B B1
ta
aspal (tebal = ta) slab (tebal = ts)
a
B2 tt ha h s
sandaran
ts
T-girder diafragma
s beff ts bw c2 c1 b
Panjang bentang jembatan Lebar jalan (jalur lalu-lintas) Lebar trotoar Lebar total jembatan Jarak antara Girder Dimensi Girder :
18.00 6.00 0.50 7.00 2.00 0.60 1.50 0.30 0.35 0.15
m m m m m m m m m m
22
Dimensi Diafragma : Tebal slab lantai jembatan Tebal lapisan aspal Tinggi genangan air hujan Tinggi bidang samping,
bd = hd = ts = ta = th = ha =
m m m m m m
h sd sd L
Jumlah balok diafragma sepanjang L, Jarak antara balok diafragma,
sd
sd
nd = sd = L / ( nd - 1 ) =
5 4.50
bh m
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : Kuat tekan beton K - 250 MPa MPa MPa / C
fc' = 0.83 * K / 10 = 20.75 Modulus elastik Ec = 4700 * fc' = 21410 Angka poisson = 0.2 Modulus geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 8921 Koefisien muai panjang untuk beton, = 1.0E-05
Mutu baja : Untuk baja tulangan dengan > 12 mm : Tegangan leleh baja, Untuk baja tulangan dengan 12 mm : Tegangan leleh baja, Specific Gravity Berat beton bertulang Berat beton tidak bertulang (beton rabat) Berat aspal padat Berat jenis air
MPa MPa
wc = w'c = wa = ww =
23
C. ANALISIS BEBAN
1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit : KMS =
1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb. : Panjang bentang Girder, Berat satu balok diafragma,
L= Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd = Qd = nd * Wd / L = Beban diafragma pada Girder,
m kN kN/m
s bw
1
ts c2 c1 h
2 4 3 4 3
b
Beban berat sendiri pada Girder NO JENIS LEBAR (m) 1 Plat lantai 2 Girder bagian 2 3 Girder bagian 3 4 Girder bagian 4 5 Diafragma 2.00 0.30 0.30 0.15 TEBAL (m) 0.20 1.30 0.35 0.15 BERAT (kN/m ) 25.00 25.00 25.00 25.00 Qd =
3
QMS =
24
QMS L
s
plat lantai diafragma T-girder
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat berat sendiri (MS) :
2.0
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti : 1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari, 2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik, Panjang bentang Girder, Beban mati tambahan pada Girder NO JENIS LEBAR (m) 1 Lapisan aspal 2 Air hujan 2.00 2.00 Beban mati tambahan : TEBAL (m) 0.05 0.05 BERAT (kN/m3) 22.00 9.80 QMA = BEBAN kN/m 2.20 0.98 3.18
L=
18.00
s QMA L
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat berat sendiri (MS) :
25
4. BEBAN LALU-LINTAS
4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Faktor beban ultimit : KTD =
2.0
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
kPa kPa
Gambar 2. Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL) Untuk panjang bentang, KEL mempunyai intensitas,
L=
18.00
q= p=
8.00 44.0
kPa kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
26
50 40 DLA (%) 30 20 10 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Bentang, L (m)
Jarak antara Girder, Untuk panjang bentang, Beban lajur pada Girder,
s= L=
18.00 maka,
2.00
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1 / 2 * ( QTD * L + PTD ) = 205.600 kN 2 MTD = 1 / 8 * QTD * L + 1 / 4 * PTD * L = 1202.400 kNm 4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)
Faktor beban ultimit : besarnya, T= KTT = 100 kN
2.0
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T =
0.4
140.00 kN
27
a= b=
m m m
1 TT 4*P
PTT
PTT
L=
1 TT 4*P
PTT
PTT
a L v2
y2 y1
b v1 m2 v0
x2
a L m0
b m1
x1
Gaya geser (kN) p 1 1 0.25 y 18.00 9.00 14.00 v 1.000 0.500 0.778 (v*p)= v*P 1.000 0.500 0.194 1.694 p 1 1 0.25
Momen (kNm) x 9.00 5.00 4.00 m 4.500 2.5 2 (m*p)= m*P 4.50 2.50 0.50 7.500
Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban truk "T" :
2.00
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (L t) sebagai berikut : Gaya rem, HTB = 250 kN Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN Gaya rem, HTB = 500 kN untuk Lt 80 m untuk 80 < Lt < 180 m untuk Lt 180 m
28
TTB 1.80 m L ta
TTB
1.80 y
Panjang bentang Girder, Jumlah Girder, Gaya rem, Jarak antara Girder, Gaya rem untuk Lt 80 m : dinamis. Gaya rem,
L= ngirder = HTB =
s=
m kN m kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban
TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis, QTD = q * s = 16 PTD = p * s = 88 TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 18.8 < 62.50 Diambil gaya rem, TTB = 62.50 y = 1.80 + ta + h / 2 = 2.600 Lengan thd. Titik berat balok, Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 162.500
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
9.028 81.250
1.20
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : kN/m2 Cw = 1.2 TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 dengan, Kecepatan angin rencana,
Vw =
35
m/det
29
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan : 2 TEW = 0.0012*Cw*(Vw) = 1.764 kN/m Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. Jarak antara roda kendaraan h= x= 2.00 1.75 m m 1.008 kN/m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan, QEW = 1/2*h / x * TEW =
QEW L QEW x
Panjang bentang Girder, Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
m kN kNm
30
MET L e FET h
m kNm kN kNm
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
T = 2 * * [ Wt / ( g * KP ) ]
W t = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan. g = percepatan grafitasi bumi, g= 9.81 m/det2
31
Tanah keras
0.15
0.10
0.05
0.00 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 Waktu getar, T (detik)
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan : Berat sendiri, Beban mati tambahan, Panjang bentang, Berat total, Ukuran Girder,
Wt = PMS + PMA
b=
0.60
Momen inersia penampang Girder, Modulus elastik beton, Kekakuan lentur Girder, Waktu getar, Koefisien geser dasar,
QMS = 24.188 kN/m QMA = 3.180 kN/m L = 18.00 m Wt = ( QMS + QMA ) * L = 492.615 kN m h= 1.50 m 3 I = 1/12 * b * h = 0.1688 m4
Ec = 21410 29735 0.2582 MPa kN/m detik
21409519 kPa
Ec = Kp = 48 * Ec * I / L3 = T = 2 * * [ Wt / ( g * KP ) ] = C= S = 1.0 * F
0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, dengan, F = faktor perangkaan, n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur. Untuk nilai, n= 1 maka : F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil 1
Faktor tipe struktur, Koefisien beban gempa horisontal, Koefisien beban gempa vertikal, Diambil koefisien gempa vertikal, Gaya gempa vertikal,
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225 S = 1.0 * F = 1.225 Kh = C * S = 0.221 Kv = 50% * Kh = 0.110 > 0.10 Kv = 0.110 TEQ = Kv * Wt = 54.3108 kN
32
QEQ L
TEQ = Kv*Wt
QEQ = TEQ / L =
3.017
kN/m
Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
M (kNm)
128.790 81.250 40.824 40.500 122.20
33
KOMBINASI GAYA GESER ULTIMIT No Jenis Beban Faktor Beban 1 Berat sendiri (MS) 2 Beb.mati tamb (MA) 3 B. lalulintas (TD/TT) 4 Gaya rem (TB) 5 Beban angin (EW) 6 Temperatur (ET) 7 Beban gempa (EQ) 1.30 2.00 2.00 2.00 1.20 1.20 1.00
KOMB-1 KOMB-2 KOMB-3 Vu Vu Vu (kNm) 282.994 57.240 474.444 18.056 10.886 2.700 27.155 843.620 835.434 841.834 (kNm) 282.994 57.240 474.444 18.056 (kNm) 282.994 57.240 474.444
Mu = Mutu beton : K - 250 Kuat tekan beton, fc' = Kuat leleh baja, fy = Mutu baja tul. : U - 32 Tebal slab beton, ts = Lebar badan Girder, bw = h= Tinggi Girder, Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : L/4 = s= 12 * ts = beff = Diambil lebar efektif sayap T-Girder, Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = Es = Modulus elastis baja, Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 1 = b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = Rmax = 0.75 * b * fy * [1 *0.75* b * fy / ( 0.85 * fc ) ] = Faktor reduksi kekuatan lentur, =
4147.341 kNm 20.75 320 200 600 1500 4500 2000 2400 2000 MPa MPa mm mm mm mm mm mm mm
34
Tinggi efektif T-Girder, Momen nominal rencana, Faktor tahanan momen, Rasio tulangan yang diperlukan :
= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ] = min = 1.4 / fy = Rasio tulangan minimum, Rasio tulangan yang digunakan, = Luas tulangan yang diperlukan, As = beff * d = Diameter tulangan yang digunakan, D 2 As1 = / 4 * D = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 16 D Digunakan tulangan, As = As1 * n = Tebal selimut beton, td = ds = Diameter sengkang yang digunakan, Jumlah tulangan tiap baris, nt =
Jarak bersih antara tulangan,
32
2 12867.96 mm
30 12 7
mm mm
xs = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = 48.67 mm xs > 1.5 * D (OK) xs > 35 mm (OK) Kontrol jarak bersih :
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan 2 tarik, sehingga : As' = 30% * As = 3728.17 mm Jumlah tulangan tekan yang diperlukan, Digunakan tulangan,
35
beff ts
c
hd
As
d'
Ts
s
Tebal slab beton, Lebar efektif sayap, Lebar badan Girder, Tinggi Girder, Baris ke 1 2 3 Jum. Tul.
ts = beff = b= h= y
(mm) 75.00 135.00 195.00
mm mm mm mm
n*y
525.00 945.00 390.00
n
7 7 2
d' 600
60 60 75
n=
16
n*y =
1860.00
d' = n*y / n = 116.25 mm Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1383.75 mm 2 Luas tulangan, As = 12867.96 mm Kuat tekan beton, fc' = 20.75 MPa Kuat leleh baja, fy = 320 MPa Cc > Ts Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka :
Gaya internal tekan beton pada sayap, Gaya internal tarik baja tulangan,
36
Ts garis netral di dalam sayap a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) = 116.733 mm c = a / 1 = 137.333 mm Jarak garis netral terhadap sisi atas, Regangan pada baja tulangan tarik, s = 0.003 * ( d - c ) / c = 0.027228
> Momen nominal, Kapasitas momen ultimit, < 0.03 (OK) Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 5457.596 kNm
-6
Cc
Faktor reduksi kekuatan geser, Lebar badan Girder, Tinggi efektif Girder, Kuat geser nominal beton,
Vu = 843.620 kN Kuat tekan beton, fc' = 20.75 MPa Kuat leleh baja, fy = 240 MPa = 0.75 bw = 600 mm d= 1384 mm -3 Vc = ( fc') / 6 * bw * d * 10 = 630.328 kN Vc = 472.746 kN
Perlu tulangan geser Vs = Vu - Vc = 370.874 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :
Vs = 494.499 kN
12 Av = / 4 * D * n = 226.19
2
2
mm2 mm
152
12
100
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan, sh = 0.0014 Luas tulangan susut,
2 Ash = sh bw * d = 1162.35 mm
37
Diameter tulangan yang digunakan, Jumlah tulangan susut yang diperlukan, Digunakan tulangan,
D 16 mm n = Ash / ( / 4 * D ) = 5.781055 6 D 16
2
Mutu baja : U - 24 Modulus elastis beton, Modulus elastis baja, Tinggi balok, Lebar balok,
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, Tinggi efektif balok, Luas tulangan balok, Inersia brutto penampang balok, Modulus keruntuhan lentur beton, Nilai perbandingan modulus elastis, Jarak garis netral terhadap sisi atas beton,
2.00E+05 MPa
0.200
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. : 4 Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 0.163263 m Momen retak :
Momen akibat beban mati dan beban hidup (M D+L) No Jenis Beban 1 Berat sendiri (MS) 2 Beban mati tambahan (MA) 3 Beban lalu-lintas (TD / TT) 4 Gaya rem (TB) Momen (kNm) 217.688 28.620 237.222 9.028 492.558 kNm
MD+L =
38
Ie = ( Mcr / MD+L ) * Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L ) ] * Icr = 0.180218 m Panjang bentang balok, L = 18.00 m
10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS) Beban akibat berat sendiri, Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
24.19 0.0086
kN/m m
10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) Beban akibat beban mati tambahan, QMA = Lendutan akibat beban mati tambahan (MA) :
3.18 0.0011
kN/m
MA = 5/384*QMA*L4 / ( Ec*Ie) =
10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD) Beban lajur "D" : Beban terpusat, Beban merata, Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :
3 4
PTD = QTD =
kN kN/m m
MTB =
162.50 0.0009
kNm
10.4.4. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW) Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, Lendutan akibat beban angin (EW) :
QEW =
1.01 0.0004
kN/m m
EW = 5/384*QEW*L4 / ( Ec*Ie) =
10.4.5. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET) MET = Momen akibat temperatur movement, Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) :
40.50 0.0002
kNm m
39
10.4.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ) Beban gempa vertikal, Lendutan akibat beban gempa (EQ) :
QEQ =
3.02 0.0011
kN/m m
EQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) =
max = L / 240 =
m KOMB-2 (m) 0.0086 0.0011 0.0095 0.0009 0.0002 0.0011 0.0203 KOMB-3 (m) 0.0086 0.0011 0.0095
40
C L
1500
D
1850
C
3000
B
3000
A
5 D 32 3 D 32
2 D 16
1500
2 D 16 2 D 16
1500
7 D 32 7 D 32
7 D 32
SK-12-100
SK-12-100
SK-12-150
1500
3350 9000
4500
1500
750
1500
60 75
7 D 32
7 D 32
60 60 75
7 D 32
POTONGAN
2000
POTONGAN
2000
A
12 - 100
12 - 100 200 5 D 32 200 100 100 2 D 16 2 D 16 SK. 12 - 100 2 D 16 12 - 200 150 350 600 750 150 300
5 D 32
1500
1500
60 75 600
7 D 32
7 D 32
60 75
7 D 32
7 D 32
POTONGAN
POTONGAN
41
m m m
hd = s=
Berat sendiri (MS) : No Jenis Lebar 2.00 0.30 Tebal 0.20 0.30 Berat (kN/m ) 1 Plat lantai 2 Balok diafragma 25.00 25.00
3
QMS =
Gaya geser dan momen akibat berat sendiri,
QMS =
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan,
42
Beban truk "T" (TT) : Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang besarnya, T= 100 kN Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = Gaya geser dan momen akibat beban "T",
Mu = 77.428 Mutu beton : K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 20.75 Kuat leleh baja, fy = 320 Mutu baja tul. : U - 32 Lebar balok, b = bd = 300 h = hd = 500 Tinggi balok, Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 Es = 2.00E+05 Modulus elastis baja, Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 1 = 0.85 b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.030554 Rmax = 0.75 * b * fy * [1 *0.75* b * fy / ( 0.85 * fc ) ] = 5.808599
43
Faktor reduksi kekuatan lentur, Tinggi efektif balok, Momen nominal rencana, Faktor tahanan momen, Rasio tulangan yang diperlukan :
= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ] = Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = = Rasio tulangan yang digunakan, Luas tulangan yang diperlukan, As = b * d = Diameter tulangan yang digunakan, D 2 As1 = / 4 * D = Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = Digunakan tulangan, 4 D
12.2. TULANGAN GESER Gaya geser ultimit rencana, Mutu beton : Mutu baja tul. : Lebar balok diafragma, Tinggi efektif balok diafragma, Kuat geser nominal beton, K - 250 U - 24 Kuat tekan beton, Kuat leleh baja,
16
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Kontrol dimensi balok terhadap kuat geser maksimum :
Vs = 113.888 kN
mm2
44
148.96
mm
10
100
4 D 16 500 4 D 16 2000
POTONGAN
45