Anda di halaman 1dari 20

WE

WELLCOME
LEARN NOT
TO PHYSICS
TO CERTIVICATE
DEPT OFBUT
SMKN
WE2LEARN
KARANGANYAR
TO LIVE

ALTERNATING CURRENT ELECTRIC

• Pengertian Listrik AC
• Frekuensi dan Tegangan Maksimum Listrik AC
• Rangkaian Listrik AC

Klik salah satu materi yang anda pilih!


BAB III
LISTRIK BOLAK-BALIK
(AC)
A. Arus dan Tegangan Bolak-Balik

1. Pengertian arus dan Tegangan Bolak-Balik


 Arus dan tegangan bolak-balik arus dan tegangan yang nilainya
selalu berubah terhadap waktu secara periodik.

 Sumber tegangan AC disimbolkan ∞

 Bila diukur dengan osiloskop maka ditunjukkan arus dan


tegangan bolak-balik berubah terhadap waktu secara periodik,
sehingga memperlihatkan bentuk gelombang sinus. Sehingga
arus dan tegangan AC disebut juga arus / tegangan sinusiodal.

• kembali ke menu utama


220√2

220√2

220 V

• kembali ke menu utama


1. Frekuensi dan Tegangan Maksimum Arus AC
Perhatikan gambar osiloskop di atas!
Tegangan naik kira-kira 220√2 volt dalam arah +, turun ke nol
dan naik lagi dalam arah yang berlawanan 220√2 volt dan turun
lagi ke nol. Siklus ini terjadi berulang-ulang, satu siklus
memerlukan waktu 1/50 sekon. Waktu ini dinamakan periode,
maka dalam waktu 1 sekon terjadi 50 siklus. Banyaknya siklus
yang terjadi dalam waktu 1 sekon tersebut yang disebut frekuensi
tegangan. Coba perhatikan frekuensi tegangan di rumah anda
berapa?!
Tegangan paling besar yang muncul pada gammbar di atas,
220√2 volt disebut tegangan maksimum.
5. Nilai Efektif Arus dan Tegangan AC
Arus dan tegangan efektik adalah nilai arus dan tegangan yang
ditunjukkan alat ukur AC. Bila kita mengukur tegangan di rumak
kita dengan voltmeter AC, maka akan menunjukkan angka 220
volt. Ini adalah tegangan efektif.
• kembali ke menu utama
Hubungan nilai efektif dengan nilai maksimum :

Vm = Vef √2 Vm
atau Vef =
√2
im
im = ief √2 atau ief =
√2
1. Alat Ukur Arus dan Tegangan AC

Alat ukur arus AC adalah ampermeter AC dan untuk


mengukur tegangan dengan voltmeter AC. Untuk keperluan
praktis sekarang sudah ada AVO meter yang disebut
multitester atau multimeter. Bila kita akan mengukur
tegangan maka tinggal memutar tombol yang diberi label V
dan memutarnya kearah Ac pada saklar ac/dc.

• kembali ke menu utama


A. Rangkaian Listrik AC
1. Rangkaian Murni
a. Rangkaian Resistif

R im
i Vm =
R

V,ω
Pada rangkaian resistor murni,
arus i dan tegangan adalah Keterangan :
sefase.
Vm : tegangan maksimum
• V = Vm sin ωt
im : arus maksimum
• i = im sin ωt
R : hambatan murni (ohm)

• kembali ke menu utama


Diagram fasornya :
V

i
V
V = Vm sin ωt

i = im sin ωt

π/2 π ωt

• kembali ke menu utama


a. Rangkaian Indukktif

i Xl

ε,ω
Pada rangkaian induktif murni v dan i berbeda fase 90o, arus
tertinggal 90o dari tegangan V.

• V = Vm sin (ωt + 90o)


• i = im sin ωt
Vm : tegangan maksimum
Vm
im = dan Xl = ω.L im : arus maksimum
Xl
XL : reaktansi induktif (ohm)
ω : frekuensi sudut sumber (rad/s)
L : indukstansi diri kumparan (H)
• kembali ke menu utama
Diagram fasornya :

i
V
V = Vm sin (ωt + 90o)

i = im sin ωt

ωt

• kembali ke menu utama


a. Rangkaian Capasitif
Pada rangkaian kapasitif murni v
dan i berbeda fase 90o, arus Xc
mendahului 90o dari tegangan V. i
V = Vm sin ωt

i = im sin (ωt – 90 ) o
V,ω

im
dengan : Vm = dan XC = 1
XC ω.C

Vm : tegangan maksimum
im : arus maksimum
XC : reaktansi kapasitif (ohm)
ω : frekuensi sudut sumber (rad/s)
C : kapasitas kapasitor (F)

• kembali ke menu utama


Diagram fasornya :

V
V = Vm sinωt

i = im sin (ωt – 90o)

ωt

• kembali ke menu utama


1. Rangkaian Seri
a. Rangkaian Seri R-L
VR VL

R Xl
i


V,ω
Pada rangkaian seri R-L, arus tertinggal sebesar θ terhadap
tegangan.
V = Vm sin ωt dengan : Vm = Im . Z
i = im sin (ωt – θ)

Perhatikan diagram fasornya berikut!

• kembali ke menu utama


V Z
VL XL

θ θ
i VR i R
Gb. Diagram fasor tegangan Gb. Diagram fasor hambatan
Dari diagram fasor di atas,
maka ; VR VL
_ _ _ i= =
R XL
V = VR + VL

VL XL
V2 = VR2 + VL2 atau V = √ VR2 + VL2 tg θ = =
VR R

Z2 = R2 + XL2 atau Z = √ R2 + XL2

• kembali ke menu utama


Tampak bahwa :

VL XL
tg θ = =
VR XR

Keterangan :
 I : kuat arus (A)

 Z : impedansi / hambatan total (volt)

 R : hambatan murni (ohm)

 X : reaktansi induktif (ohm)


L

 V : tegangan total (volt)


 VR : tegangan pada ujung-ujung R (volt)
 VL ; tegangan pada ujung-ujung L (volt)

• kembali ke menu utama


a. Rangkaian Seri R-C

R XC
i
∞
V,ω
Pada rangkaian seri R-C, tegangan tertinggal oleh arus sebesar θ.
• V = Vm sin ωt
• i = im sin ωt + θ
Vm : tegangan maksimum
im : arus maksimum
dengan : Vm = Im . Z
R : hambatan murni
(ohm)

• kembali ke menu utama


θ i VR θ i R

VC XC
Z
V

Gb. Diagram fasor tegangan Gb. Diagram fasor hambatan

Dari diagram fasor di atas, maka :


_ _ _
V = VR + VC
VR VC
i= =
V2 = VR2 + VC2 atau V = √ VR2 + VC2 R XC

VC XC
tg θ = =
VR R
Z2 = R2 + XC2 atau Z = √ R2 + XC2

• kembali ke menu utama


a. Rangkaian Seri R-L-C

R Xl XC
i


V,ω
Pada rangkaian seri R-L-C ada tiga kemungkinan :
 bila XL > XC maka rangkaian bersifat indukif
 bila XL < XC maka rangkaian bersifat kapasitif
 bila XL = XC maka rangkaian bersifat resistif dan
rangkaian dikatakan mengalami resonansi.

• kembali ke menu utama


Kita ambil contoh misalnya XL > XC, maka diagram fasornya digambarkan
sebagai berikut :

VL XL

VL- VC XL- XC
V Z
θ θ
i VR R

VC XC

Gb. Diagram fasor tegangan Gb. Diagram fasor hambatan

• kembali ke menu utama


Dari diagram fasor di atas tampak tegangan mndahului I sebesar θ :

V L − VC X L − X C
tgθ = =
VR R

dan

2
•I : kuat arus(A)
V = V + (V L − VC )
R
2

•V : tegangan total
atau
•VR : tegangan pada ujung-ujung R
Z = R2 + (X L − X C )2 •VL : tegangan pada ujung-ujung L
•VC : tegangan pada ujung-ujung C
arus (i ) :
•Z : impedansi(ohm)
VZ VC V R VL
i= = = = •XL : reaktansi induktif(ohm)
Z XC R XL
•XC : reaktansi kapasitif(ohm)
•R : hambatan resistor murni(ohm)
• kembali ke menu utama

Anda mungkin juga menyukai