Anda di halaman 1dari 34

1

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA KANDUNG KEMIH

I.

PENGERTIAN Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung

kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok. Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma, karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma. Kanker kandung kemih dibagi tingkatannya berdasarkan kedalaman tingkat invasifnya yaitu: tingkat O Mukosa, tingkat A Sub Mukosa, Tingkat B Otot, Tingkat C Lemak Perivisial, Tingkat D Kelenjar Limfe.

II. FOKUS PENGKAJIAN Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri adalah gejala pertamanya pada kebiasaan tumor kandung kemih. Biasanya intermitten dan biasanya individu gagal untuk minta pertolongan. Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri terjadi juga pada penyakit saluran kemih yang non malignant dan kanker ginjal karena itu tiap terjadi hematuri harus diteliti. Cystitis merupakan gejala dari tumor kandung kemih, karena tumor merupakan benda asing di dalam kandung kemih. Pemeriksaan cytologi urine dapat memperkenalkan sel-sel maligna sebelum lesi dapat divisualisasikan dengan cystoscopy yang disertai biopsi. Penentuan klinis mengenai tingkatan invasif dari tumor penting dalam menentukan regimen terapi dan dalam pembuatan prakiraan prognose. Tiap orang yang pernah menjalani pengangkatan papilomma harus menjalani pemeriksaan cystoscopy tiap tiga bulan untuk selama dua tahun dan kemudian intervalnya sedikit dijarangkan bila tidak ada tanda-tanda lesi yang baru. Keperluan pemeriksaan yang sering harus dijelaskan oleh ahli urologi dan harus diperkuat oleh perawat. Tumor-tumor kecil yang sedikit menjangkiti lapisan jaringan dapat ditolong

dengan sempurna dengan fulgurisasi transuretra atau dieksisi. Foley kateter biasanya dipasang setelah pembedahan. Air kemih berwarna kemerahan tetapi tidak terjadi perdarahan gross. Rasa panas saat berkemih dapat diatasi dengan minum yang banyak dan buli-buli hangat pada daerah kandung kemih atau berendam air hangat. Klien boleh pulang beberapa hari kemudian setelah bedah. Bila tumor tumbuh pada kubah kandung kemih harus dilaksanakan reseksi segmental dari kandung kemih. Sistektomi atau pengangkatan seluruh kandung kemih harus dilaksanakan bila penyakit sudah benart-benar ganas. Radiasi kobalt eksternal terhadap tumor yang invasif sering dilakukan sebelum bedah untuk memperlambat pertumbuhan. Radiasi supervoltase dapat diberikan kepada klien yang fisikinya tidak kuat menghadapai bedah. Radiasi bukan kuratif dan mutunya hanya sedikit dalam pengelolaan bila tumor tidak mungkin bisa dioperasi. Radiasi internal jarang dipakai karena efeknya yang berbahaya. Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam kandung kemih sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam kandung kemih selama dua jam.

DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN PADA KLIEN DENGAN KANKER KANDUNG KEMIH 1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

Tujuan :
1. 2. 3. Klien dapat mengurangi rasa cemasnya Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

Tindakan :
a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan. e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system. g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman. h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

Rasional:
a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi. b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. c. Dapat menurunkan kecemasan klien. d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga. g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat. h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

2.

Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

Tujuan :
1. 2. 3. 4. Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas Melaporkan nyeri yang dialaminya Mengikuti program pengobatan Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin

Tindakan :
a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya

c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV d. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik. e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu. Kolaboratif: f. Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien. g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll

Rasional:
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan. b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi. c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas. e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri. f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran. g. Untuk mengatasi nyeri.

3.

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

Tujuan :
1. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi 2. 3. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

Tindakan :

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya. b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan. c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis. d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien. e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas. f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga. g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan. h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien. Kolaboratif i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin j. Berikan pengobatan sesuai indikasi Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

Rasional:
a. Memberikan informasi tentang status gizi klien. b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien. c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk. d. Kalori merupakan sumber energi. e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas. f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri. g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan. h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien). i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien. j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien. k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

4.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan :
1. Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap. 2. Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut. 3. Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo- batan. 4. Bekerjasama dengan pemberi informasi.

Tindakan :
a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya. b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker. c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan. d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien. e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya. f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal. g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi. h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

Rasional:
a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien. b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian. c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit. d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan. e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat. g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman. h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

5.

Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

Tujuan :
1. Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi 2. 3. Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal. Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga

kebersihan rongga mulut.

Tindakan :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara periodik. b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah. c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine. d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras. e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral. Kolaboratif f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine, mouthwash preparation. h. Kultur lesi oral. antimikrobial

Rasional:
a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan. b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan makanan dan minuman. c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi. d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.

e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut. f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi. g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik. h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang tepat.

6.

Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake

Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.

Tindakan :
a. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam. b. Timbang berat badan jika diperlukan. c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil. d. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien. e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu. f. Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie. g. Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah. Kolaboratif h. Berikan cairan IV bila diperlukan. i. Berikan therapy antiemetik. j. Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin

Rasional:
a. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia. b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan. c. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi. d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia. e. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.

f. Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan. g. Mencegah terjadinya perdarahan. h. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang. i. Mencegah/menghilangkan mual muntah. j. Mengetahui perubahan yang terjadi.

7.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif

Tujuan :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi 2. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal

Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama. b. Jaga personal hygine klien dengan baik. c. Monitor temperatur. d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi. e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur. Kolaboratif f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets. g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

Rasional:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang. b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup. c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi. d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi. e. Mencegah terjadinya infeksi. f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi. g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

8.

Resiko

tinggi

gangguan

fungsi

seksual

berhubungan

dengan

deficit

pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

10

Tujuan :
1. Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi terhadap seksualitas 2. Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan

Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya. b. Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap seksualitasnya. c. Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.

Rasional:
a. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara klien dengan pasangannya. b. Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang dihadapinya. c. Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan secara wajar.

9.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :
1. Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik 2. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka. b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal. c. Ubah posisi klien secara teratur. d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

Rasional:
a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit. b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi. c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu. d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.

11

PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa NIM Tempat Praktek

: Subhan : 010030170 B : Ruang Bedah D

Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2001

I. IDENTITAS Nama Umur : Tn. M. : 45 tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia. Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat : Islam. : Buruh tani. : SD (tidak tamat). : Jl. Jarah, Siman, Ponorogo.

Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, badan panas sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan Utama Sebelumnya: Mulai 2 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh dan terasa nyeri. Saat Pengkajian : Klien cemas menunggu jadwal operasi karena masalah keuangan. Upaya yang telah dilakukan: Berobat ke RS Ponorogo dan mendapat obat, ke-mudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo. Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: tidak ada.

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) 2.1 Riwayat Penyakit Sebelumnya: Klien ada riwayat kencing batu 3 bulan yang lalu dan 2 bulan yang lalu ada kencing darah. 6 bulan yang lalu selama 1 minggu klien merasa ada

benjolan diperut bagian bawahnya. 2.2 Riwayat Penyakit Sekarang: BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus menerus sejak 2 minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi keras

12

dan lama baru keluar. 2.3 Riwayat Kesehatan Keluarga: Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita oleh klien sekarang ini. 2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan: Klien tinggal di perkampungan yang kondisinya sangat sederhana. 2.5 Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum: Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering terbangun tengah malam. 2. Tanda-tanda Vital: Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 130/80 mmHg, pernafasan normal, 18x/menit. 3. Sistem Tubuh (Body Systems): 3.1 PERNAFASAN (B1: BREATHING) Hidung Trachea : tidak ada kelainan. : letaknya normal.

Bentuk dada: simetris. 3.2 CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING) Nyeri dada : tidak ada. Suara jantung: normal. Edema : pada ekstremitas bawah.

3.3 PERSYARAFAN (B3: BRAIN) Kesadaran: compos mentis. GCS : E= 4 V=5 M= 6. Total nilai: 15

Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan= pucat. Mata: Sklera: icterus. Conjunctiva: pucat Pupil : isokor.

Leher: tekanan vena jugularis normal. Klien mengalami cegukan. Persepsi Sensori Pendengaran: tidak ada kelainan. Penciuman : tidak ada kelainan.

13

Pengecapan : tidak ada kelainan. Penglihatan : tidak ada kelainan. Perabaan : tidak ada kelainan.

3.4 PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER) Produksi urine: dalam 24 jam 600 700 ml, keluar sedikit-sedikit, menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang ada retensi urine. Warna Lainnya fixed. 3.5 PENCERNAAN ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL) Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi). Abdomen Rectum BAB : distensi. : tidak ada kelainan. : 1x/hari, kadang-kadang 2 3 hari baru BAB. Konsistensi: keras. Ada konstipasi. Berat Badan (BB) : tanggal 21 April 2001 = 70 kg. Tanggal 9 Mei 2001 = 57 kg. Diet : TKTP dan Entrasol. Klien memiliki kebiasaan minum kopi sejak muda dan klien bekerja dekat pabrik tebu. 3.6 TULANG OTOT INTEGUMEN (B6: BONE) Kemampuan pergerakan sendi : bebas. Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese. Extremitas: o Atas : tidak ada kelainan. o Bawah : terdapat edema apda tungkai kiri. Tulang Belakang: tidak ada kelainan. Kulit: o Warna kulit: pucat. o Akral : dingin kering. o Turgor: cukup. 3.7 SISTEM ENDOKRIN Terapi hormon: tidak ada. 3.8 SISTEM HEMATOPOIETIK: Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: Anemia. : merah. Bau: agak amis.

: teraba massa supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras,

14

Transfusi darah. Tipe darah: PRC 2 kolf dan FFP 2 kolf.

3.9 REPRODUKSI

3.10 PSIKOSOSIAL Konsep diri: Identitas Status klien dalam keluarga: suami. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas. Peran Tanggapan klien terhadap perannya: senang. Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup. Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas. Ideal diri/Harapan Harapan klien terhadap: Tugas/pekerjaan: dapat melakukan pekerjaan seperti biasa (sebagai buruh tani). Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali bekerja seperti semula. Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya: Klien berharap agar segera dilakukan operasi biar cepat sembuh. Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi maka ia akan sembuh total. Harga diri Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.

Sosial/Interaksi Hubungan dengan klien: tidak kenal. Dukungan keluarga : aktif.

Dukungan kelompok/teman/masyarakat: kurang. Reaksi saat interaksi : kontak mata.

Konflik yang terjadi terhadap: peran. 3.11 SPIRITUAL Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah. Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat. Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini: lewat ibadah. Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada. Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien

15

mempercayainya. Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Mei 2001: Leukosit : 18,9 x 1000/UL Erythrocyt: 4,03 x 1 juta/UL Hb PCV MCV : 9,1 g/dl. : 30,1% : 74,7 FL

Trombosit : 829 x 1000/UL Albumin Diff: Seg : 85 Lym: 11. : 3,5 g/dl.

LED: 91 mm/jam.

Pemeriksaan mikrobiologi tanggal 21 April 2001(hasilnya keluar tanggal 30 April 2001) Bahan urine: Kultur/biakan: * mikroba pseudomonas sp. * jumlah kuman > 10 CFU/ml. Test kepekaan antibiotika (sensitivity test). DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent. Bahan urine: Diagnosa tampak sel-sel ganas transitional cell carsinoma. Keterangan: dalam sediaan ditemukan sel-sel ganas transitional cell carsinoma. Pemeriksaan Radiologi - IVP/BOP tanggal 21 April 2001 Kesimpulan: hidronephrosis grade II III kiri dan hidroureter kiri filling defect pada buli, suspect massa buli. - USG urologis tanggal 21 April 2001 Kesimpulan: massa didaerah dasar dan lateral kiri buli hidronephrosis grade II S. - USG abdomen tanggal 3 Mei 2001 Kesimpulan: hidronephrosis sedang bilateral, massa buli-buli dengan kalsifikasi tak tampak tanda metastase pada hepar dan para aorta.
5

16

Terapi: Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit. Ampicillin 1 gr 4x1. Gentamycin 80 mg 2x1. Parasetamol 500 mg 3x1 tab. Cepatoxim 500 mg 3x1 tab. Transfusi PRC 2 kolf/hari. Transfusi FFP 2 kolf . Diit: TKTP dan Entrasol..

17

ANALISA DATA
TANGGAL KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN

8 Mei 2001

S: Klien menanya-

kan kapan Situasi krisis (kanker) & Cemas

Cemas berhubung-an

dengan

operasinya dilaksanakan, karena sosio ekonomi. biaya selama menunggu jadwal operasi semakin menipis. O: -Operasi belum di lakukan. -Klien gelisah. -Klien tampak kelelahan. -Mata klien tam-pak merah karena kurang tidur.

situasi krisis (kanker) dan sosio ekonomi.

S:

Klien mengatakan lemah & selera

tubuhnya makan-nya

berkurang, rasanya ingin mi-num terus. O: Anemis, pucat, albumin 3,5 g/dl; BB sebelumnya 70 kg turun Hipermetabolik Gangguan nutrisi: kurang dari

18

9 Mei 2001

men-jadi 57 kg; TB= 169 cm.

berhubungan kanker.

dengan Gangguan

nut-risi: kebu-tuhan

berhubung-an

kurang dari kebutuhan.

dengan hiper-metabolik yang berhubungan de-ngan kanker.

S: Klien berpikir bahwa dengan operasi maka dia pasti sembuh total. O: -Pendidikan klien SD tidak sampai tamat. -Klien selalu ber-tanya tentang penyakit & jad-wal operasinya. -Klien merasa ti-dak diperhatikan/tidak dioba-ti.

Kurang pengeta-huan tentang pe-nyakit, pengobatan prognosis &

ber-hubungan

S: Klien mengatakan kencingnya Kurangnya in9 Mei 2001 masih menetes. O:-Warna kencing merah & berbau amis. -Produksi urine dalam 24 jam: 600-700 ml. berwarna merah & formasi kognitif. &

Kurang

penge-tahuan dengan kurangnya infor-masi &

keter-batasan tentang penyakit, prog- keterbatas-an kognitif. nosis & pengo-batan.

19

Gangguan

elimi-nasi

urine

(retensi) berhubungan de-ngan blood clo-thing akibat ada-nya kanker. Gangguan urine (retensi) Blood
10 Mei 2001

eli-minasi

Clothing

akibat

kanker.

20

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN

NO

TGL

DIAGNOSA KEPERAWATAN & HASIL YANG DIHARAPKAN

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

8 Mei 2001

Cemas

berhubungan

dengan

situasi

krisis a. Tentukan belumnya dideritanya.

penga-laman terha-dap

klien

se- a. Data-data mengenai pengalaman yang klien se-belumnya akan mem berikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.

(kanker) & sosio ekonomi.

penyakit

Tujuan: a. Klien dapat mengurangi ra-sa cemasnya. b. Klien rileks & dapat meli-hat dirinya secara objektif. d. Menunjukkan koping yang efektif. b.Berikan informasi secara akurat. tentang prognosis

b.Pemberian

informasi

dapat

membantu klien dalam mema-hami proses penya-kitnya.

Kriteria Hasil: a. Klien melaporkan perasa-an cemasnya c. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek sam-ping. Bantu klien mem-persiapkan diri da-lam pengobatan.

c. Membantu klien da-lam memahami ke-butuhan untuk pe-ngobatan dan efek sampingnya.

berkurang. b. Klien menyatakan pema-hamannya tentang penya-kit.

d. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta me-

Rencana Tindakan: a. Cemas hilang dalam 24 jam.

d. Catat koping yang ti-dak efektif seperti ku-rang interaksi sosial, ketidak

ngatasinya/membe-rikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam

21

b. Klien memiliki & mengi-kuti program JPS. c. Klien mau menunggu jad-wal operasi.

berdayaan dll.

me-ngatasi kecemasan.

e. Agar klien mempe-roleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

f. Memberikan ke-sempatan pada klien e. Anjurkan untuk mengembangkan merenung/istirahat.

interaksi dengan support system. g. f. Berikan lingkungan yang tenang dan nya-man. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benarbenar ditolong.

g. Pertahankan

kontak

dengan

klien, h. Memberikan infor-masi mengenai alter-natif pembiayaan.

bicara dan sentuhlah dengan wajar.

h. Jelaskan tentang kebijakan pemerin-tah & RS tentang penanga-nan bagi klien tidak mampu serta program JPS. a. a. Monitor intake makan an setiap Memberikan infor-masi tentang status gizi klien.

22

hari. b. Memberikan intor-masi tentang penam bahan & penurunan BB. b. Timbang BB, ukuran lengan c. Kalori energi. merupakan sumber

(triceps) serta amati penurunan BB. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) ber-hubungan dengan hiperme-tabolik yang berhubungan dengan kanker. c. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi maka-nan tinggi kaloriTujuan: -Klien menunjukkan BB sta-bil, hasil lab normal & ti-dak ada tanda-tanda mal-nutrisi.
9 Mei 2001

inta-ke

cairan

yang

adeku-at.

Anjurkan pula klien untuk sering mengkonsumsi maka-nan kecil.

-Klien menyatakan pengerti-annya terhadap perlunya intake yang adekuat. d. Kontrol faktor lingku-ngan seperti d. bau bu-suk, bising. Hindari makanan Kriteria Hasil: -Peningkatan masukan ma-kanan. -Tidak ada penurunan BB lebih lanjut hingga saat operasi nanti. -Hasil lab dalam batas nor- mal. -Nutrisi yang cocok & ade-kuat serta kalori yang a. Menghindari dupli-kasi & yang manis, berlemak & pedas. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan serta dis-pepsia yang menye-babkan penurunan nafsu

2.

makan serta mengurangi stimu-lus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

23

cu-kup. a. Review pengertian klien &

pengulangan terhadap pengetahu-an klien.

keluarga ten-tang diagnosa pengobatan & akibatnya. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis & pe-ngobatan berhubungan de-ngan kurangnya b. informasi keterbatasan kognitif. Tentukan persepsi klien tentang kanker & pengobatannya. b. Memungkinkan pembinaan persepsi pengertian. & terhadap di lakukan kesalahan serta

konsepsi

Tujuan: -Klien dapat mengatakan se-cara akurat tentang diagno-sa & pengobatan pada ting-katan siap. -Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup & berpartisipasi dalam pengo-batan. -Mengikuti prosedur pengo-batan & d. c. Berikan bimbingan kepada klien sebelum pengobatan, mengikuti terapi yang prosedur lama,

c.

Membantu memahami proses

klien

dalam &

penyakit

pengobatannya.

komplika-si. Jujurlan kepada klien. Anjurkan klien untuk memberikan d. umpan balik verbal & meng-koreksi Mengetahui sampai sejauhmana pema-haman klien & ke-luarga.

bekerjasama deng-an perawat/dokter.

Kriteria Hasil: -Klien siap untuk dioperasi, baik secara fisik maupun mental. -Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya
9 Mei 2001

mis komuni-kasi tentang penyakit-nya.

e.

Anjurkan klien untuk memelihara kebersih-an kulit & rambut. e. Meningkatkan in-tegritas kulit & ke-pala.

hi-dup.

24

3.

f.

Jelaskan kepada klien /keluarga tentang pentingnya status nut-risi yang f. optimal. Sebagai penyembuh infeksi. upaya an & per-cepatan pencegahan

a.

Anjurkan

klien

untuk

banyak a. Agar tidak sempat terbentuk bekuan darah.

minum air pu-tih.

b. Gangguan eliminasi urine (retensi) berhubungan deng-an blood clothing akibat ada-nya kanker.

Kembangkan kemba-li program latihan kandung kemih atau b. Agar kandung ke-mih dapat berfungsi kembali secara nor-mal.

pengkondisian kem-bali.

Tujuan: - Retensi urine tidak terjadi.

c.

Ajarkan abdomen &

klien

mere-gangkan manuver c, d, dan e. Untuk melatih mengo-songkan kandung

melakukan

varsava jika diindika-sikan. Kriteria Hasil: Klien berkemih volunteer. Residu urine kurang dari 50 cc. Urine tidak lagi berwarna merah & menetes. f. Ukur residu pasca berkemih e. d.

Ajarkan klien manu-ver crede jika ke-mih secara bertahap/se-suai teknikdiindi-kasikan. Ajarkan klien manu-ver regangan anal jika diindikasikan. teknik ter-tentu.

setelah usa- ha mengosongkan kandung

25

kemih jika volume urine lebih dari 100 cc. Jadwal-kan program kateteri-sasi f. Untuk mengetahui efektifitas latihan kandung kemih, bila gagal dapat segera diambil tindakan de-ngan

intermitten.

kateterisasi.

10 2001

Mei

4.

26

TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL 8 Mei 2001 11

JAM
25

TINDAKAN KEPERAWATAN Menggali pengetahuan klien tentang penyakitnya. Menjelaskan tentang penyakitnya, pengobatan & prognosisnya. Menganjurkan istri klien untuk selalu mendampingi & memberikan support pada suaminya. Memberi semangat & dukungan pada klien agar sabar dalam menunggu jadwal operasi. Menanyakan apakah klien sudah memanfaatkan fasilitas bantuan JPS.

wib

s/d

13

00

wib Membantu klien makan & minum. Menimbang BB= 57 kg, TB= 169 cm. Menganjurkan klien agar menghabiskan diet yang diberikan atau me-nambahkannya sendiri. Membersihkan/mengganti alas tidur.

08 9 Mei 2001

45

wib s/d 09
25

wib. 10
15

wib

Melarang klien klien untuk makan makanan yang berlemak & pedas.

11

20

Menanyakan kembali pada klien & keluarganya tentang keadaan kese-hatan/keluhan pagi ini serta kesiapannya untuk menjalani perawatan & pengobatan (operasi).

wib

27

12
45

Memberi semangat & dukungan pada klien & keluarga. Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 18x/mt, suhu= 36,2oC.

wib
45

Membantu klien makan & minum, menganjurkan klien untuk mengha-biskan diet.

08

wib
25

Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36,7oC. Menganjurkan klien untuk memelihara kebersihan kulit. Menanyakan kembali tentang penyakit & prognosisnya. Menimbang BB klien= 57 kg.

09

wib

12
45

Menganjurkan klien untuk istirahat. Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih.

wib 13
00

Membantu klien makan.

wib
30 15

wib

Memberikan motivasi agar klien sabar menunggu saat pelaksanaan ope-rasi.

08 11 Mei 2001 09

Menjelaskan tindakan insisi skrotum & sitoskopy.

wib

28
45

10

Menganjurkan klien untuk istirahat & banyak minum air putih.

wib 10
55

Mengajarkan klien meregangkan abdomen & melakukan manuver varsa-va: a. Sandarkan kepala kedepan pada kedua paha. b. Kontraksikan otot abdomen jika mungkin & regangan/mengejan, tahan nafas sambil meregangkan (manuver varsava). c. Tahan regangan/nafas sampai aliran urine berhenti, tunggu 1 menit & regangkan kembali sepanjang mungking. d. Lanjutkan sampai tidak ada lagi urine yang keluar.

wib 12
00

wib

- Mengukur residu pasca berkemih (kurang dari 80 cc).

13

15

wib

29

EVALUASI

NO. 1.

TANGGAL 8 Mei 2001

DIAGNOSA 1 -

EVALUASI Pengetahuan klien akan penyakit & prosedur pe-ngobatan serta prognosenya masih perlu dilurus-kan. Klien masih bertanya kapan jadwal operasinya. Klien & istrinya mengeluh bila terlalu lama me-nunggu karena keuangannya yang semakin meni-pis. Keluarga klien sudah mengurus JPS.

Klien mau menunggu rencana operasi serta pasrah dengan semua yang akan dilakukan terhadapnya.

2.

9 Mei 2001

Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang.

2 -

Klien mau menghabiskan diet & makanan tambah-an yang diberikan. BB= 57 kg; TB= 169 cm. Albumin masih 3,5 g/dl.

Klien tidak lagi menanyakan proses & kapan pe-laksanaan operasi yang akan dilakukan.

30

3 -

Klien siap dioperasi.

Klien masih menyatakan siap menunggu jadwal operasi. Klien menyatakan dapat tidur/istirahat malam ini.

3.

10 Mei 2001

Klien dapat menghabiskan diet yang diberikan. Klien mengeluh bila BAB lama & keras. Klien ba-ru bisa BAB 2-3 hari. BB tetap 57 kg.

Klien dapat menghabiskan diet yang diberikan, minumnya cukup. Klien masih BAB lama & keras. BB tetap 57 kg.

4.
11 Mei 2001

Kencing masih merah & menetes. Urine residu > 80 cc.

31

CATATAN PERKEMBANGAN

NO. 1.

TANGGAL 9 Mei 2001

DIAGNOSA 1

CATATAN PERKEMBANGAN S: Klien mengeluh lama menunggu operasi dilaksana-kan. O: - Operasi belum dilakukan/terjadwal. Klien gelisah. Klien tampak kelelahan.

A: - Masalah belum teratasi. - Teruskan rencana intervensi. P: - Teruskan rencana intervensi.

S: Klien menyatakan pasrah kapanpun operasi akan di lakukan. 1 O: - Operasi belum terjadwal. Klien sudah bisa tidur. Gelisah sudah jauh berkurang.

A: - Masalah teratasi sebagian, lemah belum teratasi. P: - Teruskan rencana intervensi.

S: - Klien mengatakan tubuhnya masih lemah. O: - BB= 57 kg. 2 Klien tampak pucat.

32

Klien mau menghabiskan makanan/minuman-nya.

A: - Masalah belum teratasi. P: - Teruskan rencana intervensi.

S: Klien mengatakan siap & pasrah untuk dioperasi. O: 3 Klien tidak lagi bertanya-tanya. Klien mau mendengarkan & melaksanakan saran untuk makan & beristirahat yang cukup. A: Masalah teratasi. P: Intervensi tidak diteruskan.

S: O: - Klien bisa istirahat. - Klein sudah tidak tampak gelisah. 1 A: Rencana teratasi. P: Intervensi tidak diteruskan.

S: O: 2 BB= 57 kg. Klien masih tampak pucat. Klien mau menghabiskan makanan/minuman- nya.

33

A: Masalah teratasi sebagian. P: Teruskan rencana intervensi. S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna me-rah. O: - Warna kencing merah & berbau agak amis. - Produksi urine 24 jam 700 ml. A: Masalah belum teratasi. 4 P: Teruskan rencana intervensi.

34

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Philadelphia. Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company,

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. 1996.

Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai