LINIER
Pada penelitian sering kali kia ingin mengeahui hubungan anara dua variabel
yang berjenis numerik, misalnya hubungan bera badan dengan ekanan darah, hubungan
umur dengan kadar Hb, dan lain sebagainya. Dari hubungan anara dua variabel numerik
dapa dihasilkan dua jenis yaiu deraja aau keeraan hubungan, digunakan korelasi.
Semenara iu bila ingin mengeahui benuk hubungan anara dua variabel, digunakan
analisis regresi linier.
KORELASI
Uji korelasi berfungsi unuk mengeahui hubungan dua variabel yang hanya bersifa
numerik. Misalnya apakah hubungan usia dengan denyu nadi mempunyai deraja yang
kua aau lemah dan apakah kedua benuk variabel ersebu berpola positif aau negatif.
Secara sederhana dua variabel dapa diliha dari diagram ebar/pencar (Scatter
Diagram ebar ini berupa grafik yang menunjukkan titik-titik perpoongan nilai daa dari
Plo).
dua variabel (X dan Y). Pada umumnya dalam grafik, variabel independen (X) dileakkan
pada
garis horizonal, sedangkan variabel dependen (Y) pada garis
vertikal.
Deraja keeraan hubungan (kua lemahnya hubungan) dapa diliha dari ebaran
daanya. Semakin rapa ebarannya, maka semakin kua hubungannya, dan sebaliknya
jika semakin menyebar ebarannya maka semakin lemah hubungannya.
Unuk mengeahui lebih epa deraja hubungan dua variabel digunakan Koefisien
Korelasi Pearson Produc Momen aau Koefisien Korelasi yang disimbolkan dengan
huruf r (huruf kecil).
Keterangan:
r = koefisien korelasi
ƩXY = jumlah hasil kali nilai variabel X dengan variabel
Y ƩX = jumlah nilai variabel X
ƩY = jumlah nilai variabel Y
ƩX2 = jumlah nilai variabel X
kuadraƩY2 = jumlah nilai variabel
Y kuadran = jumlah sampel
Nilai korelasi (r) berkisar 0 s.d. 1 aau bila dengan diserai arahnya nilainya anara –1 s.d.
+1.
Menurut Colton Kekuatan hubungan dua variabel dapat dibagi menjadi empat:
dua variabel. Selnajunya dilakukan uji hipoesis unuk mengeahui apakah hubungan
anara dua variabel erjadi secara signifikan aau hanya kebeulan dari random sampel (by
chance).
Ada dua cara yaiu dengan membandingan nilai r hiung dengan nilai r pada abel,
aau dengan pengujian pendekaan disribusi .
n− 2
t=
r √−1 r2
df = n-2
n = jumlah sampel
jika hiung ¿ abel maka hasilnya
signifikan
jika hiung ¿ abel maka hasilnya tidak
signifikan
Y=a+
bx
n∑ XY− (∑ X
b=
∑Y ) n∑ X 2
− ¿¿
´ ∑ y − b ∑x y
a=
´ n
Keterangan : a= Y− b.X
Y = Variabel Dependen
X = Variabel
Independen
a = Inercep ,
perbedaan besarnya
raa-raa variabel Y
ketika variabel X = 0
b = Slope , perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah
sau uni pengukuran
BB : 50 70 56 64 66 73 74 78 83 85
(X) TD : 115 130 130 125 134 134 140 138 145 145
(Y)
a) Hiung
korelasi
179.256− (1.336 )
2
]
938.260 − 933.864
¿
√ ( 499.910 − 488.601 ) (1 .79 2 .5 60 − 1 .78 4 .8 96 )
¿ 4.396
= 4.396 = 4.396 = 0,47
√ 11.309 × 7.664 √ 86.672.176 9.309,78
Interpretasi
:
Hubungan bera badan dengan ekanan darah pekerja diperusahaan X menunjukkan
hubungan yang sedang (0,47), dan berpola linier positif sempurna artinya semakin
berambah bera badan, maka semakin tinggi ekanan darahnya.
938.260 − 933.864
b= = 4.396 = 0,38
499.910 − 488.601 11.309
a = ∑ y −nb ∑x y
a= ( )
1.336
10
− (0,38
)
( 699
10 8
= 133,6 − 0,38 (69,9 )= 107,03
)
Y = a + bx
Y = 107,038+ (0,38 ) (80 )
¿ 107,038 +30,4 = 137,438
Interpretasi :
Penduduk yang berusia 80 ahun diprediksi ekanan darahnya adalah
137,438.
DAFTAR PUSTAKA