Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

Definisi operasional
TATANAN 1 KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI

Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan


Jelsi Natalia Marampa

kemenkopmkri @kemenkopmk @kemenko_pmk kemenkopmk Kemenkopmk.go.id


TATANAN 1
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI
• Indikator pokok 17
• indikator pendukung 61

78 Indikator
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Nilai capaian Indeks


Pencapaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kabupaten/Kota Keluarga Sehat (IKS) di
Kabupaten/Kota dalam
tahun berjalan (KB,
Renstra Kemenkes,
Persalinan di fasyankes,
data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
1 a. IKS ≥ 0.8 100 IDL, ASI, Bayi dipantau
atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
berat badan,TB,
yang relevan
Hipertensi, Ganguan
Jiwa, Tidak Merokok,
b. IKS < 0.8 0 JKN. Akses Sanitasi,
Akses Air Bersih).

Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) Nilai target capaian


Angka Kematian Ibu Renstra Kemenkes,
(AKI) Kab/Kota dalam data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
2 a. mencapai target 100
tahun berjalan (Tahun atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
2022 = 205, 2023 = 194, yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2024 =183)

Angka Kematian Bayi (per 1.000 KH) Nilai target capaian


Angka Kematian Bayi Renstra Kemenkes,
(AKB) Kab/Kota dalam data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
3 a. mencapai target 100
tahun berjalan (Tahun atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
2022 = 18.6, 2023 = yang relevan
b. tidak mencapai target 0 17.6, 2024 = 16)
Prevalensi Stunting pada balita Capaian Prevalensi
Renstra Kemenkes,
Stunting di Kab/Kota laporan Bappeda, Dinas
a. mencapai target 100 data statistik nasional
4 dalam tahun berjalan KB, Tim Percepatan
atau sumber lainnya
(Tahun 2022 =18.4, 2023 Penurunan Stunting
b. tidak mencapai target 0 yang relevan
= 16, 2024 = 14)
Kejadian Keracunan Pangan dalam 2 tahun terakhir Renstra Kemenkes,
Angka kejadian
data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
5 a. Tidak ada Kejadian 100 keracunan pangan
atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
dalam 2 tahun terakhir
b. Ada Kejadian 0 yang relevan
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) dalam mendukung indikator)
Jumlah ODHIV ( Orang Dengan
HIV) baru mulai ART
( Antiretroviral Therapy) dibagi
ODHIV baru ditemukan dikali
100% berdasarkan periode tahun
Persentase orang dengan HIV (ODHIV ) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ARV
berjalan.

Angka ini menggambarkan


temuan kasus HIV disuatu
wilayah pada waktu tertentu.

Hasil dari Orang Dengan HIV


( ODHIV )baru mulai ART dibagi
a. ≥ 90% (target thn 2022 ) 100 ODHIV baru ditemukan dikali SIHA ( Sistem Informasi HIV Laporan per bulan atau triwulan
6 100%, jika di ≥ 90% maka dia AIDS) atau semester bulanan
mencapi TARGET 100%

Hasil dari Orang Dengan HIV


( ODHIV )baru mulai ART dibagi
ODHIV baru ditemukan dikali
b. 80% - 90 % ( target thn 2022) 50
100%, jika di antara 80%-90%
maka dia mencapi target
SEDANG (50%)

Hasil dari Orang Dengan HIV


( ODHIV )baru mulai ART dibagi
c. < 80% ( target thn 2021) 0 ODHIV baru ditemukan dikali
100%, jika di antara < 80%,
artinya belum mencapi target

Insidensi TBC (per 100.000 penduduk) Jumlah kasus baru dan kambuh
Renstra Kemenkes, data
pada populasi dikali 100.000 laporan Dinas Kesehatan
7 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
penduduk (Tahun 2022 = 231, Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
2023 = 211, 2024 = 190)
b. tidak mencapai target 0

Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun Target persentase penduduk usia
10-18 tahun yang merokok di Renstra Kemenkes, data
laporan Dinas Kesehatan
8 a. mencapai target 100 Kab/Kota dalam tahun berjalan statistik nasional atau sumber
Kabupaten/Kota
(Tahun 2022 = 8.9, 2023 = 8.8, lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2024 = 8.7)

Telah menerima sertifikat eliminasi malaria


Kab/Kota telah menerima Renstra Kemenkes, data
laporan Dinas Kesehatan
9 a. Sudah menerima 100 sertifikat eliminasi malaria dalam statistik nasional atau sumber
Kabupaten/Kota
tahun berjalan lainnya yang relevan
b. Belum menerima 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Angka kesakitan Dengue


Angka kesakitan Dengue di
Renstra Kemenkes, data
Kab/Kota dalam tahun berjalan laporan Dinas Kesehatan
10 a. Kurang dari 10 per 100.000 penduduk 100 statistik nasional atau sumber
(Kurang dari 10 per 100.000 Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
penduduk)
b. Lebih dari 10 per 100.00 penduduk 0

Persentase kasus kusta baru tanpa cacat Jumlah kasus kusta baru yang
tidak memiliki kelainan sensorik
maupun anatomis pada wilayah
Renstra Kemenkes, data
a. mencapai target 100 dan waktu tertentu dibagi jumlah laporan Dinas Kesehatan
11 statistik nasional atau sumber
seluruh penderita kusta Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
(PB+MB) baru yang ditemukan
b. tidak mencapai target 0 pada wilayah dan kurun waktu
yang sama dikali 100%

Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama terakreditasi


Renstra Kemenkes, data
Persentase Fasilitas Kesehatan laporan Dinas Kesehatan
12 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
Tingkat Pertama terakreditasi Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0

Persentase Fasyankes yang terakreditasi


Renstra Kemenkes, data
Persentase rumah sakit yang laporan Dinas Kesehatan
13 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
terakreditasi Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0

a) RPJMD/Renstra
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Energi (AKE) 2100 Kkal/kap/hari Provinsi/Laporan Rencana
Susunan beragam pangan Aksi Daerah-Pangan dan Gizi
berdasarkan proporsi (RAD-PG)
keseimbangan energi dari 9 b) Skor PPH diperoleh dengan
(sembilan) kelompok pangan mengalikan %AKE dengan Laporan analisis konsumsi
dengan mempertimbangkan segi bobot masing-masing pangan di kabupaten dan kota;
14 a. ≥ 90.0 100 daya terima, ketersediaan kelompok pangan, Skor AKE atau Direktori Konsumsi Pangan
pangan, ekonomi, budaya dan dibandingkan dengan Skor di Kabupaten dan Kota
agama. Maksimum/Ideal (jika skor Periode dokumen: Tahunan.
Pencapaian skor PPH akan AKE > skor Maks, Skor PPH =
mendukung penduduk dapat skor Maks, dan sebaliknya)
hidup sehat, aktif dan produktif Sumber data: Dinas yang
b. < 90.0 0 menangani ketahanan pangan
di kabupaten dan kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan DO setiap (diisi dengan sumber perolehan data setiap (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK
indikator) indikator) mendukung indikator)

a) Data yang diolah:


Persentase pangan segar yang memenuhi syarat keamanan pangan - Target Pengawasan di Peredaran yaitu:
Persentase PSAT yang memenuhi
persyaratan keamanan dan mutu pangan
ditetapkan sebesar 85% (T)
- Jumlah pengawasan dalam bentuk
jumlah contoh/sampel yang diambil (N)
Persentase pangan segar
- Hasil Pengawasan dalam bentuk jumlah Laporan pengawasan
mencerminkan kondisi
sampel/contoh yang memenuhi keamanan dan mutu pangan
15 a. ≥ 85% 100 pangan segar yang beredar
persyaratan Keamanan Pangan (P) segar di kabupaten dan kota
dari aspek keamanan
b) Capaian Pengawasan di Peredaran: Periode dokumen: Tahunan.
pangan
Realisasi PSAT yang memenuhi
Persyaratan Keamanan dan Mutu pangan
di peredaran:
(Y) = P/N x 100%
Sumber data: Dinas yang menangani
b. < 85% 0 ketahanan pangan/pangan di kabupaten
dan kota

Persentase penurunan jumlah desa/kelurahan rentan rawan pangan a) UU NO 18/2012 (Pangan), PP 17/2015
(Ketahanan Pangan dan Gizi), Keputusan
Penurunan jumlah
Menteri Dalam Negeri No. 050-5899
desa/kelurahan rentan
Tahun 2021,
rawan pangan (dari tahun
RPJMD/Renstra Kabupaten/Kota Peta Ketahanan dan
sebelumnya) terhadap total
b) Persentase penurunan jumlah Kerentanan Pangan (Food
desa/kelurahan dikalikan
desa/kelurahan rentan rawan pangan Security and Vulnerability
16 a. ≥ 1 % 100 100% yang dihasilkan dari
dihitung dari penurunan jumlah Atlas - FSVA) di Kabupaten
peta ketahanan dan
desa/kelurahan rentan rawan pangan dan Kota; Periode dokumen:
kerentanan pangan (Food
(dari tahun sebelumnya) terhadap total Tahunan
Security and Vulnerability
desa/kelurahan dikalikan 100%;
Atlas - FSVA)
Sumber data: Dinas yang menangani
Kabupaten/Kota
ketahanan pangan/pangan di kabupaten
b. <1 % 0 dan kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Kabupaten/kota yang menerapkan


kebijakan Germas dengan kriteria:
Memiliki kebijakan Germas sesuai
dengan Inpres No.1 Tahun 2017
(melaksanakan 5 kluster germas)
dan atau kebijakan berwawasan
Kab/Kota yang menerapkan kebijakan GERMAS dengan kriteria : memiliki kesehatan Melaksanakan
kebijakan GERMAS dan melaksanakan penggerakan masyarakat dalam penggerakkan masyarakat dalam
mendukung 5 klaster GERMAS minimal 3 kali dalam setahun mendukung 5 kluster Germas
minimal 3 kali setahun, dengan Ketersediaan data: Peraturan
17 melibatkan lintas sektor, pendidikan - Kebijakan Daerah/Gubernur/Bupati/
sekolah), Upaya Kesehatan berwawasan Walikota, Surat Edaran,
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Kesehatan SK/kebijakan yang
dan atau - Adanya penggarakan berwawasan Kesehatan
mitra potensial. masyarakat Laporan dan dokumentasi
- Aplikasi web program kegiatan penggerakan
prioritas nasional masyarakat
Kabupaten/kota menerapkan promkes yang dapat Penganggaran
a. Ya 100
Germas bila memiliki diakse di pelaksanaan kegiatan
regulasi terkait Germas, dan https://promkes.kemke Germas di dokumen
b. Tidak 0 s.go.id/promkes_priorit anggaran pemerintah
melaksanakan 2 dari 3
as/med_mci_si12/web/ daerah
kegiatan berikut:

1. Melaksanakan kampanye Germas


tema prioritas
2. Memiliki kegiatan skrining
kesehatan di tempat kerja
3. Memiliki kegiatan pembinaan
kesehatan tradisional
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

18 Persentase penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Fasyankes

a. > 80% 100 Jumlah fasyankes yang menerapkan Renstra Kemenkes, data
kawasan tanpa rokok dibagi jumlah statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
b. 50 - 80% 50
fasyankes yang ada di Kab/Kota dikali sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 25 - 49.99% 25 100% relevan

d. < 25% 0

19 Rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit terhadap jumlah penduduk yang dilayani

a. ≤ 1000 penduduk 100 Permenkumham No


Tingkat ketersediaan tempat tidur rumah
34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
sakit dibandingkan jumlah penduduk
Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 1000 - ≤ 5000 penduduk 50 yang dilayani dalam tahun berjalan
HAM >>> standar WHO

c. > 5000 penduduk 0

20 Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk yang dilayani

a. ≤ 16.000 penduduk 100 Permenkumham No


Tingkat ketersediaan puskesmas
34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
dibandingkan jumlah penduduk yang
Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 16.000 - ≤ 20.000 penduduk 50 dilayani dalam tahun berjalan
HAM >>> standar WHO

c. > 20.000 penduduk 0

21 Rasio puskesmas pembantu terhadap jumlah penduduk yang dilayani

a. ≤ 1500 penduduk 100 Tingkat ketersediaan puskesmas Permenkumham No


pembantu dibandingkan jumlah 34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
penduduk yang dilayani dalam tahun Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 1500 - ≤ 2000 penduduk 50 berjalan HAM >>> standar WHO

c. > 2000 penduduk 0


Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 6 kali (K6)

a. > 50% 100 Jumlah ibu hamil yang memperoleh


pelayanan antenatal K6 Renstra Kemenkes, data
sesuai standar di satu wilayah kerja pada statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
22 b. 25 - 50% 50
kurun waktu tertentu dibagi Jumlah sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
seluruh ibu hamil di wilayah dan dalam relevan
c. 1 - 25% 25 kurun waktu yang sama dikali 100%

d. 0 % 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap

a. > 86% 100 Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan


neonatal sesuai dengan standar,minimal 3 kali yaitu pada Renstra Kemenkes, data
usia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
23 b. 50 - 86% 50
− 28 hari di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
dibagi Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah relevan
c. 25 - 49.99% 25 kerja pada kurun waktu yang sama dikali 100%

d. < 25% 0

Persentase balita dipantau pertumbuhan dan perkembangan

a. > 80% 100


Renstra Kemenkes, data
Persentase balita dipantau pertumbuhan dan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
24 b. 70 - 80% 50
perkembangan di Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
relevan
c. 50 - 69.99% 25

d. < 50% 0

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat


imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis Hepatitis B pada
usia 0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
dosis Polio suntik (IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1
dosis Campak Rubela (MR) di satu wilayah dalam kurun
waktu 1 tahun

Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin


Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11
a. > 80% 100 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
bulan >80% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
25
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11
b. 70 - 80% 50 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
bulan 70-80% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11
c. 50 - 69.99% 25 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
bulan 50-69.99% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11
d. < 50% 0 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
bulan <50% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan remaja

a. > 60% 100


Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan
Renstra Kemenkes, data
kesehatan remaja
b. 50 - 59.99% 50 statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
26 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu
relevan
c. 40 - 49.99% 25 yang sama dikali 100%

d. < 40% 0

Persentase puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan SANTUN LANSIA

a. > 40% 100 Renstra Kemenkes, data


Persentase puskesmas yang menyelenggarakan
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
27 b. 30 - 40% 50 pelayanan kesehatan SANTUN LANSIA di Kab/Kota
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
dalam Tahun berjalan
c. 20 - 29.99% 25 relevan

d. < 20% 0

Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif

a. > 80% 100 Renstra Kemenkes, data


Persentase Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif di statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
28 b. 60 - 80% 50
Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 40 - 59% 25 relevan

d. < 40% 0

Persentase ibu hamil KEK


Renstra Kemenkes, data
a. < 10% 100
Persentase ibu hamil KEK di Kab/Kota dalam tahun statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
29
berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. 10 - 20% 50
relevan
c. > 20% 0

Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif


Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
Renstra Kemenkes, data
a. > 60% 100 eksklusif
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
30 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. 40 - 59% 50 Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang dilakukan recall
relevan
dikali 100%
c. < 40% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase balita yang mengikuti program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan Jumlah anak balita 12 − 59
bulan yang mendapat vitamin
a. > 90% 100 A 200.000 SI Renstra Kemenkes, data
di suatu wilayah kerja pada statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
31 b. 71- 90% 50
kurun waktu tertentu dibagi sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 50 - 70% 25 Jumlah anak balita 12 − 59 relevan
bulan pada wilayah dan kurun
d. < 50% 0 waktu yang sama dikali 100%

Prevalensi Obesitas pada Balita


Renstra Kemenkes, data
a. < 8% 100 Prevalensi Obesitas pada
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
32 Balita di Kab/Kota dalam tahun
b. 8 - 10% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
berjalan
relevan
c. > 10% 0

Prevalensi Obesitas pada Anak Usia Sekolah


Renstra Kemenkes, data
Prevalensi Obesitas pada
a. < 8% 100 statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
33 Anak Usia Sekolah di
b. 8 - 10% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Kab/Kota dalam tahun berjalan
relevan
c. > 10% 0
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dan ditindaklanjuti
jumlah puskesmas yang
a. > 80% 100 Renstra Kemenkes, data
melaksanakan pelayanan
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
34 b. 60 - 80% 50 kesehatan lingkungan dan
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
ditindaklanjuti di Kab/Kota
c. 40 - 59.99% 25 relevan
dalam tahun berjalan
d. < 40% 0
Capaian target Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang laik Higiene Sanitasi
Pangan
Renstra Kemenkes, data
a. > 90% 100 Jumlah PP yang laik Higiene
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
35 Sanitasi Pangan di Kab/kota
b. 70 - 90% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
dalam tahun berjalan
relevan
c. 50 - 69 % 25
d. < 50% 0
Capaian target Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi TPP
a. > 70% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah TPP Sertifikasi Laik
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
36 b. 51 - 70% 50 Higiene Sanitasi di Kab/Kota
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 20 - 50 % 25 dalam tahun berjalan
relevan
d. < 20% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase Penataan Sentra Pangan Jajanan
a. > 50% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Penataan Sentra Pangan Jajanan di statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
37 b. 25 - 50% 50
Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 1 - 25% 25 relevan

d. 0 % 0
Desa / kelurahan sehat iklim Renstra Kemenkes, data
Kabupaten/Kota memiliki Desa / kelurahan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
38 a. Memiliki 100
sehat iklim sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak memiliki 0 relevan

Rumah Sakit dan Puskesmas telah mengelola limbah medis sesuai standar
a.Ya, ≥ 80% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas telah
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
39 b.Ya, 60% - 79% 75 mengelola limbah medis sesuai standar di
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Kab/Kota dalam tahun berjalan
c.Ya, 40% - 59% 50 relevan

d. Ya, <40% 25
Melakukan pengolahan limbah B3 di Fasyankes secara mandiri atau kerjasama dengan pihak ke-3 berizin Jumlah fasyankes Melakukan pengolahan Renstra Kemenkes, data
limbah B3 secara mandiri atau kerjasama statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
40 a. Ada 100
dengan pihak ke-3 berizin di Kab/Kota pada sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak ada 0 tahun berjalan relevan
Rumah sakit dan Puskesmas telah memenuhi persyaratan kesling sesuai standar IKL Rumah Sakit
Puskesmas dan intervensi perbaikan
a.Ya, ≥ 80% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Rumah sakit dan Puskesmas telah
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
41 b.Ya, 50% - 79% 75 memenuhi persyaratan kesling sesuai
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
standar IKL di Kab/Kota pada tahun berjalan
relevan
c.Ya, 20% - 49% 50
d.Ya, tapi hanya < 20% 25

Jumlah pemberian oralit dan zinc 100% Renstra Kemenkes, data


pada balita penderita diare dibagi jumlah statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
Persentase pemberian oralit dan zinc 100% pada balita penderita diare
balita penderita diare di kab/kota pada tahun sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
43 sebelumnya dikali 100% relevan

a. > 80% 100


b. < 80% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Jumlah layanan yang Renstra Kemenkes,


komprehensif (mampu testing, data statistik
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan mampu test dan pengobatan HIV dan laporan Dinas Kesehatan
pengobatan dan layanan nasional atau
Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Kabupaten/Kota
PIMS) dibagi jumlah sumber lainnya
44
Fasyankes dikali 100% yang relevan

a. > 70% 100


b. 50 - 70% 50
c. < 50% 0
Pasien yang sembuh ditambah
Renstra Kemenkes,
pasien yang berobat lengkap
data statistik
dibagi pasien yang diobati laporan Dinas Kesehatan
Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC nasional atau
dikali100% pada cohort Kabupaten/Kota
sumber lainnya
penemuan kasus tahun
yang relevan
sebelumnya
45
a. > 90% 100
b. 85 - 89% 50
c. 50 - 84% 25
d. < 50% 0
Jumlah penderita Diabetes
Persentase penderita Diabetes Melitus (DM) yang mendapatkan pelayanan kesehatan Melitus (DM) yang melakukan
sesuai standar pemeriksaan gula darah dan
minum obat secara teratur
46
a. > 80% 100
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Jumlah penderita hipertensi yang


Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar melakukan pengukuran tekanan
darah dalam tiga bulan berturut-turut
47 a. > 80% 100

b. 50 - 80% 50

c. < 50% 0

Ada-tidaknya regulasi dan


Keberadaan pelarangan iklan rokok penegakan larangan iklan rokok di
wilayah kabupaten/kota

48 a. Adanya regulasi dan penegakan larangan iklan rokok di wilayah kabupaten /


100
kota
b. Adanya regulasi tapi belum ada penegakan larangan iklan rokok di wilayah
50
kabupaten/kota
c. Tidak ada regulasi larangan iklan rokok 0

Angka Bebas Jentik (ABJ)


Jumlah rumah/bangunan bebas
49 a. ≥ 95% 100 jentik dibagi dgn jumlh rmh/ e-Silantor E-Silantor
bangunan yg diperiksa dikali 100%
b. < 95% 0

Indeks habitat anopheles

a. <1% 100 Jumlah habitat yg positif jentik


50 Anopheles dibagi dg seluruh habitat e-Silantor e-Silantor
b. 1% - 5% 50 yg diperiksa dikatakan 100%
c. >5% 0

Pencapaian indikator Annual Parasite Incidence (API) atau incidence malaria pada suatu Penemuan kasus malaria dibagi
daerah tertentu jumlah penduduk dikali 1000

51 a. API < 1% 100

b. API 1-5% 50

c. API >5% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Upaya meniadakan atau menghilangkan tempat


perindukan nyamuk melalui gerakan 3M plus
(menutup, menguras, mendaur-ulang,
memelihara ikan pemakan jentik, menanam
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik tanaman pengusir nyamuk, memakai kelambu,
tidak menggantung baju, menggunakan
larvasida) dan memberdayakan setiap anggota
rumah untuk menjadi Jumantik minimal satu
52
orang satu rumah

a. Ada, dilakukan secara rutin 100

b. Ada, tidak dilakukan rutin 50

b. Tidak ada kegiatan PSN 0

Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies yang


Pencapaian indikator Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) ditangani dari jumlah kasus yang dilaporkan ditangani dibagi jumlah kasus yang dilaporkan
pada tahun sebelumnya kali 100%

a. 100% 100
53
b. 50-99% 50

c. Kurang dari 50% 0

Jumlah penderita leptospirosis yang meninggal


Angka kematian penderita leptospirosis dunia dibagi jumlah kasus leptospirosis pada
tahun sebelumnya kali 100%
Jumlah penderita leptospirosis yang meninggal
54
a. Kurang dari 7% 100 dunia dibagi jumlah kasus leptospirosis pada
tahun sebelumnya kali 100%

b. Lebih dari 7% 0

Angka target upaya memutus rantai penularan


filariasis melalui Pemberian Obat Pencegahan
Massal -POPM (minimal 65 persen dari
Angka Eliminasi Filariasis/kaki gajah
penduduk yang berusia 2 sampai 70 tahun) dan
penatalaksanaan pengobatan kasus kronis
55 filariasis

a. Tercapai 100

b. Tidak Tercapai 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah kasus kejadian kecacingan dibagi
Indikator Kecacingan jumlah penduduk di kab/kota pada tahun
sebelumnya kali 100%
a. < 1% 100
56
b. 1-10% 50

c. > 10% 0
Ada-tidaknya kebijakan pemerintah
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan daerah dalam pencegahan dan
Napza penanggulangan penyalahgunaan Napza
di wilayah kabupaten / kota
57
a. Ada Regulasi/Kebijakan 100

d. Tidak ada kebijakan 0


Pelaksanaan edukasi bahaya
Kegiatan edukasi bahaya penyalahgunaan Napza oleh Pemerintah Daerah penyalahgunaan Napza oleh Pemerintah
Daerah
a. Dilaksanakan secara terencana 100
58
b. Dilaksanakan tanpa rencana 50

c. Tidak dilaksanakan. 0
20% Puskesmas di suatu Kab/kota yang
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan Napza melakukan deteksi dini masalah
kesehatan jiwa dan Napza
a. > 20% Puskesmas 100

59 b. 20% Puskesmas 50

c. < 20% Puskesmas 25

d. 0% Puskesmas 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis
Persentase Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis Napza
Napza dibagi total jumlah Institusi Penerima
Wajib Lapor (IPWL)

a. > 50 % 100
60

b. < 50% 50

c. Tidak ada 0

Pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat melalui Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)

a. Ada SK TPKJM dan sudah diimplementasikan 100


Implementasi TPKJM sesuai dengan
61
Kepmenkes No 220/Menkes/SK/III/2002
b. Ada SK TPKJM tapi belum diimplementasikan 50

c. Tidak ada SK TPKJM 0

Persentase desa siaga sehat jiwa (DSSJ)

a. 100% 100 - Desa yang memiliki kader kesehatan jiwa


62 - Kader melaksanakan skrining kesehatan jiwa
b. 50 -99% 50 minimal 1 tahun sekali

c. <50% 0

Jumlah Puskesmas yang membina kelompok


Persentase Puskesmas yang membina kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional asuhan mandiri kesehatan tradisional dibagi
total Puskesmas di kab/kota kali 100%

a. > 25% 100


63
b. 10 - 24% 50

c. < 10% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Jumlah Puskesmas yang yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tradisional (akupresur/akupunktur/pijat
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional
64 baduta yg dilakukan oleh tenaga
(Akupressure/ Akupuntur/ Pijat Baduta)
kesehatan tradisional atau nakes yg
terlatih dibidang kestrad) dibagi total
Puskesmas di kab/kota kali 100%
a. > 25% 100

b. 10 - 24% 50

c. < 10% 0

Persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota Kabupaten/kota yang melaksanakan


pembinaan Posyandu Aktif dengan
a. ≥ 80% 100 kriteria: Memiliki Pokjanal yang disahkan
melalui keputusan Bupati/walikota
SK Pokjanal Posyandu,
Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu Data posyandu di
65 laporan pelaksanaan kegiatan
minimal 2 kali setahun Melakukan Komdat Kesmas
dan dokumentasi
peningkatan kapasitas bagi petugas
b. < 80% 0
Puskesmas dan kader Memiliki sistem
pelaporan kegiatan Posyandu Posyandu
aktif minimal 50%
Jumlah Posbindu yang melakukan deteksi
Persentase deteksi dini di Posbindu setiap bulan dini setiap bulan dibagi total Posbindu di
kab/kota kali 100%
66 a. > 80% 100

b. 50 - 80% 50

c. < 50% 0
Jumlah Posyandu Lansia yang aktif dibagi
Persentase Posyandu Lansia aktif total Posyandu Lansia di kab/kota kali
100%

67 a. >60% 100

b. 50-60% 50

c. <50% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Rasio ketersediaan pangan terhadap kebutuhan komoditas pangan


a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang
direvisi dengan UU No.11/2020 ttg
Rasio jumlah ketersediaan terhadap
a. ≥110% 100 Cipta Kerja; PP No.17/2015 ttg
kebutuhan pangan strategis di suatu
Ketahanan Pangan dan Gizi; Perpres
wilayah, untuk mengetahui situasi
No.66/2021 ttg Badan Pangan Laporan prognosa neraca pangan
surplus dan defisit pangan di suatu
68 b. 100- <125% 50 Nasional kabupaten dan kota Periode
wilayah (kabupaten dan kota) pada
b) Laporan ketersediaan terhadap dokumen: Tahunan
periode waktu tertentu (bulanan),
kebutuhan pangan periode bulanan
c. 90 - <100% 25 sebagai bahan kebijakan
Sumber data: Dinas Yang Menangani
pengendalian ketersediaan pangan.
Ketahanan Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota
d. <90% 0

Tingkat ketersediaan energi/protein


a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang
direvisi dg UU No.11/2020 ttg Cipta
Kerja; PP No.17/2015 ttg Ketahanan
a. ≥ 2400 kkal/kapita/hari 100 Mengetahui tingkat ketersediaan
Pangan dan Gizi; Perpres
energi di suatu wilayah (kabupaten
No.66/2021 ttg Badan Pangan
dan kota) pada periode waktu
Nasional;
tertentu (tahunan), dengan Laporan Neraca Bahan Makanan
69 b. 2100- <2400 kkal/kapita/hari 50 b) Laporan ketersediaan pangan
mengacu pada standar angka Periode dokumen: Tahunan
dalam bentuk zat gizi energi (kalori)
kecukupan energi (AKE) tingkat
per kapita di kabupaten dan kota
ketersediaan sebesar 2.400
c. 1600 - <2100 kkal/kapita/hari 25 pada periode tahunan
kkal/kap/hari
Sumber data: Dinas Yang Menangani
Ketahanan Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota
d. <1600 kkal/kapita/hari 0

Tingkat ketersediaan protein


a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang
direvisi dg UU No.11/2020 ttg Cipta
Kerja; PP No.17/2015 ttg Ketahanan
a. ≥ 63 gr/kapita/hari 100 Mengetahui tingkat ketersediaan
Pangan dan Gizi; Perpres
protein di suatu wilayah (kabupaten
No.66/2021 ttg Badan Pangan
dan kota) pada periode waktu
Nasional;
tertentu (tahunan), dengan Laporan Neraca Bahan Makanan
70 b. 57- <63 gr/kapita/hari 50 b) Laporan ketersediaan pangan
mengacu pada standar angka Periode dokumen: Tahunan
dalam bentuk zat gizi protein (gram)
kecukupan protein (AKP) tingkat
per kapita di kabupaten dan kota
ketersediaan sebesar 63
c. 44 - <57 gr/kapita/hari 25 pada periode tahunan
gr/kapita/hari
Sumber data: Dinas Yang Menangani
Ketahanan Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota
c. < 44 gr/kapita/hari 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
a) Peraturan
Keberadaan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) Bupati/Walikota tentang
CPPD Kabupaten dan
Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota sudah
a. Mempunyai CPPD dan melakukan penyaluran CPPD 100 Kota
melaksanakan pengadaan, pengelolaan dan
b) Laporan pelaksanaan
penyaluran CPPD sesuai dengan regulasi
CPPD (pengadaan, Laporan Penyaluran CPPD Periode
71 b. Mempunyai CPPD tetapi belum melakukan CPPD 50 CPPD masing-masing daerah
pengelolaan dan dokumen: Tahunan
Penyaluran CPPD ditujukan untuk penanganan
penyaluran)
c. Dalam proses penyusunan regulasi CPPD 25 kerawanan pangan, gejolak harga dan masalah
Sumber data: Dinas Yang
pangan lainnya
Menangani Ketahanan
d. Belum menyelenggarakan CPPD 0 Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota

Stabilisasi harga di tingkat konsumen

Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan yang


selanjutnya disingkat SPHP adalah upaya
stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok
strategis, untuk SPHP di tingkat
a. harga eceran lebih kecil HET/HAP 100 a) Permendag Nomor
konsumen bertujuan untuk melindungi harga
7/2020 tentang HAP;
pembelian bahan pangan oleh konsumen
Permendag Nomor
dengan harga yang wajar.
57/2017 tentang HET
Pelaksanaan kegiatan SPHP di tingkat
Beras; Usulan Perka
konsumen dilakukan antara lain jika: (1) kondisi
Badan Tentang HET dan
harga pangan di atas HET atau HAP tingkat
HAP sedang proses Laporan panel harga pangan
Konsumen, yang mengacu pada indikator
Harmonisasi dan tingkat konsumen di Kabupaten
72 b. harga eceran maksimal 5% diatas HET/HAP 50 stabilitas harga pangan dan/atau indikator
diundangkan Kemenkum dan Kota
stabilitas pasokan pangan; (2) pengamanan
HAM. Periode dokumen: Bulanan
stabilitas pasokan dan harga pangan pada
b) Laporan Pelaksanaan
periode HBKN atau kondisi lainnya, yang
SPHP
berpotensi menyebabkan harga penjualan di
Sumber data: Dinas Yang
tingkat konsumen di atas HET atau HAP
Menangani Ketahanan
Tingkat Konsumen; (3) usulan dari Pemerintah
Pangan dan Pangan di
c. Harga eceran lebih besar 5-25% di atas HET/HAP 25 Daerah dan/atau masyarakat yang dapat
Kabupaten dan Kota
dilengkapi dengan data dan informasi kondisi
pasokan dan harga, perkiraan jumlah dan jenis
komoditas pangan pokok strategis yang
dibutuhkan, serta lokasi pelaksanaan SPHP.

d. Harga eceran lebih besar dari 25% di atas HET/HAP 0


NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Jaminan keamanan pangan yang beredar (pre-market) a) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pangan; PP Nomor 86 Tahun 2019
a. > 200 100 Jaminan keamanan pangan yang tentang Keamanan Pangan; dan PP
beredar (pre market) Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Laporan jumlah nomor registrasi
mencerminkan seberapa banyak Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
b. 100 - ≤ 200 50 yang diterbitkan oleh Kabupaten
73 pangan segar yang sudah Berbasis Risiko
dan Kota.
mendapatkan penjaminan/ijin edar b) Laporan Kegiatan Keamanan dan
Periode dokumen: Tahunan
c. 30 - ≤ 100 25 dari Dinas Pangan selaku Otoritas Mutu Pangan
Kompeten Keamanan Pangan Sumber data: Dinas Yang Menangani
Ketahanan Pangan dan Pangan di
d. < 30 0 Kabupaten dan Kota

Tingkat konsumsi energi/protein a) UU Pangan Nomor 18/2012;


RPJMD/RENTSRA/RAD-PG
a. ≥ 2100 kkal/kapita/hari 100 b) %AKE atau disebut Tingkat
Laporan analisis konsumsi pangan
Nilai kebutuhan rata-rata energi Konsumsi Energi diperoleh dengan
di kabupaten dan kota; atau
yang harus dipenuhi setiap hari menjumlah konsumsi energi per jenis
74 b. 1.900 - 2.099 kkal/kapita/hari 50 Direktori Konsumsi Pangan di
bagi hampir semua individu untuk pangan dan total dibagi 100 dikali AKE
Kabupaten dan Kota Periode
hidup sehat, aktif dan produktif 2100 kkal/(Permenkes 28/2019);
c. 1.700 - 1.899 kkal/kapita/hari 25 dokumen: Tahunan.
Sumber data: Dinas yang menangani
ketahanan pangan dan pangan di
d. < 1700 kkal/kapita/hari 0 kabupaten dan kota

Tingkat konsumsi protein Laporan analisis konsumsi pangan


Nilai kebutuhan rata-rata protein
a) UU Pangan Nomor 18/2012; di kabupaten dan kota; atau
yang harus dipenuhi setiap hari
a. ≥ 57 gr/kapita/hari 100 RPJMD/RENTSRA/RAD-PG b) %AKP Direktori Konsumsi Pangan di
bagi hampir semua individu untuk
atau disebut Tingkat Konsumsi Protein Kabupaten dan Kota Periode
hidup sehat, aktif dan produktif
75 b. 52-56.9 gr/kapita/hari 50 diperoleh dengan menjumlah konsumsi dokumen: Tahunan.
protein per jenis pangan dan total
c. 45-56,9 gr/kapita/hari 25 dibagi 100 dikali AKP 57
Gram/(Permenkes 28/2019);
d. < 45 gr/kapita/har 0

Konsumsi sayur dan buah


a) RPJMD/RENTSRA/RAD-PG;
a. ≥ 316 100 b) Konsumsi sayur dan buah diperoleh Laporan analisis konsumsi pangan
dengan menjumlah konsumsi sayur di kabupaten dan kota; atau
Jumlah konsumsi sayur dan buah
76 b. 285 - 315 50 dan buah dalam satuan gram/kap/hari Direktori Konsumsi Pangan di
per kapita per hari
Sumber data: Dinas yang menangani Kabupaten dan Kota Periode
c. 250 - 284 25 urusan ketahanan pangan dan pangan dokumen: Tahunan.
di kabupaten dan kota
d. < 250 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Konsumsi protein asal ternak


a) RPJMD/RENTSRA/RAD-
PG;
a. ≥ 11 100 b) Konsumsi protein asal Laporan analisis konsumsi
ternak diperoleh dengan pangan di kabupaten dan
Jumlah konsumsi protein menjumlah konsumsi protein kota; atau Direktori
77 b. 9.0 - 10.9 50 asal ternak per kapita per asal ternak dalam satuan Konsumsi Pangan di
hari gram/kap/hari Kabupaten dan Kota
Sumber data: Dinas yang Periode dokumen:
menangani urusan ketahanan Tahunan.
c. 98.0 - 8.9 25
pangan dan pangan di
kabupaten dan kota
d. < 8.0 0

Konsumsi daging

a) RPJMD/RENTSRA/RAD-
a. ≥ 14.6 100 PG;
Laporan analisis konsumsi
b) Konsumsi daging diperoleh
pangan di kabupaten dan
dengan menjumlah konsumsi
kota; atau Direktori
b. 13 - 14.5 50 Jumlah konsumsi daging daging dalam satuan
78 Konsumsi Pangan di
per kapita per tahun kg/kap/tahun
Kabupaten dan Kota
Sumber data: Dinas yang
Periode dokumen:
c. 12 - 12.9 25 menangani urusan ketahanan
Tahunan.
pangan dan pangan di
kabupaten dan kota

d. < 12 0
TERIMA KASIH

kemenkopmkri @kemenkopmk @kemenko_pmk kemenkopmk Kemenkopmk.go.id

Anda mungkin juga menyukai