan-Nya. Contoh, ada
seseorang yang menunaikan zakat karena dianjurkan oleh ajaran agamanya.
Fungsi Nilai Budaya
a. Pemantapan Identitas Budaya:
Nilai budaya berperan sebagai perekat sosial yang mengikat anggota masyarakat dalam kesatuan
identitas budaya. Nilai-nilai ini mencerminkan keunikan dan kekhasan suatu kelompok,
memperkuat perasaan kebersamaan, serta mengajarkan warisan budaya dari generasi ke generasi.
b. Pedoman Perilaku:
Nilai budaya menentukan norma-norma dan etika yang diikuti oleh masyarakat. Mereka membantu
mengarahkan perilaku individu dalam berinteraksi dengan sesama dan dengan lingkungan sekitar,
sehingga mampu menjaga keseimbangan dan harmoni dalam masyarakat.
c. Pengambilan Keputusan:
Nilai budaya berfungsi sebagai panduan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
kehidupan individu dan masyarakat. Ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan penting, nilai-nilai ini
menjadi pertimbangan moral dan etis yang membantu mengambil keputusan yang tepat
d. Perubahan Sosial:
Nilai budaya dapat berperan dalam membentuk dan mengubah struktur sosial suatu masyarakat.
Perubahan nilai budaya dapat mempengaruhi kebijakan sosial, hukum, dan norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Ciri-Ciri Nilai Budaya
a. Dipelajari dan Ditransmisikan: Nilai budaya tidak merupakan sifat
bawaan, melainkan dipelajari dari lingkungan sekitar melalui proses
sosialisasi. Mereka ditransmisikan dari generasi ke generasi melalui pendidikan,
keluarga, dan interaksi dengan masyarakat.
b. Relatif: Nilai budaya bersifat relatif, artinya nilai-nilai dapat berbeda antara
satu kelompok masyarakat dengan kelompok lainnya. Apa yang dianggap
penting dan benar dalam satu budaya tidak selalu sama dengan budaya
lainnya.
c. Dinamis: Nilai budaya dapat mengalami perubahan seiring waktu dan
pergeseran sosial. Pengaruh globalisasi dan interaksi budaya antar bangsa dapat
mempengaruhi perubahan nilai dalam Masyarakat.
d. Terinternalisasi: Nilai budaya menjadi bagian integral dari pola pikir dan
perilaku individu. Mereka diterima dan dihayati secara sadarmaupun tidak sadar.
Contoh Nilai Budaya
a. Gotong Royong (Indonesia)
nilai Gotong royong mengajarkan pentingnya Kerjasama dan saling
membantu antar individu dan komunitas dalam Masyarakat indonesia.
Praktik gotong royong sering kita temui dalam berbagai kegiatan
seperti membantu tetangga seperti bakti social atau kegiatan gotong
royong dalam membersihkan Lingkungan.
b. Respect for Elders (India)
Di india menghormati orang tua adalah nilai budaya yang sangat di
junjung tingi. Nilai ini mendorong penghornatan kepada orang tua,
kakek, nenek dan orang orang tua sebagai bentuk penghargaan atas
kebijaksanaan dan pengalaman mereka.
Pentingnya Memahami Budaya Organisasi
Budaya organisasi juga didefinisikan sebagai suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman
sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke
dalam perusahaan, sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada
dan bagaimana mereka harus bertindak dan bertingkah laku.
Seluruh sumber daya manusia yang ada di organisasi harus dapat memahami dengan
benar mengenai budaya organisasi yang ada. Pemahaman ini sangat berkaitan dengan setiap gerak
langkah dari kegiatan yang dilakukan baik perencanaan yang bersifat strategis dan taktikal, maupun
kegiatan dari implementasi perencanaan di mana setiap kegiatan tersebut harus berdasarkan pada
budaya organisasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh O’Reilly, Chatman, dan Caldwell (1991) dan Sheridan
(1992) menunjukkan pentingnya nilai-nilai budaya organisasi dalam mempengaruhi pentingnya perilaku
dan sikap individu. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan antara personorganization
fit dengan tingkat kepuasan kerja, komitmen dan turn over karyawan di mana individu yang sesuai
dengan budaya organisasi mempunyai kecenderungan untuk mempunyai kepuasan kerja dan komitmen
yang tinggi terhadap organisasi dan mempunyai intensitas yang tinggi untuk terus bekerja/tinggal di
organisasi dan sebaliknya, individu yang tidak sesuai dengan budaya organisasi akan memiliki
kecenderungan untuk mempunyai kepuasan kerja dan komitmen yang rendah terhadap organisasi dan
memiliki kecenderungan untuk meninggalkan organisasi.
Pentingnya Memahami Budaya Organisasi
Menurut Robins (1993), ada sepuluh karakteristik kunci yang merupakan inti dari budaya organisasi, yaitu:
1. Member identity,
yaitu identitas anggota dalam organisasi secara keseluruhan, dibandingkan dengan identitas dalam
kelompok kerja atau bidang profesi masing-masing.
2. Group emphasis,
yaitu seberapa besar aktivitas kerja bersama lebih ditekankan dibandingkan kerja individual.
3. People focus,
yaitu seberapa jauh keputusan manajemen yang diambil untuk mempertimbangkan keputusan tersebut
terhadap anggota organisasi.
4. Unit integration,
yaitu seberapa jauh unit-unit di dalam organisasi dikondisikan untuk beroperasi secara bersama-sama.
5. Control,
yaitu seberapa banyak aturan, peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi
dan mengendalikan perilaku karyawan.
6. Risk tolerance,
yaitu besarnya dorongan terhadap karyawan untuk lebih agresif, inovatif, dan berani
mengambil risiko.
7. Reward criteria,
yaitu seberapa besar imbalan dialokasikan sesuai dengan kinerja karyawan,
dibandingkan alokasi berdasarkan senioritas, favoritism,atau faktor bukan kinerja lainnya.
8. Conflict tolerance,
yaitu seberapa besar karyawan di dorong untuk bersikap terbuka terhadap konflik dan
kritik.
9. Means-ends orientation,
yaitu seberapa besar manajemen lebih menekankan pada penyebab atau hasil
dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mengembangkan hasil.
10. Open-sistem fokus,
yaitu seberapa besar pengawasan organisasi dan respons yang diberikan untuk
mengubah lingkungan eksternal.
Manfaat Budaya Organisasi
Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai pengikat untuk menyamakan persepsi
atau arah pandang anggota organisasi terhadap suatu permasalahan sehingga akan menjadi satu
kesatuan untuk mencapai suatu tujuan.
Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukakan oleh Robins
(1993), sebagai berikut:
1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang
lain. Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar budaya
yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi.
2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan budaya
organisasi yang kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri
khas organisasi.
3. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu.
4. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang direkatkan
oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi relatif stabil.
Keempat fungsi tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat membentuk
perilaku dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di dalam organisasi, sehingga nilai-
nilai yang ada dalam budaya organisasi perlu ditanamkan sejak dini pada setiap individu organisasi.
Sosialisasi Budaya Organisasi
Lima Kemampuan Penting yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk beradaptasi dalam budaya
Organisasi
1. Kesadaran diri sendiri yang lebih tinggi.
Sebuah pemahaman komprehensif atas kekuatan dan kelemahan seseorang,
bagaimana hal tersebut dipandang oleh orang lain, dan bagaimana mereka mempengaruhi
orang lain adalah sangat penting. Dampak tersebut adalah seperti bercermin pada beberapa
cermin sekaligus untuk melihat diri kita sendiri seperti apa yang dilihat orang lain. Pengetahuan
diri sendiri ini dapat memungkinkan pemimpin untuk mengubah perangai yang menghambat
efektivitas, memperkuat perilaku yang mendukung efektivitas, dan membuat rencana untuk
pertumbuhan dan pengembangan pribadi yang dapat dilakukan selama periode beberapa bulan
bahkan tahun. Hanya apabila pemimpin senior memahami terlebih dahulu dan melakukan
transisi diri sendirilah ia kemudian dapat memimpin perubahan organisasi dengan efektif.
2. Kebiasaan meminta umpan balik.
Adalah melalui dorongan akan umpan balik yang jujur, namun konstruktif dari orang
lain, atasan, rekan, dan laporan langsung para pemimpin dapat mengembangkan kesadaran diri
sendiri yang dapat menjadi dasar perubahan dan aksi pribadi. Kemampuan untuk memberikan
dan menerima umpan balik adalah keterampilan yang sulit untuk diperoleh dan digunakan
secara sukses, namun ia merupakan alat yang penting untuk membantu seseorang
mengembangkan potensinya secara penuh sebagai pemimpin, karena ia membantu mereka
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang mungkin tidak mereka sadari. Kekuatan
dan kelemahan ini dapat mempunyai dampak positif dan negatif pada organisasi yang sedang
dipimpin. Umpan balik dapat digunakan sebagai alat aktif dan praktis untuk memperbaiki
perilaku dan kerja sama kelompok; ia tidak perlu dibatasi pada hubungan satu dengan yang lain.
3. Haus akan belajar
Gampang menerima pengetahuan baru dan kemauan untuk mengubah perspektif dan perilaku
seseorang yang berdasarkan hal itu dapat merupakan hal penting. Pengalaman di pekerjaan
merupakan guru yang terbaik. Tantangannya adalah bagaimana belajar dari pengalaman secara
konsisten, dan menyesuaikan perilaku seseorang. Kemauan keras untuk belajar juga dikaitkan
dengan kreativitas dan kepada kemampuan untuk memberi kerangka pada perspektif baru
untukberfikir dengan cara-cara baru.
4. Integrasi antara kerja dan kehidupan pribadi
Memimpin dan hidup berhubungan erat, karena pemimpin-pemimpin yang
efektif harus mempunyai keyakinan diri yang kuat sebagai manusia seutuhnya, tidak hanya
sebagai orang yang didefinisikan oleh karier mereka atau status pekerjaan. Dewasa ini tidak ada
batas yang jelas antara kehidupan di rumah dan pekerjaan. Tuntutan keluarga dan masyarakat
harus seimbang atau mungkin lebih tepatnya, terintegrasi dengan tuntutan kerja. Keselarasan
antara kehidupan pribadi dan kehidupan pekerjaan juga menimbulkan perasaan pribadi yang
kuat dan kepercayaan yang dicari orang dalam diri seorang pemimpin; ia dapat menciptakan
antusiasme dan tujuan dalam organisasi atau masyarakat dari pemimpin tersebut. Konsep
keseimbangan antara kerja dan keluarga dapat bervariasi, tergantung pada pentingnya kerja bagi
identitas pribadi. Di mana pekerjaan karier menempati tempat utama.
5. Menghormati perbedaan pada orang lain.
Agar menjadi efektif dalam lingkungan global yang sedang tumbuh, pemimpin harus sadar akan
adanya, dan sensitif terhadap, orang dan situasi yang jauh berbeda. Dalam hal ini kami
maksudkan lebih dari sensitivitas terhadap perbedaan bahasa, kebiasaan, dan budaya,
yangdengan sendirinya penting. Yang dimaksudkan adalah kemampuan untuk menemukan
kecocokan dan sintesis dalam sudut pandang yang sangat berbeda, dan memberi kesempatan
bagi perspektif dan nilai nilai orang lain. Dalam berbagai cara, keterampilan ini dapat
IV. PENGENALAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(MSDM)
human resources management
Manajemen adalah ilmu dan seni yang melakukan proses pencapaian tujuan
dengan pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam organisasi secara efisien dan efektif. Di
dalam manajemen ini terdapat unsur unsur manajemen yang biasa disebut dengan 6M, yaitu
men, money, method, materials, machines dan market. Manajemen sumber daya manusia yang
biasa disebut dengan MSDM merupakan bidang ilmu yang mengembangkan unsur manusia atau
men. Selain daripada itu manajemen sumber daya manusia juga mengatur
kebutuhan kebutuhan manusia di dalam aktivitas sebuah organisasi/Perusahaan. Namun,
pengaplikasian MSDM ini sendiri bukan hanya dilakukan di perusahaan saja, dalam sebuah
organisasi MSDM juga menjadi aset penting agar tujuan organisasi yang ingin diraih dapat
tercapai.
KOMPONEN KOMPONEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Beberapa Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengusaha
Yaitu setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besar
nya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai organisasi tersebut
2. Karyawan
Yaitu penjual jasa (pikiran dan tenaga) yang mendapatkan kompensasi yang besarnya telah
ditetapkan terlebih dahulu. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses
dan tujuan yang akan dicapai. Karyawan juga merupakan kekayaan utama dalam organisasi, tanpa
keikutsertaan mereka, aktifitas organisasi tidak akan terjadi.
3. Pemimpin atau Manajer
Yaitu seseorang yang menggunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarakan orang lain
serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai tujuan.
.
KOMPONEN KOMPONEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Pemimpin /Manajer
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki wewenang dan
menggunakannya untuk mengarahkan, memerintahkan, mengontrol orang
lain dan juga secara langsung bertanggungjawab atas pekerjaan yang
dilakukan oleh orang tersebut dalam mencapai tujuan bersama.
PERANAN DAN FUNGSI MANAJEMEN SDM
Peranan Manajemen SDM
Manajemen seperti yang kita ketahui adalah ilmu yang memberikan kita pengetahuan
tentang cara cara menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan menggunakan orang
lain. Oleh karenanya, anda perlu mengetahui peranan MSDM sehingga anda paham
pentingnya sumber daya manusia, yang notabenenya merupakan inti dari manajemen
itu sendiri.
Berikut beberapa peranan MSDM :
1. Menentukan dan menetapkan penarikan, seleksi (selection), dan penempatan
karyawan (staffing) berdasarkan asas the right man in the right seat
and the right man in the right job.
2. Menentukan dan menetapkan jumlah, kualitas (quality), dan penempatan
tenaga kerja (staffing) yang meliputi dengan kebutuhan perusahaan
berdasarkan job description (deksripsi kerja), job specification (spesifikasi
pekerjaan), job requirement (kebutuhan pekerjaan), dan terakhir job
evaluation (evaluasi kerja).
3. Menentukan dan menetapkan program kesejahteraan, pengembangan
(development), promosi (promotion) dan pemberhentian
4. Memproyeksikan atau memprediksi penawaran dan permintaan sumber
daya manusia (SDM) pada masa yang akan datang
5. Memprediksi situasi perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
6. Mengawasi dengan cermat undang undang perburuhan dan kebijaksaan
pemberian balas jasa (Watching closely the labor laws and policies
on remuneration) perusahaan perusahaan sejenis.
7. Mengawasi kemajuan serikat buruh dan perkembangannya
8. Melaksanakan pendidikan (education), latihan (practice) dan penilaian
prestasi karyawan.
9. Mengatur dan mengendalikan mutasi karyawan baik (Regulate and control
the transfer of employees), serta vertikal maupun horizontal (as well as
vertical and horizontal).
10. Mengatur pensiun (pension), pemberhentian (termination) dan
pesangonnya (severance).
PERANAN DAN FUNGSI MANAJEMEN SDM