Anda di halaman 1dari 27

MEKANISME PEMBENTUKAN PERATURAN DESA,

PERATURAN KEPALA DESA DAN KEPUTUSAN


KEPALA DESA

Oleh:
WAHYU AGUS SUROSO, SH.
KASUBBAG PERUNDANG-UNDANGAN
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN DEMAK
HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TAHUN 2000-2011
TAP MPR UU No.10 TAHUN UU NO. 12 TAHUN
No. III/ MPR/2000 2004 2011

1. UUD 1945 1. UUD NRI 1945 1. UUD NRI 1945


2. TAP MPR RI 2. UU/PERPU 2. TAP MPR
3. PP 3. UU/PERPU
3. UU
4. PERPRES 4. PERPRES
4. PERPU 5. PERDA PROV.
5. PERDA
5. PP Perda Provinsi. 6. PERDA KAB/KOTA
6. KEPRES Perda Kab / Kota.
7. PERDA Peraturan Desa/
Peraturan yang
setingkat.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019;
Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa;
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 7 Tahun 2016
tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
PRODUK HUKUM
TINGKAT DESA

1. PERATURAN DESA

2. PERATURAN KEPALA DESA

3. KEPUTUSAN KEPALA DESA


Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa
PERATURAN KEPALA DESA

Peraturan yang ditetapkan oleh


Kepala Desa dan bersifat mengatur
dalam rangka melaksanakan
Peraturan Desa
KEPUTUSAN KEPALA DESA

Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala


Desa yang bersifat konkrit, individual
dan final
MATERI MUATAN
PRODUK HUKUM TINGKAT DESA
A PERATURAN DESA
Seluruh materi muatan dalam rangka
pelaksanaan kewenangan desa dan penjabaran
lebih lanjut dari ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi
B PERATURAN KEPALA DESA
berisi materi pelaksanaan peraturan desa,
peraturan bersama kepala desa dan tindak lanjut
dari peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi

C. KEPUTUSAN KEPALA DESA


Penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa dan
Peraturan Kepala Desa yang bersifat konkrit,
individual dan final (penetapan/beshickking).
MEKANISME PEMBENTUKAN
PERATURAN DESA
Ada 5 (lima) tahapan pembentukan
Peraturan Desa, yaitu:
1. Perencanaan
2. Penyusunan
3. Pembahasan
4. Penetapan
5. Pengundangan
PERENCANAAN
1. Perencanaan penyusunan Peraturan Desa
memuat daftar judul dan pokok materi
muatan Rancangan Peraturan Desa dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pembangunan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat serta penjabaran
lebih lanjut dari ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
2. Perencanaan penyusunan Peraturan Desa
disetujui bersama antara Pemdes dengan
BPD untuk jangka waktu 1 tahun.
3. Perencanaan penyusunan
rancangan Peraturan Desa
ditetapkan oleh Kepala Desa dan
BPD dalam rencana kerja
Pemerintah Desa.

4. Lembaga kemasyarakatan dan


lembaga desa lainnya di desa dapat
memberikan masukan kepada
Pemerintah Desa dan/atau BPD
untuk rencana penyusunan
rancangan Peraturan Desa.
PENYUSUNAN
1. Rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah
Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa tersebut wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat desa dan
dikonsultasikan kepada Camat untuk mendapatkan
masukan.
3. Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan
diutamakan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat yang terkait langsung dengan substansi
pengaturan.
4. Masukan dari masyarakat desa dan Camat digunakan
Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan
Rancangan Peraturan Desa.
5. Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan
disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan
1. BPD dapat menyusun dan mengusulkan
rancangan Peraturan Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa dikecualikan untuk:
 rancangan Peraturan Desa tentang rencana
pembangunan jangka menengah Desa;
 rancangan Peraturan Desa tentang rencana
kerja Pemerintah Desa;
 rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa;
dan
 rancangan Peraturan Desa tentang laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APB Desa.
3. Rancangan Peraturan Desa dapat diusulkan oleh
anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk
ditetapkan sebagai rancangan Peraturan Desa
usulan BPD.
PEMBAHASAN
1. BPD mengundang Kepala Desa untuk membahas dan
menyepakati rancangan Peraturan Desa.

2. Dalam hal terdapat rancangan Peraturan Desa prakarsa


Pemerintah Desa dan usulan BPD mengenai hal yang
sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang sama
maka didahulukan rancangan Peraturan Desa usulan BPD
sedangkan Rancangan Peraturan Desa usulan Kepala Desa
digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
3. Rancangan Peraturan Desa yang belum dibahas dapat
ditarik kembali oleh pengusul.

4. Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas tidak dapat


ditarik kembali kecuali atas kesepakatan bersama antara
Pemerintah Desa dan BPD.
PEMBAHASAN
5. Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati
bersama disampaikan oleh pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk
ditetapkan menjadi peraturan Desa paling lambat 7
(tujuh) Hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.

6. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh


kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan
paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa.
PENETAPAN
1. Rancangan Peraturan Desa yang telah
disepakati bersama disampaikan oleh
pimpinan BPD kepada Kepala Desa
untuk ditetapkan menjadi Peraturan
Desa.
2. Penetapan paling lambat 7 hari terhitung
sejak tanggal kesepakatan bersama.
3. Rancangan Peraturan Desa wajib
ditetapkan oleh Kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling
lambat 15 hari terhitung sejak tanggal
diterimanya Rancangan Peraturan Desa
dari pimpinan BPD.
PENGUNDANGAN
1. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku
dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan dalam
Lembaran Desa oleh Sekretaris Desa.
2. Peraturan Desa yang telah diundangkan
disampaikan oleh Kepala Desa kepada
kepada Bupati sebagai bahan
pembinaan dan pengawasan paling
lambat 7 hari setelah diundangkan.
3. Peraturan Desa wajib disebarluaskan
oleh Pemerintah Desa.
ASAS PEMBENTUKAN
PERATURAN DESA

1. Kejelasan tujuan
2. Kelembagaan / Organ Pembentuk yang
tepat
3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
4. Dapat dilaksanakan
5. Daya guna dan hasil guna
6. Kejelasan rumusan
7. Keterbukaan
INSTRUMENT PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN PEMERINTAH DAERAH
TERHADAP PERATURAN DESA

EVALUASI PERATURAN DESA

KLARIFIKASI PERATURAN DESA


EVALUASI PERATURAN DESA

1. Rancangan Peraturan Desa tentang:


a. APBDes;
b. Pungutan;
c. Penataan Ruang; dan
d. Organisasi Pemerintah Desa
yang telah disepakati bersama antara BPD dengan
Kepala Desa, sebelum ditetapkan oleh Kepala
Desa paling lambat 3 hari disampaikan kepada
Bupati untuk dievaluasi.
2. Hasil evaluasi diserahkan oleh Bupati paling lama
20 hari kerja terhitung sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Desa oleh Bupati.
3. Dalam hal Bupati memberikan hasil evaluasi,
Kepala Desa wajib memperbaikinya.
4. Kepala Desa diberi waktu paling lama 20 hari
sejak diterimanya hasil evaluasi untuk
melakukan koreksi.
5. Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk
memperbaiki rancangan Peraturan Desa.
6. Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikan
Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat.
7. Dalam hal Kepala Desa tidak menindaklanjuti
hasil evaluasi dan tetap menetapkan menjadi
Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan
Desa dengan Keputusan Bupati.
8. Dalam hal Bupati tidak memberikan hasil
evaluasi dalam batas waktu 20 hari kerja,
Peraturan Desa tersebut berlaku dengan
sendirinya
9. Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDes dapat didelegasikan kepada Camat.
10. Peraturan Desa tidak boleh bertentangan
dengan :
a. Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi;
dan/atau
b. Kepentingan umum.
KLARIFIKASI PERATURAN DESA

1. Peraturan Desa yang telah diundangkan, disampaikan


oleh Kepala Desa kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh)
Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.

2. Bupati melakukan klarifikasi Peraturan Desa dengan


membentuk tim klarifikasi paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak diterima.
3. Hasil klarifikasi dapat berupa:
 hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengan kepentingan
umum, dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi; dan
 hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan
umum dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
4. Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan Desa tidak
bertentangan dengan kepentingan umum,
dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, Bupati menerbitkan
surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi
yang telah sesuai.

5. Dalam hal hasil klarifikasi bertentangan dengan


kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
Bupati membatalkan Peraturan Desa tersebut
dengan Keputusan Bupati.
PERATURAN KEPALA DESA
DAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA

1. Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Desa


dilakukan oleh Kepala Desa.
2. Materi muatan Peraturan Kepala Desa meliputi materi
pelaksanaan Peraturan di Desa dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
3. Peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Berita
Desa oleh Sekretaris Desa.
4. Kepala Desa dapat menetapkan Keputusan Kepala
Desa untuk pelaksanaan Peraturan di desa, peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan dalam
rangka pelaksanaan kewenangan desa yang bersifat
penetapan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
KABAG HUKUM
082144888817 (BU NIKEN)

KASUBBAG PERUNDANG-UNDANGAN
08993697553 (WAHYU)

KASUBBAG BANTUAN HUKUM


085640553554 (MS OKKY)

KASUBBAG DOKUMENTASI DAN INFORMASI


085326471563 (BP SUGENG)

Anda mungkin juga menyukai