Anda di halaman 1dari 11

Di Balik

Dinding
Tyler menarik selimut sampai dagunya, sambil berusaha meringkukkan badannya makin ke dalam matras. Dia berbalik arah, telungkup, terlentang, kegelisahan tak dapat disembunyikan dari wajahnya yang sedari tadi tak henti-hentinya mencucurkan keringat dingin. Berguling dan bersembunyi dalam selimut sama sekali tidak membantu. Sarafnya menegang, dia mulai merasa kepanasan karena terus menerus berada dalam selimut, kakinya tersangkut di seprai dan dia menendangnya, selimut itu terlalu berat bagi tyler kecil, dia bersandar pada tembok sembari menendang selimut itu, bercucuran keringat, jengkel, dan seperti biasa, tegang dan penuh ketakutan... Tidur bagaikan monster baginya yang masih berumur enam tahun, sosok itu berbaring menunggu ia setiap malam lalu menyerangnya. Tyler selalu lengah ketika berhadapan dengan sosok itu, walaupun ia telah bertahun-tahun mempelajari cara mengantisipasi sosok isterius itu agar tidak membuat keadaan menjadi semakin buruk. Dia dan monster itu bergulat, dan monster itu selalu menang, menariknya kedalam lautan kegelapan dan ketakutan. Beberapa saat kemudian, ia terbangun, menerobos ke permukaan untuk menghirup udara sebanyak banyaknya bak baru saja lepas dari tangan besar yang menggegamnya erat di dasar laut yang dingin.. Orangtua tyler menyebutnya Teror Malam- dia pernah mendengar mereka membicarakan tentang sosok itu di ruang keluargadan mereka meyakinkan tyler bahwa ini semua akan berlalu. Mereka kerap membacakan tyler dongeng tidur layaknya yang dilakukan orangtua lain sampai suara mereka serak, dibawah lampu tidur berwarna kuning, ayahnya mendongengi tyler, suatu keadaan yang seharusnya melenyapkan ketakutan tyler, tetapi sejujurnya ini sama sekali tidak membantu, lukisan kuda yang terpampang di dinding kamar tyler pun berubah menjadi werewolf bermata hijau yang siap menerkam tyler. Sama sekali tidak membantu. Setiap malam, kegelapan itu bersemayam dibawah ranjang tyler, setia menunggu sampai ia lengah. Dan malam ini lebih buruk, hawa dingin menembus jendela tyler di musim semi ini, ditambah suara binatang-binatang malam yang seakan melantunkan musik horor terus menerus sepanjang malam di telinga tyler, apalagi malam ini sang ibu tidak bisa menemaninya, kesibukan sebagai wanita karir menuntutnya untuk menjalani tender bisnis sampai larut malam. Tyler tidak tahu kemana ibunya pergi, yang ia tahu ibunya berangkat menggunakan pesawat, pasti bukan tujuan yang dekat ketika seseorang harus menggunakan pesawat untuk bepergian. Meninggalkan tyler sendiri bersama ketakutan yang menyelimutinya. Satu malam

tanpa sosok ibu bagaikan dunia yang tak beraturan bagi tyler kecil. Membuat dirinya berada dalam kekosongan besar yang membawa dirinya seperti tidak memiliki siapa-siapa lagi. Tyler memeluk erat boneka koalanya seraya mengusap pipinya yang berbulu lembut dan berbau seperti musky. Tetapi setidaknya sang ayah ada bersamanya. Ini cukup membantu, menenangkan fikirannya sejenak. Sebelumnya, si ayah telah membacakannya cerita Jingo. Selalu dimulai dengan awalan yang sama. Jingo, bocah kecil, sangat mirip sepertimu sangat membosankan. Dia meraba ke bawah kasurnya dan menemukan kerikil ajaib itu, tyler menggosoknya: Dan sesuatu yang sangat aneh terjadi, awalnya ia merasa kepanasan, lalu seketika ia kedinginan. Lalu ia merasa hangat, lalu tersembur hawa sejuk. Lalu ia membuka matanya dan dia sedang berdiri di sebuah gedung tua besar, ia bergegas ke pintu utama menyusuri sebuah koridor panjang yang sunyi, menelusuri sejauh ia memandang, dan di kedua sisinya selalu adapintu yang berhadapan, ini adalah gedung seribu kamar. Dan Jingo berjalan terus dan membuka salah satu pintu........ Setiap malam adalah kamar yang baru, tentu saja petualangan yang baru pula, Singa dan harimau dan ayunan tarzan dan rumah pohon dan sirkus dan mobil listrik dan tornado dan badai pasir. Kadang kadang Jingo mengecil sampai seukuran seekor semut, dan kadang pula jingo tumbuh hingga setinggi rumah, kadangkadang ia adalah seorang ksatria atau indian, kadang pula ia seorang astronot atau penghuni gua. Tapi selalu, cerita itu mempunyai akhiran yang sama, ketika situasinya menjadi sangat tidak mungkin diluar jangkauan tyler, atau bahaya yang terlalu besar dan mengancam, tiba-tiba ia menemukan pintu kecil berwarna putih, dan tarraaaaaa" seketika ia pun kembali ke ranjangnya.

Tyler menyukai ritual ini. bahkan saking sukanya terkadang ia suka mengkhayal cerita sendiri dan akhirnya membuat ia takut, tapi tyler tak pernah berceita akan hal yang satu ini pada ayahnya. Ini adalah satu dari yang paling ia takuti, Jingo sedang berbaring di ranjangnya dan ia tak dapat bergerak, dan ada sosok-sosok yang tak dikenal disekelilingnya, memebesar, dan membisikkan kekhawatiran yang teramat sangat pada Jingo. Semuanya lalu berubah menjadi serba putih. Kemudian ia merasa terbang meninggalkan tubuhnya dan ketika ia mencapai langit-langit kamar, ia melihat tubuhnya berbaring di ranjang, dengan sosok-sosok aneh mengelilingi tubuhnya. Dan akhirnya, ia melihat pintu emergency , tetapi bukan warna putih. Pintu itu gelap, keabu-abuan, hampir hitam. Dan ia tahu bahwa dibalik pintu itu ada sesuatu yang paling menakutkan di dunia. Dia tahu dia tidak boleh membukanya, tapi ia tidak kuat melawan diriny sendiri, dan dia menaruh tangannya di gagang pintu dan mulai membukanya perlahan, dan tiba-tiba ia mendengar suara mengerikan: suara bising, teriakan, bisikan menakutkan, seakan akan seluruh isi kamar terhisap oleh pintu itu yang semakin lama memaksa ia untuk membukanya lebih lebar dan lebih lebar lagi. Dan anehnya, sesuatu yang selalu terjadi adalah dia tiba-tiba terbangun sehingga ia tidak pernah melihat apa yang dibalik pintu misterius itu, tetapi dalam benaknya ia tahu bahwa itu oasti sesuatu yang sangat mengerikan. Tyler berusaha memikirkan hal lain. Ibunya sedang jauh, ini buruk; hal itu menuangkan kekosongan baginya. Masih, memori tentang pesawat menghiburnya, terbang ke florida. Ia tersipu sendiri ketika teringat momen-momen saat ingat ayahnya memberitahu bahwa mereka sedang terbang, karena pada saat itu tyler tidak percaya bahwa manusia bisa terbang, walaupun dengan bantuan alat. Ayahnya menertawai tyler kecil yg polos. Ibunya memeluk tyler sangat erat, mungkin terasa menyakitkan bagi tyler. Dia memegang kedua pipi tyler dengan tangannya lagu memeluknya lagi, dan yang paling diingat tyler adalah aroma ibunya. Suatu aroma yang tidak dapat dijabarkan yang selalu tercamkan di hatinya bahwa semua baik-baik saja, semua akan baik-baik saja karena ada ibu disisinya.

Tyler adalah anak tunggal, tapi ia tak pernah merasa kesepian. Dunia tyler adalah kamarnya dan taman kecil di depan rumah, dia meramaikan suasana disana dengan berbagai orang orang hasil imajinasi tyler sendiri. Sebuah rak yang penuh dengan mainan menghiasi hari-hari tyler yang terbiasa bermain sendiri. Ia senang memanjat pohon, apalagi pohon pinus di halaman rumahnya, memanjat dan duduk di salah satu cabangnya, menikmati pemandangan di rumahnya yang kebetulan merupakan daerah dataran tinggi, sebagian besar sudut kota tampak dari sini, dambil ditemani sepoi-sepoi angin yang menghembus dan menerbangkan rambut halusnya. Disana pun ada sekolah, dan tyler pun sudah mengenal beberapa teman. Ada johhny, dengan badan yang kurus dan tinggi, dengan pilek yang tak kunjung berhenti. Ada tim dan craig , si kembar berambut pirang, dan lovett, yang memiliki koleksi komik setinggi dua kaki, wooow... tyler penampilannya mencolok, dengan kulit berwarna zaitun, rambut gelap dan berkilau, dan mata yang tajam dipayungi bulu mata hitam dan lentik. Ia pun menjadi prioritas guru untuk mewakili berbagai perlombaan antar kelas. Hidup tyler sebenarnya sempurna, jika mengingat semua kejadian diatas, kecuali untuk malam hari, malam yang mengerikan itu. Tyler menarik kembali selimutnya, ia membalikkan wajahnya ke arah bantal dan membuatnya sulit bernapas. Ia menyatukan guling pada kedua pipinya. Ia bisa mendengar suara ayahnya dan alunan musik klasik dari kamar sebelah. Itu membuatnya lebih baik, menguarngi rasa kesepiannyua. Tetapi, tidak pernah sama saat ibunya pergi. Ia tak tahu kapan ibunya kembali, ini menjadikan kekhawatiran tersendiri bagi tyler, karena semua terasa sulit baginya ketika tak ada ibu disampingnya. Tyler teringat saat saat ibu mengucapkan perpisahan pada tyler, rambutnya yang halus terasa di bahu tyler, dan aroma yang khas dari ibunya yang tak akan pernah tyler lupakan. Ibunya bilang aku akan kembali, sebelum engkau menyadarinya tapi saat ibunya berjalan ke koridor keberangkatan pesawat dengan terburu-buru, tyler kecil tahu bahwa yang ibunya katakan adalah salah satu dari kata-kata bohong yang orang dewasa gunakan. Tibaptiba ia membeku, dia menarik kepalanya ke bantal, sesuatu sedang disana, ia mendengar sesuatu. Ia tak tau apa itu, tapi ini bukan mimpi, ia tidak tidur, sesuatu itu ada di kamarnya. Tyler menghela napasnya. Ia dapat merasakan kehadiran sosok itu. Ia merasakan sosok itu seperti sosok itu merasakannya. Telinganya dibanjiri keheningan, dan hatinya meloncat keluar dari dadanya. Apakah ia berani berbalik? Perlahan ia menekan tangannya ke ranjang dan menaikkan dadanya seraya menolehkan kepalanya ke arah pintu. Ia membuka matanya perlahan, daaan... itu diaa!!! Berdiri tepat di pintu, dengan pakaian serba abu-abu, ibu!!!! Secercah cahaya datang dari belakang ibunya, menyelimutinya bagaikan kabut sehingga sulit untuk melihatnya. Tapi ia tau langsung kalau sosok itu adalah ibunya. Dan ia menatap tyler, dengan ekspresi yang sangat kuat yang tak pernah tyler lihat sebelumnya. Ekspresi senang dan sedih yang bercamour menjadi satu. Sebagian kecil ekspresinya terhalang oleh bayangan karena lampu tidur kamar tyler yang agak redup. Badannya yang terbingkai oleh cahaya perlahan menghilang, membuatnya terlihat berbeda . . . tidak ramah, sedih. Tyler takut, tyler bahagia. Tyler ingin bersembunyi dari sosok itu lalu bangkit dan berlari ke arahnya, ia merasakan berbagai perasaan sekaligus. Dan perlahan figur di pintu itu bergerak sedikit, sosok itu mengangkat tangan kanannya, bergerak gerak sedangkan matanya tertuju pada tyler. Tyler tahu bahwa gerakan itu sangat berarti. Apakah sosok itu mengisyaratkan tyler untuk mengikutinya? Atau melambaikan tangan tanda perpisahan kepadanya?

Saat itu seakan beku oleh waktu,jarum pada jam dinding tak bergerak. tyler menginjakkan kakinya ke lantai, baru selangkah, sosok itu tiba tiba lenyap. Tyler mengedip, ia menutup matanya rapat rapat, membiarkannya tertutup beberapa detik lalu membukanya. Tidak ada apapun disana, tak ada bekas, bahkan tak ada bayangan. Ia menatap ke sekeliling kamarnya. Tidak ada yang berubah, tidak ada barang-barang yang bergerak dari tempatnya. Dan pintunya pintunya masih tertutup rapat! keesokan paginya berlalu seperti adegan tayangan lambat. Ia mengurung diri di kamar sangat lama. Telepon sering berdering dan tetangga berdatangan ke rumah, berbicara dengan suara yang pelan. Ia mendengar presenter membacakan berita dengan serius di TV, ia mendengar ayahnya berbicara. Lalu, tak beberapa lama, ia mendengar suara kaki ayahnya, suara itu terdengar tegas menuju ke kamarnya. Tyler sudah mempunyai firasat bahwa ayahnya akan mengatakan sesuatu padanya, sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya. Pikirannya sangat kacau saat itu, penasaran, takut, sedih, semua bercampur. Dan tanpa alasan yang jelas ia menyiapkan dirinya untuk terkejut. Kreeeeek terdengar bunyi pintu kayu yang dibuka perlahan oleh ayahnya. Air muka ayahnya memancarkan aura kesedihan yang seketika itu dirasakan Tyler. Ia masih duduk bersandar pada ranjangnya, menunggu sepatah kalimat yang akan mengucurkan air mata di pipinya. Pesawat yang membawa ibumu pergi mengalami kecelakaan tyler, kuharap kau tenang dan jangan menangis, masih ada aku, yang bisa menyayangimu layaknya ibu ujar sang ayah dengan mata berkaca-kaca , menahan kesedihan yang mendalam akibat kecelakaan pesawat itu. Berita pagi ini yang ia lihat di TV tak disangka sangka mengubah hidupnya untuk hari itu, dan selamanya. Begitu pula Tyler kecil yang seketika langsung memeluk gulingnya dan berlari memeluk ayahnya, bahu sang ayah basah oleh air mata tyler, sang ayah tahu betul bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu di usia sedini itu. sabar ya nak, kita doakan semoga ibu selamat , ayah tyler mencoba untuk menghentikan tangis anak kecil itu, tetapi percayalah, itu tak membantu sedikitpun karena yang ada di benak tyler adalah tangis dan jeritan ibu beserta kenangan manisnya bersama sang ibu. Ayah tyler kemudian menggendong anak itu ke tempat tidurnya, memeluknya sambil mengusap-usap rambutnya yang basah akan keringat. Ia masih berusaha menenangkan tyler akan tragedi folrida itu, sebenarnya ia telah berusaha mengingatkan istrinya untuk tidak berangkat, karena ia memiliki firasat buruk saat itu, tetapi bisnis tetaplah bisnis. Kita tak boleh membatalkan deal yang sudah ditandatangan. Ayah tyler mencoba berfikir positif, mungkin ini semua adalah kehendak tuhan yang tak terelakkan. Tak lama kemudian tyler pun tidur dengan kesedihannya sepeninggal ibu yang sangat ia sayangi, sang ayah menyelimutinya sambil mengecup keningnya. Seraya menyela air mata di pipinya dan berjalan ke dapur untuk meminum segelas wine bekas semalam, dengan harapan sedikit mengobati luka batinnya. Malam harinya, tyler dan ayahnya tidak makan malam di rumah, ayahnya memutuskan untuk ke restoran fastfood yang berjarak sekitar 2mil dari rumahnya. Karena makan dirumah hanya akan membawa memori antara mereka dengan sang ibu, dan hanya akan berujung pada kesedihan. Sesampainya disana, ternyata tyler memesan beef black pepper pizza yaitu makanan favorit ibunya, ayahnya menitikkan air mata dan tidak memesan apa-apa, sang pelayan pun pergi dengan raut muka keanehan melihat tingkah si ayah. Karena luka itu telah mencabik cabik hatinya bak seekor macan kelaparan yang sedang mencabik daging rusa. Alih alih pergi ke restoran untuk menjauhkan dirinya dari bayangan sang istri, ternyata sosok istri tercinnta tak bisa lepas dari benaknya. Teringat saat saat mereka belum menikah, restoran ini menjadi saksi kemesraan mereka setiap malam minggu, disela sela kesibukan mereka, mereka masih menyempatkan untuk makan malam disini, walaupun hanya restoran sederhana, tapi cinta mereka begitu istimewa.

Singkat cerita tibalah hari pembagian raport untuk tyler kecil, teman temannya datang bersama kedua orangtua mereka, dengan wajah sukacita dan penuh kehangatan di aula New Orleans Kindergarten, hari ini adalah wisuda anak taman kanak kanak tersebut, dan seharusnya menjadi hari yang bahagia bagi setiap orang disana karena mereka akan siap melepas anaknya ke jenjang sekolah dasar. Tapi tak demikian untuk ayah tyler, ia berusaha untuk menahan kecamuk air mata yang ingin keluar, dadanya sesak melihat kehangatan keluarga yang dulu pernah ia rasakan. Sudah seminggu pasca tragedi kecelakaan pesawat florida itu. Belum juga ada kabar tentang simpang siur nasib istrinya, ia myimpulkan sendiri bahwa istrinya sekarang sudah tiada. Hilang ditelan laut florida. Kami persilahkan Tyler Whitehead untuk ke depan Tyler kecil yang masih senang bermain , dengan wajah berseri maju ke depan, begitu pula ayahnya, yang menutupi kesedihan nya dengan secercah senyuman di wajahnya, memang aneh. Hanya tyler saya yang wisuda hanya dengan ayahnya, anak-anak lain didampingi kedua orang tuanya. Ayah johnny menyapa ayah tyler, hey bung, gimana kabarnya? Ngomong-ngomong sang istri ga dibawa kesini nih? ujar ayah johnny dengan wajah tak berdosa, wajar saja, karena tak seorangpun tahu tentang kematian ibu tyler, dan ayah tyler pun menyuruh tyler untuk merahasiakan hal ini. biasaaa, urusan bisnis bung, maklum wanita karier... hehehe balas ayah tyler, sembari menyalakan mobil corolla tahun 1992 peninggalan kakek tyler , dan bergegas untuk pulang ke rumah, menghindari pertanyaan pertanyaan tak dinginkan yang mungkin akan dilontarkan ayah johnny bila mereka tetap disana. gue duluan yaa, bye tambah ayah tyler. nguuunggg.. suara mobil yang deras melintas di depan wajah ayah johnny. Yang keanehan oleh sikap temannya yang terburu-buru itu. Kesendirian yang mendalam dirasakan ayah Tyler, hidup tanpa istri tak semudah yang ia bayangkan, begitu pula ketika ia memikirkan nasib tyler, tyler pun butuh seorang ibu yang bisa menyayanginya. Terbesitlah niat untuk menikah lagi di benak ayah tyler. Di usia yang belum terlalu tua, 32 tahun, mungkin mudah baginya untuk mencari ibu yang baru, nona julie, tetangganya yang juga sekretarisnya di kantor, mungkin orang yang pertama muncul di otaknya, ia masih single , cantik, pandai, wah pokoknya sosok yang pas deh untuk menggantikan sosok ibu tyler. Sebenarnya sang ayah pun sudah menyimpan rasa ini sejak lama, bahkan saat ia masih menjalin tali pernikahan dengan ibu tyler, sang ayah sudah menyimpan rasa ini diam diam. Sementara itu, tyler masih tiduran di kamarnya, melihat ke luar jendela, langit yang gelap, sepertinya bintang pun bersembunyi dalam pandangan tyler seakan memperparah hembus angin kesendirian yang mengusik hidup tyler. Malam malam sepeninggal ibunya memang aneh, walaupun ibunya tak disini bersamanya, tetapi tyler masih bisa merasakan kehadiran ibu di kamar tidurnya. Tyler menutupi tubuhnya dengan selimut tebal bergambar snoopy, jam sudah menunjukkan pukul 21.30 . sudah waktunya ia tidur, kesunyian malam, mungkin adalah musik yang paling ditakuti tyler, karena tyler kecil tahu, bahwa kesunyian malam lah yang mampu membawanya masuk ke dalam sebuah dunia baru yang bahkan ia sendiri tidak ingin memasukinya. Suara TV di ruang tamu sudah tak ada lagi, ini berarti ayah nya sudah ke kamar nya untuk tidur. Entah mengapa, sepeninggal ibunya, ayah tyler tak lagi membacakan dongeng jingo itu pada tyler, tak ada yang tahu mengapa. Tyler masih memandangi jendela nya yang terbuka, ia mencoba untuk tidur tapi tak bisa, ia masih membayangkan ibunya dengan harapan ia bisa bertemu dengan sang ibu di alam mimpi. Mungkin inilah yang disebut ikatan ibu dan anak. Tak terpisahkan , tak dapat terputuskan oleh apapun. Seraya tyler masih mencoba untuk tidur, hawa berbeda menghembus dirinya, asap putih menutupi pemandangan langit gulita yang

terpampang di jendelanya. Pohon bergoyang kencang seakan akan ada angin tornado yang menyerbu mereka, akan tetapi tanpa alasan yang jelas, tyler tidak merasa takut. Aneh sekali. Tiba tiba dindingnya mengeruak seakan akan ada sosok yang ingin keluar dari situ, tyler terus memandanginya , ia takut, tapi penasaran juga, apa yang sebenarnya ada dibalik dinding itu. krrrkkk... whussshhh suara angin dan suara retakan tembok bermain main di telinga tyler, ia masih menunggu sosok apakah yang akan muncul di depannya. Pancaran sinar putih keluar dari tembok itu, sangat terang sampai sampai tyler tak mampu menahan dirinya untuk menutup matanya. sinkkkkk tiba tiba tembok tersebut kembali seperti biasa, tapi tyler dapat merasakan sesuatu disebelahnya, sesuatu yang dingin, tiba tiba ia merasakan ada sesuatu yang menggenggam tangannya. Dari luar terasa dingin, tapi kehangatan yang ditimbulkan itu sampai ke palung hatinya. Brakkk suara hempasan badan tyler yang kaget dengan ranjang tempat tidurnya, seorang sosok berbaju serba putih, rambutnya terurai indah, wajahnya bersinar, tyler mengenali sosok itu.. ibuuu!!!!!!! Langsung dipeluknya sosok itu, rasa dingin malam itu terkalahkan oleh pelukan anak terhadap ibunya. Tyler menangis rindu di pelukan sosok itu, sosok itu tersenyum dan mengusap wajah tyler, wajahnya sangat mirip dengan ibunya, aroma tubuhnya pun sama. Tyler kangen sama ibu, ibu kemana ajaa? ujar tyler kecil,walaupun ibu ga ada di deket kamu, tapi yakinlah nak, ibu selalu mengawasi dan menyayangimu, sampai kapanpun balas sosok itu lembut. Tyler mencubit pipinya, menepuk pipinya, mengetes bahwa ini bukan mimpi, sosok itu menghentikan tangannya, ini bukan mimpi sayang. Aku nyata, akulah ibumu. Aku takkan membiarkan seorangpun menjagamu, kecuali aku,dan aku takkan membiarkan seorangpun menyakitimu, bisik sosok itu di telinga tyler, seraya pergi menuju tembok itu, sinar putih pun kembali terpancar dan seakan menghisap sosok itu ke dalam tembok. Tyler masih tidak percaya walaupun sejujurnya ia senang bisa bertemu lagi dengan ibunya tercinta. Singkat cerita, ayah tyler menikah dengan tetangganya julie, dengan dalih ingin membuat tyler merasakan kembali kehangatan sosok seorang ibu, tetapi tyler tetap tak suka walaupun ia menyembunyikan perasaan itu dengan senyuman nya yang dibuat buat. Ternyata dibalik kecantikan wajah nona julie, ia ternyata bukan seorang wanita yang penyabar, wajah cantiknya hanyalah topeng dari semua keburukan hatinya. Tyler enggan memanggilnya ibu, ia memanggilnya mama julie. Karena ibu adalah sosok yang sakral baginya, tak tergantikan. Dengan posisi sebagai sekretaris, nona julie jarang berada dirumah, tyler sering main sendiri di rumahnya, saat ia pulang sekolah. Eits tapi tak mungkin ia betah main sendiri di rumah. Pasti ada yang menemaninya, siapa lagi kalau bukan sosok misterius ibunya Sosok misterius ibunya, memang sayang kepada tyler. Ayahnya sudah berbeda, ayahnya lebih sering meluangkan waktu bersama mama julie ketimbang bersama tyler. Hal itu memang membuat tyler sedih, namun ikatan batin tyler dengan sosok misterius ibunya itu malah semakin kuat, karena sosok itulah yang lebih banyak mengisi hidup tyler, menemaninya ke sekolah, menemani nya bermain di rumah, juga menjaganya ketika tidur. Tetapi ada satu cerita tentang rumah tyler, dulu konon katanya ada seorang wanita yang mati bunuh diri karena ditinggal meninggal anaknya, dan ditinggal suaminya menikah dengan wanita lain. Memang kabar ini sudah jarang terdengar lagi di masyarakat, lantaran keluarga tyler yang aman-aman saja berada di rumah tersebut. Tetapi tetap saja ada misteri dibalik rumah itu. Sosok itu dikabarkan benci akan kaum lelaki, bahkan ada cerita yang menyebutkan bahwa jika ada laki-laki dewasa yang tinggal disana, maka bersiaplah akan kematian yang akan menjemputnya. Begitu ujar pak Harry, tetangga ayah tyler yang berada 2 rumah dari rumah tyler. Cerita itu membuat merinding ayah tyler, tapi ia bertindak biasa saja seolah menyembunyikan ketakutan yang bergejolak di hatinya.

Malam itu, ketika ayah tyler dan mama julie sedang nonton TV berdua di ruang keluarga, tiba tiba listrik mati. Langsung hening seisi rumah itu, waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, memang lazim bagi orang dewasa belum tidur jam segitu. Tapi ada yang tak lazim disini, ketika ayah tyler mengintip rumah orang lain untuk melihat apakah mereka juga mati listriknya, tiba-tiba pintu terkunci dari luar dengan sendirinya, mereka berdua terkurung di dalam rumah mereka sendiri ditemani dengan terangnya kegelapan dan kesunyian malam. Papaah, aku takuut ujar mama julie seraya memeluk suaminya itu tenang mah, kita harus tenang! balas ayah tyler Tiba- tiba lampu bergerak dengan sendirinya, terdengar gemerincing suara sendok yang seakan dimainkan bagaikan alat musik oleh seseorang, kursi bergeser, lampu kedap kedip. Seperti fenomena poltergeist yang pernah mereka lihat di TV. Bulu kuduknya merinding, tak mungkin tyler yang ,melakukan semua ini, ia sudah tidur.. lalu siapa yang melakukannya? Tanya ayah tyler dalam benaknya. Lalu tiba tiba terdengar alunan musik klasik dan asap putih yang masuk melalui pintu depan rumah, tak ada yang tahu dari mana alunan musik itu berasal. Ini pertama kalinya ayah tyler mengalami pengalaman mistis. apakah itu hantu pah? ujar mamah julie ah tidak mungkin! Aku tidak percaya hantu balas ayah tyler arggggghhhh!! seketika pelukan mama julie terlepas dari ayah tyler, sesuatu menariknya ke arah dapur yang gelap, sontak saja ayah tyler terkejut dan tak dapat berkata apa apa. Jantungnya berdetak sangat keras. Ia berkeringat dingin. Kini ia benar benar sendirian. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang aneh di dinding, seakan akan ada sesuatu yang terperangkap dan mencoba keluar dari dinding tersebut. Sinar putih mulai menyilaukan mata ayah tyler dan wussshhhh sebuah tangan putih ada di pundaknya. Ia benar-benar takut saat itu, ia bergumam sosok apakah yang ada di belakangnya. Tangan itu sangat dingin dan seakan membekukan darah yang mengalir di tubuh ayah tyler, perlahan ia mencoba untuk menoleh ke belakang. Dengan membuka matanya perlahan, ia melihat sosok serba putih yang wajahnya tertutupi rambut hitam. Ayah tyler mencoba lari, tapi seakan kakinya tak mau diatur lagi oleh otaknya, ia tak dapat bergerak sedikitpun. Tidak mungkin!!!! Kau tak nyata! Hihihihihihi, kau akan menerima pembalasanku robert tyler sosok itu menyebutkan nama ayah tyler. Tidaakkkkkkkkkkkkkkk!! Ayah tyler terbanting ke arah sofa , dan tersungkur hingga pingsan. Sedangkan sosok itu kembali ke tempat seharusnya ia berada, dibalik dinding~ Keesokan paginya, ayah tyler tidak masuk kerja, begitu pula mama julie, tetapi tyler tetap pergi ke sekolah, mengingat ada quiz bahasa inggris hari ini. mereka berdua masih merahasiakan kejadian semalam kepada tyler dan tidak ingin tyler tahu, takutnya tyler merengek untuk pindah rumah, sedangkan keuangan mereka belum mencukupi untuk itu.

Mama julie tidak ingin membicarakan kejadian semalam kepada ayah tyler, ia lebih memilih melupakannya sambil membereskan rumah yang berantakan akibat poltergeist semalam. Sedangkan ayah tyler mengambil yellow pages dan mencari nomor telefon yang ia bisa hubungi untuk menyelesaikan masalahnya. Setelah tyler berangkat ke sekolah dengan bus sekolah berwarna kuning itu, tak lama kemudian, sekelompok laki laki berbadan tegap, mengenakan jas hitam dengan berbagai peralatan aneh pun berdiri di depan pintu. Mereka memencet bel rumah Ting Tong. Ayah tyler yang membukakan pintu untuk mereka. Mama julie keanehan dengan kedatangan mereka, tapi ayah tyler menatap dan memberikan isyarat kepada mama julie untuk membuatkan minum. Parker, Robert begitulah perkenalan singkat mereka. Langsung ke tujuan utama, ayah tyler mengungkapkan masalah yang dialaminya semalam, Parker dan teman temannya yang dijuluki Ghostbusters hanya mengangguk ngangguk, karena mungkin bagi mereka ini adalah persoalan yang hampir setiap klien hadapi. Tanpa berlama lama lagi, dengan radar pendeteksi makhluk astral , dan kamera khusus penangkap energi astral, parker dan 3 kru lainnya bersama ayah tyler, mengelilingi rumah untuk mendeteksi keberadaan sosok misterius tersebut. Tiba tiba saja saat akan menuju ke kamar tyler, alunan musik klasik yang persis sama seperti yang ayah tyler dengar semalam terdengar lagi, sontak saja parker dan kru nya kaget, tapi parker berusaha untuk proffesional dan menenangkan pak tyler dan teman temannya. Mereka terus berjalan, tiba tiba ada anak kecil bertopi kotak kotak, menari nari seiring dengan alunan musik klasik tersebut, parker dan krunya serta pak tyler melihatnya dari kejauhan, bulu kuduk mereka bertiga merinding, tapi parker paling berani dan dengan perlahan mendekati sosok anak kecil tersebut, ketika hanya berjarak satu meter dari anak tersebut, tiba tiba anak itu lari, parker sontak mengejarnya, dan anak itu hilang bak ditelan bumi. Jendela tertutup rapat. kemana anak itu pergi gumam parker Ia mengecek lemari pakaian berwarna coklat, yang terlihat termakan umur itu, ia membukanya perlahan, daaaaan baam!! Lemari itu kosong!! Parker terkejut dan langsung menyuruh para krunya untuk langsung melakukan ritual pemanggilan arwah untuk mengetahui sosok apa dan apa yang sosok tersebut inginkan dari pemilik rumah. Berbekal peralatan yang cukup canggih dan modern, mereka mencoba melakukan komunikasi dengan mahluk astral tersebut, dengan earphone yang terhubung ke telinga parker, dan salah satu kru nya yang bertugas untuk menggambar gelombang yang dikirimkan oleh mahluk tersebut menjadi sebuah gambar, agar sosok tersebut dapat tervisualisasi dan dapat dilihat oleh ayah tyler. Dan woow, bulu kuduk ayah tyler merinding lagi, sosok yang digambarkan oleh ben, kru dari tim parker yang bertugas menggambar, tidak lain adalah wanita misterius yang dilihatnya semalam. Baju serba putih, mata merah yang manandakan amarah yang terpancar dari wajah sosok itu, kepala berlumuran darah, dan rambut hitam panjang terurai yang menutupi sebagian wajahnya. Tiba tiba saja parker muntah, ia merasakan sesuatu telah menyerang dirinya, sontak saja kru nya kaget dan memutuskan untuk menghentikan ritual ini dan segera ingin meninggalkan rumah yang tak se-seram yang mereka bayangkan. Sebelum pulang parker berpesan pada parker untuk segera meninggalkan rumah itu juga meninggalkan istrinya. Sosok itu tak suka padamu robert. Ujar parker seraya berjalan terengah engah. Saat malam hari tiba, perasaan ayah tyler sudah tak enak. Begitu pula bagi mama julie. Tapi tidak bagi tyler kecil, ia sudah berteman baik dengan sosok misterius yang ditakuti oleh kedua orang tuanya itu.

Ayah tyler, duduk di ruang kerjanya sambil browsing di internet. Ia mencoba menguak sejarah tentang rumah berhantu yang sekarang ia diami itu. Setelah beberapa lama mencari, ia pun terkejut, ia menemukan sebuah berita yang mencengangkan di internet. Berita itu tercatat dimuat tahun 1960 Menurut berita tersebut, seorang wanita yang masih tergolong muda mati bunuh diri di rumah tersebut, ia mati setelah ditinggal pergi suaminya, dan ia pun loncat dari lantai 2 bersama anaknya yang masih berumur 7 tahun, mereka berdua mati secara bersamaan. Bulu kuduk ayah tyler pun seketika merinding mendengar cerita ini, ternyata rumor yang beredar walaupun hampir punah itu memang benar adanya. Sambil menelusuri cerita tersebut lebih lanjut. Tyler pun baru tahu kalau penghuni rumah ini sebelum dirinya mati satu keluarga, secara bersamaan! Bahkan polisi pun hingga kini tak dapat menjelaskan penyebab dari kematian keluarga tersebut, hingga akhirnya kasus itu tak terdengar lagi. Malam itu merupakan malam yang mencekam baginya, setiap detik bagaikan menunggu waktu sejam. Ia baru ingat kalau ia pernah berjanji pada ibu tyler untuk tidak menikah lagi dengan wanita lain apapun yang terjadi, tapi semua itu terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Ia baru menyadari kesalahannya ketika semuanya sudah memasuki penghujung episode terakhir. Ia juga menyesali perbuatannya yang selama ini lebih meluangkan waktunya berdua bersama mama julie ketimbang bersama tyler yang seharusnya ia sayanagi. Ia terbutakan oleh bualan cinta mama julie, kecantikan julie telah membawanya pada ujung kehidupan yang tidak pernah diharapkan oleh setiap manusia di bumi. Ayah tyler masih duduk di depan laptopnya sembari menyesali perbuatannya, mama julie ketika itu tak disana, ia sedang menjenguk keponakannya yang sedak sakit di california. Hanya ia dan tyler yang berada di rumah itu. Tyler sendirian di kamarnya, ingin rasanya ayah tyler pergi ke kamarnya untuk memeluk dan meminta maaf kepada tyler atas apa yang telah ia perbuat selama ini. tapi ia malu! Malu karena ia baru menyadari segalanya ketika ia di posisi yang sangat terjepit. Tapi hatinya bergejolak dan mulai bergerak ke arah kamar tyler. Baru selangkah kakinya bergerak menuju kamar tyler.. Bzzzz Seketika lampu pun padam, ayah tyler baru saja ingin menebus kesalahannya, tetapi semua nya terasa terlambat, poltergeist itu datang kembali, bahkan kali ini lebih dahsyatt. Kursi makan di dapur berterbangan, piring piring pun begitu, tak terdengar suara tyler, ia sangat sendiri saat itu, alunan musik klasik yang diiringi suara pecahan gelas dan piring mengiringi malam hari nya, yang mungkin saja itu adalah terakhir kalinya ia merasakan malam hari. Sosok itu muncul, namun kali ini tanpa cahaya putih, sosok itu mengelilingi ayah tyler, sambil menguak semua kesalahan yang pernah ayah tyler lakukan, seraya sosok itu terus mencerca ayah tyler dengan kalimat kalimat penyesalan. Ayah tyler hanya bisa menangisi perbuatannya yang semua sudah terlambat saat itu. Sosok misterius itu menarik pisau di dapur dengan kekuatan magis nya, lalu dengan lembut ia menyentuhkan pisau tersebut ke leher ayah tyler, pisau ku yang kutancapkan di kerongkongan mu, tak sesakit luka hatiku dan luka anakku tyler! maafkan akuuu balas ayah tyler diiringi isak tangis ketakutan

terlambat tyler, kau mengacaukan semuanya kau yang menyuruhku bekerja habis-habisan sehingga aku harus membiayai cicilan rumah sedangkan kau hanya berselingkuh di tempat kerja dengan julie sialan itu hingga akhirnya aku harus menemui ajalku dalam kecelakaan pesawat!! Dan sekarang lihat!! Kau telantarkan tyler kecil-ku!! Kau menikah lagi dengan wanita jalang itu!! Katakan padaku, apa aku harus mengampuni orang sepertimu? Ayah tyler hanya bisa menangis menyesali perbuatannya, tanpa menunggu lebih lama lagi, l;angsung ditancapkan nya pisau itu ke leher ayah tyler seraya berkata, sampai jumpa di neraka robert!! HAHAHAHAHA Crrrr Cucuran darah segar mengalir di leher robert, ia mengakhiri hidupnya dengan sangat tragis. Meninggal dengan segudang penyesalan dan mimpi yang belum tercapai. Ambulan pun tiba keesokan paginya, terlihat nenek tyler berdiri sambil memeluk tyler yang sedari tadi menangis. Mama julie pun sedang dalam perjalanan menuju New Orleans. Polisi mengangkat mayat ayah tyler, dan menempelkan garis polisi di sekitar rumah tyler, tetangga pun berdatangan dan menerka nerka apa yang baru saja terjadi semalam. Polisi tidak dapat berkata apa apa, opsir james yang sudah berumu 60 tahun hanya bisa tertegun ketika ditanyai oleh nenek tyler, dahulu ia juga menangani kasus serupa, dan hingga saat ini penyebabnya belum dapat diketahui, jelas saja kasus ini tak terpecahkan, karena pelakunya bukan manusia. Sosok misterius dibalik dinding itu masih menjadi misteri atau mitos bagi warga sekitar, tyler kini menjadi seorang yaitm piatu, tak ada orangtua yang menyayanginya seperti dulu, tetapi untungnya ia masih bisa merasakan kehangatan kasih sayang seorang nenek yang begitu baik mengijinkannya untuk tinggal bersamanya. Tyler meneruskan hidupnya bersama neneknya di New Jersey, sedangkan mama julie tinggal bersama keluarga barunya, ia menikah lagi dan sekarang dikabarkan tinggal di sekitar Texas. Sedangkan rumah itu sampai sekarang masih tak berpenghuni, walaupun besar dan cukup mewah, serta harganya murah. Tampaknya orang orang masih segan untuk membayar nyawanya demi rumah yang mewah dan murah. Sosok yang membunuh robert pun sampai sekarang masih berada di rumah itu, menikmati masa masa kejayaan nya sampai akhir kiamat, DI BALIK DINDING.

---TamaT---

Biodata Penulis

Penulis yang bernama Kharisma Jayatra dan akrab disapa Kharis ini dilahirkan di Belitung, tanggal 18 februari 1995. Semasa kecil, ia bercita cita menjadi seorang ilmuwan, dan sekarang ia sedang mengejar mimpinya dan sedang dalam proses menuju FTTM ITB. Saat ini ia bersekolah di SMA Alfa Centaury, untuk kontak bisa langsung follow twitternya di @kharismaj

Anda mungkin juga menyukai