Anda di halaman 1dari 34

PETROGRAFI BATUAN

TERALTERASI
HYDROTHERMAL
Oleh:
LUTFI NUR FAUZI (18/428769/TK/47271)
IRHAM RASYID HARO SENO (18/428767/TK/47269)
OUTLINE
• Pendahuluan
• Proses-proses alterasi hidrotermal
• Kondisi hidrotermal
• Mineral primer dan alterasi
• Mineral dan tipe alterasi
• Klasifikasi zona alterasi
• Kesimpulan
• Studi kasus
• Daftar pustaka
PENDAHULUAN

Alterasi hidrotermal merupakan pergantian mineralogi, tekstur dan komposisi kimia akibat
dari batuan yang berinteraksi dengan fluida hidrotermal.
Alterasi sekunder batuan dan mineral yang dikandung merupakan mineral yang umum
terdapat dialam. Alterasi merefleksikan interaksi dengan fluida, umumnya didomisasi oleh air,
dengan batuan pada temperature hangat <100C sampai >500C
Terdapat 4 sumber fluida pada alterasi hidrotermal yaitu:
• Magmatic Water
• Connate Water
• Meteoric Water
• Metamorphic Water
PROSES-PROSES ALTERASI HIDROTERMAL
Menurut pirajno (2009), proses alterasi dibagi menjadi 3 yaitu:
• Sistem porfiri
Alterasi hidrotermal dan bentuk mineralisasi lebih atau kurang bagian luar batuan berpusat pada intrusi terkait
dengan sistem mineral porfiri efek dari hidrotermal dan mineralisasi melebar ke volume dinding batuan yang
besar disekitar dan diatas intrusi. Seedorff et al. 2005 membahas alterasi hidrotermal di system porfiri adalah
tambahan volatile (alterasi profilitik), hidrolisis(sericitic, argillic lanjut dan argillic sedang), pertukaran
alkali(pottasic, alterasi sodic-calcic), dan tambahan silika.
• Skarn
Skarn merupakan calc-silicate yang terbentuk oleh replacement dari batuan karbonat selama metamorfisme
regional atau oleh kontak proses metasomatik yang berhubungan dengan intrusi magma. Banyak skarn yang
berasosiasi dengan sistem porfiri, dimana lubang porfiri diintrusi batuan karbonat.
• Sistem epitermal
Fase mineral hidrotermal yang dihasilkan di sistem epitermal dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, tipe
batuan, fluida dan kandungan air pada batuan. Alterasi hidrotermal di sistem epitermal bisa dipengaruhi oleh
tiga kondisi interaksi dari fluida asam, fluida netral(klorida), dan fluida alkali.
PROSES-PROSES ALTERASI HIDROTERMAL

Gambar disamping
merupakan zona-zona
dari Porfiri, Skarn dan
Epitermal

(Pirajno, F. 2009)
PROSES-PROSES ALTERASI HIDROTERMAL
Menurut browne (1992) proses-proses alterasi hidrotermal
adalah sebagai berikut:
• Pengendapan langsung (direct deposition)  mengisi open
space (rekahan atau pori) akibat sirkulasi fluida, rekanah atau
pori tersebut dapat berupa joint, fracture, fault, vug pore,
dan fissure
• Penggantian (replacement)  penggantian mineral primer
menjadi mineral sekunder
• Pelarutan (leaching)  pelarutan mineral primer oleh fluida
hidrotermal yang reaktif
KONDISI HIDROTERMAL

1. Hidrolisis  keterlibatan ion OH ketika terjadi reaksi antara batuan induk dengan fluida
hidrotermal dengan kata lain terdapat perpindahan molekul OH dari fluida ke dalam
mineral. Contoh fespar menjadi muskovit dan kuarsa.
2. Hidrasi  berpindahnya molekul air dari fluida menjadi suatu mineral.
3. Alkali / alkali-earth metasomatism  merupakan reaksi aktif antara fluida dengan
batuan dan mineral yang mengakibatkan terjadinya pengurangan atau penambahan
unsur pada batuan dan mineral tersebut. Dalam hal ini contohnya adalah masuknya
unsur magnesium (Mg+ ) kedalam mineral yang baru.
4. Dekarbonisasi  terjadi pada skarn dimana silika dan oksida dihasilkan dari hilangnya
CO2 dari gamping-dolomit.
KONDISI HIDROTERMAL

5. Silisifikasi  merupakan penambahan mineral silika ke dalam batuan,


contohnya adalah terjadi penambahan silika sehingga mineral menjadi
polimorf seperti kalsedon, opal atau jasper.
6. Silikasi  proses pengubahan ke mineral silikat ini banyak terjadi pada
mineral karbonat / skarn
7. Reduksi- Oksidasi  merupakan reaksi penting yang berpengaruh
terhadap kandungan ferri-ferrous iron, dan mineralogi sulfur dan ikatan
lainnya. Reaksi ini juga berpengaruh pada sistem yang bereaksi dengan
kandungan unsur vanadium, uranium, mangan dan pasangan-pasangan
redoks lainnya.
TIPE DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTERMAL

Klasifikasi oleh Pirajno, F. (2009) menurut Gifkins et al,. (2005)


TIPE DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTHERMAL
Klasifikasi tipe alterasi dan himpunan mineralnya (Pirajno et al.,
2009)
1. Argilik
Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral,
yaitu muskovotkaolinit- monmorilonit dan muskovit-klorit-
monmorilonit. Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk
pada temperatur 100°-300°C (Pirajno, 1992, dalam Sutarto,
2004), fluida asam-netral, dan salinitas rendah.
2. Argilik lanjut ( advanced argilic )
Sedangkan untuk sistem epitermasl sulfidasi tinggi (fluida kaya
asam sulfat), ditambahkan istilah advanced argilic yang dicirikan
oleh kehadiran himpunan mineral pirofilit+diaspor―andalusit
TIPE DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTHERMAL

3. Serisit (Filik)
Dominasi endapan dalam bentuk veinlet dibandingkan dengan
endapan yang berbentuk hamburan kemungkinan disebabkan oleh
berkurangnya pengaruh metasomatik yang lebih mengarah ke proses
hidrotermal. Hal ini disebabkan karena zona ini semakin menjauh dari
pusat intrusi serta berkurangnya kedalaman sehingga interaksi
membesar dan juga diakibatkan oleh banyaknya rekahan pada
batuan sehingga larutan dengan mudah mengisinya dan mengkristal
pada rekahan tersebut, mineralisasi yang intensif dijumpai pada vein
kuarsa adalah logam sulfida berupa pirit, kalkopirit dan galena. Ciri –
ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu Serisit.
TIPE DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTHERMAL

4. Propilitik
Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, illit/serisit, kalsit,
albit, dan anhidrit. Terbentuk pada temperatur 200°-300°C pada pH mendekati netral,
dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas
rendah. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan
himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :
Klorit-kalsit-kaolinit.
Klorit-kalsit-talk.
Klorit-epidot-kalsit.
Klorit-epidot.
TIPE DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTHERMAL

5. Propilitik dalam ( inner propilitik )


Menurut Hedenquist dan Linndqvist (dalam Sutarto, 2004), zona alterasi pada sistem
epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral) ummnya
menunjukkan zona alterasi seperti pada sistem porfir, tetapi menambahkan istilah inner
propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi (>300°C), yang dicirikan
oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit.

6. Potasik
Dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkali felspar-magnetit. Anhidrit
sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit, dan titanit (sphene) atau rutil
kadang terbentuk. Alterasi potasik terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku
intrusif yang terkait, fluida yang panas (>300°C), salinitas tinggi, dan dengan karakter
magamatik yang kuat.
ZONA ALTERASI : Sistem Porfiri
Sistem porfiri
Zona Primer Proses sekunder
K-feldspar, Bornite+ digenite+ magnetite
biotite (albite, chalcopyrite+ pyrite,
Pertukaran
Pottasic topaz, Magnetite, chalcopyrite,
alkali
tourmaline, magnetite, molybdenite,
chlorite) titanite, ilmenite
Chalcopyrite+pyrite+molybdnit
Plagioklas,
Phyllic Hidrolisis e,
klorit
pyriute, tennantite, sphalerite,
Plagioklas,
Argillic biotit, k- Hidrolisis Kaolinit, klorit
feldspar
Bornite, chalcopyrite, pyrite, Klasifikasi oleh Pirajno, F. (2009)
Plagioklas, Penambah
prophylitic pyrrhotite, molybdenite,
klorit an volatile
galena,
Thin section oleh Shen, P et al, (2019)
Fig. 4. Photomicrographs of biotite in granitoid and alteration
zones from
the Sarcheshmeh;
(a) altered biotite in a granitoid from outside of the ore
deposit,
(b) biotite in aporphyritic dacite from outside of the ore
deposit,
(c) biotite in a andesitic dyke,
(d) biotite in Sarcheshmeh porphyry stock,
(e and f ) biotite in potassic and phyllic alteration zones.

Thin section oleh Shen, P et al, (2019)


ZONA ALTERASI : Skarn

Secara garis besar terdapat dua jenis skarn, yaitu endo-skarn dan eksoskarn, tergantung pada sudut
pandang skarnifikasi oleh batuan beku atau karbonat. Reaksi Kimia yang terjadi pada Skarn yaitu
Dekarbonisasi dan silisikasi. Berikut adalah salah satu contoh reaksi kimianya:
CaCO3 + 2H+ = Ca2+ + CO2 + H2O
3 hedenbergite + S2 = andradite + 3 quartz + FeS2
Eksoskarn terbagi lagi menurut Einaudi (1982) dalam hal kumpulan mineral kalsilikat menjadi kalsik skarns
dan magnesian skarns.

• Kalsik skarn, dibentuk oleh penggantian batu kapur, mengandung mineral seperti Garnet (seri andradite-
grossularite), Clinopyroxenes (seri diopside-hedenbergite), Wollastonite, Scapolite, Epidotedan Magnetit.
• Magnesian skarn dihasilkan dari penggantian Dolomit dan ditandai oleh mineral seperti Diopside,
Forsterite, Serpentine, Magnetit, Talc di lingkungan miskin silika; dan Talc, Tremolit-Aktinolit dalam
lingkungan lebih kaya silika.
ZONA ALTERASI : Skarn

Pembentukan skarns dapat dihubungkan dengan tiga tahap


utama (1) metamorfisme termal prograde isokimia; (2)
metasomatisme; dan (3) retrograde alterasi hidrotermal
Pada tahap isokimia Protolith mengalami
devolatilisasi progresif, yang menghasilkan mineral kumpulan
kalsit + diopside + K-feldspar + sphene + grafit.
Pada tahap metasomatik, diikuti dengan
pendinginan pluton kuarsa-monzonit, fluida kaya H2O
dikeluarkan dan dipindahkan ke atas sepanjang struktur yang
disediakan olehkontak batuan karbonat. Fluida ini bereaksi dengan karbonat untuk melepaskan Ca dan CO2,
beberapa di antaranya menyebar kembali ke pluton, membentuk endoskarn. Infiltrasi cairan metasomatis ke
dalam karbonat membentuk Fe dengan sedikit silikat dan garnet serta piroksen yang kaya Fe.

Dan terakhir pada tahap retrograde dicirikan oleh Mineral amfibol, epidote, kuarsa dan zeolit ​.
ZONA ALTERASI : Skarn
Berikut merupakan kumpulan
mineral pada Skarn, oleh
Pirajno F., (2009), dalam
Enaudi et al. (1981); Enaudi
and Burt (1982).
ZONA ALTERASI : Skarn
Berikut merupakan kumpulan
mineral pada Skarn, oleh
Pirajno F., (2009), dalam
Enaudi et al. (1981); Enaudi
and Burt (1982).
ZONA ALTERASI : Skarn

Illustration by the United States


Geological Survey, modified
after R.H. Sillitoe (2010)
ZONA ALTERASI : Skarn

Fig. 3. Photographs showing


representative ore mineral assemblages
and textural features in the orebodies and
hydrothermal veins hosted in the wall
rocks at Jiguanzui. (a) Quartz intergrown
with massive pyrite in Orebody VII; (b)
Quartz coexisting with pyrite in Orebody
VII, replacing the early garnet (crossed
polar); (c) Typical straightboundary
quartz-pyrite hydrothermal vein in
hornfels,with K-feldspar alteration halo;
(d) Quartz-pyritevein with wavy
discoloration selvage in hornfels.
(Zhang, Yu et al. 2019)
ZONA ALTERASI : Skarn

Fig. 6.1 Tectonic settings


of skarn systems and
environments of carbonate
deposition; (Pirajno, F. 2009)

(A) Oceanic island arc dan associated carbonate deposits; menunjam curam (B) and menunjam cukup
landai (C) subduction dibawah continental margin, carbonate deposits terdapat atau muncul pada craton’s
margins; (D) Continental rift setting dan granite intrusions berasosiasi dengan tumbukkan oleh mantle
plume. Modified after Meinert (1992) and Meinert et al. (2005)
ZONA ALTERASI : Skarn

Model skarn deposits oleh


Dennis and Ted (1986), menurut
Enaudi and Burt (1982).
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Proses alterasi yang terbentuk pada temperatur dan tekanan rendah


hingga sedang (50 - 350˚C & <500 bar atau pada kedalaman <1 - 1,5 km)), di
dominasi oleh fluida hidrotermal meteorik (tetapi mengandung HCl, CO2 dan
H2S dari magma dan fluida bersalinitas rendah (setara dengan salinitas <1 - 5wt
% NaCl). Kemudian reaksi kimia yang bekerja pada sistem epitermal adalah
reduksi-oksidasi dan sulfidation dengan contoh reaksi kimia sebagai berikut
2FeS + S2 -> 2FeS2
4Fe3O4 + O2 -> 6Fe2O3
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal
Menurut Pirjano, F. (2009), Sistem epithermal dibagi
menjadi 2 berdasarkan tingkat sulfidasinya.

• LOW SULFIDATION SYSTEM • HIGH SULFIDATION SYSTEM


Terbentuk pada pH yang mendekati netral. Terbentuk karena volatil magmatik dengan
Didominasi oleh air meteorik (mayoritas berupa temperatur tinggi. Dekat dengan sumber
CO2, SO2, dan HCl.) sumber panas dan volatil.
Depositnya dapat berupa urat terbuka, breksi, Dicirikan oleh adanya desimenasi mineral bijih,
dan stockworks. Mineral bijih dan mineral penggantian mineral biih, dan sedikit urat
gangue berupa : pirit, arsenopirit, spalerit, serta stockworks. Pelarutan (leaching) sangat
galena, emas, elektrum, kuarsa, kalsedon, kalsit, tinggi. Contoh mineralnya berupa kaolinit,
adularia, ilit, dan barit. alunit, barit, dikit, propilit, dan diaspore.
Deposit LS tidak banyak mengandung Cu tetapi Depositnya kaya akan Cu-As.
kaya Fe.
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Model LS dan HS system oleh


Taksavasu, T. (2017); menurut
Hedenquist and Lowenstern, (1994).
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Fig. 5.25 Models of epithermal


styles; (A) hot spring; (B) open
vein with two levels of
mineralisation; (C) hot spring
depositional model grading
downward into an open veins
style.

(Pirajno, F. 2009; A dan B menurut


Berger and Eimon, 1982, C
adalah menurut Buchanan, 1981)
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Fig. 5.25 Models of epithermal


styles; (A) hot spring; (B) open
vein with two levels of
mineralisation; (C) hot spring
depositional model grading
downward into an open veins
style.

(Pirajno, F. 2009; A dan B menurut


Berger and Eimon, 1982, C
adalah menurut Buchanan, 1981)
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Fig. 5.25 Models of epithermal


styles; (A) hot spring; (B) open
vein with two levels of
mineralisation; (C) hot spring
depositional model grading
downward into an open veins
style.

(Pirajno, F. 2009; A dan B menurut


Berger and Eimon, 1982, C
adalah menurut Buchanan, 1981)
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal
MINERAL EPITERMAL

Pirajno, F. (2009); menurut dan modifikasi dari Simmons et al. (2005)


and Sillitoe and Hedenquist st (2003)
ZONA ALTERASI : Sistem Epitermal

Figure 4. Digital microscopic images of


hydrothermal alteration minerals replacing
volcanic rocks.
A. Feldspar phenocrysts completely altered to
adularia and albite (WV006 254.2 m, Jubilee),
B. feldspar phenocryst altered to adularia with
fractures filled by later trace illite (ML7 36.0 m,
Sovereign),
C. feldspar phenocrysts altered to adularia and
later illite (sample AU#57552, Karangahake),
D. feldspar phenocryst altered to adularia, illite
and overprinted by calcite (WV007 166.5 m,
Jubilee).

(Simpson and Christie, 2019)


DAFTAR PUSTAKA
• Browne, P. R. L. 1978. HYDROTHERMAL ALTERATION IN ACTIVE GEOTHERMAL FIELDS. New Zealand Geological Survey. Annual Reviews
Inc. New Zealand
• C. P. K. Vandani, C. P. K. Vandani and I. W. A. Sari, I. W. A. Sari and E. Mulyaningsih, E. Mulyaningsih and P. Utami, P. Utami (2014) STUDI
ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN DI LAPANGAN PANAS BUMI “BETA”, AMBON DENGAN METODE
PETROGRAFI. PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada, 30 – 31 Oktober 2014.
• Pirajno, Franco. 2009. Hydrothermal Processes and Mineral System. Springer. Geological Survey of Western Australia. Australia
• Shen, P.; Pan, H.; Zhou, T.; Wang, J. 2014. Petrography, geochemistry and geochronology of the host porphyries and associated alteration at
the Tuwu Cu deposit, NW China: a case for increased depositional efficiency by reaction with mafic hostrock?. Springer. Berlin,
Heidenberg.
• Simpson, M. P., Christie, A. B. 2019. Hydrothermal alteration mineralogical footprints for New Zealand epithermal Au-Ag deposits: New
Zealand Journal of Geology and Geophysics. Taylor & Francis. Taylor & Francis Group. New Zealand. P 482- P 512.
• Taksavasu, T. 2017. Petrographic Analysis of Bonanza Epithermal Vein Textures at Buckskin National and Fire Creek Deposits, Northern
Nevada. Auburn University. Auburn, Alabama. P-7.
• Zhang, Y et al. 2019. Texture and trace element geochemistry of quartz in skarn system: Perspective from Jiguanzui Cu–Au skarn deposit,
Eastern China: Ore Geology Review. Elvesier Inc. P 535-544.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai