Anda di halaman 1dari 305

PM PC210-10M0

PREVENTIVE MAINTENANCE
AGF 21001255
PC 210-10
PM PC210-10M0

BIODATA

0823 28266199 20 MEI 1992

akhmadtopik20@gmail.com K1

Desa pulosari [ lombang] RT 04/06,


kec. Brebes, Kab. Brebes ISLAM

Akhmad topik Act Technical


Instructor
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Biodata singkat

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Selama Pelatihan

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Sebelum Pelatihan

Sebelum Pelatihan …

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Selama Pelatihan …

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Tujuan Pelatihan
Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta harus
dapat melakukan & memahami :
1. Dapat mengerti penggunaan bahan bakar,
pelumas, grease dan air pendingin
2. Dapat menyebutkan nama, fungsi, dan lokasi
tombol
3. Dapat menyebutkan nama, fungsi dan lokasi
tuas pengaturan serta pedal
4. Dapat mengerti nama, fungsi dan penanganan
indikator pada panel monitor
5. Dapat menyebutkan nama, fungsi dan lokasi
komponen pada unit tersebut
6. Dapat melakukan periodik maintenance
berdasarkan standar manual
7. Dapat melakukan pengujian & penyetelan pada
unit tersebut.

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Rundown Pelatihan
Rundown Pelatihan

Hari ke-1 In class

1. Pre Test
2. Corporate Culture Hari ke-2
3. Safety #1 y
Da

4. Basic Maintenance 9. Structur & Hari ke-3


5. Khawasima Program function all
6. FOWA (Fuel, Oil, komponen pada unit 10. Periodic
Water & Air) maintenance
7. Struktur1.&Prinsip
Fungsi dasar final drive berdasarkan OMM
(Switch,2.lever
Perawatan
& serta pemeriksaan pada
11.komponen final drive
PPM (Program Hari ke-4
3. pada
indicator Prinsip dasar komponen undercarriage
Pemeriksaan Mesin)
monitor4.panel)
Perawatan komponen undercarriage12. Testing & 15. Praktek
5. Inspeksi dan pengukuran komponen undercarriage 16. Evaluasi
Adjusting
6. Perhitungan komponen keausan komponen undercarriage 17. Post Test
7. Prosedur pemakaian special tools komponen undercarriage
8. Post Test

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Induksi Pasca Cuti Mekanik
Profil Perusahaan
Profil Perusahaan Nama Perusahaan : Putra Perkasa Abadi
Bidang Usaha : Mining Contractor
Tahun Berdiri : 19 Agustus 2002
VISI :
Menjadi perusahaan jasa pertambangan mineral dan batubara terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2023 yang
terdiversifikasi, beroperasi secara aman, minim jejak lingkungan, dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi
pemangku kepentingan.
MISI :
1. Memberikan nilai tambah pelayanan kepada pelanggan dengan melaksanakan kaidah pertambangan yang baik,
dalam upaya mengatasi tantangan iklim, meminimalkan dampak lingkungan dan memanfaatkan sumber daya
alam secara bertanggung jawab
2. Menghasilkan nilai tambah ekonomi yang maksimum kepada seluruh pemegang saham dan pemangku
kepentingan (semua pihak terkait)
3. Menjadi perusahaan induk di bidang jasa pertambangan mineral dan batubara yang tumbuh berkelanjutan,
bernilai tinggi, terdepan dalam penguasaan teknologi, digitalisasi, dan inovasi
4. Membangun karakter dan kompetensi sumber daya manusia sebagai mitra yang setara dan inklusif sesuai
dengan nilai inti Perusahaan
5. Memberdayakan masyarakat berdasarkan potensi, mematuhi tata nilai dan tradisi di mana kami beroperasi
6. Memperkuat integritas, kepatuhan, penerapan standar secara berkesinambungan yang sejalan dengan
penciptaan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan
AGF21001255
AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

HSM

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Nilai Inti PT Putra Perkasa Abadi

NILAI INTI PERUSAHAAN

1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Integritas
3. Kerjasama Team
4. Kreatifitas
5. Semangat untuk Menang
6. Kesempurnaan Kerja

AGF 21001255
PM PC210-10M0

GESTURE NILAI INTI PT PUTRA PERKASA ABADI

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Safety Instruction

AGF 21001255
PM PC210-10M0

5 UPAYA KESELAMATAN

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Simbol Peringatan Keamanan


Simbol ”DANGER” menunjukkan situasi berbahaya yang akan segera
terjadi, jika tidak dihindari, akan mengakibatkan kematian atau cedera
serius.

Simbol ”WARNING” menunjukkan situasi berpotensi bahaya yang jika


tidak dihindari, dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius.

Simbol ”CAUTION” menunjukkan ada situasi yang berpotensi berbahaya


yang jika tidak dihindari, dapat mengakibatkan cedera ringan atau
sedang.

Selain "Simbol Peringatan Keamanan", OMM juga memiliki keterangan lainnya yang digunakan untuk
mengingatkan kita akan informasi yang harus diikuti untuk menghindari kerusakan pada unit ;
A. NOTICE : Keterangan ini digunakan untuk mengingatkan Anda akan informasi yang harus diikuti untuk
menghindari kerusakan pada unit.
B. REMARKS : Keterangan ini digunakan bagi informasi yang berguna untuk mengetahui.
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Lokasi Safety Label

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Safety Instruction

Sebelum melakukan pekerjaan perawatan alat, hal-hal berikut ini perlu


diperhatikan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja:
1. Alat hanya boleh dijalankan dan dirawat oleh orang yang berwenang
dibidangnya dan sudah terlatih.
2. Semua aturan keselamatan, tindakan pencegahan, dan perintah-perintah
saat mengoperasikan dan merawat alat wajib dipatuhi selama bekerja.
3. Orang yang masih berada dalam pengaruh alkohol atau sedang dalam
pengobatan, dilarang melakukan perawatan atau pengoperasian alat, karena
hal ini dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
4. Jika bekerja dengan orang lain, pastikan orang lain tersebut sudah mengerti
bahasa-bahasa isyarat yang lazim digunakan pada saat merawat dan
mengoperasikan alat. Kesalahan dalam komunikasi pada saat melakukan
perawatan atau pengoperasian alat dapat berakibat fatal

AGF 21001255
PM PC210-10M0

APD (Alat Pelindung Diri)

Alat Pelindung Diri (APD) wajib digunakan selama


melakukan pekerjaan perawatan alat.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dengan


penggunaan alat pelindung diri dan pakaian kerja :
1. Jangan menggunakan aksesoris yang membahayakan
dan pakaian yang longgar.
2. Pemilik rambut yang panjang dapat membahayakan diri
sendiri pada saat bekerja.
3. Lindungi diri, seperti helm pengaman, sepatu pengaman,
sarung tangan, kacamata pelindung, sumbat telinga, dan
lain lain wajib digunakan sesuai dengan medan dan
kondisi kerjanya.
4. APD harus diperiksa terlebih dahulu fungsi-fungsinya
untuk memastikan bahwa kondisinya baik sebelum
digunakan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pencegahan Kebakaran

 Dilarang merokok di dekat bahan yang mudah terbakar


(bahan bakar, oli, dan lain-lain)
 Matikan mesin pada saat melakukan pengisian bahan
bakar.
 Dilarang meninggalkan alat pada saat melakukan pengisian
bahan bakar atau oli.
 Kencangkan semua penutup bahan bakar atau oli dengan
sempurna dan segera bersihkan sisa bahan bakar atau oli
yang tumpah pada saat melakukan pengisian bahan bakar
 Pengisian bahan bakar dan oli harus dilakukan di tempat
yang memiliki ventilasi udara yang cukup.
 Hindari kebocoran bahan bakar atau oli yang bersentuhan
langsung dengan permukaan yang panas atau pada
bagian-bagian sistem elektrik.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pencegahan Kebakaran

 Jauhkan material-material yang mudah terbakar pada saat akan


melakukan pengelasan atau penggerindaan.
 Pastikan kondisi pengikat selang oli (hose) dan kabel dalam kondisi
baik. Oli yang menyembur keluar dan bersentuhan dengan material
panas dapat mengakibatkan kebakaran.
 Jangan melakukan pengelasan, penggerindaan atau pemotongan pipa
atau selang oli yang mengandung bahan mudah terbakar.
 Jangan biarkan kain lap yang mengandung bahan mudah terbakar
berserakan dimana-mana, karena dapat menimbulkan resiko kebakaran
apabila terkena api.
 Pastikan semua sambungan kabel dalam kondisi bersih dan kencang,
untuk menghindari terjadinya hubungan pendek.
 Lakukan penggantian atau perbaikan kabel atau sambungan yang sudah
mengalami kerusakan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Peralatan Pemadam Api & P3K

 Baca petunjuk penggunaannya yang tertulis pada peralatan


tersebut. (PASS atau TATS)
 Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala untuk
memastikan agar alat pemadam api ini selalu dapat digunakan.
 Sediakan perlengkapan P3K pada tempat yang disediakan,
lakukan pemeriksaan berkala dan ganti atau tambahkan jika
perlu.
 Jangan memindahkan alat pemadam api dan perlengkapan
P3K dari tempat yang sudah ditentukan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Penggunaan Peralatan Kerja

Gunakan peralatan kerja yang sesuai dengan jenis


pekerjaannya dan pastikan peralatan kerja tersebut
digunakan dengan benar.
Peralatan kerja dengan kualitas rendah, rusak,
atau dipakai tidak pada tempatnya akan
menyebabkan kecelakaan kerja.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LOTO (Lock Out & Tag Out)

LOC Hasp / pengait

K
OUT
Box isolation Clipsal

Penggembok valve

Peralatan LOTO
Padlock / gembok

TAG
OUT

AGF 21001255
PM PC210-10M0

12 Langkah LOTO

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Basic Maintenance

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Definisi Maintenance
Maintenance merupakan suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi
dan performance unit selalu dalam keadaan prima dan siap untuk beroperasi untuk meningkatkan daya
produksi, serta meningkatkan ketahanan umur unit.

Tujuan Maintenance
 Mencapai tingkat kesiapan alat yang tinggi (High Physichal Availability)
 Memiliki dayan guna yang maksimal (Best Performance)
 Biaya perbaikan yang wajar (Reliable repair cost)

Keuntungan Maintenance

 Mencegah kerusakan dini (premature) suatu alat


 Memperpanjang masa pakai suatu alat
 Mencapai nilai ekonomis yang optimal

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Klasifikasi Maintenance

Maintenance Categories

 Preventive Maintenance
 Corrective Maintenance
 Predictive Maintenance

Maintenance Activity

 Cleaning Machine
 Daily Inspection
 Periodical Service (PS 1,2,3,4)
 Service Program (PPM, PAP, P2U, Backlog Managemenet dan Kawashima Program)
 Midlife (small component)
 Repair & Overhaul)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Bath Up Curve (Kurva Bak Mandi)

Selama periode A (initial/ unit baru), perlu perhatian khusus agar periode B (periodic service) dapat diperpanjang.
Perawatan yang dilaksanakan selama periode B perlu juga diperhatikan agar umur unit tercapai dan di periode C (Overhoul)
cost dapat berkurang / rendah. Semua hal yang berkaitan dengan perawatan dapat dilihat pada buku Operation and
Maintenance Manual (OMM).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Maintenance Chart Periodic Inspection


10 Hrs

50 Hrs

Periodic Maintenance 250 Hrs

500 Hrs
Periodic Service
1000 Hrs
Engine Overhaul
2000Hrs
Torque Convrter
Preventive Maintenance Schedule Overhaul
Overhaul

Etc.

Monitoring
Maintenance Schedule repair
Inspection
Program
Condition Based
Service News
Repair & Adjustment Counter Measure
Corrective Factory
Modification
Maintenance Program
Breakdown Maintenance

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Sasaran Pengendalian Maintenance

AGF 21001255
PM PC210-10M0

KPI (Key permofmance Indicator)


Plant Department telah menetapkan indicator/parameter keberhasilan dalam melaksanakan aktivitas
pekerjaan untuk mencapai visi dan Misi-nya.

PA (Physichal Availability)
Physichal Availability adalah ukuran kemampuan suatu peralatan untuk beroperasi dalam periode
tertentu dibandingkan dengan total breakdown yang di ekspresikan dalam bentuk prosentase.
Physichal Availability adalah salah satu Key Performance Indicator atau parameter keberhasilan department
plant maintenance dalam menyiapkan alat yang siap pakai.

Adapun formula Physical Availability adalah:


 Tahun pertama 93%
PA=  Tahun kedua 90%
 Tahun ketiga 85%
Dengan catatan sbb:  Tahun keempat 85%
- MOHH Menggunakan jam dunia yaitu 1 hari adalah 24 jam
- Total Breakdown Hour yaitu jam dimana alat dikatakan tidak siap pakai,yang terdiri dari schedule
breakdown hour (direncanakan).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

MTBF (Mean Time Between Failure)


Rata-rata lamanya waktu (dalam jam) Antara unit saat beroperasi dengan saat breakdown, Parameter ini
dipakai untuk mengukur ketahanan alat serta keefektifan dalam melaksanakan repair & Maintenance suatu alat.

Adapun Formula MTBF adalah:  Tahun pertama 100 jam


 Tahun kedua 82 jam
MTBF (Hour) =  Tahun ketiga 72 jam
 Tahun keempat 72 jam

MTTR (Mean Time To Repair)


Rata-rata lamanya waktu perbaikan unit (dalam jam).
Parameter ini dipakai untuk mengukur serviceability peralatan dan efficiency proses aktivitas maintenance.

Adapun formula MTTR adalah  Tahun pertama 3 jam


 Tahun kedua 6 jam
MTTR (Hour) =  Tahun ketiga 8 jam
 Tahun keempat 8 jam

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PAP (Program Analisa Pelumas)


Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu sistem perawatan yang dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sedini mungkin keausan dan gejala kerusakan pada komponen yang disebabkan oleh keausan yang
tidak wajar tanpa harus membongkar komponen tersebut

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PAP (Program Analisa Pelumas)


APA SAJA YANG DAPAT DI PREDIKSI ?
kemungkinan oli terkontaminasi oleh
sebagian besar part pada engine terbuat
pasir dan lumpur, jika terkontaminasi
dari besi, biasanya jika kandungan iron
dengan debu bisa terjadi akibat
naik kemungkinan keausan dari gear
kerusakan pada air cleaner.
teeth, atau camshaft dan tappet.

Jika kandungan timbal naik secara


jika kandungan copper dan iron naik signifikan, kemungkinan terjadi
bisa terjadi akibat keausan dari disc & keuasan pada bagian metal bearings
clutch, jika ada banyak air selain dan bushing.
copper, mungkin ada kebocoran air dari
oil cooler

terjadi keausan pada piston, dan thrust CHROME Terjadi keausan pada roller bearing
dan piston rings.
bearing pada turbocharger

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Vampire Pump Technique


 Terkadang menggunakan selang,
Jika ya sebaiknya selalu gunakan
selang yang baru
 Tidak seperti menggunakan Pompa
Obat Nyamuk, cukup 2 s/d 3 kali
tarik maka kondisi botol akan
vacuum sehingga dengan sendirinya
oli akan mengalir ke botol.
 Terkadang untuk sampling pada
pelumas yang panas (>75C)
selang sering menciut. Untuk
menghindari hal itu gunakanlah
selang yang tahan panas.
 Pastikan tube terbenam kedalam oli
±50 mm dari permukaan oli
(sesuai Panjang dipstick)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Drain Port Sampling

AGF 21001255
PM PC210-10M0

In Line Sampler

AGF 21001255
PM PC210-10M0

In Line Sampler

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Good Preparing Bottle

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Sampling yang SALAH (Garbage Data)

 Sampling ketika mesin dalam keadaan dingin dan tidak beroperasi


 Sampling pada lokasi Drain Port yang belum termodifikasi dengan baik
 Sampling dengan metoda sampling yang berbeda-beda dari waktu ke waktu
 Sampling dengan lokasi yang tidak tetap dari waktu ke waktu
 Peralatan sampling tidak bersih sehingga menimbulkan kontaminant tambahan yang muncul diluar
system mesin
 Tidak melakukan flushing pada port sebelum sampling dilakukan
 Sampling ketika baru saja oli diganti (Low Running Hour on Oil)
 Sample tidak cepat sampai ke laboratorium. Usahakan sample dapat diterima di laboratorium tidak
lebih dari 2 (dua) hari

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PPM (Program Pemeriksaan Mesin)


Suatu Program Predictive maintenance untuk mengetahui kondisi alat secara menyeluruh. Tujuan
pemeriksaan mesin secara teratur dan terencana adalah untuk mendapatkan data yang akurat atas
kondisi unit.
Caranya dengan memakai Metode Pengukuran dan Instrument Diagnostik. Berdasarkan data yang
didapat,rekopmendasi yang diperlukan dapat diberikan untuk memperbaiki keadaan mesin menuju kondisi
operasi yang optimum.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

P2U (Program Pemeriksaan Undercarriage)

Tujuan Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U):


1. Memperpanjang umur komponen undercarriage
2. Mencegah keausan berlebihan, yang sebenarnya
komponen tsb masih bisa diperbaiki kembali
3. Mencegah keausan sebelum waktunya

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Alar untuk mengukur Undercarriage


Ultrasonic Tool
Ultrasonic Tool adalah alat ukur Track Measuring Kit
komponen undercarriage yang
mampu mengukur ketebalan
dengan cara mengirimkan
gelombang suara
berfrekwensi tinggi melalui
komponen.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


A. Link Tread Wear
1. Multi Scale
Ukur link height dari track shoe ke track tread,
Lakukan pengukuran pada tiga tempat di setiap sisi track link.

2. Ultrasonic
Measure distance between top of bushing bore and link tread.
Align the tool so that it is directly over the center of the bore.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


B. Link Pitch
Pengukuran Link pitch dilaksanakan untuk mengetahui internal wear antara pin dengan bushing. Bagian
dalam antara pin dengan bushing saling bergesekan satu sama lain, sehingga menyebabkan keausan.
Semakin lama umur komponen, panjang link pitch akan semakin bertambah.Pengukuran dilakukan dengan
mengencangkan track terlebih dahulu (ganjal sprocket menggunakan pin). Lalu kita ukur jarak antara master
pin dengan regular pin.
Bila pengukuran tidak menyertakan master pin (hanya mengukur regular saja) kita ambil jarak 3 pin / 2 link
dari master pin sebagai patokan,lalu kita ukur panjang 5 pin (P).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


C.Link mate Face Wear

D.Loose track shoe hardware


Pemeriksaan dengan menggunakan hammer, bila
ada bolt yang kendor akan ada perbedaan suara
yang terdengar, segera kencangkan bolt shoe.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


E. Grouser wear
Pengukuran dilakukan dari puncak grouser hingga ke bagian dasar. Lakukan pemeriksaan lebih dari satu
tempat, serta pastikan permukaan grouser yang dilakukan pemeriksaan tidak mengalami chipping.
Bila menggunakan Ultrasonic tool tempatkan probe pada ¼ bagian dari ujung grouser. Serta pastikan
permukaan grouser bersih.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


F. Bushing Wear
1. Multiscale
Measure forward drive side OD (A), radial wear
OD (B) and reverse drive side OD (C). Use the
smallest value of A,B, and C

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


G. Carrier Roller tread wear
1. Outside caliper 2. Ultrasonic
Measure tread diameter by closing the caliper snugly Use Ultrasonic tool to measure wall thickness of
around the tread area and pulling the caliper tips down. roller shell.Align tool so that it is near the outer
Then place caliper against a scale and record edge of the tread width.
measurement.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


H. Flange Roller width

I. Guide Plate Wear & Flange wear

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


J. Front idler tread depth
1. Dengan menggunakan mistar/multiscale 2. Ultrasonic
Measure thickness of idler shell. For type A, Align
probe so that is at the center of the tread width. For type B,
measure thickness at the innermost and outermost points on
the tread width and use the smallest value.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage

K. Sprocket Wear
1. Sprocket Wear Gauge
Be sure to use the correct sprocket wear gauge for the machine model.Place gauge over two
sprocket teeth and fit the upper and lower portions at the standard line. Align the gauge so that the amount of
wear on both teeth is about equal. On solid sprockets the standard line is not always clear. In this case wear
wear should be estimated based on tooth profile. Pay special attention to these wear patterns.

(1). Forward drive side wear


(2). Reverse drive side wear
(3). Forward tip wear
(4). Root Wear
(5). Reverse tip wear
(6). Side wear

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pengukuran pada Undercarriage


K. Sprocket Wear
2. Ultrasonic
Use Ultrasonic tool to measure tread thickness as shown in diagram.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Presentase Tabel Keausan


A.D85 ESS-2
Serial No.3001-up.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Presentase Tabel Keausan

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Presentase Tabel Keausan

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Backlog Management

Backlog management adalah suatu kegiatan perawatan dan pemeliharaan alat dengan melakukan
identifikasi kerusakan atau gejala-gejala (phenomena) kerusakan yang akan terjadi, melakukan investigasi
dan scheduling perbaikan yang tepat sehingga tidak menganggu kegiatan operasi alat.

Terminologi Backlog
Backlog secara harfiah merupakan pekerjaan yang bisa ditunda dengan beberapa kondisi sebagai berikut :
 Terjadinya kerusakan disaat yang tidak dikehendai
 Waktu perbaikan lama dan akan menyebabkan down time unit tinggi karena tidak tersedianya part, man
power dll.
 Kerusakan tidak membahayakan
 Kebutuhan operasional lebih prioritas atau mendesak
 Dapat mengetahui gejala-gejala kerusakan lebih dini, sehingga dapat mencegah kerusakan yang tidak
terencana

Strategi Backlog
 Backlog Analisis
 Back log scheduling
 Backlog organisasi
 Backlog monitoring system

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Kawashima Program

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Kawashima Project

Hose dan Wiring Maintenance adalah suatu kegiatan Preventive maintenance dengan cara melakukan
modifikasi jalur, memperkuat (reinforce), menata kembali terhadap hose hidrolik,hose fuel, dan wiring elektrik
yang bertujuan untuk mencegah kerusakan dini yang diakibatkan oleh gesekan-gesekan terhadap
komponen ini.

 WIRING HARNESS & HOSES


 CONDUIT SYSTEM (TUBING SYSTEM)
 TIGHTEN CABLE STANDARD
 CLAMPING STANDARD
 CLEARANCE STANDARD

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Wiring Harness & Hose

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Conduit System (Tubing System)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Tighten Cable Standard

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Clamping Standard

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Clearance Standard

AGF 21001255
PM PC210-10M0

FOWA

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fowa (FUEL)
Fuel oil adalah salah satu group dari oil yang didapatkan dari destilasi crude oil pada suatu titik didih tertentu.
Ketika crude oil dipanaskan, komponen-komponen yang berikutnya sesuai titik didihnya

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cetane Number & Research Oktan Number (RON)


Cetane Number digunakan sebagai suatu ukuran untuk menunjukkan
kemampuan nyala dari fuel. Cetane Number adalah suatu angka (index) yang
menunjukkan kemudahan penyalaan (ignition),
Sementara Octane Number yang digunakan untuk fuel engine gasoline adalah suatu
indicator yang menunjukkan kesukaran penyalaan. Kedua angka ini mempunyai
hubungan yang berlawanan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Jenis – jenis Crude Oil


1. Kerosine adalah bahan bakar dengan titik didih 170° s/d 250°.
 Viscositas rendah => tidak mampu melumasi.
 Output Power turun 5% s/d 10%, karena pembangkitan panas besar per satuan beratnya, tapi berat persatuan volume
(Spesific gravity/berat jenis)
2. Fuel (Light Diesel Engine) adalah bahan bakar dengan titik didih
240°C s/d 350°C. Cocok untuk ignition combustion dan viscositas yang
diperlukan oleh engine diesel dari high speed yang kecil hingga mesin-
mesin konstruksi.

3. Fuel (Heavy Diesel Oil), Fuel jenis ini masih banyak bercampur minyak
residu dan titik didihnya sama dengan light diesel oli. Beberapa masalah
bila fuel jenis ini digunakan pada engine diesel putaran tinggi:
 Cukup banyak mengandung kotoran,sehingga system bahan bakar
pada engine mudah menjadi buntu.
 Mempunyai Viscosity tinggi,sehingga partikel-partikel dari kabut minyak
yang diinjeksikan ukurannya besar-besar sehingga mengakibatkan
pembakaran kurang sempurna(incomplete combustion),cenderung
menghasilkan carbon dan exhaust gas berwarna hitam (black smoke)
 Kandungan sulfur tinggi dan menyebabkan korosi.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Penggunaan Fuel

*ASTM : American Society of Testing and Material

Kandungan Sulfur
Pengaruh sulful pada fuel S + O₂ = SO ₂
2SO₂ + O₂ = 2SO ₃
SO₃ + H₂O = H₂SO₄

H₂SO₄ merupakan ASAM, dan harus dinetralkan sebab akan menimbulkan


proses karat.

Note : Oli yg telah terpakai maka angka TBN-nya akan turun. (Untuk Indonesia
angka minimum yg diizinkan adalah 12).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

fOwa (OIL)
LUBRICATION

Pelumasan sangat penting digunakan untuk benda/komponen yang berputar bergerak dan saling
bergesekan. Pelumasan terbagi menjadi dua yaitu pelumasan liquid (Oil) dan pelumasan solid (Grease).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Oil (Liquid Lubrication)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fungsi Oli
 Cooling (Pendingin),membuang panas dari piston,liner,dll.
 Lubrication(Pelumas),mengurangi gesekan(anti wear).
 Anticorrosion(Pencegah korosi/karat),melindungi dari pengaruh senyawa sulfur dan oxidase.
 Gas Sealing(Penyekat Gas),mencegah kebocoran gas lewat antara piston (ring) dan liner.
 Cleaning(Pembersih),membersihkan deposit carbon dan lumpur.
 Bantalan.
 Pemindah Tenaga.

Jenis Oli
 Hydraulic Oil
 Engine Oil
 Gear Oil
 Brake Oil
 ATF (Automatic Transmission Fluid Oil) Hydarulic Oil AT GEAR BRAKE
Engine Oil
SAE, JASO, API ISO-VG DEXRON,FMERCON AGMA-GL
OIL OIL
DOT

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Klasifikasi Oli
a. Engine Oil : CA,CB,CC,CD,CE,CF / °API, SAE 10-50.
b. Hydraulic Oil : ISO VG-32 s/d ISO VG -1500.
c. Gear Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A, SAE 60-250.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Multi Grade Oil


 Oli yang mempunyai sifat kekentalannya dapat menyesuaikan dengan perubahan temperature.
 Contoh : SAE 20W-50.
 Artinya : Untuk ambient temperature 20°C, Oli tersebut mempunyai kekentalan SAE 20W,
tapi pada temperatur 100°C, Oli tersebut akan mempunyai kekentalan SAE 50.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Multi Grade Oil

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Istilah-istilah yang berhubungan dengan oli


 Pour Point (titik tuang), adalah dimana temperature terendah oli masih dapat mengalir.
 Four Ball Test, adalah test untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas untuk menahan beban gesek dan keausan
metal.
 Demunsibility, adalah kemampuan oli untuk secepatnya memisahkan diri dari air.
 Total Base Number (TBN), adalah menunjukan kemampuan pelumas untuk menetralisir asam hasil oksidasi.
 Total Acid Number (TAN), adalah menunjukan tingkat keasaman yang berasal dari additive (untuk fresh Oil)
 Kontaminasi, adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh luar
(contoh : debu, bahan-bahan kimia dan lainnya)
 Deteriorasi, adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh di dalam system itu sendiri
(contoh : suhu kerja, tekanan tinggi dan lainnya).
 Oksidasi adalah suatu peristiwa kimia sebagai berikut :

 Viscosity Index adalah suatu angka yang menunjukkan ketahanan (kestabilan kekentalan) oli terhadap perubahan
temperature.

Untuk standart industri angka VI berkisar antara 90 – 100.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

GREASE (Solid Lubrication)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fungsi Grease
 Sebagai pelumas padat
 Sebagai pelindung karat

Standar Kekentalan Grease


 NLGI (National Lubricating Grease Institite) : 000 s/d 6

Aplikasi Grease
 Internal Application
 External Application
Untuk penggunaan lebih lanjut dan benar harus mengacu pada standar grease yang dianjurkan (lihat
petunjuk dan saran dari factorynya).

Cara Penanganan Grease


 Simpan ditempat yang terlindung dari panas matahari dan hujan.
 Gunakan Grease sesuai apesifikasi yang direkomendasikan.
 Grease drum harus tertutup rapat.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

foWa (WATER)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Syarat Air yang baik sebagai Coolant


 Mengandung tingkat pencemaran rendah
 Air tawar yang tidak mengandung garam
 Air dengan tingkat kekerasan rendah
 Air yang memenuhi standart kualitas untuk : City water (air ledeng), Air Suling, water treatment.

Standart Kualitas City Water :


 Nilai pH : 6.8 – 7.5 (netral)
 Total hardness : max 5 Ppm
 Mengandung ion sulfat (SO4) : Max 5 Ppm
 Mengandung ion chlorida (Cl-) : max 5 Ppm
Note : 1 Ppm, sama dengan 1gr material yang terkandung dalam 1m3 fluid kekerasan air misalkan 8,
artinya 8grCaO (lime) terkandung dalam 1m3 air. Ppm (part per million).

Alat untuk mengukur PH air

 PH tester / PH meter
 Kertas Lakmus

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Syarat Air yang baik sebagai Coolant


Komatsu super Coolant (AF-NAC : Anti freeze No Amine Compound, nitrite and borrate, all which
enviroment harmfull) hanya menggunakan air yang deterionisasi dalam campurannya. Komatsu
supercoolant (AF-NAC) berfungsi untuk mencegah karat, anti beku, mencegah kavitasi, mencegah
kebuntuan pada sirkuit cooling system.

Keunggulan menggunakan AF-NAC adalah:


 Memenuhi spesifikasi ASTM untuk digunakan dalam medan berat
 Peningkatan perlindungan liner engine
 Mengurangi risiko kebocoran pada water pump
 Performa tinggi di dalam besi cor dan mesin aluminium, dan sistem pendingin paduan aluminium.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

fowA (AIR)
Theoritical Air untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna adalah
14.5 : 1 (14.5gr udara dibanding 1gr fuel).
Air excess ratio menunjukkan berapa kali jumlah udara actual yang
disupply keruang bakar lebih besar dari pada theoretical air. Contoh, jika
18 liter udara yang disupply untuk 1gr fuel, dan theoretical air 14.5gr,
excess air ratio adalah 1.5.

Dengan demikian hubungan antara jumlah fuel yang diinjeksikan dan


excess air ratio adalah sebagai berikut:
 Jika fuel yang diinjeksikan lebih banyak, maka air excess ratio menjadi
lebih kecil.
 Jika fuel yang diinjeksikan sedikit, air excess ratio menjadi lebih besar

Tujuan dari air excess ratio :


 Pembakaran fuel selama engine bekerja tetap sempurna,
sehingga menghasilkan power optimum pada semua kondisi
kerja engine.
 Excees air menyerap panas hasil pembakaran juga, sehingga
temperature exhaust gas relative rendah (sebagai peredam).
AGF 21001255
PM PC210-10M0

FILTER
1. Fungsi dan Klasifikasi Filter
 Fungsi: menyaring partikel asing diluar sistem tertentu agar tidak ikut bersirkulasi didalamnya, sehingga performa
dan umur sistem dapat maksimum
 Klasifikasi :
• Menurut standar ISO: a). Platted Paper Element
b). Wire Mesh Filter
c). Metal Edge Filter
• Menurut standar SAE: a). Strainer
b). Screen
c). Filter (fine filter & coarse filter)
2. Pengertian Filtering Area : Luas Penyaringan sebuah filter
3. Arti Mesh dan Micron
 Mesh : Jumlah pori-pori persatuan inchi pangkat dua pada sebuah filter.
 Mikron : Besarnya diameter pori-pori sebuah filter.
4. Model Filter : Catridge dan Element
5. Jenis-Jenis Air Filter : Wet Type dan Dry Type
6. Penanganan Filter
 Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab
 Tidak boleh penyok dan jatuh
 Harus terbungkus rapi(jangan terbuka packingnya)
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fuel Filter
To prevent dust and water from entering the fuel line, HPCR
system adopts a main fuel filter (2µm) and a pre fuel filter (10µm).
The pre fuel filter has a water separator.
High-performance main fuel filter (2μm) Pre fuel filter for HPCR system (10μm)
2-μm filter paper of
Komatsu genuine filters
(Photomicrograph) Use
Komatsu
genuine
filters!!

Standard
replacement
interval:
Use Standard Every 500
replacement hours
Komatsu
interval:
genuine Every 1,000
Water separator
Drain the water and sediment
filters!! hours from the separator at daily
checking before starting
operation.
* Refer to Operation and Maintenance Manual for details of replacement
interval and procedures.
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Specification

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Product Knowledge

Definisi PC 210-10
• PC : Hydraulic Excavator
• C : Crawler Type
• 210 : Berat Unit Siap Operasi= 210 x
0,1
=21 Ton
• -10 : Modifikasi ke - 10

(1) Bucket (7) Sprocket


(2) Bucket cylinder (8) Track frame
(3) Arm (9) Track
(4) Arm cylinder (10) Idler
(5) Boom (11) Counterweight
(6) Boom cylinder

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Spesifications

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Weight Table

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Weight Table

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Table of Fuel, Coolant & Lubricant

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Switch, Lever & Indicator


Pada Monitor Panel

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Control & Gauge

(1) Radio
(2) Lock lever
(3) L.H. work equipment control lever
(4) One-touch power maximizing switch
(5) Travel pedal
(6) Travel lever
(7) Horn switch
(8) Machine monitor
(9) Cigarette lighter
(10) R.H. work equipment control lever
(11) Starting switch
(12) Fuel control dial
(13) Lamp switch
(14) Swing lock switch
(15) Revolving lamp switch (if equipped)
(16) Attachment control pedal (if equipped)
(17) Attachment control pedal (if equipped)
(18) Room lamp switch
(19) Pump secondary drive switch
(20) Swing parking brake cancel switch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Control & Gauge

Keterangan :
1. Wiper switch
2. Buzzer cancel switch
3. Auto-deceleration switch
4. Service meter/clock
5. Engine coolant temperature caution lamp
6. ECO gauge
7. Engine coolant temperature gauge
8. Hydraulic oil temperature gauge
9. Hydraulic oil temperature caution lamp
10. Working mode display
11. Travel speed display
12. Fuel gauge
13. Fuel level caution
14. Fuel consumption gauge
15. Working mode seector switch
16. Travel speed selector switch
17. Window washer switch
18. Air conditioner control switch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Control & Gauge

Keterangan :
19. Engine oil pressure caution lamp
20. Charge level caution lamp
21. Radiator coolant level caution lamp
22. Seat belt caution lamp (PC 500-10)
23. Engine stop pilot lamp
24. Lock lever pilot lamp (PC 500-10)
25. Message display
26. Air conditioner pilot lamp
27. Wiper pilot lamp
28. Swing lock pilot lamp
29. Engine preheating pilot lamp or One-touch power
maximizing pilot lamp
30. Auto deceleration pilot lamp
31. Engine oil level caution lamp
32. Air cleaner clogging caution lamp
33. Water separator caution lamp
34. Function switch (F1-F6)
35. Maintenance time caution lamp

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine shutdown secondary switch

Saat engine shutdown secondary switch (1) dalam posisi ON (mesin


dalam keadaan mati), saat starting switch diputar ke posisi ON, layar
yang ditunjukkan pada gambar ditampilkan dan mesin tidak dapat
dihidupkan.

Jika engine shutdown secondary switch (1) dimatikan (normal), monitor


alat berat beralih ke layar standar, dan mesin dapat dihidupkan dengan
starting switch key biasa.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

ACTION LEVEL DISPLAY

 Tampilan level tindakan menunjukkan tingkat urgensi dari


ketidaknormalan yang saat ini dihasilkan pada mesin
dengan "L01" hingga "L04".

 Semakin besar angka dalam tabel, semakin serius efek


ketidaknormalan pada mesin jika dibiarkan tanpa tindakan.
Jika monitor mesin menunjukkan tingkat tindakan, periksa
pesan yang ditampilkan pada monitor mesin. Atau hentikan
pengoperasian, pindahkan mesin ke tempat yang aman,
dan lakukan pemeriksaan dan perawatan. Dengan
menekan tombol F5 pada layar standar saat level tindakan
ditampilkan, daftar Abnormalitas saat Ini ditampilkan.

 Ambil tindakan yang tepat dengan mengikuti pesan yang


ditampilkan di monitor.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

List of action level displays and required actions

Hentikan mesin segera dan tanyakan kepada mekanik anda untuk


pemeriksaan dan pemeliharaan.

Hentikan pengoperasian dan pindahkan mesin ke tempat yang aman,


kemudian minta mekanik anda untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.

Hentikan pengoperasian, dan jalankan mesin dengan kecepatan sedang


tanpa beban atau hentikan. Atau hentikan pengoperasian, pindahkan
mesin ke tempat yang aman, dan lakukan pemeriksaan dan perawatan.

Jika kondisinya tidak membaik, mintalah pemeriksaan dan pemeliharaan


kepada mekanik anda.

Beberapa fungsi mungkin dibatasi penggunaannya, tetapi mesin dapat


beroperasi. Saat anda menyelesaikan pengoperasian, selalu lakukan
pemeriksaan dan perawatan. Tanyakan kepada mekanik anda untuk
pemeriksaan dan perawatan yang diperlukan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Caution Lamp List

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine

Keterangan :
1 : Auto-tensioner
2 : Alternator
3 : Starting motor
4 : Engine oil filter
5 : Vibration damper
6 : Air cleaner
7 : Front engine mount
8 : Engine controller
9 : Damper
10 : Rear engine mount

AGF 21001255
PM PC210-10M0

HPCR
(High Pressure Common Rail)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fuel System (High Pressure Common Rail Injection)


Keterangan :
1. From fuel supply tank
2. Water/fuel separator (not mounted on engine)
3. ECM cooling plate
4. To fuel gear pump (sekitar 0,3 – 1,3 MPa {3,0 –
13,3 kg/cm2})
5. To fuel filter
6. Fuel filter head
7. Fuel filter
8. To high-pressure pump
9. High-pressure pump 25 dan 180 Mpa [255
hingga 1.837 kg/cm2]
10. To fuel rail
11. Fuel rail
12. To injectors
13. High-pressure connector
14. Injector
15. Fuel return from injectors and fuel rail to fuel
filter head
16. Fuel return from high-pressure pump to fuel
filter head
17. Fuel return manifold
18. To fuel supply tank

AGF 21001255
PM PC210-10M0

HPCR (High Pressure Common Rail Injection)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

HPCR (High Pressure Common Rail Injection)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Supply pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Supply pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Supply pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Supply pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

IMV (Inlet Metering Valve)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Feed Pump (Gear Pump)

Feed pump berfungsi untuk


mentransfer fuel dari fuel tank ke
high pressure pump chamber.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Common Rail

Fungsi Common Rail untuk mendistribusikan fuel


bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh high pressure
pump ke injector pada masing-masing silinder.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Flow Damper

Fungsi Flow Damper :


1. Meredam turun naikknya fuel pressure pada fuel pipping.
2. Mengalirkan fuel dengan pressure yang stabil/konstan ke injector.

Jika aliran fuel yang mengalir ke injector berlebihan, komponen ini akan berfungsi
untuk memutus aliran fuel dan mencegah aliran fuel yang tidak normal.

Jika aliran fuel tidak normal, tekanan dari fuel akan mendorong piston, kemudian
piston mendorong ball sampai ball tesebut contact dengan seatnya. Akibatnya
aliran fuel dari common rail yang menuju injector menjadi terputus.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Common Rail Pressure Sensor


Fungsinya untuk mengukur besarnya tekanan fuel pada common rail dan kemudian memberi informasi ke controller.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pressure Limiter

Saat tekanan fuel pada common rail melebihi 140 Mpa (1837 kg/cm²) pressure
limiter akan terbuka, akibatnya sebagian aliran fuel akan mengalir ke saluran drain.

Saat tekanan fuel pada common rail turun menjadi 30 Mpa (310 kg/cm²) pressure
limiter akan tertutup, sehingga pressure didalam common rail selalu terjaga.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Testing Leaking From Pressure Limiter

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Injector

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Injector

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Testing Return Rate From Injector

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Harness For Injector

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fuel Cooler

AGF 21001255
PM PC210-10M0

NE & Back Up Sensor

AGF 21001255
PM PC210-10M0

NE Sensor

Pada flywheel, setiap 7,5° terdapat lubang.


360°/7,5° = 48 lubang

Tetapi terdapat 3 tempat pada flywheel yang tidak memiliki lubang.


48 – 3 = 45 lubang
Jadi total lubang yang terdapat pada flywheel adalah
45 lubang. Jadi setiap 2 kali putaran, maka sinyal
outputnya menjadi 90 pulsa.

Pada dasarnya cara kerja dari NE speed sensor sama


dengan engine speed sensor. Output dari NE
revolution sensor berupa sinyal AC seperti yang
terlihat pada gambar berikut
AGF 21001255
PM PC210-10M0

NE Sensor

Apabila terjadi ketidaknormalan pada NE revolution sensor akan mengakibatkan :

1. Output engine akan berkurang (engine low power) apabila yang terjadi hanya E-1b (Abnormality in NE revolution sensor
system).
2. Engine akan mati dan tidak bisa start apabila terjadi E-1b, dan diikuti dengan E-1C (abnormality in G revolution sensor)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Bkup Sensor
Berfungsi untuk membaca pergerakan dari disc pada fuel pump shaft.
Disc tersebut mempunyai teeth dan notch (alur) seperti pada gambar
dibawah. Notch tersebut akan bertemu dengan G sensor setiap 120°
putaran crankshaft. Sebagai tambahannya terdapat satu teeth pada satu
titik. Sehingga pada disc tersebut terdapat 7 teeth dan 7 notch. Jadi
setiap 2 kali putaran crankshaft (720°), G revolution sensor menghasilkan
7 pulsa.

Sama dengan NE sensor dan Engine speed sensor, G sensor juga


mengeluarkan output berupa tegangan AC. Berikut ini adalah grafik output
dari G revolution sensor.
Saat G sensor error :
1. Engine masih bisa hidup dan error
2. Error dan tidak bisa start sama sekali.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Bkup Sensor

Dari kedua sensor G & NE sensor akan menentukan


silinder no.1 yang selanjutnya akan memberikan informasi
ke controller, silinder nomor berapa yang akan
diinjeksikan.

Kombinasi dari G & NE sensor dapat disebut sebagai


camshaft lube injector.

Dari kedua G & NE sensor akan didapat grafik seperti


gambar disamping.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine Control System

8: Engine controller
9: Lock lever
10: PPC lock switch
11: Starting motor cut-off relay (for PPC lock)
12: Starting motor cut-off relay (for personal
code)
13: Fuel control dial
14: Safety relay
15: Starting motor
16: Fuel supply pump
17: Various sensors
18: Machine monitor
19: KOMTRAX terminal
20: Pump controller
1: Battery disconnect switch
2: Battery
3: Battery relay
4: Fusible link
5: Fuse box
6: Starting switch
7: Engine shutdown secondary switch (PC 500-10)
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Auto-Deceleration System
a : CAN signal
b : Pressure sensor signal
c : Service pressure switch signal
d : 1st throttle signal
e : Fuel supply pump control signal
f : Sensor signals
1 : Pump controller
2 : Engine controller
3 : Machine monitor
4 : Fuel control dial
5 : Fuel supply pump
6 : Sensors
7 : Main pump
8 : Control valve
8a : Self-pressure reducing valve
8b : Merge-divider valve
8c : Travel junction valve
9 : PPC lock solenoid valve
10 : L.H. PPC valve (for arm and swing operation)
11 : Travel PPC valve
12 : R.H. PPC valve (for boom and bucket operation)
13 : 1st-line attachment PPC valve
14 : Pressure sensor
15 : Service pressure switch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Auto-Deceleration System

A : All work equipment control levers are in NEUTRAL


B : One of work equipment control lever is operated
C : Engine speed which is set with the fuel control dial
D : Control speed (approximately 1050 rpm)
E : 4 seconds
F : 2 seconds or below
G : 1 seconds or below

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cooling System

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cooling System
1 : Capacitor opening and
closing bracket Radiator
2 : Capacitor Core type : S-ACoM
3 : Radiator Fin pitch : 3.5/2 mm
4 : Radiator (inlet) Total heat dissipation area : 29.23 m2
5 : Radiator cap Pressure valve cracking pressure : 0.05
6 : Aftercooler (outlet) MPa {0.5 kg/cm2}
7 : Oil cooler (outlet) Vacuum valve cracking pressure : -0.005
8 : Fuel cooler (outlet) MPa {-0.05 kg/cm2}
9 : Fuel cooler
10 : Fuel cooler (inlet) Oil cooler
11 : Oil cooler (inlet) Core type : S-ACoM
12 : Reservoir tank Fin pitch : 3.5/2 mm
13 : Aftercooler (inlet) Total heat dissipation area : 20.82 m2
14 : Shroud
15 : Aftercooler Aftercooler
16 : Oil cooler Core type : S-ACoM
17 : Fan guard Fin pitch : 3.5/2 mm
18 : Fan Total heat dissipation area : 11.41 m2
19 : Radiator (outlet)
20 : Radiator drain valve Fuel cooler
Core type : Drawn cup
Fin pitch : 4.0/2 mm
Total heat dissipation area : 0.59 m2

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fan Clutch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fan Clutch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fan Clutch

De-Energized : (OPEN)
Sulpay arus solenoid rendah atau terputus.
Membuka metalik arm untuk memungkinkan
lewatnya oli silikon secara penuh ke shearing plate
untuk mengaktifkan kecepatan kipas penuh
sebagai desain fail safe.

Energized : (CLOSE)
Arus solenoid dikirim untuk membuat medan
elektromagnetik ke metalik arm dan hampir
menutup bagian oli silicon.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Konsep Fan Speed Command

“Oil temperature dan


water temperature
terdeteksi dan
kecepatan putaran
kipas yang diperlukan
diberikan ke fan clutch
melalui solenoid.

(sama seperti kipas


yang digerakkan secara
hidrolik)”

*Diagram di atas adalah untuk penelitian dan sementara sebelumnya

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fan Clutch Cooling Command

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine Automatic Warm-Up System


a : Front pump PC-EPC valve drive signal
b : Rear pump PC-EPC valve drive signal
c : GND (solenoid)
d : CAN signal
e : Hydraulic oil temperature signal
f : 1st throttle signal
g : Fuel supply pump control signal
h : Sensor signals

1 : Battery disconnect switch (*1) 15 : Hydraulic oil temperature sensor


2 : Battery 16 : Front pump
3 : Battery relay 16a : Servo piston
4 : Fusible link 16b : LS valve
5 : Fuse box 16c : PC valve
6 : Resistor for PC-EPC valve 17 : Rear pump
7 : Pump controller 17a : Servo piston
8 : Engine controller 17b : LS valve
9 : Machine monitor 17c : PC valve
10 : Air conditioner unit 18 : Control valve
11 : Pump secondary drive switch 18a : Self-pressure reducing valve
12 : Fuel control dial 18b : Merge-divider valve
13 : Fuel supply pump 18c : Travel junction valve
14 : Sensors 19 : Front pump PC-EPC valve
20 : Rear pump PC-EPC

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Engine Automatic Warm-Up System


Engine automatic warm-up system secara otomatis memulai operasi warm-up sebagai respons terhadap coolant temperature segera setelah engine dihidupkan.

Mode pengoperasian secara otomatis berubah antara "Heater warm-up" and "Normal warm-up" berdasarkan status mesin (penggunaan AC, suhu udara luar,
suhu cairan pendingin, atau semacamnya).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Overheat Prevention System


a : Front pump PC-EPC valve
drive signal 11 : Pump secondary drive switch
b : Rear pump PC-EPC valve 12 : Fuel control dial
drive signal 13 : Fuel supply pump
c : GND (solenoid) 14 : Sensors
d : CAN signal 15 : Hydraulic oil temperature sensor
e : Hydraulic oil temperature 16 : Front pump
signal 16a : Servo piston
f : 1st throttle signal 16b : LS valve
g : Fuel supply pump control 16c : PC valve
signal 17 : Rear pump
h : Sensor signals 17a : Servo piston
17b : LS valve
17c : PC valve
1 : Battery disconnect switch (*1) 18 : Control valve
2 : Battery 18a : Self-pressure reducing valve
3 : Battery relay 18b : Merge-divider valve
4 : Fusible link 18c : Travel junction valve
5 : Fuse box 19 : Front pump PC-EPC valve
6 : Resistor for PC-EPC valve 20 : Rear pump PC-EPC valve
7 : Pump controller
8 : Engine controller *1 : Not available for some machine
9 : Machine monitor models and specifications.
10 : Air conditioner unit

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Overheat Prevention System


Overheat prevention system memonitor coolant temperature dan hydraulic oil temperature untuk mencegah overheat pada engine dan hydraulic component.

Ini juga menurunkan pump capacity atau engine speed untuk mengurangi beban jika perlu.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Overheat Prevention System

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Turbocharger Protection System


Sistem perlindungan turbocharger mencegah kejang pada turbocharger yang disebabkan saat pelumasan tidak mencukupi
segera setelah mesin dihidupkan. Sistem memonitor tekanan oli engine dan mengontrol engine kecepatan rendah sampai
tekanan menjadi cukup.

REMARK
Saat tekanan oli mesin tidak mencapai 50 kPa {0.51 kg/cm2}, engine speed diatur kira-kira 1050 rpm. Diperlukan waktu
maksimum sekitar 20 detik hingga tekanan oli menjadi nilai ini.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

ELECTRIC SISTEM
• BATTRAY FUNGSI Sebagai sumber energi listrik
• STARTING SWICT FUNGSI sebagai penghubung atau pemutus aliran listrik ke system
* BATTRAY RILAY FUNGSI Untuk menghubungkan posistif battray ke starting motor dan alternator
* SAFETY RYLAY Type positif dan NEGATIF FUNGSI Untuk mencegah engine running Ketika mesin sudah hidup
/running ,Memutus negative battray ke masa body
* STARTING MOTOR FUNGSI untuk untuk memberikan putaran awal pada mesin agar dapat berjalan .
* ALTERNATOR FUNGSI untuk menghasilkan arus energi listrik bagi seluruh komponen kelistrikan sekaligus pengisian
battray.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Battray rilay

Starting swict
Battray

AGF 21001255
PM PC210-10M0

STARTING MOTOR

SAFETY RILAY ALTERNATOR

AGF 21001255
PM PC210-10M0

STARTING MOTOR SAFETY RILAY

AGF 21001255
PM PC210-10M0

BATTRAY RILAY
ALTERNATOR DIAGRAM

AGF 21001255
R2 STARTING SYSTEM
PM PC210-10M0

B
R1
BR B 2
3 E
ACC
C
R
BR
4 B+
B-
BC R S E 1
B
C 5 B

M
AGF 21001255
PM PC210-10M0

E= GROUND
ACC= AKSESORIS
ON = B + BR+ACC

START =
B + BR+ACC+C

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Struktur & Fungsi Komponen

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Sifat-sifat fluida
1. Mudah Menyesuaikan Bentuk.
2. Zat Cair / Fluida tidak dapat dimampatkan.
3. Zat Cair / Fluida mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
4. Zat Cair / Fluida meneruskan tekanan ke semua arah.

Hukum Pascal
“ Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam ( tidak mengalir ) mendapat
tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama
rata dan tegak lurus bidang permukaannya “.

Rumus Hukum Pascal : F = P x A ( Kg )


Dimana : F = Gaya ( Force ) ( K g )
P = Tekanan ( Pressure Kg/Cm2 )
A = Luas Penampang ( Area Cm2 )

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Sirkuit dasar OLSS & CLSS


Dalam suatu sistem hidrolik, hubungan antar komponen – komponennya dibagi menjadi dua macam sistem, yaitu
sistem open centre dan sistem close centre.

Open center Load Sensing System (OLSS)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Close center Load Sensing System (CLSS)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

RELIEF

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Pipping Drawing

Keterangan :
1. Bucket cylinder
2. Arm cylinder
3. Boom cylinder

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Pipping Drawing

Keterangan :
4 : Attachment circuit selector valve (for low pressure
side) (*1)
5 : Accumulator (attachment circuit, for low pressure
side) (*1)
6 : Fuel supply pump
7 : Engine controller
8 : Accumulator (attachment circuit, for high pressure
side) (*1)
9 : Solenoid valve
10 : Pressure sensor (front pump)
11 : Control valve
12 : Pressure sensor (rear pump)
13 : Accumulator (pilot circuit)
14 : Rear pump PC-EPC valve
15 : Front pump PC-EPC valve
16 : Main pump

*1 : Machines ready for installation of attachment

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Pipping Drawing

1 : Control valve
2 : Hydraulic tank
3 : Solenoid valve
4 : Pressure sensor (rear)
5 : Pressure sensor (front)
6 : Merge-divider EPC valve (for main spool)
7 : Merge-divider EPC valve (for LS spool)
8 : Variable back pressure solenoid valve
9 : Travel junction solenoid valve
10 : 2-stage relief solenoid valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Pipping Drawing

17 : Pressure sensor (bucket CURL)


18 : Pressure sensor (boom LOWER)
19 : Pressure sensor (RIGHT)
20 : Pressure sensor (arm IN)
21 : Pressure sensor (bucket DUMP)
22 : Pressure sensor (boom RAISE)
23 : Pressure sensor (LEFT)
24 : Pressure sensor (arm OUT)

11 : LS-EPC valve
12 : Front pump PC-EPC valve
13 : Front pump swash plate sensor
14 : Rear pump swash plate sensor
15 : Main pump
16 : Rear pump PC-EPC valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Around Cab & Flor

1 : Machine monitor
2 : Right PPC valve (for boom and bucket operation)
3 : Fuel control dial
4 : One-touch power maximizing switch
5 : Left PPC valve (for arm and swing operation)
6 : Lock lever
7 : PPC lock switch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Around Cab & Flor

12 : Service pressure switch (*1)


13 : 1st-line attachment PPC valve (*1)
14 : EPC valve (for attachment flow adjustment) (*1) 8 : Resistor for PC-EPC valve
15 : Pressure sensor (right travel forward) 9 : Pump secondary drive switch
16 : Travel PPC valve 10 : Swing parking brake cancel switch
17 : Pressure sensor (left travel forward) 11 : Pump controller
18 : Pressure sensor (left travel reverse)
19 : Pressure sensor (right travel reverse)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

CLSS Diagram

LS differential pressure (ΔPLS) = Pump discharged pressure (PP) - LS pressure (PLS)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Netral Before Relief When Relief

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Relationship with control lever

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC Valve
Ketika pump discharged pressure berubah, PC valve menambah atau mengurangi pump discharged volume bahwa pump absorption horsepower
mencapai nilai yang ditentukan. Agar engine tidak terbebani sehingga bias menyebabkan engine mati.
Pump absorption horsepower ∝ Pump discharged pressure (P) x Pump discharged volume (Q)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC Valve
When pump discharged pressure is low (A in P-Q diagram)
Karena pump discharged pressure low, gaya
spring pada springs (5) dan (6) mendorong
spool (4) PC valve ke kiri. Oli bertekanan pada
sisi diameter besar (kanan) servo piston (2)
habis. Akibatnya, servo piston (2) bergerak ke
arah kanan.

Sudut swash plate pompa dinaikkan, yang


mana menghasilkan volume discharge
pompa maksimum.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC Valve
When pump discharged pressure increases (B in P-Q diagram)

Gaya dari peningkatan pump


discharged pressure menjadi
lebih besar daripada gaya reaksi
springs (5) dan (6). Jadi, spool
(4) PC valve PC didorong ke
kanan. Oli bertekanan
ditransmisikan ke besar diameter
(kanan) sisi piston servo (2).
Akibatnya, servo piston (2)
bergerak ke arah kiri.

Sudut swash plate berkurang,


yang mengurangi pump
discharged volume.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC Valve
When pump discharged pressure increases (B in P-Q diagram)
Servo piston (2) moves to the left
direction. Gaya springs (5) and
(6), yang mendorong spool (4)
kembali ke arah kiri, bertindak
pada waktu yang sama. Spool (4
berhenti pada posisi
keseimbangan tercapai antara
kekuatan gabungan dari tekanan
discharged pump/tekanan dari
PC-EPC valve (7) dan gaya
spring pada springs (5) and (6) .
Spool (4) mengurangi tekanan oli
pada sisi diameter besar (kanan)
piston servo (2).

Akibatnya, servo piston (2)


berhenti pada posisi dimana gaya
pada besar sisi diameter (kanan)
dan gaya pada sisi diameter kecil
(kiri) piston servo (2) seimbang.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC Valve
When pump discharged pressure increases further (C in P-Q diagram)

Ketika pump discharged


pressure semakin meningkat,
spring (6) tidak dapat menyusut
karena stopper pada follow up
link (3 Hanya spring (5) yang
menyusut. Dengan demikian,
hanya gaya spring (5) yang
mengurangi pump swash plate
angle (pump discharged
volume).

Diagram P-Q menjadi grafik


garis seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC-EPC Valve
LS-EPC Valve
LS-EPC valve menaikkan atau menurunkan output
pressure (LS set selector pressure) ke LS valve sesuai ke
arus perintah dari pump controller. Ketika arus perintah
meningkat, the LS set selector pressure meningkat, dan
tekanan yang disetel dari LS valve and pump discharged
volume berkurang.

Ketika arus perintah tidak mengalir dari pump controller, LS


set selector pressure tidak mengalir dari LS-EPC valve.
Tekanan yang disetel dari LS valve mencapai puncaknya.

PC-EPC valve menambah atau mengurangi output


pressure ke PC valve sesuai dengan arus perintah dari
pump controller. Ketika arus perintah meningkat, output
pressure meningkat, dan pump absorption horsepower dan
pump discharged volume berkurang.

Pump controller mengeluarkan arus perintah yang berlaku


untuk mode kerja P, E, B, atau L.
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fungsi perubahan pengaturan pompa tergantung pada mode kerja


Pump controller mengeluarkan arus perintah yang berlaku untuk setiap mode kerja ke PC-EPC valve. Dalam mode kerja P atau
ATT/P, pump absorption torque mencapai puncaknya, dan output maximum engine digunakan. Dalam mode kerja E, ATT/E, B,
atau L, arus perintah meningkat untuk mengurangi pump absorption torque. Di setiap mode, kecepatan putaran engine yang
sesuai berubah, yang menyebabkan perubahan pump absorption horsepower.

Untuk detailnya, lihat "Fungsi pemilihan mode kerja" di "FUNCTION OF ENGINE AND PUMP COMBINED CONTROL SYSTEM".

Fungsi Cut-off
Fungsi cut-off adalah fungsi di mana pump controller meningkatkan arus perintah untuk PC-EPC valve mengurangi volume pump
discharged volume. Tujuannya adalah untuk menekan konsumsi energi selama relief untuk mendapatkan fuel consumption yang
lebih baik.

Untuk detailnya, lihat "Cut-off function" di "FUNCTION OF PUMP AND VALVE CONTROL SYSTEM".

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS mengatur fungsi perubahan tekanan dengan travel speed selector switch

Pump controller menambah atau mengurangi arus perintah ke LS-EPC valve


sesuai dengan travel speed selector switch (Hi, Mi, Lo).
Ketika travel speednya Hi, arus perintah tidak mengalir. LS-EPC valve tidak
menghasilkan output LS set selector pressure. Akibatnya, tekanan yang disetel
dari LS valve mencapai puncaknya.
Ketika travel speednya Mi or Lo, arus perintah meningkat. LS-EPC valve
mengurangi tekanan yang disetel katup LS.
Ketika tekanan yang disetel berkurang, suplai pump discharged volume dimulai
pada low LS differential pressure (ΔPLS) untuk mendapatkan kemudahan
operasi gabungan dan pengendalian yang lebih baik.

Untuk detailnya, lihat "Control function when the machine travels" pada
"FUNCTION OF ENGINE AND PUMP COMBINED CONTROL SYSTEM".

LS control function
LS-EPS valve mengubah tekanan yang disetel dari LS valve sesuai dengan kondisi operasi aktuator. Ketika tekanan yang disetel
berkurang, suplai pump discharged volume dimulai pada low LS differential pressure (ΔPLS) untuk mendapatkan kemudahan
operasi gabungan dan kontrol yang lebih baik.

Untuk detailnya, lihat "LS control function" di "FUNCTION OF PUMP AND VALVE CONTROL SYSTEM".

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Control lever Netral

1 : PPC valve
2 : Actuator
3 : Control valve
4 : Spool
5 : Main relief valve
6 : Unload valve
7 : LS bypass valve
8 : Main pump
9 : Servo piston
10 : LS valve
11 : PC valve
12 : PC-EPC valve
13 : LS-EPC valve
14 : Pump controller
15 : Self-pressure reducing valve
16 : 2-stage relief solenoid valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika Balance Ketika lever kembali secara halus

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika lever dioperasikan full Ketika Relief

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Tank

SPECIFICATIONS OF HYDRAULIC TANK


Hydraulic tank capacity : 190 ℓ
Hydraulic tank refill capacity : 135 ℓ
Pressure valve (this valve is installed inside the cap).
Bypass valve set pressure : 0.25 ± 0.05 MPa {2.5 ± 0.5 kg/cm2}
Relief cracking pressure : 16.7 ± 6.9 kPa {0.17 ± 0.07 kg/cm2 or below}
Suction cracking pressure : 2.0 kPa or below {0.02 kg/cm2 or below}
Bypass valve set pressure : 250 ± 50 kPa {2.5 ± 0.5 kg/cm2}

1 : Sight gauge
2 : Oil filler cap
3 : Hydraulic tank
4 : Suction strainer
5 : Filter element
6 : Strainer
7 : Bypass valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hydraulic Tank Breather


Cap Hydraulic Tank

1 : Nut
2 : Cover
3 : Filter element
1 : Bottom plate 4 : Case
2 : Gasket 5 : Valve assembly
3 : Spring 6 : Body

Cap melepaskan tekanan di tangki hidrolik untuk


mencegah tekanan di dalam tangki meningkat ketika Breather adalah fungsi yang mengambil tekanan ambien ke
tekanan itu melebihi tekanan yang ditetapkan. dalam tangki hidrolik untuk mencegah tekanan negatif.
Tekanan dalam tangki hidrolik meningkat ketika level Tekanan negatif dihasilkan jika level oli di tangki hidrolik
oli atau suhu meningkat. berkurang karena tangki hidrolik bertekanan dan kedap udara.

(Pressure valve set pressure : 16.7 ± 6.9 kPa {0.17 ± (Set pressure of intake valve : 2.0 kPa or below {0.02 kg/cm2 or
0.07 kg/cm2}) below})

AGF 21001255
PM PC210-10M0

IMF: Front pump PC mode selector current Main Pump


Atas IMR: Rear pump PC mode selector current
ISIG: LS set pressure selector current
PAF: Discharge port (front pump)
PAR: Discharge port (rear pump) Model : HPV125 + 125
PBF: Input port (front pump pressure) Type : Variable displacement piston type
PD3R: Air bleeder Theoretical discharged volume : 125 + 125 cm3/rev
PD1R: Case drain port Set pressure : 34.8 MPa {355 kg/cm2}
PD2F: Drain plug
PD2R: Drain plug
PENF: Pressure pickup port (front pump control pressure)
PENR: Pressure pickup port (rear pump control pressure)
Belakang PEPC: Input port (EPC source pressure)
PEPB: Pressure pickup port (EPC source pressure)
PFC: Pressure pickup port (front pump discharged pressure)
PLSF: Pressure pickup port (front pump load pressure)
PLSFC: Pressure pickup port (front pump load pressure)
PLSR: Input port (rear pump load pressure) Keterangan :
Depan
PLSRC: Pressure pickup port (rear pump load pressure) 1: Front pump
PMF: Pressure pickup port (front pump PC mode selector 2: Rear pump
pressure) 3: LS-EPC valve
PMR: Pressure pickup port (rear pump PC mode selector 4: Front pump PC-EPC valve
pressure) 5: Rear pump PC-EPC valve
PRC: Pressure pickup port (rear pump discharged 6: Rear pump PC valve
pressure) 7: Rear pump swash plate sensor
PS: Intake port (pump) 8: Front pump LS valve
PSIG: Pressure pickup port (LS set selector pressure) 9: Rear pump LS valve
Bawah 10: Front pump swash plate sensor
11: Front pump PC valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Main
PC Valve
Pump

Keterangan :

a : Spline
1 : Front shaft
2 : Cradle
3 : Front case
4 : Rocker cam
5 : Shoe
6 : Piston
7 : Cylinder block
8 : Valve plate
9 : End cap
10 : Rear shaft
11 : Rear case
12 : PC valve
13 : Servo piston
14 : Slider
15 : Bearing
16 : LS valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cara kerja Main Pump

selection of swash plate angle


Suction and discharge pressure
1. Cylinder block (7) berputar bersama dengan
shaft (1), dan shoe (5) meluncur pada bidang 1. Permukaan datar (A) berfungsi sebagai cam untuk swash plate angle = 0
(A). shoe (5) sedangkan sudut (a) dibuat antara garis
tengah (X) rocker cam (4) dan sumbu blok silinder 1. Perbedaan antara volume (E) dan (F) di dalam
2. Rocker cam (4) berputar pada permukaan (7). blok silinder (7) adalah nol ketika garis tengah
silinder dudukan (2), dan demikian swash 2. Piston (6) meluncur di dalam blok silinder (7), dan (X) rocker cam (4) cocok dengan sumbu blok
plate angle (a) antara center line (X) rocker terjadi perbedaan antara volume (E) dan volume (F) silinder (7) (sudut pelat swash adalah nol) .
cam (4) sumbu blok silinder (7) berubah. di blok silinder (7).
3. Oli dalam jumlah (F) dikurangi (E) per setiap piston 2. suction and discharge oli bertekanan tidak
(6) dihisap masuk dan keluar. dilakukan. Aksi pemompaan tidak dilakukan.
4. Saat blok silinder (7) berputar dan volume ruang (E) (Sudut pelat swash sebenarnya tidak menjadi
berkurang, oli bertekanan dikeluarkan pada proses. nol)
5. Saat volume ruang (F) meningkat, oli bertekanan
tersedot dalam proses.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS Valve

LS valve adalah valve yang mengontrol pump discharged volume (Q) dengan sensing pump
discharged pressure (PP) dan LS pressure dari control valve outlet (PLS).

Gambar menunjukkan hubungan antara pump discharged volume (Q) dan LS differential pressure
(ΔPLS) yang menunjukkan perbedaan antara pump discharged pressure (PP) dan LS pressure.

PA : Pump port LS set selector pressure (PSIG) dari LS-EPC valve (proportional solenoid valve) ditransmisikan LS
PDP : Drain port valve. LS set selector pressure (PSIG) berubah tergantung pada jumlah arus LS set pressure
PLP : LS control pressure output port 1 : Sleeve selector (ISIG yang diterapkan ke LS-EPC valve. Ketika LS set selector pressure (PSIG) yang
PLS : LS pressure input port 2 : Piston ditransmisikan ke LS valve berubah, selector point untuk pump discharged volume (Q) berubah.
PP : Pump port 3 : Spool
PPL : Control pressure input port 4 : Spring Ketika LS set pressure selector current (ISIG) kecil, selector point untuk pump discharged volume
PSIG : LS mode selector pilot port 5 : Seat (Q) berada pada LS differential pressure tinggi, seperti yang ditunjukkan pada garis A pada gambar.
6 : Sleeve
7 : Plug
8 : Lock nu Ketika LS set pressure selector current (ISIG) besar, selector point untuk pump discharged volume
(Q) berada pada LS differential pressure rendah, seperti yang ditunjukkan pada garis B pada
gambar.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika Control lever Netral

Saat control valve pada posisi


NETRAL, LS circuit terhubung
dengan drain circuit. LS pressure
(PLS) ditransmisikan ke LS valve
menjadi kira-kira 0. Di sisi lain, karena
pump discharged pressure (PP) dari
unload valve diteruskan ke port (H),
spool (3) bergerak ke kanan, dan port
(C) terhubung ke port (D). Pump
discharged pressure (PP)
ditransmisikan dari port (D) ke port
(K) pada sisi diameter besar servo
piston (9). Pump discharged pressure
(PP) diterapkan ke port (J) pada sisi
diameter kecil servo piston (9). Piston
bergerak ke kanan tergantung pada a
perbedaan di area yang menerima
tekanan, yang menghasilkan pump
discharge volume minimum.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika LS differential pressure low

Ketika LS differential
pressure (ΔPLS) sementara
lebih kecil dari tekanan yang
ditetapkan LS karena
pembukaan area control
valve bertambah, spool (3)
bergerak ke kiri. Saat spool
(3) bergerak, port (D) adalah
terhubung ke port (E). Port
(K) di sisi diameter besar
piston servo (9) terhubung ke
tangka melalui katup PC.
Tekanan pompa (PP)
diterapkan ke port (J) di sisi
diameter kecil servo piston
(9). Servo Piston (9)
bergerak ke kiri untuk
menambah pump discharge
volume.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika LS differential pressure high

Ketika LS differential pressure


(ΔPLS) sementara lebih besar dari
tekanan yang ditetapkan LS karena
pembukaan area control valve
mengecil, spool (3) bergerak ke
kanan. Saat spool (3) bergerak, port
(C) adalah terhubung ke port (D).
Pump discharged pressure (PP)
diterapkan ke port (K) pada
diameter besar sisi servo piston (9).
Pump discharged pressure (PP
diterapkan ke port (J) pada
diameter kecil sisi servo piston (9).
The servo piston (9) bergerak ke
kanan tergantung pada perbedaan
area penerima tekanan, dan pump
discharged volume berkurang.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika LS differential pressure balance

Ketika LS differential pressure (ΔPLS)


sama dengan tekanan yang diatur LS
dalam keadaan normal operasi mesin,
spool (3) berhenti pada posisi di mana
gaya seimbang. Pada saat ini, port (D)
terhubung ke port (C) dan port (E).
Beberapa pump discharged pressure
(PP yang ditransmisikan dari port (C)
mengalir ke tangki melalui port (E) dan
PC valve. Tekanan yang dikurangi (PEN)
ditransmisikan ke port (K) dari servo
piston (9).

Servo piston (9) berhenti pada posisi


dimana perbandingan antara luas yang
menerima tekanan pada sisi berdiameter
besar dan luas yang menerima tekanan
pada sisi yang berdiameter kecil (A0 :
A1) sama dengan perbandingan antara
kinerja beban pada sisi berdiameter kecil
dan kinerja beban pada sisi berdiameter
besar (PP : PEN). Pump discharged
volume dijaga konstan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PC (Pressure Compensation) Valve

PA : Pump port
PA2 : Pump pressure pilot port
PDP : Drain port
PM : Mode selector pressure pilot port
PPL : Control pressure output port (to LS valve)

1 : Plug
2 : Servo piston assembly
3 : Piston
4 : Spool
5 : Retainer
6 : Seat
7 : Cover
8 : Wiring
9 : Seat
10 : Spring
11 : Spring

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Fungsi PC Valve

PC valve adalah valve yang mengontrol pump discharged volume sehingga pump
absorption horsepower tidak melebihi engine horse power.

Hubungan antara rata-rata discharged pressure pompa depan dan pompa


belakang, yaitu, (PP1 + PP2)/2, dan pump discharged volume (Q) ditunjukkan
pada gambar. PC valve menurunkan pump discharged volume saat beban
dinaikkan selama bekerja dan pump discharged pressure naik. PC valve
meningkatkan pump discharged volume saat pump discharged pressure
menurun. Ketika beban meningkat dan engine speed hampir menurun, PC valve
mengurangi pump discharged volume untuk mencegah penurunan engine speed.

Kontrol pump discharged volume oleh PC valve memiliki prioritas lebih tinggi daripada kontrol oleh LS valve. Meskipun LS valve mencoba untuk
meningkatkan pump discharged volume saat langkah pengoperasian lever operation dinaikkan pada high pump discharged pressure, PC valve
tidak mengalirkan discharged volume pada laju yang melebihi laju tertentu, tergantung pada tekanan yang dikeluarkan.

Arus perintah (X) dari pump controller mengalir ke PC-EPC valve (proportional solenoid valve). Output pressure yang sesuai dengan arus perintah
(X) disuplai ke PC valve. Ketika arus perintah (X) yang diterapkan ke PC-EPC valve besar, pump absorption horsepower berkurang. Ketika engine
speed menurun di bawah nilai yang ditentukan pada beban yang meningkat, arus perintah (X) meningkat sesuai dengan engine speed, dan PC
valve mengurangi the pump discharged volume. Pump controller menyesuaikan jumlah arus perintah (X) untuk mengontrol pump discharged
volume, dan beroperasi untuk mendapatkan engine speed yang benar.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Action of PC-EPC valve solenoid

Gaya dorong yang


disebabkan oleh spring (10)
dan (11) ke spool (4)
bekerja ke kiri. Gaya
dorong yang ditimbulkan
oleh tekanan pompa sendiri
(PP1), tekanan pompa lain
(PP2) dan pilot pressure
PC-EPC valve solenoid
(12) ke spool (4) bergerak
ke kanan. Keseimbangan
dari 4 gaya ini menentukan
posisi spool (4) dan
tekanan dari port (C) yang
merupakan output ke katup
LS.

 Isi pekerjaan (operasi lever)


 Pemilihan mode kerja
 Nilai pengaturan engine speed
dan engine speed sebenarnya

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika beban aktuator kecil dan tekanan pompa (PP1) dan (PP2) rendah

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika beban aktuator besar dan tekanan pompa (PP1) dan (PP2) tinggi

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Hubungan posisi rata-rata tekanan pompa (PP1 + PP2)/2 dan Ketika arus perintah (X) meningkat, hubungan dari tekanan
servo piston (2) adalah garis poligonal. Hal ini karena spring (10) pompa rata-rata (PP1 + PP2)/2 dan pump discharged
dan (11) adalah dua tahap springs. Hubungan rata-rata tekanan pressure (Q) bergerak dari (A) ke (B) sebagai respons
pompa (PP1 + PP2)/2 dan pump discharged pressure (Q) adalah terhadap gaya dorong dari PC-EPC valve.
seperti yang ditunjukkan pada gambar itu mengikuti.

Ketika pump secondary drive switch dihidupkan karena kerusakan pump controller

Saat pump secondary drive switch dihidupkan, arus (X) yang mengalir ke PC-EPC solenoid (12) konstan.
Dengan demikian, hubungan (C) rata-rata tekanan pompa (PP1 + PP2)/2 dan pump discharged pressure
(Q) tetap. Itu kekuatan untuk memindahkan peralatan kerja sampai batas tertentu tanpa menurunkan
engine speed terjamin.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS-EPC & PC-EPC Valve


C : To the LS valve
P : From the self-pressure reducing valve
T : To the hydraulic tank

1 : Connector
2 : Coil
3 : Body
4 : Spring
5 : Spool
6 : Rod
7 : Plunger

Setelah menerima arus


sinyal (i) dari pump
controller, LS-EPC valve
menyuplai EPC output
pressure secara proportion
untuk arus sinyal ke LS
valve.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat arus sinyal dari controller Saat arus sinyal dari controller Saat arus sinyal dari controller
tidak mengalir (coil tidak aktif) rendah (coil aktif) maksimum (coil aktif)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat arus sinyal dari controller Saat arus sinyal dari controller Saat arus sinyal dari controller
tidak mengalir (coil tidak aktif) rendah (coil aktif) maksimum (coil aktif)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Main Pump Swash Plate Angle Sensor


Sebuah sensor dipasang pada setiap pompa di bagian
depan dan belakang, dan mendeteksi gerakan piston
servo. Stroke dikirim sebagai sinyal keluaran ke pengontrol
untuk menghitung dan mengenali jumlah pump
discharge.

Gerakan bolak-balik servo piston diubah menjadi gerakan vertikal


sensor, dan posisi piston terdeteksi.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Main Pump Swash Plate Angle Sensor

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Kalibrasi & monitoring Front Pump


Anda dapat memeriksa berbagai setelan mesin atau menyesuaikan nilai yang disetel pada layar menu Penyesuaian.
Dalam "Kalibrasi Sensor Pelat Swash Pompa F", kalibrasi penyimpangan sinyal sensor yang terjadi pada kondisi di bawah ini.

Kapan sensor pelat swash pompa perlu dikalibrasi :

Uji pump swash plate sensor dan periksa apakah normal. Kemudian, kalibrasi penyimpangan sinyal sensor. Untuk pengujian, lihat "TEST PUMP
SWASH PLATE SENSOR".

Sebelum Anda memulai kalibrasi, setel mesin pada kondisi berikut.


Hydraulic oil temperature : 40 to 90°C
Working mode : P Mode
Travel speed : Hi
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Kalibrasi & monitoring


Detail Lengkap Kalibrasi Lihat
30 Testing and Adjusting
Electrical System:

>Adjustment (F Pump Swash


Plate Sensor Calibration) and
(R Pump Swash Plate Sensor
Calibration)

Untuk kalibarasi Front &


Rear pump sendiri-
sendiri

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Atas
Control Valve
1. Variable back pressure valve
2. Variable back pressure solenoid valve
3. Merge-divider EPC valve (for LS spool)
4. Merge-divider EPC valve (for main spool)
5. Arm hydraulic drift prevention valve (if
equipped)
6. Boom hydraulic drift prevention valve
Bawah

7. Service valve Belakang


8. Cover A
Kiri 9. 7-spool valve
Depan 10. Arm quick return valve
Kanan
11. Cover B
12. Merge-divider valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Control Valve
Keterangan :
P9: From the travel PPC valve (right travel REVERSE)
A1: To the bucket cylinder head P10: From the travel PPC valve (right travel FORWARD)
A2: To the L.H. travel motor P11: From the left work equipment PPC valve (arm OUT)
A3: To the boom cylinder bottom P12: From the left work equipment PPC valve (arm IN)
A4: To the swing motor P-1: From the right attachment PPC valve
A5: To the R.H. travel motor P-2: From the right attachment PPC valve
A6: To the arm cylinder head PLS1: To the rear pump LS valve
A-1: To the attachment PLS2: To the front pump LS valve
ATT: From the attachment PLSC: Pressure pickup port (LS pressure)
B1: To the bucket cylinder bottom PP1: From the rear pump
B2: To the L.H. travel motor PP2: From the front pump
B3: To the boom cylinder head PP1S: Output port (rear pump pressure sensor)
B4: To the swing motor PPC: Pressure pickup port (pilot source pressure)
B5: To the R.H. travel motor PP2S: Output port (front pump pressure sensor)
B6: To the arm cylinder bottom PPS2: To the front pump LS valve
B-1: To the attachment PR: To the solenoid valve, PPC valve, and EPC valve
BP1: From the LS select solenoid valve PST: From the travel junction solenoid valve
BP5: From the attachment selector solenoid valve Psw: From the swing stroke control solenoid valve
C: To the oil cooler PX1: From the 2-stage relief solenoid valve
P1: From the right work equipment PPC valve (bucket DUMP) PX2: From the 2-stage relief solenoid valve
P2: From the right work equipment PPC valve (bucket CURL) T: To the tank
P3: From the travel PPC valve (left travel REVERSE) T1: To the tank
P4: From the travel PPC valve (left travel FORWARD) TS: To the tank
P5: From the right work equipment PPC valve (boom RAISE) TSW: From the swing motor
P6: From the right work equipment PPC valve (boom LOWER) IS1: Drive signal (merge-divider EPC valve (for main spool))
P7: From the left work equipment PPC valve (RIGHT) IS2: Drive signal (merge-divider EPC valve (for LS spool))
P8: From the left work equipment PPC valve (LEFT) IS3: Drive signal (variable back pressure solenoid valve)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Keterangan :
Control Valve
1: Arm valve
2: Right travel valve
3: Swing valve
4: Boom valve
5: Left travel valve
6: Bucket valve
7: Service valve 17: Check valve (for boom regeneration circuit)
8: Arm valve spool (CURL/push) 18: Check valve (for arm regeneration circuit)
9: Right travel valve spool 19: Merge-divider EPC valve (for LS spool)
(FORWARD/REVERSE) 20: Merge-divider EPC valve (for main spool)
10: Swing valve spool (LEFT/RIGHT) 21: LS shuttle valve
11: Boom valve spool 22: LS bypass plug
(LOWER/RAISE) 23: LS select valve
12: Left travel valve spool 24: Merge-divider valve
(FORWARD/REVERSE) 25: Arm quick return valve
13: Bucket valve spool (dozing/dump) 26: Arm hydraulic drift prevention valve (if
14: Service spool equipped)
15: Pressure compensation valve 27: Self-pressure reducing valve
16: Suction valve 28: Travel junction valve
29: Variable back pressure valve
30: Variable back pressure solenoid valve
31: Cooler check valve
32: Boom hydraulic drift prevention valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pressure Compensation Control

Ketika beberapa aktuator (1) dioperasikan pada saat


yang sama, operasi kecepatan sebanding dengan stroke
masing-masing control lever (3) disimpan apakah beban
tinggi atau rendah.

Pressure compensation valve (2) dipasang di outlet


masing-masing spool (4) dari control valve. Laju aliran ke
beban rendah aktuator (1) dikurangi sehingga tekanan
LS tertinggi (PLS) tercapai. Akibatnya, semua perbedaan
dalam tekanan (P) antara inlet dan output masing-masing
spool (4) menjadi sama. Laju aliran sebanding dengan
stroke control lever (3) dipertahankan.

Tanpa pressure compensation valve (2), perbedaan


dalam tekanan spool (4) lebih besar pada beban yang
lebih rendah, yang meningkat laju aliran. Dengan
A : Heavy load mode 1: Actuator
B : Low load mode 2: Pressure compensation valve
demikian, kecepatan operasi dalam mode beban rendah
C : LS circuit 3: Control lever (B) cepat, yang menurunkan kemampuan kontrol secara
P : Difference in pressure between the inlet and 4: Spool simultan.
output of the spool 5: LS shuttle valve
6: Main pump
7: Servo piston

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pressure Compensation Control

Pressure compensation valve

Shuttle valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika load pressure lebih rendah dari peralatan kerja lainnya


selama digabungkan operasi, atau ketika dikompensasi
Keterangan :

1. Main pump
2. Valve
3. Shuttle valve
4. Spring
5. LS shuttle valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika load pressure lebih tinggi dari aktuator lain dalam operasi
gabungan, tunggal operasi, atau pada tekanan beban maksimum
Keterangan :

1. Main pump
2. Valve
3. Shuttle valve
4. Spring
5. LS shuttle valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Shuttle Valve
Saat menahan tekanan di port (A) melebihi tekanan LS di port (C)
1. Main pump
2. Valve
3. Shuttle valve
4. Pressure compensation valve

Ball di shuttle valve didorong ke kanan oleh tekanan


penahan di port (A), dan sirkuit di antaranya port (A)
dan port (C) diblokir.

Tekanan penahan di port (A) ditransmisikan ke spring


chamber (B), dan shuttle valve (3) mendorong valve (2)
ke kiri.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS Pressure

1. Main pump
Oli bertekanan di port (A) 2. Main spool
(upstream pressure dari 3. Pressure compensation valve
pressure compensation valve) 4. Valve
dari main spool (2). Oli 5. Check valve
bertekanan mendorong dan 6. LS circuit
membuka cek valve (5) 7. LS shuttle valve
mengalir dari lubang derivasi
(d) ke port (B). Beberapa oli
bertekanan melalui pengenalan
lubang (a) ditransmisikan
sebagai tekanan LS ke LS
shuttle valve (7) melalui sirkuit
LS (6).

Tekanan LS digunakan sebagai


sumber tekanan untuk menutup
unload valve yang
mengoperasikan control lever,
tekanan operasi ketika pressure
compensation valve
dikompensasi, dan sebagai
tekanan untuk mengendalikan
pompa.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS Bypass Plug

Keterangan :

1. Main pump
2. Main spool
3. Pressure compensation valve
4. LS shuttle valve
5. LS bypass plug
6. LS circuit

LS bypass plug dipasang pada sirkuit


LS (6) dan dihubungkan ke drain
circuit melalui jalur (a) dan lubang (b).

LS bypass plug melepaskan tekanan


yang tersisa di sirkuit LS (6). LS
bypass plug mencegah kecepatan
perubahan tekanan oli dengan
memperlambat kecepatan kenaikan
tekanan LS.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS Bypass Plug

LS BYPASS PLUG

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Boom Regeneration Circuit


Boom regeneration circuit adalah sirkuit yang menggabungkan beberapa laju aliran balik di bagian bottom sirkuit di head pada boom LOWER.
Ketika laju aliran di head meningkat, laju aliran ditransmisikan dari pompa dikurangi untuk membatasi konsumsi energi.

Ketika tekanan cylinder head lebih rendah dari


tekanan bottom (when hydraulic drift, etc.)

1. Main pump
2. Boom valve spool
3. Pressure compensation valve
4. Suction safety valve
5. Suction valve
6. Check valve
7. LS shuttle valve

Ketika head pressure (E) dalam boom cylinder lebih


rendah dari bottom pressure (A), sebagian bertekanan oli
(A) dari cylinder bottom mengalir ke drain circuit (B) dari
notch pada boom valve spool (2). oli yang tersisa
mengalir ke regeneration circuit (C), mendorong dan
membuka check valve (6), dan mengalir ke sirkuit (E) di
head melalui (D). Laju aliran dari main pump (1)
digabungkan dalam sirkuit (E) di head.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika tekanan cylinder head pressure lebih


tinggi dari tekanan bottom (when digging, etc.)

1. Main pump
2. Boom valve spool
3. Pressure compensation valve
4. Suction safety valve
5. Suction valve
6. Check valve
7. LS shuttle valve

Ketika tekanan head (E) dalam boom cylinder dalam


bottom pressure (A), check valve (6) ditutup oleh
tekanan (E) pada head dan oleh spring di dalam check
valve (6). Sirkuit (C) tempat oli mengalir dari head ke
bottom diblok.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Arm Regeneration Circuit


Arm regeneration circuit adalah circuit yang menggabungkan sebagian aliran return pada head di circuit bagian bottom di arm IN. Ketika flow rate
di bottom meningkat, kecepatan silinder meningkat.

Saat cylinder head pressure lebih tinggi


dari bottom pressure (Saat operasi arm IN
operation dilakukan)
1. Main pump
2. Arm valve spool
3. Pressure compensation valve
4. Suction safety valve
5. Suction valve
6. Check valve
7. LS shuttle valve
Ketika head pressure (A) di arm cylinder lebih tinggi
dari bottom pressure (E), sebagian bertekanan oli (A)
dari cylinder head mengalir ke drain circuit (B) dari
notch pada arm valve spool (2). Yang tersisa oli
mengalir ke regeneration circuit (C), mendorong dan
membuka check valve (6), dan mengalir ke circuit (E)
di head melalui (D). Laju aliran dari main pump (1)
digabungkan dalam circuit (E), dan cylinder speed
meningkat.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika tekanan cylinder head pressure


lebih rendah dari tekanan bottom

1. Main pump
2. Arm valve spool
3. Pressure compensation valve
4. Suction safety valve
5. Suction valve
6. Check valve
7. LS shuttle valve

Ketika head pressure (A) di arm cylinder lebih


rendah dari bottom pressure (E), check valve
(6) ditutup oleh tekanan (E) di bagian bottom
dan oleh di dalam check valve (6). Circuit (C)
di mana oil di mana head ke bottom diblokir.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Merge-Divider Valve
Merge-divider valve adalah valve yang menggabungkan atau membagi oli bertekanan yang dikeluarkan dari 2 (depan dan belakang) pompa.

Saat digabung, oli bertekanan yang dikeluarkan dari 2 pompa mengalir ke semua control valve. Ketika dibagi, the oli bertekanan yang dikeluarkan
dari setiap pompa mengalir ke control valve yang sesuai. Merge-divider valve juga menggabungkan atau membagi sirkuit LS pompa depan dan
belakang. Oli bertekanan disuplai dari mergedivider EPC valve digunakan untuk menggabungkan atau membagi oli bertekanan dari pompa depan
dan belakang.

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Saat merge-divider valve selector signals (IS1) and (IS2) are OFF (saat
merged)

Ketika tidak ada sinyal pemilihan (IS1)


dan (IS2) dari merge-divider valve,
output pressure dari merge-divider EPC
valves (9) dan (10) adalah nol.

Main spool (1) ditekan ke kanan oleh


spring (2) dan port (E) dan (F)
terhubung. Oli bertekanan (P1) dan
(P2) yang dikeluarkan dari 2 pompa
1. Main spool
dihubungkan oleh port (E) dan (F) dan
2. Spring
dikirim ke masing-masing control valve
3. LS spool
yang menuntut.
4. Spring
5. LS circuit (front pump side)
LS spool (3) ditekan ke kanan oleh
6. LS circuit (rear pump side)
spring (4) dan port (A) dan (D)
7. LS circuit (rear pump side)
terhubung, dan port (B) dan (C)
8. LS circuit (front pump side)
terhubung. LS sisi pompa depan dan
9. Merge-divider EPC valve
sisi pompa belakang terhubung.
(to select the main spool)
Tekanan LS yang mengalir dari spool
10. Merge-divider EPC valve
masing-masing control valve ke LS
(to select the LS spool)
circuit mengalir ke semua pressure
compensation valves.

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Saat merge-divider valve selector signals (IS1) and (IS2) are ON (saat
divided)

Ketika ada sinyal pemilihan (IS1) dan (IS2) dari


merge-divider valve, oli tekanan dari merge-divider
EPC valves (9) and (10) dikirim ke spools (1) dan
(3).

Main spool (1) dipindahkan ke kiri oleh oli tekanan


dari merge-divider EPC valve (9), dan port (E) dan
(F) diblok. Oli bertekanan (P1) dan (P2) yang
dikeluarkan dari 2 pompa mengalir ke masing-
masing control valve yang menuntut.

 P1 pressure (rear pump side) : To bucket, left


travel, boom
 P2 pressure (front pump side) : To swing, right 1. Main spool
travel, arm 2. Spring
3. LS spool
LS spool (3) bergerak ke kiri dengan tekanan oli dari 4. Spring
merge-divider EPC valve (10), ports (a) dan (C) 5. LS circuit (front pump side)
terhubung, dan lainnya dipisahkan (port (B) dan (D) 6. LS circuit (rear pump side)
adalah terhubung di dalam control valve). LS circuit 7. LS circuit (rear pump side)
di sisi pompa depan dan sisi pompa belakang 8. LS circuit (front pump side)
diblokir. Tekanan LS yang mengalir dari spool 9. Merge-divider EPC valve
masing-masing control valve ke LS circuit mengalir (to select the main spool)
ke pressure compensation valve sisi pompa depan 10. Merge-divider EPC valve
dan sisi pompa belakang. (to select the LS spool)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

LS Separation Valve
1. Valve
2. Spring
3. Piston
4. Piston
5. Swing valve spool
6. Right travel valve spool
7. Arm valve spool
8. LS shuttle valve
9. LS circuit

LS separation valve adalah valve yang mencegah tekanan LS tinggi yang disebabkan oleh
penggerak swing agar tidak mengalir ke sirkuit LS work equipment pada operasi kombinasi
swing dan boom RAISE. Jika tekanan LS tinggi mengalir ke sirkuit LS tanpa diproses, tekanan
pelepasan pompa meningkat. Kemudian, PC valve mencoba mengurangi volume pelepasan
pompa.

LS separation valve mencegah pengurangan volume pump discharged volume dengan


memisahkan tekanan LS yang disebabkan oleh penggerak swing sehingga kecepatan
pengangkatan boom tidak terlambat. LS separation valve beroperasi saat tekanan pilot dari
boom RAISE disuplai.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cara kerja LS Separation Valve

Hose input LS separation from


PPC Boom raise

LS Separation Valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

(SPR) Self Pressure Reducing Valve


SPR valve adalah valve yang mengurangi tekanan keluar dari main pump untuk mengeluarkannya
sebagai tekanan konstan. Oli bertekanan rendah disuplai sebagai control pressure PPC valve, the
solenoid valve, dan the EPC valve, etc.

Saat engine stop

 Karena poppet (4) didorong ke seat oleh


spring (3), circuit antara port (PR) dan port
(TS) ditutup.

 Karena spool (6) didorong ke kiri oleh


spring (5), circuit antara port (P2) dan port
(TS) ditutup.

 Karena valve (1) didorong ke kiri oleh


spring (2), circuit antara port (P2) dan port
(A2) ditutup. P2 : From the front pump
PR : To the solenoid valve, PPC valve, and EPC
valve
PP : To the control valve
A2 : To the merge-divider valve
TS : To the drain circuit
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat load pressure (A2) lebih rendah Saat load pressure (A2) lebih tinggi
SPR valve output pressure (PR) SPR valve output pressure (PR)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Junction Valve


Travel junction valve adalah valve yang menghubungkan jalur travel kanan dan kiri saat travel lever berada pada posisi travel lurus. Aliran oli yang
sama disuplai ke motor travel kanan dan kiri untuk menjaga performa travel lurus.

Travel junction valve memblokir jalur travel kanan dan kiri saat travel lever dioperasiakan steering. Aliran oli independen disuplai ke motor travel
kanan dan kiri untuk menjaga kinerja kemudi.

Jalur travel dihubungkan atau diblokir oleh tekanan pilot dari travel junction solenoid valve.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat pilot pressure (PST) is cut off (travel Saat pilot pressure (PST) is supplied (travel
circuits are connected to each other) circuits independent fromeach other)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel PPC Shuttle Valve


Fungsi travel PPC shuttle valve dari control valve adalah fungsi yang membatasi langkah spool dari control valve pada work equipment untuk
mendapatkan kontrol yang lebih baik dari work equipment yang mendaki curam lereng.

Fungsi bekerja pada operasi di bawah ini.


 Boom RAISE
 Arm IN
 Arm OUT
 Bucket CURL
 Bucket DUMP

Gerakan spool booms, arms, and buckets dibatasi oleh tekanan pilot dari travel PPC valve. Tekanan pilot mengalir ke sirkuit di dalam control valve.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat travel lever NETRAL Saat travel lever digerakkan

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing Stroke Limit


Fungsi swing stroke control valve adalah fungsi yang mengontrol laju aliran ke motor swing dengan membatasi stroke spool dari swing
operation valve dalam mode E adjustment. Itu menjaga kecepatan peralatan kerja dalam operasi gabungan.

Stroke swing spool dibatasi oleh tekanan output dari katup solenoid kontrol stroke swing.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat swing stroke limit solenoid valve OFF

Ketika controller tidak mensupply output


signals ke swing stroke control solenoid
valve, output pressure dari swing stroke
control solenoid valve terhubung ke tangki.

Output port dari swing stroke control


solenoid valve dihubungkan ke signal
chamber (a) dari swing valve (untuk
membatasi langkah spool). Dengan
demikian, oli bertekanan di signal chamber
(a) mengalir ke dalam tangki melalui swing
stroke control solenoid valve.

Ketika swing kiri PPC pressure


dimasukkan tanpa output tekanan pilot
(Psw) dari swing stroke control solenoid
valve, swing spool (1) bergerak hingga
menyentuh permukaan ujung spring case
(2) (stroke quantity : St0).

Pistons (3) dan (4) tidak mengontrol stroke


swing spool (1).

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Saat swing stroke limit solenoid valve ON (E mode adjustment
function)

Ketika pilot pressure (Psw) dikeluarkan dari


swing stroke control solenoid valve, pilot
pressure (Psw) dimasukkan dari swing spring
case (2) ke signal chamber (a) melalui valve
untuk menggerakkan swing stroke control
pistons (3) dan (4). Piston (3) bergerak ke
kanan, dan piston (4) bergerak ke kiri.

Pada operasi swing left saat ini, spool (1)


bergerak ke kiri oleh tekanan PPC swing left.

Jumlah langkah maksimum spool (1) dibatasi


sebanyak piston (3) bergerak ke kanan (St2)
(St1 = St0 - St2).

Laju aliran yang disuplai ke swing motor


dibatasi sebanyak jumlah langkah spool
dibatasi. Dengan demikian, laju aliran ke work
equipment lainnya dijaga untuk mencegah
keterlambatan travel speed work equipment.
(Hal ini juga berlaku untuk pengoperasian swing
right.)
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Boom Hydraulic Drift Prevention Valve


Boom hydraulic drift prevention valve adalah valve yang mencegah penurunan work equipment, yang disebabkan oleh oli bertekanan di bagian
bawah silinder boom bocor dari spool control valve ketika lever tidak digunakan untuk boom operasi.

Saat Boom Raise

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat Boom Netral Saat Boom Lower

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Safety Valve for Hydraulic Drift Prevention Valve

Saat boom tidak dioperasikan, jika terjadi tekanan tinggi yang tidak
normal pada sisi boom silinder karena gaya eksternal, oli bertekanan di
port (B) mendorong dan membuka check valve (1a). Safety valve (2)
melepaskan tekanan tinggi.

Saat arm hydraulic drift prevention valve (jika dilengkapi) dipasang, oli
bertekanan di sisi boom silinder boom atau oli bertekanan di sisi head
silinder arm, yang lebih tinggi, mendorong dan membuka check valve (6 )
atau (6A). Katup pengaman (3) melepaskan tekanan tinggi.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Arm Quick Return Valve


Pada operasi arm OUT, sejumlah besar oli dikembalikan dari cylinder bottom. Beberapa oli yang dikembalikan langsung dibuang ke tangki melalui
arm quick return valve. Karena jumlah total oli yang dikembalikan tidak mengalir melalui control valve, kehilangan tekanan yang disebabkan oleh
tekanan oli dapat dikurangi. Arm quick return valve dipasang di port bawah arm control valve.

Saat Arm Out dioperasikan Saat Arm Netral

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Variable Back Pressure Valve


Variable back pressure valve adalah valve yang menerapkan tekanan balik ke drain circuit control valve untuk mencegah kavitasi yang
disebabkan oleh tekanan negatif dari setiap aktuator (motor, silinder, dll.). Tekanan balik dikurangi untuk mengurangi kerugian keluaran untuk
operasi selain travel operation and swing operation.

Saat engine stop Swing / Travel dioperasikan Selain Swing / Travel

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Saat mesin dimatikan

Tidak ada oli bertekanan yang disuplai dari pompa utama ke tekanan
sendiri
Katup pengurangan sendiri(1). Tidak ada oli bertekanan yang dipasok dari
katup solenoid tekanan balik variabel (3) ke pegas
ruang (C) dari katup tekanan balik variabel (4).
Katup (6) didorong ke kanan oleh gaya reaksi
Pegas (5). Sirkuit pembuangan (A) dari katup kontrol terhubung
ke port (T) melalui lubang (b) valve (6).

AGF 21001255
PM PC210-10M0
Saat mesin beroperasi (operasi swing atau travel)
Oli bertekanan (PR) dari katup pengurang tekanan sendiri (1) dipasok ke katup solenoid
tekanan balik variabel (3). Pada operasi swing atau travel, sinyal drive (IS3) ke variabel
katup solenoida tekanan balik (3) MATI. Yang bertekanan 0li(PR) mengalir ke ruang pegas
(C) dari belakang variabel
katup tekanan (4) melalui solenoid tekanan balik variabelkatup (3). Minyak bertekanan
(PR) di ruang pegas (C) bekerja pada permukaan ujung kiri (luas Φd) dari katup (6) dan
mendorong katup (6) ke kanan bersama dengan gaya reaksi dari
musim semi (5). Tekanan (PA) di sirkuit pembuangan (A) control katup bekerja pada
permukaan ujung kanan (luas Φd1) dari katup (6) dan mendorong katup (6) ke kiri. Katup
(6) berhenti pada posisi di mana gaya ke arah kiri seimbang
dengan kekuatan ke arah yang benar. Pada saat ini, bagian belakang tekanan (PA) diwakili
dalam rumus di bawah ini.
PA = (Luas ϕd x Tekanan (PR) + Gaya reaksi dari pegas (5))/Luas dari ϕd1 Laju aliran dari
sirkuit pembuangan (A) dari katup kontrol ke port (T) disesuaikan. Tekanan balik (PA)
disesuaikan dengan tekanan yang disetel dari katup tekanan balik variabel (4).
AGF 21001255
PM PC210-10M0

Ketika mesin beroperasi (selain operasi swing dan travel)


Oli bertekanan (PR) dari katup pengurang tekanan sendiri (1) dipasok ke
katup solenoid tekanan balik variabel (3).Pada operasi selain operasi swing
atau travel, sinyal drive (IS3) ke katup solenoida tekanan balik variabel (3)
AKTIF.Minyak bertekanan (PR) ditransmisikan ke ruang pegas (C) dari
valve tekanan balik variabel (4) dikembalikan ke tangki melalui valve
solenoid tekanan balik variabel (3). Gaya reaksi pegas (5) mendorong valve
(6) ke Kanan. Tekanan (PA) di sirkuit pembuangan (A) control katup bekerja
pada permukaan ujung kanan (luas Φd1) katup(6) dan mendorong valve (6)
ke kiri. valve (6) berhenti di posisi di mana kekuatan di arah kiri seimbang
dengan kekuatan ke arah yang benar. Pada saat ini, tekanan Kembali (PA)
direpresentasikan dalam rumus di bawah ini. PA = Gaya reaksi pegas
(5)/Luas Φd1 Laju aliran dari sirkuit pembuangan (A) dari katup kontrol ke
port (T) disesuaikan. Tekanan balik (PA) disesuaikan dengan tekanan yang
disetel dari valve tekanan balik variabel (4). UTAMA

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Main Relief Valve

Main relief valve adalah valve yang dapat mengubah set pressure pada 2 tahap. Pilot pressure dari 2-stage relief solenoid valve mengubah
tekanan yang disetel. Ketika pilot pressure dihubungkan ke tangki, set pressure tergantung pada beban pemasangan spring (1). Ketika pilot
pressure diterapkan, set pressure diperoleh dengan menambahkan gaya spring (1) ke gaya pilot pressure (P1) yang diterapkan pada diameter
penerima tekanan (d1).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

2-Stage Safety Suction Valve

1 : Spring
2 : Piston
3 : Spring
4 : Holder

2-stage suction safety valve adalah valve yang dapat mengubah set pressure pada 2 tahap. Pilot pressure from dari attachment selector
solenoid valve mengubah set pressure. Ketika pilot pressure dihubungkan ke hydraulic tank, set pressure tergantung pada beban pemasangan
spring (1). Saat pilot pressure diterapkan, beban pemasangan spring (1) berkurang, dan set pressure berkurang.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

When pilot pressure (P) is supplied (low


pressure setting)

When pilot pressure (P) is connected to tank


(high pressure setting)

Pilot pressure dari attachment selector solenoid valve disuplai ke


bagian (A) melalui jalur (B). Pilot pressure bekerja pada diameter
penerima tekanan (d1-d2) piston. Piston (2) didorong ke spring
(3) hingga menyentuh dudukan (4). Saat piston (2) bergerak,
Karena pilot pressure dari attachment selector solenoid beban pemasangan spring (1) berkurang, yang mengakibatkan
valve terhubung ke tangki, maka piston (2) terdorong ke set tekanan rendah.
kiri oleh gaya reaksi spring (3). Dengan demikian, beban
pemasangan spring (1) mencapai puncaknya, yang Oli bertekanan akibat langkah piston (2) dialirkan melalui jalur
menghasilkan set tekanan tinggi. (C) dan chamber (D).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

One-Touch Power Maximing System


a: Front pump PC-EPC valve drive signal
b: Rear pump PC-EPC valve drive signal
c: GND (solenoid valve)
d: CAN signal
e: 2-stage relief solenoid valve drive signal
f: Pressure sensor signal
g: One-touch power maximizing switch signal
h: Throttle signal
i: Fuel supply pump control signal
j: Sensor signals
1: Battery disconnect switch 17a: Servo piston
2: Battery 17b: LS valve
3: Battery relay 17c: PC valve
4: Fusible link 18: Rear pump
5: Fuse box 18a: Servo piston
6: Resistor for PC-EPC valve 18b: LS valve
7: Pump controller 18c: PC valve
8: Engine controller 19: Control valve
9: Machine monitor 19a: Self-pressure reducing valve
10: Pump secondary drive switch 19b: Merge-divider valve
11: Fuel control dial 19c: Travel junction valve
12: Fuel supply pump 19d: Main relief valve
13: Sensors 20: Front pump PC-EPC valve
14: One-touch power maximizing switch 21: Rear pump PC-EPC valve
15: Pressure sensor (front pump) 22: 2-stage relief solenoid valve
16: Pressure sensor (rear pump) 23: L.H. PPC valve (for arm and
17: Front pump swing operation)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

One-Touch Power Maximing System

Fungsi one-touch power maximizing system adalah fungsi yang secara temporer
meningkatkan kekuatan penggalian peralatan kerja. Beroperasi dalam mode P, E,
ATT/P, atau ATT/E.

Saat one-touch power maximizing switch (1) dari L.H. work equipment control lever
ditekan, fungsinya meningkatkan gaya penggalian maksimum peralatan kerja dengan
meningkatkan relief pressure pada main relief valve. Saat switch ditekan terus, fungsi
ini dibatalkan secara otomatis dalam waktu sekitar 8,5 detik.

Saat one-touch power maximizing system sekali sentuh dioperasikan, setiap elemen
mesin diatur sebagai berikut :

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PPC Lock System


a: PPC lock switch signal
b: PPC lock switch signal
c: Lock lever automatic lock cancel switch signal
d: PPC lock relay drive signal
e: PPC lock solenoid valve monitor signal
f: Pressure sensor signal
g: Pressure switch (service) signal

1: Battery disconnect switch


2: Battery
3: Battery relay
4: Fusible link
5: Fuse box
6: Starting switch
12: Control valve
7: Lock lever
12a: Merge-divider valve
8: PPC lock switch
12b: Self-pressure reducing valve
9: Pump controller
13: Main pump
10: PPC lock relay
14: Lock lever automatic lock
11: PPC lock solenoid valve
cancel switch
Fungsi PPC lock system adalah fungsi yang memblokir tekanan pilot ke setiap PPC valve untuk 15: L.H. PPC valve (for arm and
work equipment, travel, dan attachment untuk mencegah beroperasinya peralatan kerja dan mesin swing operation)
saat lock lever dalam posisi mengunci. 16: Travel PPC valve
17: R.H. PPC valve (for boom
and bucket operation)
Ketika lock lever condong ke posisi mengunci, PPC lock switch dimatikan, dan arus ke PPC lock 18: 1st-line attachment PPC
solenoid valve diblokir. PPC lock solenoid valve memblokir tekanan pilot ke setiap PPC valve. valve
Akibatnya, meskipun control lever atau pedal dioperasikan, peralatan kerja dan mesin tidak 19: Pressure sensor
beroperasi. 20: Pressure switch (service)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Attachment Oil Flow Adjustment System


a: Front pump PC-EPC valve drive
signal
b: Rear pump PC-EPC valve drive signal
16: Rear pump
c: GND (solenoid valve)
16a: Servo piston
d: CAN signal
16b: LS valve
e: Drive signal of the attachment circuit
16c: PC valve
selector solenoid valve
17: Control valve
f: EPC valve (attachment flow
17a: Self-pressure reducing valve
adjustment) drive signal
17b: Merge-divider valve
g: Pressure switch (service) signal
17c: Travel junction valve
h: Throttle signal
18: Attachment circuit selector
i: Fuel supply pump control signal
solenoid valve
j: Sensor signals
19: PPC lock solenoid valve
20: EPC valve (attachment flow
1: Battery disconnect switch
adjustment)
2: Battery
21: Front pump PC-EPC valve
3: Battery relay
22: Rear pump PC-EPC valve
4: Fusible link
23: Attachment circuit selector valve
5: Fuse box
(for high pressure)
6: Resistor for PC-EPC valve
24: Attachment circuit selector valve
7: Pump controller
(for low pressure)
8: Engine controller
25: Attachment
9: Machine monitor
26: Accumulator (attachment circuit,
10: Pump secondary drive switch
for high pressure)
11: Fuel control dial
27: Accumulator (attachment circuit,
12: Fuel supply pump
for low pressure)
13: Sensors
28: 1st-line attachment PPC valve
14: Pressure switch (service)
15: Front pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Attachment Oil Flow Adjustment System


Fungsi oil flow adjuster system untuk attachment adalah fungsi yang mengatur laju aliran yang disuplai ke attachment saat pedal kontrol attachment
ditekan hingga langkah penuh. Anda dapat menggunakan monitor mesin untuk mengatur laju aliran. Untuk detailnya, lihat Manual Pengoperasian
dan Pemeliharaan.

Karena rangkaian attachment berubah tergantung pada masing-masing mode kerja, pengoperasian attachment berubah seperti yang ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PPC (Propotional Pressure Control) Valve

Saat Netral
Saat dioperasikan
Saat direlease
Saat end stoke

AGF 21001255
PM PC210-10M0

1st-Line Attachment PPC Valve (With EPC Valve)


P: From the self-pressure reducing valve
P1: To the control valve (service valve 1
port)
P2: To the control valve (service valve 1
port)
T: To the hydraulic tank

1: Spool
2: Piston
3: Lever
4: Plate
5: Retainer
6: Body
7: EPC valve

Ketika arus sinyal (i) dari controller diterima, EPC output


pressure sebanding dengan besarnya arus dihasilkan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

1st-Line Attachment PPC Valve (With EPC Valve)

Coil is de-energized Coil is energized min Coil is energized max

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Selenoid Valve
A1: To PPC valve
A2: To control valve (port (PX1), (PX2))
A3: To swing motor (port (B))
A4: To travel motor (port (P))
A5: To control valve (port (PST))
A6: To 2-stage swing relief valve
A7: To swing stroke control solenoid valve
A8: To attachment circuit selector valve
(for machines ready for installation of
attachment)
T: To hydraulic tank

1: PPC lock solenoid valve


Solenoid valve
2: 2-stage relief solenoid valve
9: Valve spool
3: Swing parking brake solenoid valve
10: Sleeve
4: Travel speed increase solenoid valve
11: Block
5: Travel junction solenoid valve
12: Plug
6: 2-stage swing relief solenoid valve
7: Swing stroke control solenoid valve
Check valve
8: Attachment circuit selector solenoid
13: Plug
valve (for machines ready for installation
14: Plunger
of attachment

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Cara Kerja Selenoid Valve & Check Valve

De-energized (circuit blocked)

Energized (circuit interconnected)

Check Valve

1. Coil
2. Spool
3. Spring
4. Pin
1. Plunger
P : Inlet 2. Spring
A : Outlet
T : Tank P : Inlet
ACC : Accumulator

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Accumulator
SPECIFICATIONS OF PILOT CIRCUIT ACCUMULATOR
Gas used : Nitrogen gas
Quantity of gas 300 cc
Sealed gas pressure : 1.18 MPa {12 kg/cm2} (at a temperature of 80 ℃)
Maximum pressure used : 4.91 MPa {50 kg/cm2}

FUNCTION OF PILOT CIRCUIT ACCUMULATOR


Fungsi accumulator (pilot circuit) adalah fungsi yang mengakumulasi tekanan untuk
mengoperasikan control valve sebagai pilot pressure.

Meskipun mesin dimatikan, tekanan dari akumulator dapat mengoperasikan spool dari
control valve untuk menurunkan peralatan kerja pada kondisi di bawah ini.
 15 detik atau kurang setelah mesin dimatikan
 Saklar start dalam posisi ON.
 Lock lever dalam posisi bebas.
Keterangan :

1 : Gas plug
2 : Shell
3 : Poppet
4 : Holder
5 : Bladder
6 : Oil port

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing System
1: Swing circle
2: Swing machinery
3: Swing motor
4: Main pump
5: Control valve
6: Swing parking brake solenoid valve
7: 2-stage swing relief solenoid valve
8: Pressure sensor (left swing)
9: Pressure sensor (right swing)
10: Machine monitor
11: Swing lock switch
12: Left PPC valve
13: Pump controller
14: Swing parking brake cancel switch

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing control system


1: Battery disconnect switch
2: Battery
3: Battery relay
4: Fusible link
5: Fuse box
6: Swing parking brake cancel switch
7: Swing lock switch
8: Pump controller
9: Machine monitor
10: Service oil pressure switch
11: Pressure sensor (service)
12: Main pump
13: Control valve
13a: Self-pressure reducing valve
13b: Merge-divider valve
13c: Travel junction valve
14: Swing motor
a : Swing parking brake cancel switch signal 14a: 2-stage swing relief valve
b : Swing parking brake solenoid valve drive signal 15: Swing parking brake solenoid valve
c : CAN signal 16: 2-stage swing relief solenoid valve
d : Swing lock switch signal 17: L.H. PPC valve (for arm and swing operation)
e : 2-stage swing relief solenoid valve drive signal 18: R.H. PPC valve (for boom and bucket operation)
f : Pressure sensor signal 19: 1st-line attachment PPC valve
g : Pressure switch (service) signal

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing lock & swing brake function


Swing lock system (manual type) memungkinkan operator mengunci swing operation pada posisi apa pun dengan menyetel swing lock switch ke
posisi ON.
Swing parking brake (automatic) saling bertautan dengan swing operation untuk mencegah kegagalan operator mengunci swing system atau
hydraulic drift di lereng.

A : Right and left control levers or attachment control pedal is operated (swing parking brake is
canceled).
B : Right and left control levers or attachment control pedal is in NEUTRAL.
C : Swing parking brake is activated.
D : Approximately 5 seconds

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing parking brake control function


Jika abnormal controller atau masalah lain menghalangi
pengoperasian swing, putar swing parking brake cancel switch
(2) ke posisi CANCEL (a) untuk mengaktifkan pengoperasian
swing.

Saat swing parking brake dibatalkan, berhati-hatilah saat


Anda menghentikan operasi swing di lereng. hydraulic
drift dapat terjadi.

REMARK
Saat swing lock switch ON, swing parking brake
diaktifkan bahkan jika Anda memutar switch (2) ke
posisi CANCEL (a).

Swing parking brake cancel switch (2 adalah tipe


alternatif. Saat Anda memutar switch (2) ke posisi
a : Cancel (under abnormal condition) CANCEL (a), lampu pilot swing lock berkedip
b : Normal (under normal condition) pada machine monitor.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Quick warm up function

Saat anda memutar swing lock switch (1) ke ON, fungsi cut-off dibatalkan,
dan tekanan main relief pressure meningkat.

Mulai pengoperasian work equipment dengan tekanan main relief


pressure tinggi. Itu membuat suhu oli hidrolik naik dengan cepat, dan
waktu pemanasan dipersingkat.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing Motor
MA : From control valve (swing LEFT port)
MB : From control valve (swing RIGHT port)
B : From swing parking brake solenoid valve
S : From control valve (variable back pressure valve)
T : To hydraulic tank
PI : From 2-stage swing relief solenoid valve

1 : Reverse prevention valve


2 : 2-stage swing relief valve

SPECIFICATIONS OF SWING MOTOR


Type : KMF125ABE-6
Theoretical displacement : 125 cm3/rev
2-stage swing relief pressure : 28.4 MPa {290 kg/cm2}
2-stage swing relief flow rate (low-pressure setting) : 180 ℓ/min
2-stage swing relief flow rate (high-pressure setting) : 70 ℓ/min
Rated speed : 1706 rpm
Brake releasing pressure : 1.6 ± 0.4 MPa {16 ± 4 kg/cm2}

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Parking Brake Swing Motor


Swing brake aktif (De-
energized) Swing brake realase
(Energized)

AGF 21001255
PM PC210-10M0
2-stage swing relief
function
Fungsi ini mengurangi relief flow rate dengan mengubah
tekanan yang disetel dari 2-stage swing relief valve menjadi
lebih baik konsumsi bahan bakar.

Penurunan relief flow rate meningkatkan konsumsi bahan


bakar.
Set pressure VS flow
rate Time (sec) VS flow
rate

Set pressure 2-stage swing relief valve berubah tergantung pada


pilot pressure. Ketika pilot pressure terputus (A), low-pressure
setting tercapai, dan relief flow rate adalah 180 ℓ/min (Q1). Di sisi Grafik menunjukkan hubungan antara flow rate (C) yang diperlukan
lain, ketika pilot pressure is supplied (B), high-pressure setting untuk swing operation dan waktu. Perbedaan flow rate antara low-
tercapai, dan relief flow rate adalah 70 ℓ/min (Q2). pressure setting (A) dan high-pressure setting (B) is the loss reduction
area (Z) merupakan area pengurangan kerugian (Z) yang
P : Relief pressure 28.4 MPa {290 kg/cm2} berkontribusi pada peningkatan fuel consumption.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

2-Stage Swing Relief Valve


Fungsi ini mencegah kerusakan motor dengan membiarkan tekanan abnormal keluar dari sirkuit outlet motor.
Ketika operasi swing dihentikan, control valve menutup sirkuit saluran keluar, tetapi motor diputar oleh gaya inersia. Saat motor berputar, tekanan di
sirkuit outlet meningkat, mengakibatkan kerusakan pada motor.

When starting
swing

Saat anda mengoperasikan control lever ke KANAN, oli bertekanan dari pompa mengalir ke port (MA)
melalui control valve (6). Ketika tekanan di port (MA) meningkat, torsi awal dihasilkan, dan motor
mulai berputar. Oli bertekanan dari outlet motor kembali ke tangki hidrolik melalui port (MB) dan katup
kontrol (6).

Selama akselerasi swing, tekanan pilot dari 2-stage swing relief solenoid valve (7) diterapkan ke port
(PI), mengurangi relief flow rate.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

2-Stage Swing Relief Valve


When stopping
swing

Saat anda mengoperasikan control lever ke posisi NETRAL, pompa berhenti memasok oli
bertekanan ke port (MA). Karena control valve (6) menutup return circuit ke tangki hidrolik,
tekanan di port (MB), saluran keluar motor, meningkat. Pada saat ini, hambatan rotasi terjadi
pada motor, dan brake mulai bekerja.

Ketika tekanan di port (MB) melebihi di port (MA), itu mendorong shuttle valve (4). Port (MB)
terhubung ke ruang (C). Torsi pengereman tinggi bekerja pada motor, dan motor berhenti.

Tekanan dalam ruang (C) menjadi sama dengan atau lebih dari tekanan bantuan. Kemudian, oli
dikeluarkan dari 2-stage swing relief valve (1) ke dalam tangki hidrolik melalui port (S). Saat 2-
stage swing relief valve (1) sedang beroperasi, oli bertekanan dan oli bertekanan yang
dilepaskan dari port (S) disuplai ke port (MA) melalui suction valve (3). Akibatnya, terjadinya
kavitasi di port (MA) dapat dicegah.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

2-Stage Swing Relief Valve

Keterangan :

1 : Valve seat
2 : Valve
3 : Piston
4 : Spring
5 : Rod
6 : Spring
7 : Piston

FUNCTION OF 2-STAGE SWING RELIEF VALVE OF SWING MOTOR


2-stage swing relief valve mengontrol relief flow rate dengan mengubah beban pada ketinggian terpasang spring (4). Beban pada ketinggian
spring (4) yang terpasang berubah dengan menerima pilot pressure dari 2-stage swing relief solenoid valve.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

2-Stage Swing Relief Valve

Keterangan :

A : When pilot pressure is blocked (low-pressure setting)


B : When pilot pressure is supplied (high-pressure setting)
Q1 : 180 ℓ/min
Q2 : 70 ℓ/min
P : 28.4 MPa {290 kg/cm2}

When pilot pressure (PI) is cut off (low pressure setting)


Pilot pressure dari 2-stage swing relief solenoid valve diblokir. Ketika tekanan menjadi sama dengan atau lebih dari set pressure, valve (2) didorong
ke kanan untuk mengeluarkan oli.

When pilot pressure (PI) is supplied (high pressure setting)


Selama swing acceleration, pilot pressure (PI) dari 2-stage swing relief solenoid valve bekerja pada area penerima tekanan (d2 - d1). Pilot pressure
(PI) menggerakkan piston (7) ke kiri dengan jarak (a) terhadap spring (4). Set pressure untuk membuka katup (2) meningkat dengan kompresi spring
(4). Dengan demikian, relief flow rate menjadi lebih rendah dari nilai pada low-pressure setting.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing Motor Reverse Prevention Valve


MA : From control valve (swing LEFT port)
MB : From control valve (swing RIGHT port)
T1 : To hydraulic tank
T2 : To hydraulic tank

1 : Valve body
2 : Spool (MA side)
3 : Spring (MA side)
4 : Plug (MA side)
5 : Spool (MB side)
6 : Spring (MB side)
7 : Plug (MB side)

FUNCTION OF SWING MOTOR REVERSE PREVENTION VALVE


Reverse prevention valve mengurangi swing back struktur yang terjadi saat swing is
stopped. dihentikan. Faktor-faktor penyebab swing back suatu struktur adalah
sebagai berikut :
 Inertia struktur
 Backlash and rigidity of the machinery system
 Compressibility hydraulic oil

Pengurangan swing back mencegah kargo jatuh dan meningkatkan positioning


performance, yang efektif dalam mempersingkat cycle time.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Swing Motor Reverse Prevention Valve


Saat brake pressure terjadi di port
(MB) Saat reverse pressure pada motor terjadi di port
(MA)

Motor berputar terbalik dengan


tekanan tertutup yang
Saat swing dihentikan, dihasilkan di port (MB) (first
tekanan (MB) disuplai ke reverse rotation). Reverse
dalam ruang (d) melalui pressure dihasilkan di port
bagian cut-out (g). Spring (MA). Tekanan (MA) disupply ke
(6) dikompresi oleh selisih ruang (a). Spring (3) dikompresi
luas lingkaran spool (5) oleh selisih luas lingkaran spool
(diameter D1 > diameter (2) (diameter D3 > diameter D4)
D2) untuk menggerakkan untuk menggerakkan spool (2)
spool (5) ke kiri. Kemudian, ke kanan. Port (MA) dan ruang
port (MB) dan chamber (e) (b) terhubung. Port (b) dan port
dihubungkan. Karena (f) dihubungkan melalui drilled
tekanan (MA) sama dengan hole (h) dari spool (5). Melalui
atau kurang dari tekanan bagian ini, tekanan balik di port
spring (3), spool (2) tidak (MA) dilepaskan ke port (T). Ini
bergerak. Oli bertekanan mencegah terjadinya putaran
terperangkap. Alhasil, balik kedua.
braking force diamankan.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel System

Keterangan :

1: Control valve
2: Main pump
3: Fuel supply pump
4: Engine controller
5: Final drive
6: Travel alarm
7: Travel motor
8: Center swivel joint
9: Pressure sensor (front pump)
10: Pressure sensor (rear pump)
11: Travel junction solenoid valve
12: Travel speed increase solenoid valve
13: LS-EPC valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel System

Keterangan :

14: Machine monitor


15: Fuel control dial
16: Pump controller
17: Travel lever
18: Pressure sensor (right travel reverse)
19: Pressure sensor (right travel forward)
20: Travel PPC valve
21: Pressure sensor (left travel forward)
22: Pressure sensor (left travel reverse)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Control System


Keterangan :

a: Pressure sensor signal


b: CAN signal
c: LS-EPC
d: GND (solenoid valve)
e: Travel junction solenoid valve drive signal
f: Travel speed increase solenoid valve drive signal
g: Pressure sensor signal
h: Travel alarm activation signal
i: Throttle signal
j: Fuel supply pump control signal
k: Various sensor signals

1: Pump controller 12: Rear pump


2: Engine controller 12a: Servo piston
3: Machine monitor 12b: LS valve
4: Fuel control dial 12c: PC valve
5: Fuel supply pump 13: Control valve
6: Various sensors 13a: Self-pressure reducing valve
7: Pressure sensor (front pump) 13b: Merge-divider valve
8: Pressure sensor (rear pump) 13c: Travel junction valve
9: Pressure sensor 14: Travel motor
10: Travel alarm 15: Travel speed increase solenoid valve
11: Front pump 16: Travel junction solenoid valve
11a: Servo piston 17: LS-EPC valve
11b: LS valve 18: Travel PPC valve
11c: PC valve

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Speed Selector Function


Manual gear shift of travel
speed
Mengoperasikan travel speed selector switch mengubah travel motor capacity, memungkinkan perubahan travel speed. Anda dapat mengubah
travel speed dalam tiga level, Lo, Mi. and Hi.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Speed Selector Function


Automatic gear shift of travel
speed
Gear shift by engine speed
Saat engine speed disetel ke 1500 rpm atau lebih rendah dengan fuel control dial, travel speed saat machine traveling pada High speed level
secara otomatis berubah menjadi Mi. Namun, travel speed saat machine traveling Mi speed level tidak berubah menjadi Hi.

Gear shift by pump discharged pressure


Saat machine traveling Hi speed di bawah beban yang meningkat (pump discharged
pressure: 33.3 Mpa {340 kg/cm2} atau lebih) selama 0,5 detik atau lebih, kapasitas
motor gerak berubah. Kapasitas motor travel menjadi maksimum, dan kecepatan
travel berubah menjadi nilai Lo yang ditentukan. Namun, travel speed selector switch
tetap pada posisi Hi.

Ketika beban alat berat berkurang (pump discharged pressure : 19.6 MPa
{200kg/cm2} atau kurang) selama 0,5 detik atau lebih setelah perpindahan travel
speed otomatis, kapasitas motor travel berubah secara otomatis. Travel motor
capacity menjadi minimum, dan travel speed berubah ke nilai Hi yang ditentukan.

A : 14.7 MPa {150 kg/cm2}


B : 19.6 MPa {200 kg/cm2}
C : 0.5 seconds or more
D : 0.5 seconds or more

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Junction Function


Saat anda mengoperasikan travel lever, fungsi ini menilai apakah pengoperasian untuk travel lurus atau untuk steering dengan mendeteksi pilot
pressure.

Operasi travel lurus mengatur R.H. and L.H. travel motors flow rate yang hampir sama dengan mengirimkan sinyal ke travel junction solenoid valve.
Ini untuk mencegah travel deviation dan meningkatkan kinerja perjalanan lurus.

Operasi steering menyetel R.H. and L.H. travel motors untuk different flow rates dengan memblokir sinyal ke travel junction solenoid valve. Ini untuk
meningkatkan performa perjalanan selama steering.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Structure Travel Motor


L.H. travel motor
PA : From control valve (left travel forward port)
PB : From control valve (left travel reverse port)

R.H. travel motor


PA : From control valve (right travel reverse port)
PB : From control valve (right travel forward port)

Common to R.H. and L.H. travel motors


P : From travel speed increase solenoid valve
T : To hydraulic tank
B : Brake releasing pressure pickup port
MA : Oil pressure pickup port

SPECIFICATIONS OF TRAVEL MOTOR


Model : HMV120
Theoretical displacement (Min.) : 82 cm3/rev
Theoretical displacement (Max.) : 106.2 cm3/rev
Rated pressure : 37.3 MPa {380 kg/cm2}
Rated rotation speed (at Min. displacement) : 2565 rpm
Rated rotation speed (at Max. displacement) : 1315 rpm
Brake releasing pressure : 1.18 MPa {12 kg/cm2}
Travel speed selector pressure : 0.78 MPa {8.0 kg/cm2}

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Operation Of Travel Motor


Low-speed travel (Maximum swash
plate)
High-speed travel (Minimum swash
plate)

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Travel Motor Parking Brake


Parking Brake
Release
Parking Brake Aktif

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Counter Balance Valve


Counterbalance valve mencegah mesin overrunning oleh putaran motor yang disebabkan oleh gaya eksternal. Saat machine melaju menuruni
tanjakan, motor berputar karena berat alat berat itu sendiri. Dalam hal ini, lebih banyak oli hidraulik daripada control valve supplies. Counterbalance
valve menyesuaikan throttle outlet sesuai dengan tekanan oli di sisi saluran masuk.
Selama perjalanan tanah datar atau tanah Selama perjalanan
menanjak menurun

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Suction Safety Valve Of Travel Motor


Selama transisi ke perjalanan berhenti atau saat berkendara menuruni tanjakan, meskipun sirkuit tertutup, motor berputar dengan gaya eksternal.
Akibatnya, tekanan di sirkuit outlet menjadi tinggi. Suction safety valve memungkinkan oli hidraulik keluar dari sisi saluran keluar ke sisi saluran
masuk untuk menghindari kondisi tekanan yang terlalu tinggi. Set pressure : 27.5 MPa {280 kg/cm2}

Saat berhenti atau travel


menurun
Pengembalian travel lever ke NETRAL memblokir oli bertekanan dari travel valve, mengurangi
tekanan di dalam port (PA) dan chamber (A). Tekanan di ruang (A) turun di bawah tekanan
switching dari counterbalance valve. Kemudian, gaya reaksi spring (3) menggerakkan spool (2)
ke kiri, menghambat saluran pelepasan (C).

Karena motor terus berputar karena gaya inersia, tekanan pada sisi outlet meningkat. Oli
bertekanan sisi keluar mendorong check valve (4) dan melewati bagian cut-out (B) dari spool (2)
ke dalam suction safety valve (1).

Ketika tekanan menjadi sama dengan atau lebih


dari tekanan yang diatur dari suction safety valve
(1), poppet (5) terbuka. Kemudian, oli bertekanan
mengalir ke sirkuit di sisi saluran masuk.
Akibatnya, tekanan di sisi outlet berkurang.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Suction Safety Valve Of Travel Motor


Saat mulai travel atau normal
travel

Saat mengoperasikan travel lever, oli bertekanan dari travel valve menggerakkan
spool (2) ke kanan, membuka saluran outlet (C). Oli bertekanan mengalir dari port
outlet (MB) ke port (PB), memutar motor.

Oli bertekanan di sisi inlet mendorong check valve (6) dan mengalir ke orifice (D).
Karena oli bertekanan ditekan di lubang (D), perbedaan tekanan antara sisi
masuk dan sisi keluar meningkat. Akibatnya, gaya traksi menjadi lebih besar.

AGF 21001255
PM PC210-10M0
• PPC Oil Pressure Switch

Terdapat 8 buah PPC pressure switch di
dalam system hydraulic.
Pressure switch ini berfungsi untuk
memonitor kerja dari PPC lever.
• Bila PPC digerakkan, maka pressure dari
SPR akan menekan pressure switch,
sehingga kedua contactor di pressure
switch akan menjadi berhubungan.
• Kemudian pressure switch tersebut akan
memberikan informasi ke pump controller
bahwa PPC lever sedang digerakkan.
• Pressure switch PPC akan aktif apabila
mendapatkan tekanan oli sebesar 5
kg/cm2.
• Namun bila pressure PPC turun di bawah 3
kg/cm2, maka PPC pressure switch akan
direset menjadi OFF (Contactor terputus).

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Pump pressure sensor ini terpasang di input dari control valve.


• Pressure sensor ini akan berfungsi untuk merubah pressure
menjadi voltage dan mengirimkan signalnya menuju ke pump
controller.
• Seperti ditunjukkan pada gambar di atas,
Pressure oli akan masuk menuju ke sisi input dari sensor.
• Sehingga diagfrahma akan mengalami deformasi dan merubah
resistance dari pressure sensor.
• Hal ini terjadi karena perubahan ouput voltage yang dikirimkan
menuju kecontroller.
• Hubungan antara oil pressure dengan voltage yang dikirimkan ke
controller ditunjukkan seperti gambar grafik di atas.
• Bila pump pressure mengalami kenaikan, maka output voltage
yang menuju ke controller akan semakin meningkat.
• Untuk aplikasinya sensor yang mempunyai setting rendah ini
dipakai untuk pressure sensor SPR.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Untuk yang high pressure sensor, hubungan antara pump


pressure dengan output voltage yang
akan diterima oleh controller.
• Untuk aplikasinya dipakai untuk pump pressure sensor,
untuk memonitor actual pressure dari main
pump

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Under Carriage

Keterangan :

1 : Front guard
2 : Track frame
3 : Track shoe
4 : Carrier roller
5 : Final drive
6 : Track roller
7 : Center guard
8 : Idler cushion
9 : Idler

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Periodical Service

AGF 21001255
PM PC210-10M0

MAINTENANCE
WHEN REQUIRED SCHEDULE
CHECKING, CLEANING AND REPLACING AIR CLEANER
CLEANING INSIDE OF COOLING SYSTEM
CHECKING LOOSENESS AND TIGHTENING TRACK SHOE BOLTS
CHECKING AND ADJUSTING TRACK TENSION
REPLACING BUCKET TEETH (VERTICAL PIN TYPE)
REPLACING BUCKET TEETH (HORIZONTAL PIN TYPE)
ADJUSTING BUCKET CLEARANCE
CHECKING WINDOW WASHER FLUID LEVEL, ADDING FLUID
CHECKING AND MAINTENANCE AIR CONDITIONER
WASHING WASHABLE FLOOR
CHECKING GAS SPRING
BLEEDING AIR FROM HYDRAULIC CIRCUIT

AGF 21001255
PM PC210-10M0

EVERY 100 HOURS MAINTENANCE


LUBRICATING WORK EQUIPMENT

EVERY 250 HOURS MAINTENANCE


CHECKING BATTERY ELECTROLYTE LEVEL
CHECKING AND ADJUSTING AIR CONDITIONER COMPRESSOR BELT TENSION

EVERY 500 HOURS MAINTENANCE


LUBRICATING WORK EQUIPMENT
CHANGING OIL IN ENGINE OIL PAN, REPLACING ENGINE OIL FILTER CARTRIDGE
REPLACING FUEL PREFILTER CARTRIDGE
REPLACING ADDITIONAL FUEL PREFILTER CARTRIDGE
REPLACING FUEL TANK BREATHER ELEMENT
CHECKING SWING PINION GREASE LEVEL, ADD GREASE
LUBRICATING SWING CIRCLE
CHECKING AND CLEANING RADIATOR FINS, OIL COOLER FINS, AFTERCOOLER
FINS, FUEL COOLER FINS, AND AIR CONDITIONER CONDENSER FINS
CLEANING AIR CONDITIONER FRESH/RECIRC FILTERS
CHECKING OIL LEVEL IN SWING MACHINERY CASE, ADDING OIL
CHECKING OIL LEVEL IN FINAL DRIVE CASE, ADDING OIL
AGF 21001255
PM PC210-10M0

EVERY 1000 HOURS MAINTENANCE


REPLACING HYDRAULIC OIL FILTER ELEMENT
CHANGE OIL IN SWING MACHINERY CASE
CHECKING AND ADDING OIL IN DAMPER CASE
REPLACING FUEL MAIN FILTER CARTRIDGE
CHECKING ADDITIONAL WATER SEPARATOR AND CLEANING CASE
CHECKING ALL TIGHTENING POINTS OF ENGINE INTAKE PIPE CLAMPS
CHECKING AND RELEASING NITROGEN GAS CHARGE PRESSURE IN ACCUMULATOR (FOR BREAKER)
REPLACING HYDRAULIC TANK BREATHER ELEMENT
CHECKING FAN BELT TENSION AND REPLACING FAN BELT

EVERY 2000 HOURS MAINTENANCE


CHANGING OIL IN FINAL DRIVE CASE
CLEANING HYDRAULIC TANK STRAINER
CHECKING AND RELEASING NITROGEN GAS CHARGE PRESSURE IN ACCUMULATOR (FOR CONTROL
CIRCUIT)
CHECKING ALTERNATOR
CHECKING AND ADJUSTING ENGINE VALVE CLEARANCE

AGF 21001255
PM PC210-10M0

EVERY 4000 HOURS MAINTENANCE


REPLACE DEFINED LIFE PARTS
CHECKING WATER PUMP
CHECKING VIBRATION DAMPER
CHECKING STARTING MOTOR
REPLACING ACCUMULATOR (FOR CONTROL CIRCUIT)
CHECKING AIR CONDITIONER COMPRESSOR OPERATION
CHECKING FOR LOOSENESS OF ENGINE HIGH-PRESSURE PIPING CLAMP, HARDENING OF RUBBER
CHECKING FOR MISSING FUEL SPRAY PREVENTION CAP, HARDENING OF RUBBER.
REPLACING RADIATOR CAP
REPLACING COOLANT FILTER CARTRIDGE
CHANGING COOLANT

EVERY 5000 HOURS MAINTENANCE


CHANGING OIL IN HYDRAULIC TANK
EVERY 8000 HOURS MAINTENANCE
REPLACING ENGINE HIGH-PRESSURE PIPING CLAMP
REPLACING FUEL SPRAY PREVENTION CAP

AGF 21001255
PM PC210-10M0

PROGRAM PEMERIKSAAN MESIN


Engine Low Idle: Putaran engine terendah tanpa beban.
Engine Hgh Idle:Putaran engine tertinggi tanpa beban.
Rated speed: Putaran engine tertinggi pada saat horse power maksimum.
Stall speed:Putaran engine tertinggi pada saat beban maksimum.
Brake Performance:Pemeriksaan performance atau fungsi brake.
Blowby pressure:Tekanan udara yang adadi ruang oli pelumas atau crankcase.
Boost pressure:Tekanan udara yang ada di intake manifold.

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Program Pemeriksaan Mesin

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

AGF 21001255
PM PC210-10M0

Terima Kasih

AGF 21001255

Anda mungkin juga menyukai