Anda di halaman 1dari 13

2.

3 Alterasi Hidrotermal
Hal yang sangat penting dalam mengenali endapan bijih tipe terutama endapan magmatik dan
hidrotermal adalah kehadiran kumpulan mineral tertentu pada batuan yang dilalui oleh larutan hidrotermal
sebagai respons akibat adanya reaksi antara larutan dengan batuan samping. Kumpulan mineral tersebut
hadir dalam bentuk zona dan antara zona yang satu dengan yang lainnya dibatasi dengan adanya kehadiran
mineral-mineral khas. Proses ini disebut dengan alterasi hidrotermal dan daerah tempat pengaruh interaksi
larutan tersebut dengan batuan samping atau wall rock disebut dengan wall rock alteration yang pad a
umumnya akan membentuk zona kumpulan mineral-mineral tertentu yang terbentuk dari hasil ubahan
akibat larutan hidrotermal.
Alterasi hidrothermal adalah perubahan komposisi mineral dari suatu batuan akibat adanya
interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan tersebut. Proses alterasi akan menyebabkan
terubahnya mineral
Endapan Mineral 17

primer menjadi mineral sekunder yang kemudian disebut dengan mineral yang teralterasi (alteration
minerals). Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks karena terjadi perubahan secara
mineralogi, kimia dan tekstur oleh akibat adanya interaksi larutan hidrotermal dengan batuan samping
(wall rock) yang dilaluinya pada kondisi fisika-kimia tertentu (Pirajn0, 1992).
Ada tiga hal yang menjadikan penyelidikan terhadap proses alterasi sangat penting dalam
mempelajari suatu endapan hidrotermal, yaitu;
1) komposisi kimia dan struktur dari mineral-mineral yang terbentuk dari hasil proses alterasi merupakan
respons terhadap kondisi pembentukannya. Oleh karena itu, mineral atau kumpulan mineral-mineral
alterasi akan memberikan informasi tentang kondisi kimia-fisika dari proses hidrotermal yang terjadi;
2) mineral-mineral alterasi pada umumnya dijumpai pada zona yang akan menggambarkan kondisi
pembentukannya;
3) mengenali zonasi mineral-mineral hasil alterasi akan sangat membantu dalam mengidentifikasi jalur
dari
larutan hidrotermal yang akan membawa kita kepada jalur
mineralisasi.
Alterasi hidrotermal meliputi proses-proses geokimia seperti proses hidrasi, hidrolisis, reaksi redoks,
dan sulfidasi serta proses-proses lainnya. Contoh dari proses geokimia yang terjadi antara lain seperti yang
digambarkan oleh beberapa reaksi di bawah ini.

3KAISi,0% --radar + 2HT = KA1,Si,0(OH) %scone


+ Si0, + 2K7

2KAI,Si,0,6(OH) %eve + 2H + 3H0


= 3A1,Si,0(OH) ale + 2K
3CaMg(CO»)» lose + 4Si0 + 6H + 4H0
=
Mg»Si06(OH) a. + 6H,CO, + 3Ca
FeCO» «date + 2HS + 0.50% = FeS %ye + CO» + 2HO
2.3.1 Faktor yang memengaruhi proses
alterasi
Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal adalah suhu, kimia fluida (pH),
komposisi batuan samping, durasi aktivitas hidrotermal dan permeabilitas. Na mun, faktor kimia fluida (pH)
dan suhu merupakan faktor yang paling berpengaruh (Corbett dan Leach, 1996).
Suhu
Suhu merupakan hal yang paling penting dalam proses alterasi karena hampir semua reaksi kimia
yang terjadi diakibatkan oleh adanya kenaikan suhu.
Permea bilitas
Permeabilitas dari suatu batuan akan menentukan intensitas pengaruh larutan hidrotermal terhadap
batuan dan kecepatan presipitasi mineral-mineral baru. Batuan yang memiliki permeabilitas kecil akan
menyebabkan tingkat pengaruh alterasi yang tidak signifikan.
Komposisi awal dari
batuan
Komposisi kimia awal dari batuan yang terkena larutan hidrotermal akan menentukan
komponen•
komponen yang akan terbentuk akibat proses
alterasi.
Komposisi
fluida
pH dan komposisi fluida mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan tingkat
kecepatan dan jenis mineral-mineral hidrotermal yang terbentuk.
18 Adi Maulana

Proses alterasi hidrotermal akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai
himpunan mineral atau mineral assemblage (Guilbert & Park, 1986). Hal ini menyebabkan kehadiran
himpunan mineral tertentu dalam suatu ubahan batuan akan mencerminkan komposisi pH larutan dan suhu
fluida tipe alterasi tertentu. Gambar 4.3 menunjukkan kenampakan hasil dari proses alterasi pada batuan
samping andesit di daerah Camming, Sulawesi Selatan dan Sangkaropi di daerah Toraja. Proses
hidrotermal menyebabkan terjadinya alterasi pada batuan samping andesit yang ditandai oleh hadirnya
mineral-mineral lempung yang berwarna putih, sedangkan alterasi yang terjadi di Toraja menyebabkan
hadirnya mineral-mineral serisite (mika halus) dan klorit akibat adanya proses hidrotermal yang bersumber
dari aktivitas gunung api bawah laut.

Gambar 2.4 Kenampakan hasil dari proses alterasi pada batuan andesit yang ditandai oleh kehadiran mineral-
mineral lempung (warna putih) mengganti feldspar yang dijumpai di daerah Cam ming, Sulawesi Se Iatan (atas).
Hasil dari proses alterasi pada endapan hidrotermal tipe vulkanik bawah laut di Toraja, dengan mineral klorit dan
serisit hadir menggantikan mineral piroksin dan feldspar pada batuan vulkanik (bawah).
Endapan Mineral 19

2.3.2 Zona alterasi


Suatu zona yang memperlihatkan adanya penyebaran himpunan mineral-mineral tertentu yang
terbentuk dari hasil proses alterasi disebut sebagai zona alterasi (alteration zone). Penggunaan istilah
zona dan tipe terkadang membingungkan untuk pemula, namun hendaknya hal ini tidak untuk terlalu
dipermasalahkan. Beberapa ahli telah melakukan pengelompokan alterasi berdasarkan parameter yang
berbeda-beda, namun pada intinya pengelompokan tersebut untuk mempermudah dalam mempelajari
proses alterasi yang terjadi (Lowell & Guilbert ,1970; Thomson & Thomson, 1996).
Umumnya pengelompokkan tersebut didasarkan pada keberadaan himpunan mineral-mineral
tertentu yang dijumpai pada suatu endapan. Tabel 2.1 memperlihatkan zona alterasi yang ditunjukkan
oleh himpunan mineral tertentu dan tipe mineralisasinya berdasarkan hubungan antara suhu dan pH
larutan yang dibuat oleh Guilbert & Park (1986) sementara Tabel 2.2 dibuat berdasarkan Corbett & Leach
(1996) dan beberapa modifikasi dari sumber lainnya.
Adapun macam macam macam alterasi yang umum dijumpai pada endapan hidrotermal yaitu antara
lain:

a) Potasik
Jen is alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral ubahan berupa biotit sekunder, k-feldspar, kuarsa,
serisit, dan magnetit. Biotit sekunder hadir akibat reaksi antara mineral-mineral mafik terutama
hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar, maupun piroksin.
Selain itu, tipe alterasi ini dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkali felspar-magnetit.
Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit dan titanit (sphene) atau rutil.
Alterasi potasik terbentuk pada daerah yang dekat dengan batuan beku intrusif porfiri, fluida yang
panas (>300°C), salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik yang kuat. Alterasi ini diakibatkan oleh
penambahan unsur potasium (K) pada proses metasomatis dan disertai dengan banyak atau sedikitnya
unsur kalsium dan sodium di dalam batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat. Mineralisasi yang
umumnya dijumpai pada zona ubahan potasik ini terbentuk menyebar tempat mineral tersebut
merupakan mineral-mineral sulfida yang terdiri atas pirit maupun kalkopirit dengan rasio yang relatif sama.

b) Filik
Tipe alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik terutama pada endapan tembaga
porfiri. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada
intrusi pada endapan tembaga porfiri. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit (mika halus) dan kuarsa
sebagai mineral utama dengan mineral pirit yang melimpah serta sejumlah anhidrit. Mineral bijih yang
dijumpai berupa kalkopirit, tembaga dan native gold (emas). Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen
metasomatis yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang stabil
menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur Ht, menjadi mineral filosilikat atau
kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, dengan kehadiran pirit yang sangat
melimpah yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung atau alkali feldspar. Zona ini
terbentuk akibat influks air yang memiliki suhu yang lebih rendah dan fluida asam-netral, salinitas beragam,
pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

c) Argilik
Zona ini terdiri atas mineral lempung argilik seperti kaolinit dan montmorilonit. Kehadiran zona
ini menandakan semakin intensnya kehadiran influks air meteorik yang memiliki suhu dan nilai pH yang
lebih rendah. Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100°-300°C (Pirajno,
1992), fluida asam-netral, dan salinitas rendah.
20 Adi Maulana

d) Argilik lanjut (advanced argilic)


Pada sistem epitermal sulfidasi tinggi (fluida kaya asam sulfat}, ditambahkan istilah advanced argilic yang
dicirikan oleh kehadiran himpunan mineral pirofilit-diaspor-andalusit-kuarsa-turmalin-enargit-luzonit (untuk
suhu tinggi, 250--350C), atau himpunan mineral kaolinit-alunit-kalsedon-kuarsa-pirit (untuk suhu rendah
<180°}.

e) Propilitik
Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, illit/serisit, kalsit, al bit, dan
anhidrit. Terbentuk pada temperatur 200-300°C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam,
umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah.

f) Propilitik dalam (inner propilitik)


Tipe alterasi ini dijumpai pada sistem epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral},
umumnya menunjukkan zona alterasi seperti pada sistem porfiri, tetapi menambahkan istilah inner
propylitic untuk zona pada bagian yang bersuhu tinggi (>300C) yang dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit,
klorit, dan ilit.

Tabel 2.1 Tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan mineral


Tipe Mineral Kunci Mineral Asesori Keterangan
Argilik Smektit,monmorilonit Pirit, klorit, kalsit, kuarsa Suhu 100--300C,
illite-smektit,kaol i nit salinitas rendah,
pH
asam-netral
Propilitik Klorit, epidot, karbonat Albit, kuarsa, kalsit, pirit, Suhu 200--
300C, lempung,oksida besi salinitas
bervariasi,
pH mendekati
netral, permeabilitas
rendah
Potasik Adularia, biotit, kuarsa Klorit, epidot, pirit, illit- Suhu >300°C,
salinitas serisit tinggi, dekat
dengan
intrusi
Filik Kuarsa, serisi, pirit Anhidrit, pirit,kalsit, rutil Suhu 230--400°,
salinitas beragam, pH
asam- netral, zona
tembus air pada batas
urat
Serisitik Serisit (illit), kuarsa, Pirit, illit-
serisit muskovit
Silisifikasi Kuarsa Pirit, illit-serisit, adularia
Argilik lanjut (suhu Kaolinit, alunit Kalsedon, kristobalit, Suhu 180°C, pH
asam rendah) kuarsa, pirit
Argilik lanjut (suhu Pirofilit, diaspor, Kuarsa, turmalin, Suhu 250--350C, pH
tinggi) andalusit energit, luzonit asam
Guilbert & Park {1986)

Tabel 2.2 Klasifikasi tipe alterasi dan himpunan mineralnya pada endapan epitermal sulfidasi rendah
Tipe alterasi Zone (himpunan mineral)
Silisik Kuarsa, kalsedon, opal pirit, hematit
Adularia Ortoklas (adularia), kuarsa, serisit-illit, pirit
Serisitik, Argilik Serisit (muskovit), illit-smektit, monmorilonit kaolinit, kuarsa,
kalsit, dolomit, pirit
Argilik lanjut-Acid Sulphate Kaolinit, alunit, kritobalit (opal, kalsedon), native sulphur, jarosit, pirit
Silika-karbonat Kuarsa, kalsit
Propilitik, Alterasi Zeolitik Kalsit, epidot, wairakit, klorit, al bit, illit-smektit, monmorilonit, pirit
Dimodifikasi dari beberapa sumber.

Corbett dan Leach (1996) mengemukakan bahwa komposisi batuan samping mempunyai peran yang
Endapan Mineral 21

sangat penting dalam mengontrol mineralogi alterasi. Mineralogi skarn yang dicirikan dengan
kehadiran mineral-mineral karbonat akan terbentuk pada batuan karbonatan, sementara kehadiran
kumpulan mineral adularia dan K-felspar menunjukkan lingkungan batuan yang kaya akan kandungan
potasium (K). Paragonit (Na-mika) akan hadir pada proses alterasi pada batuan yang kaya akan mineral
dengan kandungan sodium (Na) seperti albit. Kehadiran muskovit menegaskan proses alterasi yang terjadi
pada batuan kaya akan unsur potasik (K). Jenis alterasi juga mempunyai hubungan yang erat dengan
temperatur dan pH dari batuan dan larutan hidrotermal. Gambar 2.5 memberikan gambaran hubungan
dari ketiga hal tersebut.
Zona alterasi di atas sering kali dijumpai tidak berurutan dan saling tumpang tindih satu sama lain yang
disebut dengan overprinting. Pola alterasi tersebut akan sangat bergantung dari jenis endapan
hidrotermal dan umumnya setiap jenis endapan akan memperlihatkan zonasi alterasi yang berbeda satu
sama lainnya. Pada umumnya, zonasi alterasi yang dijumpai pad a endapan epitermal akan memperlihatkan
perubahan secara lateral dari tubuh batuan pembawa larutan hidrotermal ataupun dari tubuh vein, sedangkan
untuk endapan tembaga porfiri, zonasi alterasi akan membentuk seperti sebuah penampang yang
menyerupai halo yang berasosiasi dengan tubuh intrusi (akan dijelaskan pada pembahasan tentang
endapan tembaga porfiri).
Penampang ideal zonasi alterasi pada endapan epitermal dan epitermal sulfida tinggi (HS) dan zonasi
alterasi pada endapan tembaga porfiri ditunjukkan pada Gambar 2.6 dan
2.7.
pH BERTAMBAH -----------

op. Cr, Tri AI, Op,


Al, Hal,
Silika
Hal,
Sitika
Hal, Sm,
Sitika Sm, KI-Sm/Kl
Sifika
KI-Sm/Kar
Sitika,
-
Silika
Sitika Cr, Tri AI, K, K, K, Sm, Siika Kb Zeo,
Sitika Silika ± Sid Ks/Do

I
--
AI, K, Sm, KI/Sm-KI, Kb/Kb-
%
K. Sm, Kar,
Sm, Ku K, Ku Ku ± Sid Ku/Kalse KI, Ku/Kal,
Ku/Kalse,
Ku
K, 1-Sm
Kb Zeo,
Ks/Do l
KI, i
Ku± Sid
Kb,
r -Sm, 1-Sm, £.a 1--

5-
<c Al, K, Dik,
Ku/Sd,
KI, Ku/
$
Ku/Kalse

.
Al,
2 Ku± Dp K. Di, K, Olk, Kb
~ Ku±Dp .Sm
Ku± Sid
Kalse,

-
Ad/Ab, I, Ku, Kl,I,
Ks/Do
0r
w AI, Di, Di, Di, I,
Kb Ab/Ad,
Ku, Kb
£
co Ku
Ku± Dp Ku ± Dp
KI, Ku, Ep,
Ku± sid Zeo, Ks/Do,
0r
-
2 Ad/Ab
Ku
~
0 AI, Dik.Pi, Dike, Pie,
w Ku±Dp Di, Pir,
Ku± Dp Ser, Ku
Ser, Ku
Kb
Ser, Fsp,
Ku, Kl Kl, Ku, Ep,
a. Ad/Ab,
2 Ks/Do
w
I- AI, Pir,
Ku± Dp
Pr,
Ku±Dp
Pr, Ser,
Ku ± Dp Ep, Act, KI,
Ku, Fsp,
Ks/Do

KI, Ser,
Fsp,
Ku
And, Ser, Act, Ku, Tr, Ku,
Mik, AI, And, Pir, And, And, Ser
Ku AI, Ku ± Dp Pr, Mi, Ku Fsp. KI Ks/Do
Mike Ku, KI,
Ku Ku Fsp, Serl
Mi
Act, Fsp, Kpr. Ku,
And, Ku Kua Ks/Do

And, Kor, And, Pit, Mike, And, Kor, Mike, Fsp, Ku,
Ku Kor, Ku Mik, Ku Ku Mi Fsp, Kpr, Ga, Ku,
Mt Wo,
Ves, Mt
Kor, Ku

Group Group Group Group Group Group Group Group


Silika Alunit Al-K Kaolin I.K lllit Klorlt Kalk-Siika

KETERANGAN:
[lo w Llm LlmoLlz
LJ» LJrL)=
Ab-Albit; Act-Actinolit; Ad-Adularia; Al-Alunit; And-Andalusit; Do-Dolomit;Dik-
Dickit; Dp-Diaspor; Ep-Epidot; Fsp-Feldspar; Ga-Garnet; Hal-Halosit; Heu-
Heulandit; I-lit;
K-Kaolinit; Kb-Karbonat; Kab-Kabalit; Kalse-Kalsedon; KI-Klorit; Kor-Korundum; Ku-Kuarsa;
Ks-Kalsit; Lau-Laumonit; Mt-Magnetit; Mor-Mordenit; Mik-Mika; Nat-Natrolit; Op-Opal;
Pir-Pirit;Ser-Serisit; Sid-Siderit; Sm-Smektit; Stb-Stilbit; Tr-Tremolit; Tri-
Tridimit; Ves-Vesuvianit; Wai-Waerakit; Wo-Wolastonit; Zeo-Zeolit
Gambar 2.5 Diagram hubungan antara suhu-pH dan jenis alterasi serta himpunan mineral-mineral
pencirinya. (Corbett & Leach, 1996)
22 Adi Maulana

Acid-leached zone

Advanced argillic alteration

Low sulphidation vein

VOLCANIC EDIFICE

High sulphidation
massive sulphide lode
Sericitic alteration

\
Potassic alteration
Propylitic alteration ~ with porphyry Cu-Au mineralization

Porphyry stock

SUB • VOLCANO BASEMENT )


Gambar 2.6 Penampang ideal dari suatu proses alterasi pada endapan emas dalam sistem hidrotermal
yang memperlihatkan endapan jenis epitermal dan porfiri.
(Sillitoe, 1995)

Leached
"·me-Ava,· \
\
\ Cl

'ao r zo

1
I
ne

100 m
Chlorite-rich
rock
Montmorillonite-
rich rock
lllite-rich
rock
Kaolinitic
rock
Mineralized
vuggy quartz
rock
l
Gambar 2.7 Penampang ideal zonasi alterasi sulfida tinggi yang diambil dari daerah Summitvile (Colorado,
US). (Steven & Ratte, 1960)
Endapan Mineral 23

Kehadiran mineral-mineral hasil dari proses alterasi juga seringkali sangat bermanfaat dalam
memberikan petunjuk tentang kondisi suhu dan tekanan dimana mereka terbentuk dibawah permukaan.
Hedenquist (1995) menjelaskan beberapa mineral-mineral hasil alterasi yang dapat dijadikan petunjuk untuk
menentukan kondisi suhu dimana proses hidrotermal terbentuk (Tabel 4.3).

Tabel 2.3 Mineral alterasi penunjuk temperatur Hedenquiest (1995)

Mineral Temperature of Stability


100 150 200 250 300C
mfpberral
s mm
Ore Dt
Sr¢ct te ti

lite ' smnectite


Illite
Cht Tc / smccnite
ChMe Te
r
-t!
n
d
Bot te
Ampt»bole
z
~ Morderte
z Leumontite
Varait
Epidoto
Adulria
Calcite
Quartz
Crist&balte
Pyritc
Ma'cas c
Kacl nite
Dickite
Pyroahyllite
7
G Illite
< Diaspore
Zuryite topaz
Sulfur
Ja·ositc at
Alunutr

Anda mungkin juga menyukai